Anda di halaman 1dari 10

Pembahasan :

Pestisida adalah substansi kimia (bahan kimia, campuran bahan kimia atau bahan-
bahan lain) bersifat racun dan bioaktif yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama, baik insekta, jamur maupun gulma. Formulasi sangat
menentukan bagaimana pestisida dengan bentuk dan komposisi tertentu harus digunakan,
berapa dosis atau takaran yang harus digunakan, berapa frekuensi dan interval
penggunaan, serta terhadap jasad sasaran apa pestisida dengan formulasi tersebut dapat
digunakan secara efektif. Selain itu, formulasi pestisida juga menentukan aspek
keamanan penggunaan pestisida dibuat dan diedarkan. Berikut ini merupakan beberapa
macam formulasi pestisida :
1. Formulasi padat :
 Wettable Powder (WP), merupakan sediaan bentuk tepung (ukuran
partikel beberapa mikron) dengan kadar bahan aktif relatif tinggi
(50 – 80%), yang jika dicampur dengan air akan membentuk
suspensi. Pengaplikasian WP dengan cara disemprotkan.
 Soluble Powder (SP), merupakan formulasi berbentuk tepung yang
jika dicampur air akan membentuk larutan homogen. Digunakan
dengan cara disemprotkan.
 Butiran, umumnya merupakan sediaan siap pakai dengan
konsentrasi bahan aktif rendah (sekitar 2%). Ukuran butiran
bervariasi antara 0,7 – 1 mm. Pestisida butiran umumnya
digunakan dengan cara ditaburkan di lapangan (baik secara manual
maupun dengan mesin penabur).
 Water Dispersible Granule (WG atau WDG), berbentuk butiran
tetapi penggunaannya sangat berbeda. Formulasi WDG harus
diencerkan terlebih dahulu dengan air dan digunakan dengan cara
disemprotkan.
 Soluble Granule (SG), mirip dengan WDG yang juga harus
diencerkan dalam air dan digunakan dengan cara disemprotkan.
Bedanya, jika dicampur dengan air, SG akan membentuk larutan
sempurna.
 Tepung Hembus, merupakan sediaan siap pakai (tidak perlu
dicampur dengan air) berbentuk tepung (ukuran partikel 10 – 30
mikron) dengan konsentrasi bahan aktif rendah (2%) digunakan
dengan cara dihembuskan (dusting).
2. Formulasi cair :
 Emulsifiable Concentrate atau Emulsible Concentrate (EC),
merupakan sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair dengan
kandungan bahan aktif yang cukup tinggi. Oleh karena
menggunakan solvent berbasis minyak, konsentrat ini jika
dicampur dengan air akan membentuk emulsi (butiran benda cair
yang melayang dalam media 7 cair lainnya). Bersama formulasi
WP, formulasi EC merupakan formulasi klasik yang paling banyak
digunakan saat ini.
 Water Soluble Concentrate (WCS), merupakan formulasi yang
mirip dengan EC, tetapi karena menggunakan sistem solvent
berbasis air maka konsentrat ini jika dicampur air tidak
membentuk emulsi, melainkan akan membentuk larutan homogen.
Umumnya formulasi ini digunakan dengan cara disemprotkan.
 Aquaeous Solution (AS), merupakan pekatan yang bisa dilarutkan
dalam air. Pestisida yang diformulasi dalam bentuk AS umumnya
berupa pestisida yang memiliki kelarutan tinggi dalam air.
Pestisida yang diformulasi dalam bentuk ini digunakan dengan
cara disemprotkan.
 Soluble Liquid (SL), merupakan pekatan cair. Jika dicampur air,
pekatan cair ini akan membentuk larutan. Pestisida ini juga
digunakan dengan cara disemprotkan.
 Ultra Low Volume (ULV), merupakan sediaan khusus untuk
penyemprotan dengan volume ultra rendah, yaitu volume semprot
antara 1 – 5 liter/hektar. Formulasi ULV umumnya berbasis
minyak karena untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah
digunakan butiran semprot yang sangat halus.
Bentuk formulasi dan kandungan bahan aktif pestisida dicantumkan di belakang nama
dagangnya. Adapun prinsip pemberian nama dagang yaitu:

