Anda di halaman 1dari 6

Soal :

1. Bentuk kepemilikan bisnis adalah bentuk kegiatan dilihat dari siapa pemilik atau
pendirinya, sumber modalnya, apa tujuannya, sehingga dapat bermacam-macam
bentuk kepemilikan bisnis. Jelaskan klasifikasi bisnis berdasarkan kegiatannya.

Jawab :

Klasifikasi Bisnis
Bisnis terdiri dari berbagai jenis, dan, sebagai hasilnya, bisnis dapat
dikelompokkan dengan cara yang berbeda. Salah satu dari banyak cara yang dapat
digunakan adalah dengan mengelompokkan kegiatan berdasarkan yang melakukan
bisnis dalam menghasilkan keuntungan.
a) Manufaktur Adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari bahan
baku atau komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan. Contoh
manufaktur adalah perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau
pipa.
b) Bisnis Jasa Adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible, dan mendapatkan
keuntungan dengan pengisian untuk layanan yang mereka berikan. Contoh bisnis
jasa adalah konsultan dan psikolog.

c) Pengecer dan Distributor Adalah pihak yang berperan sebagai perantara antara
produsen dengan konsumen. Sebagian besar toko-toko dan perusahaan yang
berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer.
d) Bisnis Pertanian dan Pertambangan Adalah bisnis yang memproduksi barang-
barang mentah, seperti tanaman atau mineral.
e) Bisnis Finansial Adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi dan
pengelolaan modal.
f) Bisnis Informasi Adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan terutama dari
pejualan-kembali properti intelektual (intelellectual properti).
g) Utilitas Adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti listrik dan
air, dan biasanya didanai oleh pemerintah.
h) Bisnis Real Estate Adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan menjual,
menyewakan dan pengembangan properti, rumah, dan bangunan.
i) Bisnis Transportasi Adalah keuntungan bisnis dengan memberikan barang atau
individu dari sebuah lokasi yang lain.

Soal :

2. Perusahaan biasanya menyusun tujuan jangka menengah ini pada beberapa bidang
atau departement, seperti pemasaran keuangan, sumber daya manusia, Operasional,
dan sebagainya. Sementara tujuan jangka pendek merupakan tujuan yang harus
dicapai dalam jangka waktu satu tahun. Sama halnya dengan tujuan jangka menengah
tujuan jangka pendek juga disusun untuk berbagai bidang. Setelah tujuan dan sasaran
perusahaan tersusun, perusahaan kemudian menyusun Strategi untuk mencapai tujuan
tersebut. Jelaskan mengenai strategi dan tiga tipe strategi perusahaan.

Jawab :

STRATEGI yang dalam bahasa Inggris disebut dengan STRATEGY ini pada
dasarnya adalah berasal dari bahasa  Yunani kuno yaitu Stratēgia yang jika
diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi “seni pemimpin pasukan, komando,
jenderal”.  Hingga abad ke-20, istilah Strategi ini sering digunakan untuk menunjukan
cara yang komprehensif untuk mencapai tujuan politik, termasuk dalam mengatasi
ancaman dan penggunaan kekuatan serta sumber daya yang tersedia. Namun saat ini,
istilah STRATEGI  ini tidak hanya digunakan pada urusan kemiliteran dan politik saja
tetapi juga digunakan secara luas dalam ekonomi dan dunia bisnis. Di dalam dunia
bisnis, Strategi dapat didefinisikan sebagai proses penentuan arah dan tujuan jangka
panjang organisasi melalui upaya pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya
organisasi secara efektif dan efisien sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar dan
pemangku kepentingan (stakeholder). Organisasi atau perusahaan-perusahaan yang
sukses dan produktif pada umumnya memiliki strategi perusahaan sebagai
pemandunya. Setiap unit bisnis dalam organisasi juga memiliki strategi unit bisnis
yang digunakan oleh pemimpinnya untuk menentukan bagaimana mereka akan
bersaing di market/pasar masing-masing. Selanjutnya, setiap tim atau departemen
yang berada di dalam unit bisnis juga memiliki strateginya sendiri untuk memastikan
bahwa kegiatan sehari-harinya dapat membantu menggerakan unit bisnis dan
organisasinya ke arah yang benar dan sesuai dengan yang diharapkan.

