Subsidi listrik adalah kebijakan pemerintah dalam pemberian subsidi listrik hanya kepada rumah tangga yang memang berhak yaitu mereka yang termasuk golongan masyarakat tidak mampu dan miskin. Dalam proses transaksi listrik, PLN membagi pelanggannya menjadi beberapa kategori berdasarkan kebutuhan dan kapasitas daya terpasang untuk mengetahui tarif tenaga listrik yang akan dikenakan. Tarif tenaga listrik (TTL) ini tidak sepenuhnya keputusan sepihak dari PLN, tetapi pemerintah juga berperan penting dalam menetapkan TTL tersebut. Tarif Tenaga Listrik (TTL) adalah harga listrik yang dikenakan kepada konsumen atas pemakaian listrik pada setiap satuan kilowatt dalam 1 jam (satuan KWh). TTL ini mengalami perubahan setiap bulannya untuk beberapa kategori pelanggan. Kategori pelanggan yang terbebas dari kebijakan tersebut yaitu pelanggan rumah tangga dengan kapasitas daya terpasang R1/450 VA dan R1/900 VA, bisnis dan industri kecil, serta pelanggan sosial. Kategori ini masih menerima bantuan subsidi pemerintah karena tergolong masyarakat berekonomi menengah ke bawah. Pelanggan R1/450 VA dan R1/900 VA merupakan penerima subsidi terbesar dibandingkan dengan jenis golongan yang lain. (Ir. Jarman M.Sc, 2016) Pada tahun 2003 hingga tahun 2004 pemerintah mengeluarkan subsisdi listrik. Dengan kebijakan subsidi listrik diberikan kepada konsumen rumah tangga dengan daya 450 VA hanya untuk pemakaian 60 kWh pertama. TTL ini mengalami perubahan setiap bulannya untuk beberapa kategori pelanggan. Kategori pelanggan yang terbebas dari kebijakan tersebut yaitu pelanggan rumah tangga dengan kapasitas daya terpasang R1/450 dan R1/900 VA, bisnis dan industri kecil, serta pelanggan sosial. Kategori ini masih menerima bantuan subsidi dari pemerintah karena tergolong masyarakat berekonomi menengah kebawah.
1 2
Seiring berjalannya waktu, pemerintah mulai memiliki rencana untuk
melakukan penghapusan subsidi listrik. Hal ini karena kebanyakan subsidi listrik hanya menguntungkan kelompok berpendapatan tinggi secara tidak proposional. Akibatnya subsidi listrik menajdi tidak tepat sasaran karena kurang menjangkau kalangan rumah tangga tidak mampu atau miskin. Dalam hal ini, dampak buruk yang terjadi dapat dihindari dengan berdasarkan melihat kriteria-kriteria penerima subsidi listrik yang tepat agar penerima subsidi listrik benar-benar dari golongan rumah tangga tidak mampu dan miskin. Masalah ini terjadi akibat kurangnya perhatian dari pemerintah dan pihak PLN dalam memeriksa kriteria penerima subsidi listrik. Pada penelitian ini dapat diselidiki kesesuaian antara subsidi listrik dengan data-data yang telah di ambil dari masyarakat melalui pendataan secara langsung serta mensurvei masing-masing rumah tangga terkait dengan informasi kondisi rumah oleh pihak PLN. Hal ini dapat dilakukan terlebih dahulu dengan mencari tahu karakteristik pelanggan listrik PT.PLN RAYON KOLAKA R1/450 VA dan R1/900 VA. Karakteristik tersebut selanjutnya dapat disesuaikan dengan data-data pelanggan. Kriteria pelanggan yang layak menerima subsidi listrik adalah rumah tangga dengan daya terpasang 450 VA, rumah tangga miskin dan tidak mampu yang terdapat dalam data terpadu, rumah tangga pemegang salah satu dari kartu bantuan pemerintah seperti, KPS (Kartu Perlindungan Sosial), KKS (Kartu Keluarga Sejahtera), KIP (Kartu Indonesia Pintar), dan KIS (Kartu Indonesia Sehat). Melihat kriteria yang ada, maka penulis terdorong untuk mengembangkan suatu “Sistem Pendukung Keputusan Penerima Subsidi Listrik PLN RAYON KOLAKA menggunakan metode AHP (Analytichal Hierarchy Process)” agar membantu pihak PT.PLN RAYON KOLAKA dalam mengambil keputusan penerima subsidi dengan tepat sasaran. Dengan menggunakan metode AHP diharapkan dapat membantu penerima subsidi listrik yang memang berhak menerimanya berdasarkan dengan melihat kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan pihak PT.PLN Persero 3
dan yang nantinya memudahkan pihak PLN dalam pengambilan keputusan
penerima subsidi listrik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari penjelasan latar belakang diatas, maka terdapat permasalahan yang akan dibahas dan diselesaikan dari penelitian ini: “Merancang suatu Sistem Pendukung Keputusan dalam penentuan penerima subsidi listrik tepat sasaran menggunakan metode AHP (Analytichal Hierarchy Process)”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah mengimplementasikan metode AHP dalam membuat suatu sistem pendukung keputusan agar dapat memberikan subsidi listrik sesuai dengan kriteria-kriteria yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan pihak PLN itu sendiri.
1.4 Manfaat Penelitia
1. Bagi pihak PLN RAYON KOLAKA:
Dengan penelitian ini, PLN dapat dengan mudah mengambil keputusan
penerima subsidi listrik dengan melihat kriteria-kriteria dan syarat-syarat yang sudah ditetapkan.
2. Bagi Rumah Tangga Tidak Mampu/Miskin:
Rumah tangga tidak mampu/miskin yang tidak mendapatkan subsidi
listrik, dengan adanya penelitian ini maka diharapkan adanya peninjauan data-data ulang yang sesuai dengan kriteria dan syarat yang berlaku agar rumah tangga tidak mampu/miskin yang belum menerima subsidi listrik, dapat menerima subsidi listrik yang seharusnya.