1. Jika diformulasi dalam bentuk padat, angka di belakang nama dagang


menunjukkan kandungan bahan aktif dalam persen. Sebagai contoh
herbisida Karmex 80 WP mengandung 80% bahan aktif. Pestisida Furadan
3G berarti mengandung bahan aktif 3%.
2. Jika diformulasi dalam bentuk cair, angka di belakang nama dagang
menunjukkan jumlah gram atau mililiter (ml) bahan aktif untuk setiap liter
produk. Sebagai contoh, fungisida Score 250 EC mengandung 250 ml
bahan aktif dalam setiap liter produk Score 250 EC.
3. Jika produk tersebut mengandung lebih dari satu macam bahan aktif maka
kandungan bahan-bahan aktifnya dicantumkan semua dan dipisahkan
dengan garis miring. Sebagai contoh, fungisida Ridomil Gold MZ 4/64
WP mengandung bahan bahan aktif Metalaksil-M 4% dan Mankozeb 64%
dan diformulasikan dalam bentuk WP.

Alat penyemprot  (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan


kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot (daun, tangkai,
buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit). Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan
oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung di dalam setiap butiran larutan
tersemprot (droplet) yang melekat pada objek dan sasaran semprot. Sprayer adalah alat/mesin
yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi  menjadi butiran cairan
(droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam
rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan
sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan
pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran
droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan
ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.
Sprayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan 3 jenis sprayer, yakni
knapsack sprayer, motor sprayer, dan CDA sprayer.
1) Knapsack Sprayer
Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer  ini paling umum
digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan. Prinsip
kerjanya adalah :
Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa
yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan
keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan
ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya
diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa
diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu
diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil,
pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakan sekali naik-turun.
Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya.
Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Solo, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB.

2) Motor Sprayer
Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi
untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung
jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di
atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer adalah mist blower
power sprayer, dan boom sprayer. Keuntungan dengan menggunakan motor sprayer terutama
kapasitasnya sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran
walaupun sangat lebat dan minim tenaga kerja.

Kelemahannya :
a. Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal.
b. Tidak dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak
tanaman.
c. Motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang, dll.

3) CDA Sprayer
Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan tekanan
udara untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan
gaya grafitasi dan putaran piringan.Cara kerjanya adalah: larutan mengalir dari tangki melalui
selang menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan disebarkan ke
arah bidang sasaran. Putaran piring digerakan oleh dinamo dengan sumber tenaga bater 12 volt.
Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan butiran yang keluar seragam dengan ukuran 250 mikron.
Ukuran 250 mikron merupakan ukuran optimal untuk membasahi permukaan gulma.

Nozzle sprayer (knapsack sprayer) pertanian selama ini dikenal dengan tipe, yaitu cone
nozzle (nozzle kerucut), flat fan nozzle (nozzle kipas) , even flat nozzle, nozzle polijet, dan
nozzle lubang empat.

1. Solid cone nozzle menghasilkan semprotan halus. Pola semprotan berbentuk bulat
(kerucut). Terdiri dari 2 tipe, yaitu zolid/full cone nozzle dan Hollow cone nozzle.
Solid cone nozze pola semprotan bulat penuh berisi, sedangkan hollow cone nozzle
menghasilkan semprotan berbentuk kerucut bulat kosong. Digunakan terutama untuk
aplikasi insektisida dan fungisida.
2. Knapsack sprayer - nozzle kipas standar (Flat fan nozzle) menghasilkan pola semprotan
berbentuk oval (V) atau bentuk kipas dengan sudut tetap (65o – 95o). Untuk
mendapatkan sebaran droplet yang merata diusahakan melakukan penyemprotan dengan
saling tumpang tindih (overlapping). Digunakan terutama untuk aplikasi herbisida, tetapi
bisa juga digunakan untuk fungisida dan insektisida
3. Knapsack sprayer kipas rata (Even flat nozzle) memiliki pola semprot berbentuk garis.
Butiran semprot tersebar merata. Pada tekanan rendah digunakan untuk aplikasi herbisida
pada barisan tanam atau antar barisan tanam. Pada tekanan tinggi, digunakan untuk
aplikasi insektisida pada pengendalian vektor. Ukuran butiran semprot sedang hingga
halus.
4. Knapsack sprayer nozzle polijet. Pola semprotan pada dasarnya berbentuk garis atau
cerutu. Butiran semprot agak kasar hingga kasar. Tidak atau sangat sedikit menimbulkan
drift dan hanya digunakan untuk aplikasi herbisida.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjB9YXA9efwAhVJIbcAHZusB-
0QFjABegQIBBAD&url=http%3A%2F%2Feprints.umg.ac.id%2F2620%2F3%2F9.%2520Bab
%2520II.pdf&usg=AOvVaw1Ht-t8-aXPQ58e6ZzNZxxE

