Kejang Demam adalah suatu kejang yang terjadi pada usia antara 3 bulan
hingga 5 tahun yang berkaitan dengan demam namun tanpa adanya tanda – tanda
infeksi intracranial atau penyebab yang jelas, (Simon Newell, 2007).
Menurut (Arif ,2007) menyebutkan beberapa penyebab kejang demam sebagai
berikut:
a. Demam itu sendiri
Demam yang di sebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas,otitis
media,pneumonia,gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu
timbul pada suhu yang tinggi.
b. Efek produk toksik dari mikroorganisme
c. Respon alergi atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi
d. Perubahan keseimbangan cairan dan erektrolit
e. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus)
Gejala yang timbul akibat menghirup uap LPG pada konsentrasi yang tinggi dalam
waktu singkat dapat menyebabkan pingsan, iritasi pada hidung dan tenggorokan, sakit
kepala, mual, muntah hingga dapat menimbulkan hilangnya kesadaran. LPG dalam
bentuk gas dapat menimbulkan sesak nafas dan depresi sistem saraf pusat. Keracunan
dari gas LPG menyebabkan sensitifitas terhadap jantung disertai dengan disaritmia
jantung (gangguan irama jantung) dan kematian mendadak.
Gejala klinis saturasi darah oleh karbon monoksida adalah sebagai berikut:
(Marylin.D,2000)
1. Konsentrasi CO dalam darah kurang dari 20%, tidak ada gejala.
2. Konsentrasi CO dalam darah 20%, gejala nafas menjadi sesak.
3. Konsentrasi CO dalam darah 30%, gejala sakit kepala, lesu, mual, nadi dan
pernapasan meningkat sedikit.
4. Konsentrasi CO dalam darah 30% hingga 40%, gejala sakit kepala berat,
kebingungan, hilang daya ingat, lemah, hilang daya koordinasi gerakan.
5. Konsentrasi CO dalam darah 40% sampai 50%, gejala kebingungan makin
meningkat dan setengah sadar.
6. Konsentrasi CO dalam darah 60% hingga 70%, gejala tidak sadar, kehilangan daya
mengkontrol feses dan urin.
7. Konsentrasi CO dalam darah 70% hingga 80%, gejala koma, nadi menjadi tidak
teratur, kematian karena kegagalan pernapasan.
Pencegahan
Untuk mencegah keracunan karbon monoksida, lakukanlah beberapa langkah
pencegahan berikut ini:
1. Hindari berada di dalam mobil tidak bergerak yang tertutup rapat dengan mesin
menyala.
2. Hindari membakar atau memanggang apa pun di dalam ruangan tertutup.
3. Jangan menyalakan mesin mobil di dalam garasi untuk waktu yang lama,
meskipun pintu garasi terbuka.
4. Hindari berenang atau berada dekat jet ski atau kapal dengan mesin yang menyala.
5. Hindari duduk dalam waktu lama dekat alat pemanas yang menggunakan bahan
bakar gas, minyak tanah, atau kayu bakar.
6. Pasang ventilasi yang cukup pada ruangan, terutama ketika ada alat, seperti water
heater.
7. Pasang alat pendeteksi karbon monoksida di area yang berpotensi mengalami
kebocoran karbon monoksida.
8. Lakukan pemeriksaan semua alat pemanas atau alat yang menggunakan bahan
bakar secara berkala untuk memastikan semua alat tersebut pada kondisi baik.
9. Letakan dan pasangan generator portabel atau genset di luar rumah, atau di
ruangan yang memiliki cukup jauh dari ventilasi rumah.
Selain melakukan hal-hal di atas, Anda perlu mengenali beberapa tanda yang bisa
mengindikasikan adanya kebocoran gas karbon monoksida, seperti:
1. Adanya noda kuning kecokelatan di sekitar panci atau kompor
2. Warna api menjadi kuning dan bukan biru
3. Ruangan dipenuhi asap
4. Letupan api timbul saat pertama kali menyalakan alat atau mesin
Jika Anda merasa telah terjadi kebocoran gas karbon monoksida di dalam gedung atau
rumah, segera buka semua jendela dan pintu, lalu keluar dengan tenang. Hubungi
petugas yang berwenang dan segera ke rumah sakit terdekat untuk memastikan Anda
tidak mengalami keracunan karbon monoksida.
