Anda di halaman 1dari 4

Tugas Biologi Laut

Fenomena milky Seas di perairan Selatan Jawa berdasarkan Analisa


kemungkinan adanya Plankton

Milky Sea merupakan bentuk langka dari Bioluminescence laut di mana


permukaan laut malam hari menghasilkan cahaya keputihan yang tersebar luas,
seragam dan stabil. Bioluminescence adalah cahaya yang dihasilkan oleh reaksi kimia
dalam organisme hidup. Hal ini timbul dari hubungan saprofit antara bakteri bercahaya
dan mikroalga yang berekspresi pada skala makro. Milky Sea yang pernah terjadi di
Selatan Jawa ini terjadi pada tahun 2019, dan peristiwa ini berlangsung selama dua
siklus bulan penuh yakni 26 Juli-9 Agustus 2019 dan 25 Agustus-7 September 2019.

Fenomena bioluminescense adalah fenomena yang amat jarang terjadi,


fenomena unik ini terjadi karena adanya suatu reaksi kimia yang dialami oleh makhluk
hidup yang dapat mengeluarkan cahaya sehingga pada malam hari laut nampak indah
seperti mendapat ratusan cahaya lampu. Senyawa luciferin yang terdapat pada
organisme dapat mengalami reaksi yang dikatalis oleh enzim luciferase sehingga
menghasilkan air birukhas yang hanya bertahan hingga 100 millisecond. 
Bioluminescence dapat dihasilkan sebagai bentuk pertahanan mikroorganisme
terhadap predator. Dalam hal ini mikroorganisme yang dimaksud adalah spesies alga
yang berbahaya atau dikenal dengan istilah HABs (Harmful Algae Blooms).
species sehingga umumnya akhir dari keindahan cahaya biru tersebut adalah
fenomena red tide yang mengancam kematian organisme laut lainnya seperti ikan (The
Science Times, 2020). Bioluminescence kerap disebut dengan “cahaya dingin” karena
cahaya hanya menghasilkan kurang dari 20 persen radiasi thermal, atau panas.
Organisme bioluminescent sebagian besar banyak ditemukan di laut.

Fenomena cahaya atau yang lebih sering disebut ‘Glow in The Dark’ ini
bersumber dari berbagai organisme laut diantaranya adalah ostracoda,
plankton Gonyaulax sp, dan organisme lainnya seperti bakteri yang disebut vibrio
harveyi yang menjajah alga di permukaan laut.

Gonyaulax spinifera (Claparède & Lachmann) Diesing, 1866


Gonyaulax Diesing

Ostracoda adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang


termasuk dalam filum Arthropoda, subfilum Crustacea. Ostracoda ini umumnya
berukuran sekitar 1 mm, tetapi kisarannya mulai dari 0,2 – 30 mm. Ostracoda hidup di
laut sebagai zooplankton. Alat geraknya berupa antena. Ostracoda hidup sebagai
zooplankton, tetapi sebagian besar hidup sebagai bentos yang melekat di dasar
perairan.

Ostracoda, Latreille, 1802

Menurut laporan, hanya sekitar 2 atau tiga milky seas yang terjadi per tahun di seluruh
tahun. Tetapi, sebagian besar di perairan barat laut Samudra Hindia dan lepas pantai
Indonesia. Dari penelitian yang dilakukan oleh Institut Kerja Sama Penelitian Atmosfer
(CIRA) Universitas Negeri Colorado (CSU) Amerika Serikat mengatakan itu adalah
fenomena alam laut bercahaya itu bisa bertahan hingga beberapa malam dan
membentang hingga seluas 100 ribu kilometer.

Mengutip Space, sampai saat ini, hanya ada satu kapal penelitian yang pernah
menemukan milky seas. Kru pun mengumpulkan sampel dan menentukan strain bakteri
bercahaya yang disebut Vibrio harveyi di permukaan air. Tidak seperti dengan
bioluminesensi yang terjadi di dekat pantai, di mana organisme kecil yang disebut
sebagai dinoflagellata berkedip cemerlang saat terganggu, bakteri bercahaya itu
bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda yaitu mulai bersinar dengan terangnya
saat populasi mereka menjadi cukup besar.

Anda mungkin juga menyukai