Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SAINS DAN TEKNOLOGI

( DEFINISI-DEFISINI SAINS)

Oleh :

Nama : Lista Liyana (ACB117019)

Lindae (ACB117020)

Prodi/Fakultas : Pendidikan Fisika / FKIP

Dosen Pengampu : Dr. Enny Wijayanti, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “DEFINISI-
DEFISINI SAINS”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini di susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Palangka Raya, 8 juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
A. PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1. Latar Belakang..............................................................................................................................1
2. Tujuan Penulisan...........................................................................................................................1
B. KAJIAN TEORI...................................................................................................................................2
1. Deskripsi Teori...................................................................................................................................2
2. Pembahasan.......................................................................................................................................7
C. KESIMPULAN...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15

ii
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Sains merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang meliputi fakta,
konsep dan prinsip serta hukum melalui metode ilmiah. Pada hakikatnya sains dibangun
atas proses, produk dan sikap ilmiah. Pembelajaran sains di jenjang sekolah dasar
sangatlah penting untuk mendorong peserta didik memiliki wawasan yang luas guna
memahami fenomena alam sekitar.

Sains merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia.


Seluruh aspek kehidupan manusia senantiasa terkait erat dengan sains, sehingga dapat
dikatakan bahwa sains merupakan salah satu pilar penting dalam kemajuan dan
perkembangan dunia. Dengan demikian, penguasaan sains sebagai dasar perkembangan
teknologi merupakan sebuah kebutuhan dan keharusan. Oleh karena itu, hampir seluruh
negara di dunia menaruh perhatian yang serius terhadap perkembangan sains di
negaranya.

Latar belakang sains yang merupakan sebuah ilmu yang berkaitan dengan alam
secara sistematis sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa
fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Sains diharapkan dapat menjadi sebuah alat yang mengantarkan peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih jauh
menekankan pada penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui “Defini-Definisi Sains”.

1
B. KAJIAN TEORI
1. Deskripsi Teori
a. Cara Memperoleh Suatu Pengertian Tentang Konsep-konsep Ilmiah
Suatu cara yang sering berguna untuk memperoleh suatu pengertian yang jelas
tentang suatu konsep ialah melalui pengalaman langsung dengan kenyataan-kenyataan.
(Moh Amien, 1984: 1)
Sains atau science berasal dari kata latin “ scientia” yang berarti pengetahuan
tentang atau tahu tentang sesuatu, pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan
mendalam. Sains atau ilmu mempunyai makna yang merujuk ke pengetahuan yang
berada dalam sistem berpikir dan konsep teoritis dalam system tersebut, yang
mencakup segala macam pengetahuan mengenai apa saja. (Surjani Wonorahardjo,
2010: 11).

Definisi tentang science, tidak semua selaras satu sama lainnya dan tidak
semuanya berhubungan dengan konsep yang dimaksudkan dalam pemakaian perkataan
science sehari-hari. Pentingnya suatu “definisi science yang operasional” yang dapat
mencerminkan pendekatan-pendekatan yang secara umum dapat diterima. (Moh
Amien, 1984: 2).

Menurut Mariana & Praginda (2009) sains adalah ilmu pengetahuan atau
kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang
sistematis melalui inkuiri dengan proses observasi (empiris) secara terus-menerus yang
melibatkan operasi mental, dengan dilandasi sikap ingintahu, keteguhan hati,
ketekunan, dan dapat diuji kembali kebenarannya untuk mengungkapkan rahasia alam
semesta.
Menurut Toharudin (2011) hakikat sains terdiri dari sains sebagai proses, sains
sebagai produk dan sians sebagai sikap. Berikut penjabaran masing-masing aspek:
1) Sains sebagai Proses
Sains sebagai proses, merupakan aktivitas kognitif. Sains sebagai proses akan selalu
merujuk pada suatu aktivitas ilmiah yang dilaksanakan oleh para ahli sains. Setiap
aktivitas ilmiah mempunyai ciri-ciri yang rasional, kognitif dan bertujuan. Aktivitas
seorang dalam mencari ilmu pasti memerlukan pikiran untuk menalarnya. Dalam