1) Strategi Integrasi

a) Integrasi ke Depan (ForwardIntegration) Integrasi ke depan


(forwardintegration) ialah beberapa upaya memiliki atau meningkatkan
kendali atas distributor atau pengecer. Saat ini semakin banyak perusahaan
manufaktur (pemasok) yang menjalankan strategi integrasi kedepan dengan
cara mendirikan situs web untuk menjual produk-produk mereka secara
langsung kepada konsumen. Strategi tersebut menyebabkan gejolak di
sejumlah industri.
b) Integrasi ke Belakang (BackwardIntegration) Integrasi ke belakang
(backwardintegration) yaitu berbagai strategi untuk mencoba memiliki atau
meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Strategi ini sangat tepat
di gunakan ketika perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan,
terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. Persaingan
global juga memacu perusahaan untuk mengurangi jumlah pemasoknya dan
menuntut pelayanan dan mutu yang lebih baik dari yang ada sekarang ini.
c) Integrasi Horizontal (Horizontal Integration) Strategi pertumbuhan
integrasi horizontal dapat dilakukan melalui akuisisi perusahaan pesaing
yang memiliki lineofbusiness yang sama. Yang dapat dilakukan dalam
strategi ini adalah dengan meningkatkan ukuran perusahaan, meningkatkan
penjualan, keuntungan dan pasar potensial dari perusahaan.

2) Strategi Intensif
a) Penetrasi Pasar (MarketPenetration) Strategi penetrasi pasar berusaha
meningkatkan pangsa pasar untuk produk dan jasa yang sudah ada di pasar
melalui usaha pemasaran yang gencar. Strategi ini sering di gunakan
sendirian atau di kombinasikan dengan strategi lainnya. Penetrasi pasar dapat
terdiri dari upaya menambah jumlah pramuniaga, menambah belanja iklan,
melakukan promosi penjualan ekstensif, atau meningkatkan upaya publisitas.
b) Pengembangan Pasar (Market Development) Pengembangan pasar terdiri
dari upaya memperkenalkan produk atau jasa yang ada ke wilayah geografis
baru.
c) Pengembangan Produk (Product Development) Pengembangan produk
adalah strategi yang berupaya meningkatkan penjualan dengan memperbaiki
atau memodifikasi produk/jasa yang sudah ada. Pengembangan produk
biasanya memerlukan biaya yang besar untuk penelitian dan pengembangan.

3) Strategi Diversifikasi

Diversifikasi Konsentris
a) Ketika organisasi bersaing dalam industri yang tidak tumbuh atau
pertumbuhannya lambat.
b) Ketika menambah produk baru, namun masih terkait, akan meningkatkan
penjualan produk yang ada saat ini secara signifikan.
c) Ketika produk baru, namun masih terkait, dapat di tawarkan dengan harga
yang sangat bersaing.
d) Ketika produk baru, namun masih terkait mempunyai fluktuasi penjualan
musiman yang menyeimbangkan fluktuasi penjualan perusahaan tersebut saat
ini.
e) Ketika produk-produk organisasi saat ini dalam tahap daur hidup produk
yang menurun.
f) Ketika organisasi mempunyai tim manajemen yang kuat.

Diversifikasi Horisontal (Horizontal Diversification) Menambah produk atau


jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi
horizontal (Horizontal diversification). Risiko strategi ini tidak sebesar
diversifikasi konglomerat karena perusahaan pasti sudah mengenal pelanggan
yang sudah ada.

Diversifikasi Konglomerat (ConglomerateDiversification)

a) Perusahaan di dalam industri yang pertumbuhannya lambat mengakuisisi


perusahaan yang berada dalam industri yang berkembang cepat dengan
tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan total.
b) Perusahaan yang memiliki kelebihan uang cash sering mendapatkan bahwa
investasi dalam industri yang berbeda merupakan strategi yang sangat
menguntungkan.
c) Perusahaan yang mengakuisisi memiliki kemampuan manajemen, finansial
dan teknik serta pemasaran yang bisa diaplikasikan kepada perusahaan yang
lebih lemah sehingga dapat meningkatkan kemampuan laba perusahaan yang
lemah tersebut.
d) Perusahaan dapat melakukan diversifikasi dengan maksud membagi-bagi
risiko ke dalam beberapa industri.

Soal :

3. Untuk mengetahui kualitas atau mutu sebuah barang maupun jasa dapat melihat dari
standar mutu yang dimiliki perusahaan. Sebagai organisasi global, ISO menjadi
standar untuk jaminan mutu produk. Jelaskan perbedaan standar ISO 9000 dan
ISO 14000.

