Anda di halaman 1dari 10

Kajian Tentang Eksistensi Petani Beserta

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Petani


Di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
KAJIAN EKSISTENSI PETANI BESERTA
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DI KECAMATAN TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO

Mohammad Miftakhul Ulum


Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, ulum15ramadhan@gmail.com
Sulistinah
Dosen Pembimbing Skripsi
Abstrak
Indonesia adalah negara agraris, namun pada saat ini sektor pertanian mengalami keterpurukan,
gagal panen,serangan hama, dan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian. Salah satunya
contoh pertanian yang terdapat di kecamatan Trawas kabupaten Mojokerto yang mengalami alih fungsi lahan
pertanian yang cukup besar 149,45 Ha/Hektar. Akan tetapi meskipun mengalami alih fungsi lahan pertanian
yang cukup besar, masyarakat sekitar tetap bertahan dan eksis menjadi petani khususnya petani padi. Jenis
metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis metode penelitian survey, dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi
lapangan dan dokumentasi. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 124 responden. Besar
sampel diambil berdasarkan rumus Slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 96 responden. Teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan teknik analisis menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif dengan persentase. Penentuan lokasi penelitian didasarkan kepada desa yang lahan
pertaniannya paling besar mengalami alih fungsi lahan pertanian, ada tiga desa di kecamatan ini yang paling
besar mengalami alih fungsi lahan pertanian yaitu Desa Ketapanrame (70,00 Ha), Desa Tamiajeng (22.70 Ha),
Desa Trawas (17,50 Ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya lima faktor yang mempengaruhi petani
untuk tetap bertahan dan eksis menjadi petani, kelima faktor itu ialah (1) Tingkat Pendidikan responden petani
padi yang rendah, sebagian besar tidak pernah sekolah dan mengenyam pendidikan yaitu sebanyak 68
responden atau setara 55 % dari total keseluruhan responden.(2) Umur/usia responden petani yang di dominasi
oleh usia tua 55 tahun keatas sebanyak 58 responden atau setara 46,7 %. (3) Pengalaman responden dalam
bidang pertanian sangat berpengalaman yaitu lebih dari 15 tahun sebanyak 63 responden atau sekitar 53,8 %.
(4) Luas lahan responden petani antara 0,5 Ha – 2 Ha sebanyak 82 responden atau sekitar 66,1 %. (5) Status
kepemilikan lahan responden sebagian besar lahan milik sendiri sebanyak 86 responden atau sekitar 69,3%.

Kata Kunci : Eksistensi petani, Faktor –faktor eksistensi, Petani padi.

Abstrak
Indonesia is an agricultural country, but at the moment the agricultural sector experienced a slump,
failing crops, pests, and the conversion of agricultural land into non-agricultural land. One of these examples
contained in the district agriculture Trawas Mojokerto regency experiencing agricultural land conversion
sizeable 149.45 hectares / acres. However, despite the conversion of agricultural land which is quite large,
surrounding communities survive and exist become farmers, especially. rice farmers.Types of research methods
used in this study is the type of survey research methods, using a quantitative approach. Using data collection
techniques such as interviews, observation and documentation. Total population in this study is that 124
respondents. Sample size was based formula Slovin order to obtain a sample of 96 respondents. The sampling
technique using simple random sampling technique of analysis using quantitative descriptive analysis with
percentages. Determining the location of the research is based on the farm village most likely to develop
agricultural land conversion, there are three villages in this district are most likely to develop agricultural land
conversion is the Ketapanrame Village (70.00 ha), Tamiajeng Village (22.70 ha), Trawas Village
(17.50ha).The results showed that there are five factors that influence farmers to survive and exist to be a
farmer, it is the fifth factor (1) Education Level respondents low rice farmers, most never went to school and get
an education that is as much as 68 respondents or equal to 55% of the total respondents. (2) age / age of the
respondents farmers dominated by old age 55 years and older were 58 respondents or 46.7% equivalent. (3)
The experience of respondents are highly experienced in the field of agriculture that is more than 15 years were
63 respondents, or about 53.8%. (4) The total area of 0.5 ha farmer respondents - 2 ha of 82 respondents, or
about 66.1%. (5) land ownership status of respondents own most of the land belonging to as many as 86
respondents, or about 69.3%.

Keywords: Existence of farmers, Factors existence, Rice farmers.

