NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat
Rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan CBR di mata kuliah pengantar ilmu
kewarganegaraan ini. Atas dukungan moral dan material yang diberikan dalam
penyusunan tugas ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak ABDINUR
BATU-BARA, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu saya di mata kuliah pengantar ilmu
kewarganegaraan Yang telah memberikan tugas ini.
Saya sangat berharap Semoga tugas CBR yang saya buat ini dapat berguna dan
bermanfaat dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita semua
mengenai pengantar ilmu kewarganegaraan saya juga menyadari sepenuhnya dalam
penulisan dan penyusunan tugas ini terdapat banyak sekali Kekurangan dan jauh dari
kata sempurna, karena pada dasarnya Saya hanya manusia biasa yang jauh dari kata
sempurna, karena pada dasarnya saya hanya manusia biasa yang jauh dari kata
sempurna dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu, Saya
berharap kritik serta saran yang membangun untuk perbaikan tugas yang akan saya
buat kedepannya.
Harapan dan tujuan saya dalam penyusunan Tugas ini adalah agar dapat bergunaan
dan bermanfaat serta sebagai salah satu sumber pembelajaran yang dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan. Atas segala Perhatian dan dukungan serta doa
semua saya ucapkan terimakasih.
Medan, 22
November 2021
Nadila Septiani
Ritonga
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………...........………………….……………....….i
DAFTAR ISI ……………………………………………………….............…………………....….…ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….............…………….1
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ……………...……………………..….............1
B. Tujuan Penulisan CBR …………………..…………………………….................1
C. Manfaat CBR ……………………………………………………………....................1
D. Identitas Buku yang Direview …………………………….............….............2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU …………………………………………..….....………........…4
BAB III PEMBAHASAN / ANALISIS ..........................……………………......….....…..…...7
A. Analisis Isi Buku ………………………………………….................…....................7
B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku …………………..................................8
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………...................….....9
A. Kesimpulan ………………………………………………….....…...........…….......…..9
B. Saran …………………………………………………………......……......................…...9
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………....…........…….............…10
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi CBR
CBR bukan hanya merupakan laporan atau tulisan tentang isi suatu buku atau artikel
tetapi lebih kepada evaluasi, seperti mengulas atau meriview, menginterpretasi serta
menganalisis dan bukan merupakan pembuktian benar atau salah suatu artikel atau
buku. Dengan kata lain, melalui CBR pembaca(review) menguji pikiran pengarang/penulis
berdasarkan sudut pandang pembaca berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki.
Selain itu, dengan adanya Critical Book Report (CBR) ini dapat mengasah
kemampuan menulis sebuah karya ilmiah akademik yang merupakan tuntutan yang
harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa. Penulisan karya ilmiah peranan dan kedudukan
yang sangat penting dan merupakan bagian dari tuntutan forma akademik.
Edisi : Pertama
ISBN :
Edisi : Pertama
ISBN : 978-602-258-094-2
BAB II
Pendidikan Kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata, ialah kata "pendidikan" dan kata
"kewarganegaraan". Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal Ayat (I) definisi pendidikan sebagai berikut;pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, keerdacan. akhlak mulia, sertakelerampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1).
Menurut winataputra (Winarno 2014: 16) Pendidikan Kewarganegaraan sudah menjadi bagian
dari instrumentasi serta praksis pendidikan nasional Indonesia dalam status.Pertama sebagai mata
pelajaran di sekolah, kedua sekolah mata kuliah perguruan tinggi, ketiga sebagai salah satu cabang
pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru, keempat
sebagai pedoman pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk penataran penuh penghayatan dan
pengamatan Pancasila yang pernah dikelola oleh pemerintah sebagai salah satu program kelima
sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait yang
dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berpikir mengenai Pendidikan Kewarganegaraan
pertama, kedua, dan ketiga, dan keempat.
Bangsa Indonesia adalah bangsa agraris sebagai besar penduduk Indonesia bermatapencaharian
sebagai petani hal secara umum di sebagian suku-suku Indonesia adalah sistem paguyuban.Identitas
nasional berasal dari kata National Identity dapat diartikan sebagai kepribadian nasional atau jati diri
nasional kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa. Jika ada yang
orang yang mengatakan bahwa negara Indonesia adalah bangsa yang besar adalah bangsa yang
berbudaya maka itulah yang kita katakan kepribadian atau jati diri nasional bangsa Indonesia.
Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik yaitu bangsaa-bangsa. Kesamaan
primordial dapat saja menciptakan bangsa tersebut untuk bernegara namun dewasa ini negara yang
relatif homogen yang hanya terdiri dari satu bangsa tidak banyak terjadi. Negara baru perlu
menciptakan identitas yang baru untuk bangsanya yang disebut juga sebagai identitas nasional.
Kebangsaan merupakan kesepakatan dari banyak bangsa di dalamnya identitas bangsa yang bersifat
buatan sekunder etis dan nasional (Budi Juliardi, 2016: 36).