2
melaksanakan ktivitas ilmiah yang merupakan kegiatan terbaik harus dipayungi
oleh kegiatan yang bernama penelitian
2) Sains sebagai sikap
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh ilmuan saat
mereka melakukan berbagai kegiatan ilmiah terkait dengan profesinya sebagai
seoarang ilmuwan. Dengan perkataan lain, sikap ilmiah merupakan kecenderungan
individu untuk bertindak atau berperilaku dalam memecahkan masalah sistematis
melalui langkah-langkah. Karena itu, seorang peneliti harus mampu
mengembangkan beberapa sikap ilmiah.
3) Sains sebagai produk
Sains sebagai produk ilmiah, dapat berupa pengetahuan-pengetahuan sains yang
didapat dari bahan ajar, makalah-makalah ilmiah, buku teks, artikel ilmiah dan
pernyataan para ahli sains berupa teori, postulat, hukum dan lain-lain. Secara
umum, ada beberapa produk sians seperti faka, konsep, lambang, konsepsi atau
penjelasan dan teori.
Berikut langkah-langkah dalam mengembangkan suatu definisi operasional
tentang sains (Moh Amien, 1984: 3).

1) Langkah pertama dalam mengembangkan suatu definisi operasional tentang science


dapat didasarkan pada asal mula kata science itu sendiri. Perkataan science (bahasa
Inggris) berasal dari bahasa Latin: scientia, yang berarti pengetahuan. Jadi science
adalah pengetahuan tetapi pernyataan ini terlalu luas dalam penggunaannya sehari-
hari.
2) Langkah kedua mungkin didasarkan pada kata German: Wissenschaft yang berarti
pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Jadi, pengertian science yang
disesuaikan dengan Wissenschaft, tidak terdiri dari semua kumpulan pengetahuan
yang telah terisolasikan, tetapi hanya terdiri dari kumpulan pengetahuan yang telah
terorganisir secara sistematik.
3) Langkah ketiga yang sering dilakukan, terdiri dari pengkhususan suatu bidang
materi ilmu pengetahuan yang luas yaitu suatu pengetahuan yang terorganisir yang
dapat kita sebut science. Hal ini umumnya dilakukan dengan cara pengkhususan
bahwa istilah science menunjukkan pada bidang umum alamiah yaitu suatu istilah
yang dapat menimbulkan daya tarik untuk menginterpretasi lebih dekat melalui
penyelidikan.

3
b. Merumuskan Definisi Sains yang Operasional
Fisher dalam Moh Amien (1984: 5) menyatakan : Science adalah kumpulan
pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang didasarkan
observasi (metode ilmiah).
Carin dalam Moh Amien (1984: 5) menyatakan : Science adalah suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya
secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan science ditunjukkan tidak
hanya oleh kumpulan fakta saja, tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap
ilmiah.

Science adalah dunia alamiah atau dunia zat baik berupa makhluk hidup
maupun benda benda mati yang di observasi (Moh Amien 1984: 6). Definisi metode
dan observasi menekankan pada hakekat science yang dinamis. Selama orang dapat
melanjutkan untuk mengobservasi dan menggunakan metode ilmiah maka science
merupakan ilmu pengetahuan yang dinamis, tidak statis, baik dalam prinsip maupun
dalam praktek.

Definisi ini membawakan beberapa implikasi sebagai berikut :

1) Praktek science adalah suatu aktivitas manusia. Manusia melakukan observasi


menggunakan metode ilmiah dan memperoleh pengetahuan.
2) Science mempunyai limitasi. Segala sesuatu yang ada diluar kemampuan kita pada
prinsipnya ada di luar batas science.
3) Di dalam science terdapat otoritas. Otoritas praktis adalah observasi dan otoritas
utama ialah tentang apa yang di observasi.
4) Terdapat suatu pembentukan otoritas. Metode ilmiah berdasarkan observasi tetapi
tidak dibatasi oleh observasi.

c. Contoh Definisi dan Deskripsi Science


Menurut Conant dalam Moh Amien (1984: 7). orang awam mempertimbangkan
science sebagai aktivitas orang yang bekerja di laboratorium dan yang penemuan-
penemuannya telah memungkinkan terbentuknya industri modern dan obat-obatan.