123
Kajian Tentang Eksistensi Petani Beserta
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Petani
Di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
Pendahuluan kebutuhan masyarakat di kecamatan ini, terbukti
Indonesia sebagai negara agraris, memiliki meskipun banyak lahan pertanian mereka yang
potensi dalam sektor pertanian yang sangat penting berubah menjadi lahan non pertanian, masyarakat
untuk mendukung perekonomian bangsa. Terutama tetap eksis sebagai petani, Meskipun dengan
sebagai bahan utama untuk memenuhi pangan, adanya alih fungsi lahan, dan berkurangnya tenaga
sandang, dan papan bagi masyarakat. Serta sebagai kerja yang menjadi petani. Juga Sektor pariwisata
penghasil ekspor nonmigas untuk menarik devisa. ataupun industri yang ada berdampak negatif bagi
Sebagai penunjang kebutuhan masyarakat, sektor sektor pertanian di kecamatan Trawas, masyarakat
pertanian memerlukan pertumbuhan ekonomi yang mampu untuk bertahan sebagai petani dan juga
kuat dan pesat. Sektor pertanian juga perlu di mampu untuk mempertahannkan hasil
perhatikan dan dijadikan komponen utama dalam produktifitasnya.
program dan strategi pemerintah untuk mengentas Dari berbagai desa yang ada di Kecamatan
kemiskinan. (dalam Kushinta 2011:2). Trawas Desa Ketapanrame, Desa Trawas, dan
Pada saat ini sektor pertanian di Indonesia Desa Tamiajeng merupakan desa yang banyak
mengalami keterpurukan, dengan adanya mengalami perubahan alih fungsi lahan paling
penurunan tajam dalam produktifitas hasil panen di besar di antara yang lainnya untuk dijadikan villa
hampir seluruh bahan pokok, masalah kurangnya maupun pemukiman dan juga merupakan desa yang
tenaga kerja, dan juga mayoritas petani yang mengalami pertumbuhan industri pariwisata secara
bekerja di sawah kurang dari satu hektar signifikan. Meskipun mengalami perubahan lahan
mengakibatkan sektor pertanian kehilangan potensi yang begitu besar masyarajat di tiga desa ini masih
untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan eksis dan bertahan sebagai petani sebagai sumber
kesejahteraan serta penghasilan petani. mata pencaharian mereka.
Salah satunya contoh pertanian yang Sebagian besar mata pencaharian
terdapat di kecamatan Trawas kabupaten penduduk kecamatan Trawas bekerja di sektor
Mojokerto. Kecamatan Trawas terletak di lereng pertanian, mereka menggantungkan hidupnya pada
Gunung Penanggungan, tepatnya di Kabupaten pertanian, akan tetapi pada akhir-akhir ini
Mojokerto sekitar 60 km dari Surabaya, ibukota produktifitas tanaman pertanian mereka mengalami
Propinsi Jawa Timur. Pada tahun 2004 Trawas penurunan. Hal itu disebabkan oleh beberapa
berpenduduk 26.890 jiwa yang sebagian besar faktor, antara lain alih fungsi lahan pertanian
masyarakatnya memiliki mata pencaharian menjadi lahan non pertanian, Kurangnya tenaga
pertanian (45%). Pasca revolusi hijau pertanian di kerja, serangan hama dan cuaca yang tidak
Indonesia termasuk di Trawas, mengalami menentu. Dari berbagai faktor tersebut yang paling
perubahan orientasi dari pemenuhan kebutuhan mempengaruhi adalah alih fungsi lahan. Sehingga
sendiri dengan cara berkelanjutan, menjadi sektor pertanian semakin menyempit. Dari uraian
produksi massal dengan mengeksploitasi pertanian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
untuk kepentingan ekonomi. melakukan penelitian tentang “ Kajian Tentang
Upaya intensifikasi menjadi pilihan dalam Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eksistensi
orientasi produksi massal, akibatnya Petani Padi di Kecamatan Trawas Kabupaten
ketergantungan terhadap bibit, pupuk, pestisida, Mojokerto”.
serta infratsruktur lainnya dari perusahaan besar
menjadi tinggi Alih fungsi lahan yang ada Metode Penelitian
merupakan salah satu factor yang mempengaruhi Jenis penelitian yang akan digunakan
produktivitas hasil pertanian, Aktivitas pertanian di dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survey.
Trawas, untuk kegiatan di sawah didominasi Yaitu jenis penelitian yang cara pengumpulan
tanaman padi, dan sebagian kecil sayuran. datanya didapatkan atau dikumpulkan dari sampel
Sedangkan dari hasil ladang atau kebun mereka atas populasi yang diteliti (Singarimbun, 1995:25).
menghasilkan buah-buahan. (Jumadi 2003 : 4). Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
Karena dengan adanya alih fungsi tersebut dengan cara menggunakan teknik pengumpulan
lahan yang semula digunakan untuk bercocok data berupa wawancara, observasi lapangan dan
tanam dan budi daya pertanian menjadi lahan dokumentasi.
nonpertanian seperti pemukiman ataupun Penentuan daerah penelitian dilakukan
pembangunan villa maupun hotel secara besar- secara purposive yang artinya lokasi penelitian
besaran yang di picu meninggkatnya kegiatan ditentukan oleh peneliti sendiri yaitu Desa Trawas,
pariwisata yang ada di kecamatan Trawas. Dengan Desa Ketapanrame, dan Desa Tamiajeng
adanya keadaan seperti itu juga terjadi alih profesi Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Yang
masyarakat yang dulunya bekerja sebagai petani menjadi pertimbangan mengapa daerah tersebut
menjadi penjaga villa ataupun pedagang di sekitar yang diambil sebagai daerah atau lokasi penelitian
tempat pariwisata yang ada di Trawas. dikarenakan ketiga lokasi tersebut memiliki potensi
Sektor pertanian di kecamatan Trawas pertanian dan mempunyai lahan produktif yang
merupakan sektor utama dalam memenuhi mengalami alih fungsi lahan menjadi lahan

124
Kajian Tentang Eksistensi Petani Beserta
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Petani
Di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
nonpertanian. Sehingga produktifitas dan hasil Untuk desa Ketapanrame jumlah responden akan
panen menurun akan tetapi banyak penduduk yang ditambah menjadi 50 orang, hal ini di karenakan
bertahan sebagai petani. alih fungsi di desa ini paling besar, jadi total
Populasi adalah himpunan individu atau keseluruhan responden dalam penelitian ini
objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas menjadi 124 responden.
(Pabundu, 2005:24). Populasi dalam penelitian ini Teknik pengambilan sampel yang
adalah seluruh petani di desa Ketapanrame, Desa digunakan oleh peneliti dengan random sampling
Trawas, dan Desa Tamiajeng Kecamatan Trawas sistematis. Peneliti akan memberi kode pada daftar
Kabupaten Mojokerto, sebanyak 2371 petani. nama petani dengan angka berurutan kepada setiap
Dengan rincian sebagai berikut : desa, Desa Ketapanrame, Desa Trawas, dan Desa
Tabel 1 Jumlah Petani Berdasarkan Status Tamiajeng. Kemudian peneliti akan memilih secara
Kepemilikan Lahan Garapan random/acak sampai memenuhi jumlah sampel di
N Status Desa Desa Desa Jumlah tiap-tiap desa.
o Kepemilikan Ketapa Tami Trawas Jenis data yang di kumpulkan ada dua
Lahan nrame ajeng
1 Pemilik 358 799 461 1618
macam yaitu data primer dan data sekunder. Data
Lahan primer ini diperoleh dengan teknik wawancara
2 Penyewa 32 106 99 237 untuk menggali informasi dari responden, dengan
Lahan memulai dari daftar pertanyaan yang telah
3 Buruh Tani 158 198 160 516
dipersiapkan oleh peneliti sampai observasi
Total 2371 langsung untuk mengetahui keadaan nyata di
Sumber : Data Monografi Desa 2013 daerah penelitian. Data primer ini meliputi data
Sampel adalah sebagian dari objek atau tingkat pendidikan, motivasi, umur, lama
individu – individu yang mewakili suatu populasi pengalaman, dan keberanian pindah ke mata
(Pabundu, 2005:24). Sampel adalah sebagian dari pencaharian lain.
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh Sedangkan Data sekunder ini diperoleh
populasi (Sugiyono,2006:56). Untuk menentukan dengan melakukan study analisis terhadap
sampel, maka peneliti akan menggunakan rumus dokumentasi data, buku, ataupun lembaga yang
dari Slovin (dalam Laili,2011:38) sebagai berikut : terkait dengan penelitian ini, antara lain seperti data
n = N hasil panen dari dinas pertaniam kecamatan
N . d2 + 1 Trawas, kantor kecamatan Trawas dan masing –
n = ukuran sampel masing kantor kelurahan desa ( Monografi dan
N = ukuran populasi Profil desa ).
d = Derajat ketelitian 10% (0,1) Untuk mengetahui data hasil penelitian
yang terkumpul melalui metode wawancara dengan
Dengan menggunakan rumus di atas maka sampel
petani di Desa Ketapanrame, Desa Trawas, dan
untuk responden adalah Desa Tamiajeng dalam mengetahui faktor – faktor
n = N yang mempengaruhi eksistensi petani maka
N . d2 + 1 dilakukan analisis deskriptif kuantitatif yang di
n = 2371 lakukan dengan cara wawancara langsung kepada
2371. (0,1)2 + 1 responden mengenai faktor – faktor yang
n = 2371 menpengarui eksistensi petani padi terhadap alih
fungsi lahan di Kecamatan Trawas Kabupaten
23,71 + 1 Mojokerto dengan menggunakan frekuensi dan
n = 2371 prosentase yang kemudian ditarik kesimpulan.
24,71
n = 96 HASIL PENELITIAN
Jadi jumlah sampel keseluruan yaang akan menjadi Kecamatan Trawas termasuk salah
responden sebanyak 96 0rang satu wilayah bagian dari kabupaten Mojokerto,
yang secara astronomis terletak pada 7038’11”LS
Proporsi pengambilan sampel tiap desa sebagai
dan 112035’57”BT. Sedangkan luas wilayah
berikut : kecamatan Trawas adalah 31,80 Km2 (termasuk
Sampel daerah = x sampel hutan Negara). Tepatnya terletak sekitar 40 km
sebelah selatan dari pusat pemerintahan kabupaten
Mojokerto. Dan secara geografis terletak pada
ketinggian 300 sampai dengan 800 mdpl. Secara
1). Desa Ketapanrame = x 96 = 22 orang
administratif batas – batas kecamatan Trawas
2). Desa Tamiajeng = x 96 = 45 orang adalah sebegai berikut :
1) Sebelah Selatan : Kecamatan Pacet
3). Desa Trawas = x 96 = 29 orang 2) Sebelah Timur : Kecamatan Prigen, Kabupaten
Pasuruan

