PASIEN
Putri Wiratama 181101072
Email: putriwiratama110@gmail.com
ABSTRAK
Rumah sakit merupakan layanan jasa yang memiliki peran penting bagi kehidupan
masyarakat. Rumah sakit merupakan tempat yang sangat kompleks yang terdapat berbagai macam
obat, tes dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya, berbagai jenis tenaga profesi dan non profesi
yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan
pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan peluang untuk terjadinya
kesalahan pelayanan yang dapat berakibat terhadap keselamatan pasien.
Tidak lepas dari pengaruh meningkatnya perkembangan teknologi informatika yangsaat ini
memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan berbagai informasi, termasuk juga
informasi tentang hal kesehatan, sehingga pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semakin
bertambah. Bertambahnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan menuntut pemberi pelayanan
kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan memuaskan. Sehingga banyak
rumah sakit berlomba-lomba bagaimana memenangkan persaingan dengan cara memberikan rasa
kepuasan pada pelanggan atau pasien.
Standar akreditasi rumah sakit disusun sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit dan menjalankan amanah Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit yang mewajibkan rumah sakit untuk melaksanakan akreditasi dalam rangka peningkatan
mutu pelayanan di rumah sakit minimal dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sekali.
Rumah sakit merupakan layanan dan non profesi yang siap memberikan
jasa yang memiliki peran penting bagi pelayanan pasien 24 jam terus menerus.
merupakan tempat yang sangat kompleks tersebut apabila tidak dikelola dengan baik
yang terdapat berbagai macam obat, tes dapat menimbulkan peluang untuk
dan prosedur, banyak alat dengan terjadinya kesalahan pelayanan yang dapat
berakibat terhadap keselamatan pasien.
Tidak lepas dari pengaruh rumah sakit, sasaran keselamatan pasien di
meningkatnya perkembangan teknologi rumah sakit dan standar program MDGs
informatika yangsaat ini memberikan (Dirjen Bina Upaya Kesehatan, 2012).
kemudahan bagi masyarakat untuk Salah satu standar dalam akreditasi
mendapatkan berbagai informasi, termasuk juga apabila terjadinya insiden
juga informasi tentang hal kesehatan, keselamatan pasien di rumah sakit akan
sehingga pengetahuan masyarakat tentang memberikan dampak yang merugikan bagi
kesehatan semakin bertambah. pihak rumah sakit, staf, dan pada pasien
Bertambahnya pengetahuan masyarakat khususnya sebagai penerima pelayanan.
tentang kesehatan menuntut pemberi Adapun dampak lainnya yang ditimbulkan
pelayanan kesehatan untuk memberikan adalah menurunnya tingkat kepercayaan
pelayanan kesehatan yang lebih baik dan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
memuaskan. Sehingga banyak rumah sakit Rendahnya kualitas atau mutu asuhan yang
berlomba-lomba bagaimana memenangkan diberikan, karena keselamatan pasien
persaingan dengan cara memberikan rasa merupakan bagian dari mutu (Cahyono,
kepuasan pada pelanggan atau pasien. 2008).
Undang-Undang No 012 Tahun TUJUAN
2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit, Tujuan akreditasi rumah sakit
disebutkan bahwa akreditasi bertujuan adalah meningkatkan mutu pelayanan
meningkatkan keselamatan pasien rumah kesehatan yang mengutamakan
sakit dan meningkatkan perlindungan bagi keselamatan pasien. Kebijakan akreditasi
pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit tersebut merupakan turunan
rumah sakit dan rumah sakit sebagai Undang-undang nomor 44 Tahun 2009
institusi. Sejak tahun 2012, akreditasi tentang rumah sakit.
rumah sakit mulai beralih dan berorientasi METODE
pada paradigma baru dimana penilaian
Penelitian ini adalah penelitian
akreditasi didasarkan pada pelayanan
kualitatif, dilaksanakan pada Juni sampai
berfokus pada pasien. Keselamatan pasien
dengan Agustus 2016 di RSUD
menjadi indikator standar utama penilaian
Setjonegoro Wonosobo. Data
akreditasi baru yang dikenal dengan
dikumpulkan dengan wawancara
akreditasi rumah sakit versi 2012 ini.