Gigitan ular berbisa tau beracun merupakan suatu keadaan gawat darurat yang
apabila disepelakan atau tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Risiko
infeksi pada gigitan ular lebih besar dari luka biasa karena didalam gigitan terdapat bisa
yang mengandung racun yang mengakibatkan infeksi yang lebih parah.
Secara umum, akan timbul gejala local dan sistemik pada semua gigitan ular:
1. Gejala lokal
a. Tanda gigitan taring (fang marks)
b.Nyeri local
c. Perdarahan local
d.Kemerahan
e. Limfangitis (peradangan/pembengkakakn pembuluh limfa)
f. Pembesaran kelenjar limfe
g.Melepuh
h.Infeksi local, terbentuk abses
i. Nekrosis (kematian jaringan)
2. Gejala sistemik
a. Umum (general)
Mual, muntah, nyeri perut, lemah, mengantuk, lemas.
b. Kardiovaskuler (viperidae)
c. Perdarahan dan gangguan pembekuan darah (chemosis)
Perdarahan yang berasal dari luka yang baru saja terjadi ( termasuk perdarahan
yang terus menerus dari bekas gigitan (fang marks) dan dari luka yang telah
menyembuh sebagian ( oldrus mene partly-healed wounds), perdarahan sistemik
spontan – dari gusi, epitaksis, perdarahan intra kranial, hemoptysis, perdarahan
perektal, hematuria, perdarahan pervaginam, perdarahan antepartum pada wanita
hamil, perdarahan mukosa (misalnya konjungtiva), kulit (peteki, purpura,
perdarahan diskoid, echimosis), serta perdarahan retina.
d. Perdarahan dan gangguan pembekuan darah (viperidae)
Parestesia, abnormalitas pengucapan dan pembahuan, potosis,oftalmoplegia
eksternal, paralisis otot wajah dan otot lainnya yang dipersyarafi nervus cranialais,
suara sengau atau afonia, regurgitasi cairan melalui hidung, kesulitan untuk
menelan sekret, paralisis otot pernafasan dan flasid generalisata.
e. Destruksi Otot Skeletal (Sea Snake, beberapa spesies kraits, bungarus niger and B.
Candidus, western Russell’s viper Daboia russelli) Nyeri seluruh tubuh, kaku dan
nyeri pada otot, trismus, miolobinuria, hiperkalemia, henti jantung, gagal ginjal
akut.
f. Sistem perkemihan
Nyeri pungggung bawah, hematuria, hemoglobinria, mioglobinuria, oligoria atau
anuria, tanda dan gejala uremia (pernafasan asidosis, hiccup, mual, nyeri pleura,
dll)
g. Gejala endokrin
Insufisiensi hipofisis atau kelenjar adrenal yang disebabkan infrakhipofisis anterior.
Pada fase akut : Syok, hipoglikemia. Fase kronik (beberapa bulan hingga tahun
setelah gigitan) : kelemahan, kehilangan rambut seksual sekunder, kehilangan
libido, aminoria, atrofi testis, hipotyroidsm
Prinsip pertolongan pertama terhadap gigitan ular :
Penatalaksanaan di Lapangan
Secara umum : ketahui dahulu ular yang menggigit berbisa atau tidak, kemudian
lakukan pertolongan yang sesuai yaitu:
a. Jenis gigitan ular berbisa :
1) Minta korban dan orang – orang sekitarnya untuk menjauh ular.
2) Tenangkan korban dan batasi gerakan.
3) Cuci area yang tergigit secara lembut dengan sabun dan air.
4) Berikan tekanan ringan dengan melilitkan perban elastis diatas gigitan dan
diseluruh panjang lengan atau tungkai.
5) Cari pertolongan medis dengan segera.
b. Jenis gigitan ular tidak berbisa
1) Minta korban dan orang – orang disekitarnya menjauhi ular.
2) Cuci area gigitan ular secara lembut dengan sabun dan air.
3) Jika lukanya kecil, oleskan salep antibiotic dan tutupi lukanya.
4) Cari pertolongan medis. (Thygerson,2010)