125
Kajian Tentang Eksistensi Petani Beserta
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Petani
Di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
3) Sebelah Utara : Kecamatan Ngoro Tabel 2 Tingkat Pendidikan Responden Tahun 2014
4) Sebelah Barat : Kecamatan Pungging N Tingkat Frekuensi
Total
o Pendidik Ketapa Traw Tamiaj %
F
. an nrame as eng
Wilayah administratif Kecamatan Trawas terdiri
atas 13 desa ( Ketapanrame, Trawas, Selotapak, 1
Tidak
28 16 19 63 50,81
Tamiajeng,Kesiman,Belik,Duyung, Penanggungan, sekolah
Kedungudi, Sukosari, Jatijejer, Seloliman, Sugeng 2 SD 15 5 6 26 20,97
). Yang sistem pemerintahannya berpusat di desa 3 SMP 7 6 6 19 15,32
Trawas, Dan terbagi lagi menjadi 82 rukun warga ( 4 SMA 3 5 5 13 10,48
RW ), 247 rukun tetangga ( RT ). Serta mempunyai
5 Sarjana 2 1 0 3 2,42
29 lingkungan/dusun.
Jumlah 124 100
Wilayah Kecamatan Trawas merupakan
daerah dataran tinggi yang masih merupakan Sumber : Data Primer Hasil olah 2014
wilayah deretan pegunungan wilayah pulau Jawa maka dapat diketahui bahwa dari
bagian tengah, terbukti dengan adanya gunung banyaknya 124 responden petani di Kecamatan
Penanggungan di sisi utara yang membatasi Trawas terlihat bahwa tingkat pendidikan nelayan
wilayah Kecamatan Trawas dengan Kecamatan tradisional di Kota Surabaya yang paling tinggi
Ngoro, dan juga sisi timur yang membatasi ialah tidak Sekolah atau tidak pernah mengenyam
Kecamatan Trawas dengan Kecamatan Pandaan pendidikan, dengan jumlah responden 63 orang dan
yang sekaligus sebagai barier atau pembatas antara dengan prosentase 50,81 % ialah tidak sekolah. Hal
Kabupaten Mojokerto dengan Kabupaten Pasuruan. tersebut menunjukkan tingkat pendidikan petani di
Kecamatan Trawas terletak pada Kecamatan Trawas masih rendah dan di dalam
ketinggian sekitar 300 – 800 meter di atas kegiatan pertanian tidak memerlukan syarat
permukaan laut. Terdiri dari daratan sedang pendidikan tinggi atau pendidikan khusus.
sampai daratan tinggi yang merupakan deretan dari Untuk pendidikan nonformal masyarakat
pegunungan Arjuno – Welirang. Keadaan topografi di Kecamatan Trawas dapat diketahui dari
seperti itu menjadikan temperatur rata – rata di pertanyaan apakah responden pernah mengikuti
wilayah kecamatan trawas berkisar antara 20°C - penyuluhan yang ada di kecamatan Trawas ? dari
28°C. Kecamatan ini mempunyai curah hujan yang pertanyaan tersebut dapat di ketahui bahwa
cukup tinggi. Musim penghujan terjadi antara bulan sebagian besar responden petani di kecamatan
November sampai dengan bulan April sedangkan trawas juga pernah mengikuti penyuluhan, berikut
musim kemarau antara bulan Mei sampai bulan tabel untuk lebih memperjelas :
Oktober. Tabel 3 Partisipasi Responden Dalam Penyuluhan
Frekuensi
Apabila di pandang dari segi sosial, N Partisipa
Ketapa Tami Jumlah %
penduduk Kecamatan Trawas masih tergolong o si Trawas
nrame ajeng
Tradisional, Hal tersebut dapat dilihat dari pola 1 Pernah 41 21 39 101 81,4
hidup dan juga kebiasaan sehari hari yang ada di Tidak
2 9 8 6 23 18,6
Kecamatan ini. Sebagian besar penduduk Pernah
Kecamatan Trawas bekerja sebagai petani ataupun JUMLAH 124 100
buruh tani tradisional, adat istiadat di daerah ini Sumber : Data yang di olah 2014
juga masih dipegang teguh dan terjaga dengan baik. dapat diketahui bahwa dari jumlah
Apabila dilihat dari sudut pandang demografis keseluruhan responden, sebagian besar petani di
Kecamatan Trawas memiliki 13 desa serta 29 Kecamatan Trawas sudah pernah mengikuti
dusun. Dengan luas wilayah 31,80 Km (termasuk penyuluhan, yaitu sekitar 101 responden atau
hutan Negara). Menurut hasil sensus di tahun 2010, 81,4%, sedangkan yang tidak mengikuti
jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Trawas penyuluhan sebanyak 23 orang atau 18,6%. Untuk
saat itu berjumlah 28.302 jiwa dan memiliki tingkat lebih detail tentang macam – macam penyluhan
pertumbuhan sebesar 0,75 % pertahun. yang pernah di ikuti oleh responden bisa di lihat
pada tabel di bawah ini :
A. Pendidikan Tabel 4 Jenis Penyuluhan Yang Pernah di Ikuti
Responden
Setelah dilihat dan diketahui berdasarkan data Jenis Frekuensi
yang terkumpul di , maka dapat diketahui tingkat N Juml
Penyuluh Ketapa Tamiaj %
o. Trawas ah
pendidikan yang paling banyak dimiliki oleh an nrame eng
responden ialah tidak sekolah atau tidak tamat SD, 1. Pertanian 33 11 23 67 66,3
untuk lebih jelasnya tentang hasil pengumpulan Perternak
2. 4 5 11 21 20,7
an
data tingkat pendidikan responden di Kecamatan Perkebun
Trawas Kabupaten Mojokerto bisa dilihat pada 3. 2 2 3 7 6,9
an
tabel di bawah ini : 4. Narkoba 1 3 2 6 5,9
JUMLAH 101 100
Sumber : Data yang di Olah 2014