Jawab : ISO 9000 Kita bahas ISO 9000 terlebih dahulu. ISO 9000 merupakan sebuah
kumpulan prasyarat yang diberlakukan untuk sistem pengelolaan mutu. Secara sederhana
digambarkan, ISO 9000 lebih sering digunakan untuk standarisasi kualitas manajemen
perusahaan serta standar proses produksi yang terjamin mutunya. ISO 9000 menjadi sebuah
standar yang dirumuskan berdasarkan kebutuhan konsumen. Dengan begitu, ISO 9000 juga
memiliki klausul yang membahas tentang proses penanganan keluhan, pengujian hasil
produksi, pengawasan proses produksi, hingga barang tersebut didistribusikan, baik ke retail
maupun ke pelanggan langsung. ISO 9000 sangat penting dimiliki bagi perusahaan yang ingin
memasarkan produk serta jasanya ke pasar Eropa. Tak cuma perusahaan, pemasok pun mesti
memiliki sertifikat ISO 9000 untuk bisa menembus regulasi bisnis di benua biru. Sebab,
Eropa sangat ketat kala berbicara tentang mutu sebuah produk. Kepemilikan ISO 9000 pun
tidak bisa menjamin seberapa baik kualitas barang atau jasa. Mengingat ISO 9000 hanya
memantau hal-hal di balik layar. Untuk itu, terdapat produk turunannya seperti ISO 9001 dan
ISO 9004 untuk kualitas barang maupun jasa. ISO 9001 bisa digunakan oleh perusahaan yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Apa pun jenis produknya, seberapa
pun skala usahanya, ISO 9001 dibuat secara umum untuk bisa digunakan siapapun. Sementara
ISO 9004 lebih kepada pedoman bagi perusahaan yang kesulitan melakukan pengembangan
produk. Klausul pada ISO 9004 tidak menjadi dasar standarisasi, karena sifatnya hanya
sebagai penyumbang saran semata.
Sementara ISO 14000 Seperti halnya ISO 9000, ISO 14000 pun merupakan sebuah
standar uji mutu suatu produk atau jasa. Bedanya, ISO 14000 adalah rangkuman
standarisasi yang berkaitan dengan interaksi proses usaha dengan kelangsungan hidup
atau lingkungan. ISO 14000 disusun agar perusahaan bisa mengurangi dampak buruk
aktivitas produksi mereka terhadap lingkungan. Misalnya, aktivitas mereka sebisa
mungkin tidak mencemari tanah, air, dan udara di sekitar mereka. Tujuan terpenting
konsep standarisasi ISO 14000 adalah untuk menggalakan tata kelola lingkungan
yang efisien. Sehingga perusahaan diharapkan memiliki perangkat produksi yang
hemat, memiliki basis secara sistem, dan juga fleksibel. Standarisasi yang satu ini juga
mengharuskan perusahaan untuk mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku,
terutama yang memiliki orientasi kepada lingkungan hidup. Oleh karena itu, ISO
14000 dianggap lebih memiliki banyak tuntutan ketimbang ISO 9000. ISO 14000
memiliki pendekatan yang sifatnya sukarela. Sebab ISO 14000 ini lebih menjadi
sarana agar pihak perusahaan dapat melakukan komitmen terhadap lingkungan secara
internal. Dengan adanya ISO 14000, kini setiap perusahaan di dunia memiliki visi
yang sama tentang tanggung jawab lingkungan. Sebab, ISO 14000 bersifat universal
dan bisa digunakan di belahan dunia manapun. Sehingga, penggunaan sertifikat ISO
14000 juga menjadi tanda bahwa tata kelola lingkungan yang dimiliki sebuah
perusahaan sudah berkelas internasional. Dalam perkembangannya, ISO sebagai
induk organisasi, terus mengupayakan agar standar ISO 9000 dan ISO 14000 bisa
dilebur menjadi satu. Caranya dengan menambahkan tanggung jawab lingkungan dan
sosial ke dalam salah satu klausul di dalam ISO 9000. Telah Anda simak tadi, ulasan
tentang ISO 9000 dan ISO 14000, yang ternyata cukup berbeda. Meski begitu, kedua
standar tersebut sangat penting untuk dikejar, demi kualitas mutu produk terbaik
dengan sifatnya yang ramah lingkungan, baik dari segi produksi maupun

Anda mungkin juga menyukai