Tentang integrasi, (Myron Weiner (1971) dalam Ditjendikti, 2012: 178) memberikan
lima definisi mengenai integrasi, yaitu: 1. Integrasi menunjuk pada proses penyatuan
berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu wilayah dan proses pembentukan identitas
nasional, membangun rasa kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan- ikatan
yang lebih sempit. 2. Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan
nasional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-
perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa. 4. Integrasi menunjuk
pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan dalam memelihara
tertib sosial. 5. Integrasi integrasi merujuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan
Sejalan tersebut definisi tersebut, Myron Weirner dalam Ramlan Surbakti 2010
nilai. 4. Integrasi elit massa. 5. Integrasi tingkah laku atau perilaku integratif.
Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan
masyarakat. Pada prinsipnya setiap warga masyarakat menjadi anggota dari suatu negara
harus tunduk pada kekuasaan negara, karena organisasi negara sifatnya mencakup semua
orang yang ada di wilayahnya dan kekuasaan negara berlaku bagi orang-orang tersebut.
Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintahan yang ada di dalamnya, masyarakat ingin
kesejahteraan masyarakat.
Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Setiap negara pasti memiliki
konstitusi. Karena tanpa adanya konstitusi negara tidak mungkin terbentuk. Sebagai hukum
dasar negara, kostitusi berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam
kehidupan suatu negara. Jadi segala praktik-praktik dalam penyelenggaraan negara harus
didasarkan pada konstitusi dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi tersebut.
Konstitusi menempati kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan suatu
negara karena konstitusi menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat
dengan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini
berbeda-beda baik dalam hal tujuan, bentuk dan isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai
Dewasa ini isu mengenai HAM telah menjadi perhatian dunia, bahkan tidak jarang
suatu negara dalam memberikan bantuan atau kebijakan lainnya dikaitkan dengan
pelaksanaan HAM. Sejumlah negara maju mencanangkan HAM sebagai bagian dari program
nasionalnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menjadikan HAM sebagai salah satu
agenda yang perlu ditangani secara serius. Penghormatan terhadap HAM telah menjadi
ukuran bagi diakuinya suatu pemerintahan. Pemerintah suatu negara yang tidak menghargai
HAM mendapat kecaman bahkan bisa dikucilkan dari pergaulan internasional (Winataputra,
2010). Menurut Didik B. Arif (2014: 133-134) menjelaskan, ada beberapa prinsip pokok
Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1. Prinsip universal, bahwa HAM itu berlaku bagi
semua orang, apapun jenis kelaminnya, statusnya, agamanya, suku bangsa atau
kebangsaannya. 2. Prinsip tidak dapat dilepaskan (inalienable), yaitu siapapun, dengan alasan
apapun, tidak dapat dan tidak boleh mengambil hak asasi seseorang. Seseorang tetap
mempunyai hak asasinya kendati hukum di negaranya tidak mengakui dan menghormati hak
asasi orang itu atau bahkan melanggar hak asasi tersebut. 3. Prinsip keseimbangan, artinya
bahwa perlu ada keseimbangan dan keselarasan di antara HAM perorangan dan kolektif di
satu pihak dengan tanggung jawab perorangan terhadap individu yang lain, masyarakat dan
bangsa di pihak lainnya. Hal ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
Bab VI Demokrasi
berbagai peristiwa dan konteks, kita sering menyebutkan. Kata demokrasi dan demikian pula
dalam bentuk sifatnya yaitu demokratis kita gunakan untuk berbagai tingkatan mulai individu
masyarakat bangsa maupun negara. Walaupun demikian kata demokrasi, ataupun sifat
demokratis tidak jarang dipakai dalam konteks yang justru bertentangan dengan makna
demokrasi itu sendiri. Secara etimologi kata demokrasi berasal dari istilah “Demokrasi” yang
berarti Rule of Survival merupakan paduan dari 2 kata “Demos” berarti “Rakyat” dan
“Kratos” berarti “Kekuasaan (power) atau pemerintahan”. Menurut Ranney ada empat prinsip
1. Kedaulatan rakyat
2. Persamaan politik
4. Mayoritas
Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan
bagi seluruh warga negara, dengan adanya keadilan dalam masyarakat maka, akan tercapai
kebahagiaan dalam masyarakat itu untuk mendasari keadilan tersebut pada setiap warga
negara perlu diajarkan norma Susila agar mereka menjadi warga negara yang baik, demikian
pula peraturan hukum yang sesungguhnya itu hanya ada apabila peraturan dimaksudkan
mencerminkan keadilan dalam pergaulan hidup antar warga negara (Arumandi dan Sunarto,
1990).