126
Kajian Tentang Eksistensi Petani Beserta
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Petani
Di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
Dari banyaknya 101 responden petani Kecamatan paling tinggi ialah laki – laki sebanyak 80
Trawas yang pernah mengikuti penyuluhan, bisa responden atau sebesar 64,5%, sedangkan untuk
dilihat bahwa jenis penyuluhan yang paling banyak responden perempuan sebanyak 44 responden atau
diikuti oleh responden ialah penyuluhan pertanian sebesar 35,4% dari 124 responden.
dengan jumlah sebesar 67 responden atau 66,3%, C. Pengalaman
sedangkan jenis penyuluhan yang paling rendah Dari data yang terkumpul di lapangan
untuk diikuti responden adalah penyuluhan dengan metode wawancara kepada responden yang
narkoba, yaitu sebanyak 6 responden atau sebanyak menjadi petani di Kecamatan Trawas Kabupaten
5,9% dari 101 responden. Mojokerto dapat diketahhui bahwa sebagian besar
responden mempunyai pengalaman bertani 40 – 49
B. Umur tahun ke atas, untuk lebih memperjelas data yang
Dari data yang terkumpul di lapangan diperoleh bisa dilihat pada tabel di bawah ini :
dapat diketahui bahwa sebagian besar responden Tabel 7 Pengalaman Responden
berumur 50 - 59 tahun, untuk lebih memperjelas N Pengala Frekuensi Total %
data dari umur responden petani Kecamatan o man Ketapanr Trawas Tami F
( tahun )
Trawas Tabupaten Mojokerto bisa dilihat pada ame ajeng
tabel di bawah ini : 1 10 – 19 1 1 1 3 2,4
Tabel 5 Umur Responden Petani KecamatanTrawas 2 20 - 29 4 2 0 6 4,8
Tahun 2014
N Kelom Frekuensi Total % 3 30 – 39 6 5 4 15 12,1
o pok F 4 40 – 49 31 21 28 80 64,5
Umur Ketapa Trawas Tamiaj
nrame eng 5 50 + 8 5 6 19 15,3
1 20 – 29 1 2 0 3 2,4
Jumlah 124 100
2 30 - 39 3 1 2 5 4,8
Sumber : Data Primer Hasil olah 2014
3 40 – 49 10 8 10 28 22,5
Berdasarkan tabel di atas maka dapat
4 50 – 59 29 19 24 72 58,1 diketahui bahwa dari banyaknya 124 responden
petani Kecamatan Trawas, bisa dilihat bahwa
5 60 + 4 5 6 15 12,1
Pengalaman petani Kecamatan Trawas yang paling
Jumlah 124 100 tinggi ialah 40 - 49 tahun, dengan jumlah
Sumber : Data Primer Hasil olah 2014 responden sebanyak 80 orang ialah mempunyai
Berdasarkan tabel di atas maka dapat pengalaman bertani selama 40 – 49 tahun. Hal
diketahui bahwa dari banyaknya 124 responden tersebut menunjukkan bahwa pengalaman
petani Kecamatan Trawas, bisa dilihat bahwa responden petani Kecamatan Trawas tergolong
komposisi umur/usia petani Kecamatan Trawas sangat perpengalaman dalam bertani.
yang paling tinggi ialah 50 – 59 tahun, dengan
jumlah responden sebanyak 72 orang ialah berumur D. Luas Lahan
50 – 59 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa Dari data yang terkumpul di lapangan
umur/usia responden petani Kecamatan Trawas dengan metode wawancara kepada responden yang
tergolong usia lanjut atau berusia tua. menjadi petani di Kecamatan Trawas Kabupaten
Dari data yang terkumpul di lapangan Mojokerto dapat di ketahhui bahwa sebagian besar
dengan metode wawancara kepada responden yang responden mempunyai luas lahan pertanian seluas
menjadi petani di Kecamatan Trawas Kabupaten 1,5 - 20 Ha / hektar, untuk lebih memperjelas data
Mojokerto juga dapat diketahui jumlah responden dari luas lahan pertanian responden petani
berdasar jenis kelamin laki – laki sebanyak 50 Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto bisa
responden, untuk responden perempuan sebanyak dilihat pada tabel di bawah ini :
60 responden, untuk lebih memperjelas data yang Tabel 8 Luas Lahan Pertanian Responden
diperoleh bisa dilihat pada tabel di bawah ini : N Luas Frekuensi Total %
Tabel 6 Jenis Kelamin Responden Petani o Lahan Ketapa Trawas Tamiajen F
Frekuensi (Ha) nrame g
N Jenis
Ketapa Tami Jumlah % 1 < 0,5 3 2 2 7 5,6
o Kelamin Trawas
nrame ajeng
2 0,5 – 8 5 6 19 15,
Laki –
1 27 18 35 80 64,5 1,0 3
Laki
3 1,0 – 16 15 14 45 36,
Perempu
2 23 11 10 44 35,4 1,5 2
an
4 1,5 – 21 11 18 50 40,
JUMLAH 124 100
2,0 3
Sumber : Data yang di olah 2014 5 > 2,0 1 2 0 3 2,4
Berdasarkan tabel di atas maka dapat
Jumlah
diketahui bahwa dari banyaknya 124 responden
petani Kecamatan Trawas, bisa dilihat bahwa jenis Sumber : Data Primer Hasil olah 2014
kelamin responden petani Kecamatan Trawas yang

