1. Hadits Maudhu'
2.
Sebab politik
usaha dari musuh Islam (kaum zindiq)
Sikap fanatik buta terhadap bangsa/suku /bahasa /negeri /pemimpin
Pembuat cerita atau kisah-kisah
Perbedaan pendapat dalam masalah fiqih atau ilmu kalam
Semangat yang berlebihan dalam beribadah tanpa didasari ilmu pengetahuan
Mendekatkan diri kepada para penguasa
3. Ahmad Amin (w. 1373 H/1954 m) dalam kitabnya Dhuha Al-Islam berargumen peristiwa
pemalsuan hadits nabi sudah terjadi pada masa Rasulullah SAW dengan merujuk pada
hadits nabi yang diriwayatkan Imam Al-bukhari: “Barangsiapa berdusta atasku dengan
sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat tinggalnya di neraka”. (HR. Al-Bukhâri,
no. 1229). Menurut Ahmad Amin, hadis tersebut memberikan gambaran bahwa
kemungkinan besar telah terjadi pemalsuan hadis pada zaman Nabi SAW. Pendapat
lain munculnya hadits maudhu disebabkan terjadi pertikaian politik yang terjadi masa
akhir pemerintahan khalifah Utsman bin Affan pada tahun 36 Hijriyah dan huru-hara
politik pengakatan khalifah antara Ali bin Abu Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan di
tahun 41 Hijriyah. Masing-masing kelompok Ali bin Abu Thalib dan Muawiyah bin Abu
Sufyan berusaha memperkuat kelompoknya dengan mengutip dalil dalil dari Alquran
dan dan hadis, menafsirkan/men’ tawilkan Al Qur’an dan hadis menyimpang dari arti
sebenarnya, sesuai dengan keinginan mereka. Jika mereka tidak dapat menemukan
yang demikian itu maka membuat hadis dengan cara mengada-ada atau berbohong
atas diri Rasulullah saw.
“Orang yang terpercaya itu ada tiga, yaitu saya (Rasul), Jibril, dan Mu’awiyah. "