Anda di halaman 1dari 3

Nama : Laelatus Sa’adah

Kelas : 3E

NPM : 2010631080128

Tugas Analisis Sintaksis

Mata Kuliah : Kajian Puisi Indonesia

MENUNGGU

Wida Waridah

aku mengunyah sepi sendirian

di tepi gerimis yang tak henti menangis

menunggu terkadang lebih kejam daripada meninggalkan

waktu seakan berkarat dan sering berkhianat

diam-diam aku tak bias berhenti mengutuk hujan

melaknatnya dengan segenap prasangka buruk

aku ingin seseorang yang berlari

menembus gerimis itu adalah kamu

merobohkan alamat buruk

yang telah kutulis berulang-ulang

gerimis semakin ritmis

sementara aku masih mencoba percaya

seseorang yang datang, memakai mantel atau paying

menuntaskan seluruh rindu yang menjelma kutuk


aku masih juga menunggu ditepi gerimis

mengunyah sepi sendirian.

2007

ANALISIS SINTAKSIS

Puisi “Menunggu” terdiri atas empat (4) bait dengan banyak larik berjumlah enam belas
(16) larik. Bait pertama dan kedua memiliki sepuluh (10) larik dan bait terakhir memiliki enam
(6) larik. Dalam puisi menggunakan huruf kecil. Tanda baca koma pada bait ketiga dan larik
ketiga, tanda titik pada akhir kalimat. Didalam puisi itu juga terdapat tanda nonbahasa (-)
sebanyak dua buah yang letak nya pada bait pertama dan kedua.

aku mengunyah sepi sendirian tanpa sadar terdiam meratapi kesepian ini adalah kalimat
pertama yang menggunakan kalimat majemuk subodinatif menggunakan konjungtor “tanpa” .
kalimat ini berkonstruksi predikat –aku mengunyah sepi sendirian- dan keterangan –tanpa sadar
terdiam meratapi kesendirian ini- .

kalimat kedua di tepi gerimis yang tak henti menangis dengan tertutupnya jatuhnya air
mata memiliki 2 predikat. Objek –gerimis- dan predikat –air mata-.

Kalimat ketiga aku ingin seseorang yang berlari untuk datang menemuiku. Kalimat
majemuk bertingkat –berlari- dan subjek predikatnya menggunakan majemuk bertingkat tujuan –
untuk-

Kalimat keempat waktu seakan berkarat dan sering berkhianat kemudian melupakan
semua janji yang telah diucapkan. Kalimat keempat menggunakan 2 predikat. Kalimat
keterangan waktu –sering berkhianat- dan menggunakan kata konjungsi kalimat predikat urutan
peristiwa ‘kemudian’

Kalimat kelima yang telah kutulis berulang-ulang dengan sebuah perasaan yang sangat
dalam aku merindukanmu kalimat keterangan ini memilikit kalimat majemuk subjek nya
“kutulis’’ objek ‘berulang-ulang sebuah perasaan yang sangat dalam aku merindukanmu’.
Kalimat keenam gerimis semakin ritmis sehingga terdengar sangat merdu dengan rintihan
air yang terjatuh dari langit. Kalimat pada subjeknya ‘gerimis semakin ritmis’ objek ‘
terdengar sangat merdu’ dan predikatnya ‘langit’

Kalimat ketujuh sementara aku masih percaya kalau kamu akan datang untuk memberikan
harian baru yang indah. Kalimat majemuk konjungsi peresitiwa “walau” subjek ‘sementara
aku’ objek ‘kamu akan datang’

Kalimat kedelapan aku masih juga menunggu ditepi gerimis mengunyah sepi sendirian.
Kalimat termasuk Kalimat ini termasuk kalimat tunggal karena kalimat tesebut tersusun pola
yang terdiri dari subjek, objek serta keterangan. Kalimat ini berkontruksi subjek aku masih juga
menunggu, objek ditepi gerimis dan keterangan sepi sendiran. Kalimat ini menggambar bahwa
si aku menunggu sendirian ditepi gerimis jadi merasakan terharu dengan kebingungan.

Anda mungkin juga menyukai