127
Kajian Tentang Eksistensi Petani Beserta
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Petani
Di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
Berdasarkan tabel di atas maka dapat sebagian besar petani di Kecamatan Trawas sudah
diketahui bahwa dari banyaknya 124 responden berstatus nikah dengan jumlah 118 orang atau
petani kecamatan trawas, bisa dilihat bahwa luas 95,1%, sedangkan yang belum menikah sebanyak 6
lahan pertanian petani Kecamatan Trawas yang orang atau 4,9%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
paling tinggi ialah 1,5 – 2,0 Hektar, dengan jumlah sebagian besar dari petani di Kecamatan Trawas
responden sebanyak 50 orang ialah mempunyai sudah berkeluarga dan mempunyai beban
luas lahan pertanian seluas 1,5 – 2,0 Hektar. Hal tanggungan keluarga, untuk memperjelas tentang
tersebut menunjukkan bahwa luas lahan responden beban keluarga responden berikut ini tabel tentang
petani Kecamatan Trawas tergolong cukup luas tingkat pendidikan suami/istri, jumlah anak dan
untuk menanam padi mereka. tingkat pendidikan anak responden :
Tabel 11 Tingkat Pendidikan Suami/istri Responden
E. Status Kepemilikan Lahan Tingkat Frekuensi
N Total
Dari data yang terkumpul di lapangan Pendidik Ketapa Tamiaj %
o Trawas F
an
dengan metode wawancara kepada responden yang nrame eng
menjadi petani di Kecamatan Trawas Kabupaten Tidak
Mojokerto dapat di ketahhui bahwa sebagian besar 1 28 18 21 67 54,8
sekolah
status kepemilikan lahan responden adalah lahan
miliknya sendiri, untuk lebih memperjelas data dari 2 SD 15 5 6 26 20,97
umur responden petani Kecamatan Trawas 3 SMP 7 5 5 17 13,7
Kabupaten Mojokerto bisa di lihat pada tabel di
4 SMA 3 5 5 13 10,48
bawah ini :
Tabel 9 Status Kepemilikan Lahan Responden 5 Sarjana 2 1 0 3 2,42
Frekuensi
N Status Jumlah 124 100
Ketapa Trawas Tamiaj Total %
o Lahan Sumber : Data yang diolah 2014
nrame eng F
Berdasarkan tabel di atas maka dapat
Milik 31 26 29
1 86 69,3 diketahui bahwa dari banyaknya 124 responden
Sendiri
Lahan 13 9 16 petani di Kecamatan Trawas terlihat bahwa tingkat
2 38 30,7
Sewa pendidikan nelayan tradisional di Kota Surabaya
Jumlah 124 100 yang paling tinggi ialah tidak Sekolah atau tidak
Sumber : Data Primer Hasil olah 2014 pernah mengenyam pendidikan, dengan jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui responden 67 orang dan dengan prosentase 54,8 %
bahwa status lahan pertanian yang dimiliki oleh ialah tidak sekolah. Sedangakan untuk mengetahui
responden yang menjadi petani di Kecamatan berapa jumlah anak dan tingkat pendidikannya
Trawas – Kabupaten Mojokerto sebagian besar yang di miliki responden dapat di lihat pada tabel
memiliki lahan pertanian sendiri yaitu sebanyak 86 di bawah ini :
responden dengan skor 430 atau sekitar 69,3 % Tabel 12 Jumlah Anak Responden
ialah memiliki lahan pertanian sendiri dalam usaha N Jumlah Ketapanr Tamiaj
Trawas Total %
pertaniannya, sedangkan bagi yang menyewa lahan o Anak ame eng
hanya sebesar 38 orang dari 124 responden, atau 32,2
1 1 orang 12 11 17 40
setara dengan 30,7 % .
2 2 orang 31 10 21 62 50
F. Status kawin 3
>2
7 8 7 22
17,7
Dari data yang terkumpul menunjukkan orang
bahwa status nikah yang dimiliki oleh responden Jumlah 124 100
sebagian besar ialah sudah menikah, dengan umur Sumber : Data yang diolah 2014
yang relatif berusia tua mereka tentunya sudah
menyandang status menikah atau berkeluarga, Tabel 13 Tingkat Pendidikan anak Responden
berikut untuk memperjelas gambaran tentang status N Tingkat Ketapa
Trawas
Tamiaj
Total %
nikah petani di Kecamatan Trawas Kabupaten o Pendidikan nrame eng
Mojokerto, bisa dilihat pada grafik di bawah ini : Tidak 4,8
Tabel 10 Status Nikah Responden Petani Kecamatan 1 3 2 1 6
sekolah
Trawas Tahun 2014. 5,6
2 SD 1 2 4 7
Frekuensi
N Status Juml 3 SMP 17 6 6 29 23,3
Ketapanra Traw Tamiaj %
o Nikah ah
me as eng 4 SMA 25 16 29 70 56,4
1 Kawin 48 21 49 118 95,1
5 Sarjana 4 3 5 11 8,8
Belum
2 2 3 1 6 4,9 100
Kawin Jumlah 124
Jumlah 124 100 Sumber : Data yang diolah 2014
Sumber : Data Primer Hasil olah 2014