4
Carrbell dalam Moh Amien (1984: 8). menjelaskan bahwa science terdiri dari dua
bentuk:

1) Science adalah sekumpulan pengetahuan praktis dan berguna dan suatu metode
untuk memperoleh pengetahuan tersebut.
2) Science adalah suatu aktivitas intelektual yang murni.

Bukti kesimpulan tentang peranan intelek dalam science dan perbedaan antara
science murni dan science terpakai sungguh-sungguh teratur. Nash dalam Moh Amien
(1984: 9) seorang ahli kimia, menentukan bahwa science adalah suatu proses: “Science
adalah suatu cara untuk meneropong dunia”. Sebaliknya, Wigner dalam Moh Amien
(1984: 9). seorang ahli fisika, mendefinisikan “science sebagai gudang/penyimpanan
pengetahuan tentang gejala-gejala alam.

Seorang ahli biologi T.H. Huxly dalam Moh Amien (1984: 9) menyatakan:
“Science adalah pikiran sehat yang diorganisir”. Secara tepat pernyataan yang mudah
dimengerti ini melukiskan “kewajaran” dan “kemasuk akalan” (rasionalitas)
pengetahuan ilmiah sehingga dapat membantu melenyapkan beberapa ilmu sihir
(mistik) yang sering melingkungi science.

Suatu definisi science yang signifikan telah diberikan oleh Bube dalam Moh
Amien (1984: 10) seorang ahli fisika, yang menyatakan bahwa “science adalah
pengetahuan tentang dunia alamiah yang diperoleh dari interaksi indera dengan dunia
tersebut”. Pernyataan ini memberikan suatu ketelitian yang menarik terhadap dua
aspek tentang bagaimana observasi terjadi (berlangsung):

1) Observasi gejala-gejala alam (yang merupakan dasar otoritas dimana pengetahuan


ilmiah berlaku) melalui pikiran dan indera seseorang.
2) proses observasi menyangkut dua jalur interkasi antara pengamat (orang yang
melakukan observasi) dan yang diobservasi.

Bronowyhi dalam Moh Amien (1984: 13) seorang “scientist” dan ahli filsafat
science, mendefinisikan science sebagai berikut: “Science adalah organisasi

5
pengetahuan kita dalam suatu cara yang sedemikian rupa dimana science memiliki
lebih banyak potensi tersembunyi di alam”.