Ketentuan pasal 1 ayat 3 berasal dari penjelasan UUD NRI 1945 yang diangkat ke
dalam UUD NRI 1945 negara hukum adalah negara yang menegakkan supremasi hukum
untuk menegakkan kebenaran dan keadilan dan tidak ada kekuasaan tidak bertanggung
jawabankan. Indonesia adalah salah satu negara yang merupakan negara hukum, kedudukan
Indonesia sebagai bidang lain, realitas kehidupan masyarakat Indonesia yang tidak bisa
dilepaskan dari keberadaan hukum yang melekat pada masyarakat yang multi etnis dan
multikultur istilah negara hukum tidak asing lagi dalam pengetahuan ketatanegaraan sejak
Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederich Ratzel 1844 sebagai ilmu bumi
politik atau political geografi, istilah ini kemudian dikembangkan dan diperluas oleh sarjana
ilmu politik Swedia Rudolf Kjellen 1864 dan Karl Haushofer dari Jerman menjadi geografi
politik dan disingkat geopolitik. Berdasarkan pengertian tersebut, geopolitik dapat diartikan
sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi
nasional yang didorong oleh aspirasi National Geographic atau kepentingan yang titik
beratnya terletak pada pertimbangan geografi wilayah atau teritorial dalam arti luas lautan
negara yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung
kepada sistem politik suatu negara. Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan
pada nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang luhur dengan jelas tertuang di dalam
Pembukaan UUD NRI 1945, bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai tetapi lebih
cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Oleh karena itu wawasan nusantara adalah
geopolitik Indonesia.
nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan dan keuletan dan ketangguhan yang
menyandang prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas dan
kepribadian bangsa. 2) Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap melainkan dapat
meningkat dan menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi
artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat manunggal dapat
diwujudkan kewibaan nasional yang akan diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat
menjadi daya tangkal suatu negara. 5) Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional
tidak menutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan
kekuatan fisik semata, tetapi lebh pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling
Gandamana, S.Pd., M.Pd., serta pada buku “Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan”
karya Prof. Dr. Tukiran Taniredja, M.M., dkk., sama-sama membahas tentang konsep-konsep
dan konstitusi, hak dan kewajiban warga negara, demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD
NRI 1945, wawasan nusantara, dan upaya bela negara untuk mewujudkan ketahanan
karya Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd., sudah cukup relevan bagi para pembaca dan
mahasiswa karena telah dilengkapi dengan rangkuman, sumber referensi yang memadai, serta
soal-soal yang berupa pertanyaan untuk menguji wawasan kita di setiap akhir bab. Bahasa
yang digunakan pun cukup mudah dipahami, akan tetapi cara penyampaiannya cenderung
berputar-putar tidak fokus ke dalam satu pembahasan. Terkadang apa yang dituliskan di bab
pertama, muncul lagi di bab kedua, dan hal itu cukup banyak ditemui sehingga pembahasan
menjadi kurang fokus. Sedangkan pada buku “Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan”
karya Prof. Dr. Tukiran Taniredja, M.M., dkk., ide yang terkandung sangat terperinci
memaparkan tentang pendidikan kewarganegaraan dan terdapat pernyataan para ahli dalam
bahasa Inggris yang disertai dengan terjemahannya sehingga memudahkan pembaca untuk
2. Dari segi kebahasaan sangat tepat dan mudah dimengerti mengenai apa yang dijelaskan
3. Desain penyusunan buku cocok untuk menjadi pembelajaran bagi mahasiswa ataupun bagi
calon guru karena buku ini sangat membantu dengan adanya soal-soal dan pengembangan
sikap.
1. Terkadang apa yang dituliskan di bab pertama, muncul lagi di bab kedua, dan hal itu cukup
1. Dari segi pembahasan sangat lengkap dan detail, terdapat pernyataan para ahli disertai
2. Terdapat glosarium yang berisi kata kunci dan kata-kata sulit dalam buku sehingga
3. Tercantum pasal-pasal dalam Undang-Undang yang sangat terperinci mengenai Hak Asasi
1. Dalam buku Konsep Pendidikan Kewarganegaraan ini tidak terdapat rangkuman pada
setiap akhir bab sehingga mahasiswa/pembaca kurang dapat menemukan intisari dari materi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
Pancasila sebagai karya besar bangsa Indonesia yang setingkat dengan ideologi besar
dunia lainnya. Pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk
yang terkandung di dalamnya. Buku ini berisi tentang materi kewarganegaraan yang sangat
tepat bagi mahasiswa dalam mengembangkan sikap berkewarganegaraan yang baik dan juga
membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air. Disusun dengan berdasarkan pada 4 konsensus kebangsaan yakni Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan substansi kajian untuk Pendidikan
Kewarganegaraan.
Saran :
Saran antara buku 1 (wajib) dengan buku 2 (pembanding) antara keduanya sudah
bagus. Dan keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan dari berbagai macam segi, baik
dari segi format dan penulisan struktur buku, penggunaan bahasa, kualitas isi buku, dan
sebagainya. Jadi, apa yang menjadi keunggulan ini maka hendaknya ditingkatkan lagi agar
kualitas buku ini semakin meningkat dan para pembaca semakin semangat untuk
membacanya. Dan apa yang menjadi kelemahan dari buku ini hendaknya diperbaiki agar
Penerbit Ombak.