128
Kajian Tentang Eksistensi Petani Beserta
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Petani
Di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
Berdasarkan tabel di atas maka dapat Tabel 15 Pekerjaan Lain Responden Petani
diketahui bahwa dari banyaknya 124 responden Kecamatan Trawas
petani kecamatan trawas, bisa dilihat bahwa jumlah Frekuensi
N Pekerjaan
anak paling tinggi ialah 2 orang anak dengan o Lain Ketapa
Trawas
Tami Jumlah %
jumlah responden sebanyak 62 responden atau nrame ajeng
Hanya
sebesar 50%. Sedangkan untuk tingkat pendidikan 1 41 19 39 99 79,8
Petani
anak yang paling banyak adalah SMA dengan 2 PNS 4 3 5 12 9.6
perolehan 70 responden atau sebesar 56,4% dari Karyawa
124 responden. 3 2 - 3 5 4,0
n Pabrik
4 Pedagang 3 2 3 8 6,4
G. Pendapatan JUMLAH 124 100
Dari data yang terkumpul tersebut Sumber : Data Primer Hasil olah 2014
menunjukkan bahwa pendapatan dari hasil Berdasarkan tabel di atas maka dapat
pertanian yang dimiliki oleh responden di diketahui bahwa dari banyaknya 124 responden
Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto relatif petani Kecamatan Trawas, bisa dilihat bahwa
besar sebagian besar mendapatkan hasil sebesar sebagian besar responden hanya berprofesi di
dalam bidang pertanian saja dengan jumlah
Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000 dari setiap hasil
responden sebanyak 99 orang atau 79,8%, dan
panennya,dengan pendapatan sebesar itu menurut tidak banyak yang mempunyai pekerjaan atau
mereka sudah mampu untuk menunjang kehidupan profesi selain menjadi seorang petani yaitu hanya
pribadi dan memenuhi kebutuhan keluarhga, untuk sebesar 25 responden dari 124 dari keseluruhan
lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini : responden pada tabel berikut ini alasan mengapa
Tabel 14 Tingkat Pendapatan Responden Petani responden suka dan tidak suka menjadi seorang
Kecamatan Trawas Tahun 2014 petani :
N Pendapatan Frekuensi Total % Tabel 16 Alasan Suka Menjadi Petani
o Ketapa Trawas Tamiaj F N Ketapa Tamiaj
Alasan Trawas Total
nrame eng o nrame eng
1 < 500.000 1 1 1 3 2,41 1 Kerja mandiri 23 9 20 52
2 500.000 – 4 2 0 6 4,8 Tidak full
1.000.000 2 13 10 12 35
time
3 1.000.000 – 6 5 4 15 12,1
1.500.000 Meningkatka
3 12 4 11 27
4 1.500.000 – 31 21 28 80 64,5 n Kerukunan
2.000.000 Jumlah 114
5 >2.000.000 8 5 6 19 15,3 Sumber : Data Primer Hasil olah 2014
Jumlah 124 100
Sumber : Data Primer Hasil olah 2014 Tabel 17 Alasan Tidak Suka Menjadi Petani
Berdasarkan tabel di atas maka dapat
N Ketapanr
diketahui bahwa dari banyaknya 124 responden Alasan Trawas Tamiajeng Total
o ame
petani Kecamatan Trawas, bisa dilihat bahwa hasil
pendapatan dari lahan pertanian petani kecamatan 1
Kerja
2 4 0 6
trawas yang paling tinggi ialah 1.500.000 – Keras
2.000.000 dengan jumlah responden sebanyak 80 Hasil tak
2 0 2 2 4
orang atau 64,5%. yang berarti hasil pendapatan menentu
petani pada setiap kali panen tergolong cukup Jumlah 10
banyak dan mampu untuk memenuhi kebutuhan Sumber : Data Primer Hasil olah 2014
keluarga. Dari data tabel di atas dapat di ketahui
bahwa dari 124 responden petani Kecamatan
H. Pekerjaan Lain Trawas sebanyak 114 responden atau dengan
Dari data yang terkumpul menunjukkan alasan paling tinggi yaitu kerja mandiri sebesar 52
bahwa pekerjaan yang dimiliki oleh responden responden atau setara 45,6%. Sedangkan untuk
petani di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto responden yang tidak suka menjadi petani sebanyak
sebagian besar hanya bertani saja, hanya sedikit 10 responden dengan alasan paling banyak yaitu
pekerjaanya yang terlalu keras sebanyak 6 orang
yang mempunyai profesi pekerjaan lain, dengan atau sebesar 60% dari 10 yang menjawab tidak
pengalaman dan keterampilan yang minim dalam suka.
bidang pekerjaan yang lain menjadikan mereka Untuk alasan mengapa mereka bertahan
eksis dan bertahan sebagai petani. Berikut untuk menjadi petani, dapat di ketahui dari butir
memperjelas gambaran tentang status pekerjaan pertanyaan mengapa anda tetap bertahan menjadi
petani di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto, petani ? maka setelah di lakukan penelitian di
dapatkan jawaban sebagai berikut :
bisa di lihat pada data tabel di bawah ini :