d. Contoh Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

Menurut Zakiah Darajat dalam Fathurrahman (2012), ilmu adalah seperangkat


rumusan pengembangan pengetahuan yang dilaksanakan secara obyektif, sistematis
baik dengan pendekatan deduktif, maupun induktif yang dimanfaatkan untuk
memperoleh keselamatan, kebahagiaan dan pengamanan manusia yang berasal dari
Tuhan dan disimpulkan oleh manusia melalui hasil penemuan pemikiran oleh para
ahli.
Menurut John G. Kemeny, ilmu adalah segala pengetahuan yang dikumpulkan
dengan menggunakan metode ilmiah dan merupakan hasil dari sebuah proses yang
dibuat dengan menggunakan metode tersebut.
Ilmu, menurut An-Nabhani dalam Fathurrahman (2012), adalah pengetahuan
(knowledge) yang diperoleh melalui metode pengamatan (observation), percobaan
(experiment), dan penarikan kesimpulan dari fakta empiris (inference).
Metode ilmiah adalah prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut
ilmu. Ilmu pengetahuan adalah lebih terstruktur sifatnya dan tidak asal hadir sebagai
kumpulan pengetahuan, walau pada awalnya diperoleh setelah melakukan
serangkaian percobaan dengan metode tertentu. (Surjani Wonorahardjo, 2010: 77) .
Jujun S. Suriasumantri dalam Fathurrahman (2012), mengklasifikasikan
pengetahuan menjadi dua cabang besar, yaitu ilmu (science), (yang mencakup ilmu-
ilmu alam dan sosial), dan humaniora (humanities).
Istilah lain dikemukakan oleh S. Waqar Ahmed Husaini dalam bukunya Islamic
Sciences, yang mengklasifikasikan pengetahuan menjadi dua, yaitu ilmu-ilmu alam
(natural sicencies) dan ilmu-ilmu sosial-humaniora (humanistic-social sciences).
Yang terakhir ini adalah gabungan ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Istilah tsaqâfah
menurut An-Nabhani tampaknya lebih tepat diterjemahkan sebagai humanistic-social
sciences (ilmu-ilmu sosial-humaniora), daripada sekadar social sciences.

2. Pembahasan
Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah
pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan

6
pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah
kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan
pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan.
"Real Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11)

Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan


untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala
alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah
kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan alam
sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya
dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.

Matematika tidak dianggap sebagai ilmu alam, akan tetapi digunakan sebagai
penyedia alat/perangkat dan kerangka kerja yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam.
Istilah ilmu alam juga digunakan untuk mengenali "ilmu" sebagai disiplin yang
mengikuti metode ilmiah, berbeda dengan filsafat alam. Di sekolah, ilmu alam
dipelajari secara umum di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam(biasa disingkat IPA).

Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai Objek, menggunakan metode


ilmiah sehingga perlu diajarkan di sekolah dasar. Setiap guru harus paham akan alasan
mengapa sains perlu diajarkan di sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang
menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasuk ke dalam kurikulum suatu sekolah.

Sains dengan definisi diatas seringkali disebut dengan sains murni, untuk
membedakannya dengan sains terapan, yang merupakan aplikasi sains yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan manusia. ilmu sains biasanya diklasifikasikan menjadi dua
yaitu : Natural sains atau Ilmu pengetahuan Alam Sosial sains atau ilmu pengetahuan
sosial. Berikut ini adalah contoh dari begitu banyak pembagian bidang - bidang sains,
khususnya natural sains atau IPA:

 BIOLOGI (Biology) : Anatomi,biofisika,genetika, Ekologi, Fisiologi,


taksonomi, virulogi, zoologi, dll

7
 KIMIA (Chemistry) : Kimia Analitik, Elektrokimia, Kimia organik,
kimia anorganik, ilmu material, kimia polimer, thermokimia
 Fisika (Physics) : Astronomi, fisika nuklir, kinetika, dinamika, fisika
material, optik, mekanika quantum, thermodinamika
 Ilmu Bumi (Earth Science) : Ilmi lingkungan, geodesi, geologi,
hydrologi, meteorologi, paleontologi, oceanografi.

Secara sederhana sains dapat berarti sebagai tubuh pengetahuan (body of


knowledge) yang muncul dari pengelompokkan secara sistematis dari berbagai
penemuan ilmiah sejak jaman dahulu, atau biasa disebut sains sebagai produk. Produk
yang dimaksud adalah fakta-fakta, prinsip-prinsip, model-model, hukum-hukum alam,
dan berbagai teori yang membentuk semesta pengetahuan ilmiah yang biasa diibaratkan
sebagai bangunan dimana berbagai hasil kegiatan sains tersusun dari berbagai
penemuan sebelumnya. Sains juga bisa berarti suatu metoda khusus untuk memecahkan
masalah, atau biasa disebut sains sebagai proses. Metoda ilmiah merupakan hal yang
sangat menentukan, sains sebagai proses ini sudah terbukti ampuh memecahkan
masalah ilmiah yang juga membuat sains terus berkembang dan merevisi berbagai
pengetahuan yang sudah ada.