mendalam terhadap 21 orang perawat yang
Dalam standar akreditasi rumah sakit versi
mewakili semua unit pelayanan di RSUD
2012, mencakup standar pelayanan
Setjonegoro. Wawancara mendalam
berfokus pada pasien, standar manajemen
dilakukan dengan mengunakan pedoman Manajemen membaik Adanya
wawancara yang disusun berdasar studi dokumentasi, maka alur komunikasi dan
literatur. Selanjutnya analisis data alur pelaporan menjadi lebih baik. .
dilakukan dengan menggunakan analisis Bekerja sesuai standar Dengan akreditasi
isi. Hasil wawancara dibuat kategorisasi perawat bekerja sesuai dengan standar
selanjutnya dibuat tema. operasional Sehingga perawat merasa
HASIL aman selama bekerja. Pencegahan infeksi
sampai dengan S1 Profesi. Berdasar jenis menjadi bagian dari pencegahan infeksi
kelamin ada 8 orang laki-laki dan 13 orang yang sangat ditekankan, selain itu
dan 19 orang adalah perawat pelaksana. keselaman pasien ini antara lain adalah
Perawa yang bertugas di rawat inap 3 dengan cuci tangan, pemasangan identitas
perawat rawat jalan. Rerata usia responden dokumentasi lebih lengkap Salah satu
adalah 32 tahun dan rerata lama bekerja format dokumentasi pelayanan pasien yang
adalah 6 tahun. Semua responden pernah baru bagi perawat RSUD KRT
akreditasi antara lain: lebih tertatanya dll menuliskan analisis dan intervensinya
pengelolaan rumah sakit. Dan perubahan dalam satu format dan mendorong atara
pimpinan. Semua pegawai menjadi tahu terjadi pada pasien dan penatalaksanaan
indikator apa yang harus diperhatikan apa yang sudah diberikan. Fasilitas
dan keputusan berdasar aspirasi dari sakit untuk memperbaii dan melengkapi
jasa yang memiliki peran penting bagi sangat berkaitan erat dengan mutu
merupakan tempat yang sangat kompleks Artinya jika akreditasi dilakukan dengan
yang terdapat berbagai macam obat, tes baik, maka akan terjadi peningkatan mutu
dan prosedur, banyak alat dengan pelayanan rumah sakit. Namun menurut
teknologinya, berbagai jenis tenaga profesi Pangestuti, Kuntjoro dan Utarini (2002)
dan non profesi yang siap memberikan hasil akreditasi tidak otomatis
tersebut apabila tidak dikelola dengan baik pelayanan kesehatan di Indonesia belum
terjadinya kesalahan pelayanan yang dapat kesehatan (Soepojo, Kuntjoro, dan Utarini,
Salah satu upaya pemerintah untuk akreditasi terhadap mutu layanan pasien
012 th 2012). Menurut Permenkes 012 satu kewajiban rumah sakit harus
dilakukan setiap minimal 1 kali dalam tiga
tahun seperti yang tercantum dalam melakukan upaya peningkatan mutu
undang-undang no. 44 Tahun 2009 tentang pelayanan dan keselamatan pasien, dapat
rumah sakit pasal 40 ayat 1. Kegiatan meningkatkan kepercayaan masyarakat
tersebut dilakukan sebagai upaya (Rahma, 2012).
peningkatan mutu dan keselamatan pasien. KESIMPULAN
Hampir setiap tindakan medis di rumah Dari pengkajian ini diperoleh kesimpulan
sakit memliki risiko yang perlu antisipasi akreditasi berhubungan dengan
seawal mungkin. Begitu banyak orang dan keselamatan pasien. Karena semakin baik
profesi terlibat dalam penanganan pasien. akreditasi rumah sakit maka rumah sakit
Kegagalan dalam pengelolaan terhadap memperoleh fasilitas yang baik sehingga
kondisi tersebut, dapat meningkatkan untuk keselamatan pasien juga meningkat.
risiko kejadian tidak diharapkan di rumah REFERENSI
sakit.