129
Kajian Tentang Eksistensi Petani Beserta
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Petani
Di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
Tabel 18 Alasan Bertahan Menjadi Petani sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pendidik.
N Alasan Ketapa
Trawas
Tamiaj
Total
Sama halnya juga di kremukakan oleh Ihromi T.O
o Bertahan nrame eng (dalam Kushinta 2012:57), bahwa semakin rendah
Tidak Ada pendidikan seseorang maka semakin rendah pula
1 Pengalaman 12 9 16 37 pekerjaan yang dimilikinya, karena untuk bekerja
Lain pada pekerjaan – pekerjaan tertentu seseorang juga
Penghasilan di tuntut untuk adanya tingkatan akademis, tingkat
2 29 12 25 66
Besar intelegensial (IQ) juga adanya keterampilan tertentu
3 Berkeluarga 9 8 4 21 yang bisa digunakan untuk mencapai pekerjaan
Jumlah 124 tersebut. Dengan demikian rendahnya tingkat
Sumber : Data yang di olah 2014 pendidikan dan tidak mempunyai keahlian tertentu
Dari data tabel di atas maka dapat di responden ini juga mempengaruhi pekerjaan dan
ketahui alasan mengapa mereka tetap bertahan matapencaharian mereka, serta pola bermasyarakat
menjadi petani, dari 124 responden alasan paling yang tradisional juga menganut latar belakang
tinggi mereka untuk tetap bertahan dan eksis orang tua sehingga mereka menjadi seorang petani.
menjadi petani yaitu pendapatan pertanian yang Alasannya sederhana karena untuk
cukup besar, yaitu sebanyak 66 responden atau menjadi petani tidak di perlukan ijazah yang tinggi
sebesar 53,2% dari total keseluruhan responden. serta tingkatan akademis tertentu juga tidak di
perlukannya keterampilan khusus. Rendahnya
Pembahasan pendidikan ini membuat mereka kesulitan untuk
Berdasarkan data yang di peroleh dengan bekerja di luar profesi sebagai petani karena tidak
teknik wawancara, dokumentasi, serta observasi memiliki komponen komponen yang di butuhkan
lapangan yang kemudian di olah dengan metode juga semakin senggitnya persaingan di luar dengan
analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan orang – orang yang memiliki tingkat
frekuensi dan juga prosentase maka dapat di pendidikan/akademis yang tinggi.
peroleh hasil tentang penelitian ini bahwa adanya Umur juga berperan penting kaitannya
faktor – faktor yang menyebabkan betahannya dengan keputusan seseorang memilih pekerjaan
petani/eksistensi petani di Kecamatan Trawas – tertentu yang akan di tekuni, umur akan berkaitan
Kabupaten Mojokerto meskipun lahan pertanian erat dengan kemampuan fisik serta pola berfikir
yang tersedia banyak mengalami alih fungsi lahan seseorang dalam bidang pekerjaan yang akan di
secara signifikan dari beberapa tahun terakhir, tekuninya, karena dalam kenyataanya kemampuan
berikut ini faktor – faktor yang mempengaruhi bekerja seseorang akan dapat meningkat pada
eksistensi petani yang ada di Kecamatan Trawas tingkatan usia tertentu dan juga pasti akan
berikut diantaranya yaitu pendidikan, umur, berkurang atau menurun pada saat usia tertentu
pengalaman, luas lahan, dan status kepemilikan juga.
lahan,pendapatan,pekerjaan sampingan dan status Pada penelitian ini di dapat bahwa umur
kawin. responden yang menjadi petani di Kecamatan
Telah di bahas sebelumnya menurutt Trawas kabupaten Mojokerto berusia tua yaitu 50 -
Vembriarto (1981:76) mengklasifikasikan 59 tahun ke atas. Hal ini membuktikan bahwa
pendidikan menjadi tiga, yaitu pendidikan infirmal, regenerasi petani di Kecamatan Trawas masih
pendidikan formal dan juga pendidikan non formal, rendah, dikarenakan para usia muda / usia produktif
sedangkan di dalam penelitian ini telah di ketahui lebih memilih untuk bekerja di luar bidang
bahwa tingkat pendidikan petani yang ada di pertanian, bahkan anak- anak petani sekarang
Kecamatan Trawas sebagian besar tergolong rendah hanya akan terjun ke bidang pertanian jika adanya
yaitu sebanyak 63 responden atau Sekitar 50,8 %, warisan lahan pertanian yang di berikan oleh orang
mereka tidak pernah mengenyam pendidikan dan tuanya. Malles dan Poutter (dalam Kusinta,
merasakan duduk di bangku sekolah rendahnya 2011:56) mengatakan bahwa petani lebih menyukai
tingkat pendidikan formal ini jelas mempengaruhi bekerja yang lebih panjang untuk satu periode
kehidupan mereka terutama permasalahan di dalam usianya untuk meningkatkan pendapatan rumah
bidang pekerjaan yang ditekuni, dari kecil mereka tangganya dan ingin memilih leisure pada periode
terdidik untuk menganut pola bermasyarakat secara yangn lain dengan mengkonsumsi hasil kerjanya di
tradisional dan cenderung mengikuti orang tua waktu muda.
mereka yang memanfaatkan lahan sekitar untuk Hal itu juga yang menyebabkan petani
bercocok tanam sebagai sumber penghasilan utama lebih di dominasi oleh mereka yang berusia tua,
dalam kehidupan sehari hari mereka. karena pindah pekerjaan pun akan terhalang oleh
Hal ini sesuai dengan teori yang di usia mereka, tidak ada suatu perusahaan atau
gunakan oleh Mudjijo (dalam Handoko, 2000:5) industri tertentu yang akan memperkerjakan mereka
berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu karena tentu beresiko besar terhadap mobilitas
kegiatan untuk merubah kelakuan (pengetahuan, pekerjaan suatu perusahan atau industri tersebut,
sikap, dan keterampilan)manusia yang dididik dengan demikian dalam bidang pertanianlah

130
Kajian Tentang Eksistensi Petani Beserta
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Petani
Di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
mereka bergantung dan menjadi pilihan mereka lahan sekitar 1,5 – 2,0 Ha / Hektar sebanyak 50
untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan mereka responden dengan pencapaian skor 62 yang berarti
sehari hari. bahwa memang menjadi faktor yang mempengaruhi
Pengalaman kerja seseorang juga salah responden untuk menjadi petani yang menurut
satu faktor yang berpengaruh di dalam eksistensi mereka sudah mampu untuk mencukupi kebutuhan
pekerjaan seseorang, semakin lama seseorang keluarganya.
bekerja pada suatu pekerjaan tertentu, maka akan Status kepemilikan lahan pertanian akan
semakin berkembang pula daya pikir dan mempengaruhi seorang petani untuk bertahan
keterampilan yang di milikinya, karena dalam dalam profesinya, apakah itu lahan hak milik diri
bekerja pastinya ada tantangan dan kesulitan – sendiri atau lahan hasil dari sewa orang lain. Hak
kesulitan tertentu sehingga membuat seseorang milik digambarkan sebagai “hak yang paling penuh
lebih berpengalaman dalam bidang pekerjaanya. Di dan paling kuat yang bisa dimiliki atas tanah dan
dalam penelitian ini dapat di ketahui bahwa yang dapat diwariskan turun temurun”. Suatu hak
pengalaman sebagian besar responden petani di milik dapat dipindahkan kepada pihak lain. Hanya
Kecamatan Trawas sudah bertani selama 40 - 49 warga negara Indonesia (individu) yang bisa
tahun itu berarti sebagian petani tersebut sudah mendapatkan hak milik, sedangkan jika
sangat berpengalaman di dalam bidang pertanian menyangkut korporasi maka pemerintah akan
yang selama ini mereka geluti sebagai sumber mata menentukan korporasi mana yang berhak
pencaharian dan penghasil ekonomi bagi mendapatkan hak milik atas tanah dan syarat -
kebutuhannya sehari hari. syarat apa yang harus dipenuhi oleh korporasi
Di dalam penelitian ini juga dapat untuk mendapatkan hak ini.
diketahui bahwa sebagian besar petani tidak Untuk Hak sewa, suatu badan usaha atau
memiliki pekerjaan lain selain menjadi seorang individu yang memiliki hak sewa atas tanah berhak
petani yaitu dari 124 responden 99 atau 79,8 % di memanfaatkan tanah yang dimiliki oleh pihak lain
antaranya hanya berkerja sebagai petani Hal ini untuk pemanfaatan bangunan dengan membayar
juga yang menyebabkan mereka bertahan dan eksis sejumlah uang sewa kepada pemiliknya.
sebagai petani, karena untuk terjun ke bidang Pembayaran uang sewa ini dapat dilakukan
pekerjaan yang lainnya jelas mereka harus belajar sekaligus atau secara bertahap, baik sebelum
dan memulai dari awal lagi serta harus menghadapi maupun setelah pemanfaat lahan tersebut. Hak
kesulitan, tantangan dan beradaptasi dengan hal – sewa atas tanah dapat dimiliki oleh warga negara
hal baru di dalam bidang pekerjaan yang lain. Indonesia, warga negara asing, badan usaha
Sedangkan faktor yang lain juga tidak termasuk badan usaha asing. Hak sewa tidak
mendukung untuk berpindah, seperti pendidikan berlaku diatas tanah negara. Di dalam penelitian ini
yang relatif rendah dan usia yang tidak lagi sebagian besar petani yang ada di Kecamatan
produktif. Meskipun semakin meningkatnya Trawas memiliki lahannya sendiri yaitu sebanyak
pembangunan industri pariwisata di Kecamatan 86 responden atau sekitar 69,3 %. Dengan
Trawas dan juga pembangunan industri di pencapaian skor sebesar 93,8 hal inilah yang
kecamatan yang berdekatan seperti Kecamatan mendorong mereka untuk tetap bertahan dan eksis
Ngoro dan Kecamatan Pandaan. Yang sebagian sebagai petani.
besar menarik tenaga kerja dari Kecamatan Trawas, Telah di ketahui juga pendapatan dari
mereka akan tetap memilih bekerja sebagai petani hasil panen juga cukup besar yaitu sebesar
karena pendidikan yang relatif rendah dan usia 1.500.000 – 2.000.000 dari setiap hasil panen, yaitu
yang tidak lagi produktif serta tidak adanya sebanyak 80 orang dari 124 responden atau 64,5%
keterampilan untuk bekerja di bidang tersebut. selain itu dalam penelitian ini juga di ketahui
Luas lahan dan status kepemilikan lahan bahwa sebagian besar responden sudah menikah
juga berperan penting dalam eksistensi petani di atau sudah berkeluarga yaitu sebanyak 118 orang
sini, karena semakin luas lahan yang dimiliki dari 124 responden atau sebesar 95,1 %, dengan
semakin banyak hasil yang di peroleh dan juga status berkeluarga tentunya sudah mempunyai
banyak modal yang akan di keluarkan, juga beban keluarga yang membuat mereka eksis
semakin kecil suatu lahan akan kecil juga hasilnya menjadi petani dan tekun dalam pekerjaannya, dan
meskipun hanya membutuhkan modal yang sedikit tidak mau untuk coba – coba berpindah ke
pula. Lahan pertanian adalah modal yang sangat pekerjaan yang lain dengan alasan keluarga
penting dalam menggenjot produksi pangan. Tanpa Dengan kondisi yang sedemikian rupa dari
perluasan lahan yang lazim disebut (ekstensifikasi) minimnya tingkat pendidikan juga umur yang tidak
upaya peningkatan produksi pangan hanya lagi produktif serta tidak adanya keterampilan lain
bertumpu pada inovasi teknologi atau peningkatan selain bidang pertanian, maka bekerja sebagai
produktivitas (intensifikasi). petani akan menjadi pilihan utama mereka dalam
Luas lahan ini akan di hitung dari satuan memenuhi kebutuhan sandang papan dan pangan
hektar. Di dalam penelitian ini sebagian besar mereka untuk pencapaian taraf hidup mereka.
responden petani di Kecamatan Trawas memiliki Pendapatan yang cukup besar serta waktu bekerja