Selain itu sains juga bisa berarti suatu penemuan baru atau hal baru yang dapat
digunakan setelah kita menyelesaikan permasalahan teknisnya, yang tidak lain biasa
disebut sebagai teknologi. Teknologi merupakan suatu sifat nyata dari aplikasi sains,
suatu konsekwensi logis dari sains yang mempunyai kekuatan untuk melakukan
sesuatu. Sehingga biasanya salah satu definisi popular tentang sains termasuk juga
teknologi di dalamnya. Aspek-aspek lain dari sains dari kemungkinan lainnya pada
jawaban pertanyaan di atas adalah: dampak sains melalui teknologi terhadap
masyarakat, sifat sains yang terus berkembang, tujuan akhir dari sains, karakteristik
seorang ilmuwan dan lainnya.

Sejarah perkembangan sains menunjukkan bahwa sains berasal dari


penggabungan dua tradisi tua, yaitu tradisi pemikiran filsafat yang dimulai oleh bangsa
Yunani kuno serta tradisi keahlian atau ketrampilan tangan yang berkembang di awal
peradaban manusia yang telah ada jauh sebelum tradisi pertama lahir. Filsafat
memberikan sumbangan berbagai konsep dan ide terhadap sains sedangkan keahlian
tangan memberinya berbagai alat untuk pengamatan alam. Selanjutnya, sains modern

8
bisa dikatakan lahir dari perumusan metoda ilmiah yang disumbangkan Rene Descartes
yang menyodorkan logika rasional dan deduksi serta oleh Francis Bacon yang
menekankan pentingnya eksperimen dan observasi.

Sumbangan konsep dan ide dalam sains terbukti telah banyak mengubah
pandangan manusia terhadap alam sekitarnya. Contoh yang paling terkenal adalah teori
relativitas dari Albert Einstein. Teori relativitas umum ini misalnya telah mengubah
pandangan orang secara drastis akan sifat kepastian waktu serta sifat massa yang
dianggap tetap. Disamping kekuatan konsep dan ide, melalui keampuhan alat dan
telitinya pengamatan, kegiatan sains juga terbukti menjadi pemicu berbagai revolusi
ilmiah. Pengamatan bintang-bintang oleh Edwin Hubble melalui teleskop di Gunung
Wilson pada tahun 1920-an misalnya, membawa beberapa implikasi seperti adanya
galaksi lain selain Bimasakti dan adanya penciptaan alam semesta secara ilmiah dengan
makin populernya teori ledakan besar (Big Bang).

Teori-teori dalam sains terus berkembang dengan pesatnya, menggantikan


berbagai teori yang ternyata terbukti salah setelah melalui konfirmasi percobaan
ataupun memperbaiki dan melengkapi teori yang telah ada sebelumnya. Suatu teori
adalah suatu konstruksi yang biasanya dibuat secara logis dan matematis yang bertujuan
untuk menjelaskan fakta ilmiah tentang alam sebagai mana adanya. Suatu teori yang
baik harus mempunyai syarat lain selain dapat menjelaskan, yaitu dapat memberikan
adanya prediksi; contohnya dengan pertanyaan: Bila saya melakukan hal ini apa yang
terjadi? Sebagai contoh, teori kuno yang menyatakan alam ini terdiri dari empat unsur
yaitu tanah, udara, api dan air memenuhi syarat dapat menjelaskan komposisi alam,
namun gagal bila mencoba memperkirakan dari mana semua unsur itu berasal dan
bagaimana interaksinya dalam mahluk hidup misalnya. Sedangkan teori relativitas
umum dari Einstein selain bisa menjelaskan bagaimana gaya gravitasi bekerja dan
pergerakan benda langit secara tepat dibanding hukum gravitasi Newton, ternyata juga
bisa memprediksikan adanya pembelokan cahaya bintang oleh matahari karena kuatnya
gaya gravitasi dan hal itupun telah sukses dibuktikan.