https://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita-terbaru/378-empat-prinsip-dasar-dalam-
penerapan-pengendalian-hama-terpadu-pht.html

http://maaymeong.blogspot.com/2014/10/pengertian-fungsi-tujuan-jenis-serta.html

http://jacq-planter.blogspot.com/2014/09/jenis-jenis-nozel-semprot.html
KESIMPULAN

Untuk pengamatan morfologi serangga dapat disimpulkan serangga dibedakan menjadi dua yaitu
insecta dan hexapoda, insecta berarti memiliki tubuh beruas-ruas, dan hexapoda berarti berkaki enam.
Masing-masing serangga memiliki ciri khas dan kelebihan masing-masing. Bagian utama pada
serangga hanya ada tiga yaitu kepala, dada, dan perut. Meskipun. Dalam ke tiga bahan yang di teliti,
hanya lebah yang melakukan metamorfosis sempurna.

Untuk pengamatan patogen dapat disimpulkan Jamur merupakan organisme eukariotik yang
bersel tunggal atau banyak dengan tidak memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun
atas kitin. Karena sifat-sifatnya tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, Jamur dipisahkan dalam
kingdom nya tesendiri, ia tidak termasuk dalam Kingdom Protista, Kingdom Monera, maupun Plantae.
Karena tidak berklorofil, jamur temasuk ke dalam makhluk hidup heterotof, dalam hal ini jamur hidup
dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup
secara Saprofit. Ada juga jamur yang hidup secara parasit, adapula yang hidup dengan Simbiosis
Mutualisme.

Untuk pengamatan gejala dan hama penyakit pada tanaman dapat disimpulkan gejala umum
Penyakit disebabkan oleh serangga atau virus. Sehingga tanaman yang terserang menjadi layu, daun
bercak-bercak kecoklatan dan terdapat bintil-bintil pada akar. Pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti cara bercocok tanam, sanitasi, kimia dan
pengendalian hayati.

Untuk pengamatan pestisida dan alat penyemprot dapat disimpulkan bahwa penggunaan
pestisida memiliki keuntungan dan kekurangannya. Keuntungan pestisida yaitu mengendalikan jasad-
jasad pengganggu dalam bidang pertanian, bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan
hasil hutan yang lainnya, bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular)
penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dll.  Kelemahan penggunaan
pestisida yaitu merusak lingkungan dengan bahan kimia yang terkandung di dalam pestisida,
menimbulkan sifat resisten pada patogen, dll. Dan sprayer merupakan salah satu alat mesin pertanian
yang mempermudah penyemprotan pestisida, untuk menggunakan sprayer operator harus
memperimbangkan arah angin, jangan sampai menyemprotkan pestisida melawan arah angin hal ini
berbahaya bagi operator karena hasil semprotan larutan akan terbang menuju operator, Selain itu, perlu
perawatan khusus seperti menjaga kebersihan alat setelah digunakan, hal ini dapat dilakukan dengan
cara merendam tangki dengan air sabun selama 1 hari untuk menghilangkan sisa-sisa larutan pestisida.
Dan ada tiga faktor yang menentukan keberhasilan kalibrasi, yaitu ukuran lubang nozel (nozel curah),
tekanan dalam tangki alat semprot, dan kecepatan berjalan ( ke depan) aplikator. Curah (flow rate,
output) adalah banyaknya cairan semprot yang dikeluarkan oleh nozzle per satuan waktu, yang
umumnya dihitung dalam liter per menit. Angka flow rate dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai
berikut ukuran lubang nozzle, jumlah nozzle, jumlah lubang pada nozzle dan kecepatan aliran cairan
yang melewati nozzle.
.

Anda mungkin juga menyukai