131
Kajian Tentang Eksistensi Petani Beserta
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Petani
Di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
yang tidak setia waktu mereka harus bekerja DAFTAR PUSTAKA
menjadikan alasan mereka untuk tetap bertahan dan .
eksis dalam pekerjaanya sebagai seorang petani. Kusinta, Ainul. 2011. Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Eksistensi Petani di
KESIMPULAN Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto.
Berdasarkan hasil penelitian dan juga Skripsi. Surabaya : Tidak Dipublikasikan.
pembahasan yang telah di jelaskan sebelumnya, Nurmala, Tati, Dkk. 2012. Pengantar Ilmu
maka dapat di ketahui dan ditarik kesimpulan Pertanian. Yogyakarta : GRAHA ILMU.
adanya faktor -faktor yang mempengaruhi Pabundu Tika, M.M Moh.2005. Metode Penelitian
eksistensi petani padi di Kecamatan Trawas – Geografi. Jakarta : PT Bumi Aksara
Kabupaten Mojokerto yaitu rendahnya pendidikan, Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian
usia / umur yang tidak lagi produktif, pengalaman Survei. Jakarta : PT. Pustaka LP3ES.
di bidang pertanian saja, luas lahan yang di Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
kerjakan, juga status kepemilikan lahan, Kualitatif dan R & D. Bandung : CV
pendapatan yang cukup tinggi, dan status kawin ALFABETA.
responden yang sebagian besar sudah berkeluarga. Badan Pusat Statistik Jawa Timur. 2012.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat Kecamatan Trawas Dalam Angka 2012.
pendidikan di kecamatan Trawas masih relatif Badan Pusat Statistik : Surabaya.
tendah, terbukti dengan banyaknya responden yang Dinas Pertanian Kecamatan Trawas. 2013. Data
tidak pernah mengenyam pendidikan dan Provitas Padi Kecamatan Trawas 2013.
merasakan bangku sekolah yaitu sebanyak 63 Dinas Pertanian : Trawas
responden atau 50% dari keseluruhan responden Departemen Pertanian. 2007. Direktori Pertanian
petani, sehingga sulit bagi mereka untuk mencari Organik. Jakarta : Departemen Pertanian.
maupun pindah ke pekerjan yang lainnya.
Umur para petani di Kecamatan Trawas
juga di dominasi oleh usia tua yaitu rata-rata dari
50 – 59 tahun, karena semakin menurunnya minat
usia produktif untuk menjadi seorang petani dan
memilih untuk bekerja di luar sektor pertanian,
seperti menjadi PNS ataupun buruh pabrik dan
karyawan di suatu perusahaan.
Tidak adanya pengalaman selain menjadi
petani, sebanyak 99 responden petani di Kecamatan
Trawas bekerja di bidang pertanian selama lebih
dari 40 tahun, pengalaman lain di bidang
nonpertanian sangat rendah, dengan kondisi seperti
itu sulit bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan
lain dan mencoba pindah ke pekerjaan lain yang
akan mereka mulai dan belajar dari awal serta
tantangan dan kesulitan yang akan mereka hadapi,
maka bekerja sebagai petani merupakan satu –
satunya cara untuk memenuhi kebutuhannya, luas
lahan petani sekitar 1,5 – 2,0 hektar dengan status
lahan milik sendiri dan juga penghasilan yang
cukup besar di atas Rp.1.500.000.00 setiap kali
hasil panen yang di jadikan pegangan mereka untuk
tetap bertahan dan eksis menjadi petani.

SARAN
1) Petani lebih giat untuk meningkatkan
produktifitas hasil panennya agar pendapatan
semakin besar.
2) Petani lebih merespon kegiatan – kegiatan dari
pemerintah seperti Penyuluhan pertanian.
3) Meningkatkan kerja sama dan meningkatkan
usaha ekonomi pertanian antar sesama petani
seperti membangun lumbung padi dan koperasi
unit desa ( KUD ).

132

Anda mungkin juga menyukai