Adib. (2009). Materi Seminar Nasional
Akreditasi rumah sakit mempunyai
Keperawatan dengan tema “Sistem
dampak positif terhadap kualitas
Pelayanan Keperawatan dan
perawatan yang diberikan kepada pasien
Manajemen Rumah Sakit untuk
dan kepuasan pasien (Yildiz, 2014).
mewujudkan Patient Safety”.
Penerapan standar akreditasi mendorong
Choo, dkk. (2010). Nurse’s role in
perubahan pelayanan rumah sakit yang
medication safety. Journal of Nursing
lebih berkualitas dan peningkatan kerja
Management, 18 (5).
sama antara displin profesi dalam
Dirjen Bina Upaya Kesehatan. (2012).
perawatan pasien (Manzo, 2012).
Kebijakan Pelayanan Instalasi Gawat
Implementasi standar akreditasi rumah
Darurat di Rumah Sakit, Bulletin BUK
sakit versi 2012 mempunyai manfaat yang
Edisi 1, Jakarta.
antara lain, rumah sakit lebih
Firawati, Pabuty, A., & Putra, AS (2012).
mendengarkan keluhan/ kritik dan saran
Pelaksanaan Program Keselamatan
dari pasien dan keluarganya. Di samping
Pasien di RSUD Solok. Jurnal
itu rumah sakit juga akan berusaha
Kesehatan Masyarakat, 6 (2), 73-79.
menghormati hak-hak pasien dan
Friyanti, E.S. (2015). Analisis Kualitas dan
melibatkan pasien dalam proses perawatan
Kuantitas Tenaga Keperawatan
sebagai mitra. Pasien dan keluarganya
Terhadap Persepsi Insiden Keselamatan
diajak berdialog dalam menentukan
Pasien di RS X Jakarta Tahun 2015.
perawatan yang terbaik. Dampak yang
Jurnal ARSI. 2(1): 43-51
diharapkan bahwa rumah sakit yang
Kemenkes RI. (2011), Standar Akreditasi Setiadi, 2013. Konsep dan praktik
Rumah Sakit, Kerjasama Direktorat penulisan riset keperawatan. Edisi 2.
Jenderal Bina Upaya Kesehatan Graha Ilmu: Yogyakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Simamora, R. H. (2019). Documentation
Indonesia dengan Komisi Akreditasi of Patient Identification into the
Rumah Sakit (KARS), Jakarta. Electronic System to Improve the
Kementerian Kesehatan. Permenkes No 012 Quality of Nursing Services.
tahun 2012 tentang Akreditasi rumah sakit. International Journal of Scientific &
2012. Warta perundang-undangan Technology Research, 08 (09), 1884-
Mudayana, A.A. (2015). Pelaksanaan 1886.
Patient Safety oleh Perawat di RS PKU Simamora, R. H. (2019, November 08).
Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Pengaruh Penyuluhan Identifikasi Pasien
Kesehatan Samodra Ilmu. 6(2), 145- dengan Menggunakan Media
149.
Ngalngola, E. (2012). Gambaran
Pengetahuan dan Motivasi Perawat
terhadap Penerapan Program Patient
Safety di Instalasi Rawat Inap RSUD
Daya Makassar Tahun 2012. Jurnal
Ners. 7(2), 23-29.
Pinzon, R. (2008). Clinical Pathway dalam
Pelayanan Stroke Akut: Apakah
Pathway Memperbaiki Proses
Pelayanan (Clinical Pathway In Acute
Stroke: Do The Pathways Work) SMF
Potter, C.J, Taylor. P.A., & Perry, C.
(2009). Potter &Perry’s Fundamentals
of Nursing, Edition. Australia : Mosby-
Elsevier
Poerwani S.K., dan Sopacua E. Akreditasi
sebagai upaya peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit. 2006. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan. 9(3); 125-133