Namun terkadang teori juga tidak bisa berbuat banyak karena konsekuensinya
terlalu rumit bahkan untuk sekedar diramalkan. Untuk mengatasi hal ini para ilmuwan
mengembangkan apa yang disebut dengan model. Model merupakan penyederhanaan
dari suatu teori yang menjelaskan alam semesta misalnya secara lebih mudah akan satu

9
aspek tertentu, namun menghilangkan aspek lainnya. Model berguna karena
perilakunya yang cukup sederhana untuk dipahami dan diramalkan, walaupun
terkadang model bisa menjadi tidak terlalu berguna karena banyak hal tidak
berhubungan langsung dengan kenyataannya. Model atom merupakan salah satu contoh
keterbatasan model yang terjadi dalam sejarah ilmu pengetahuan modern yang biasa
disampaikan pada siswa pada pelajaran kimia dan fisika. Dimulai dengan model atom
seperti bola yang dikemukakan oleh John Dalton. Model bola pada abad ke-19 direvisi
oleh J.J. Thomson dari penelitiannya tentang sinar katoda, dia mengusulkan model
atom berbentuk seperti roti kismis dimana bola bermuatan positif (roti) yang ditempeli
oleh electron (kismis) yang bermuatan negatif. Awal abad ke-20, Rutherford
mengusulkan model bahwa atom hampir mirip ruang kosong dengan inti yang
merupakan pusat masa berisi proton dengan elektron berada pada orbit (tidak menempel
seperti kismis seperti pada model Thomson) berdasarkan percobaannya yang
menembakkan sinal alfa pada lempeng emas; lalu dikembangkan lagi oleh Bohr dengan
model atom mekanika gelombang dimana orbit menjadi orbital dan kemudian
hilangnya sifat partikel dari elektron dan lebih bersifat gelombang.

Perkembangan teori atom memberikan kita contoh nyata tentang tentatifnya


suatu teori dalam ilmu pengetahuan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini disebabkan
karena teori-teori atau hukum-hukum alam dalam sains adalah suatu generalisasi atau
ekstrapolasi dari pengamatan, dan bukanpengamatan itu sendiri. Sedangkan
pengamatan itu sendiri selalu tidak akurat atau tidak menjelaskan semua aspek yang
seharusnya diamati. Apa yang dijelaskan dengan model atom Thomson contohnya,
hanya berdasar pengamatan dari percobaan sinar katoda saja; model ini direvisi
olehRutherford setelah dia membuktikan keberadaan inti. Sehingga unsur
ketidakpastian dan kerelatifan menjadi hal yang penting dalam ilmu pengetahuan
modern yang membuatnya terus berkembang.

10
C. KESIMPULAN

Sains merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang meliputi fakta, konsep
dan prinsip serta hukum melalui metode ilmiah. Pada hakikatnya sains dibangun atas proses,
produk dan sikap ilmiah. Pembelajaran sains di jenjang sekolah dasar sangatlah penting untuk
mendorong peserta didik memiliki wawasan yang luas guna memahami fenomena alam sekitar.

Sains merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia. Seluruh
aspek kehidupan manusia senantiasa terkait erat dengan sains, sehingga dapat dikatakan bahwa
sains merupakan salah satu pilar penting dalam kemajuan dan perkembangan dunia. Dengan
demikian, penguasaan sains sebagai dasar perkembangan teknologi merupakan sebuah
kebutuhan dan keharusan. Oleh karena itu, hampir seluruh negara di dunia menaruh perhatian
yang serius terhadap perkembangan sains di negaranya.

Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan.
Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan
proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan
cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wonorahardjo, Surjani. 2010. Dasar-dasar Sains. Jakarta : Indeks

Amien,Moh M.A. 1984. Hakekat Science. Yogyakarta :Ikip Yogyakarta

Mariana, I.A. & Praginda, W. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Bandung: PPPPTK IPA

http://deceng.wordpress.com/2007/11/07/apakah-sains-itu/

12

Anda mungkin juga menyukai