Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pemakaian kontrasepsi (CPR) usia 15-45 tahun dari 61,9% pada tahun 2014
menjadi 66,0% pada tahun 2019 dengan peserta baru KB IUD 7,75% (BKKBN,
(Kemenkes, 2013).
penduduk terbanyak, yaitu 249 juta. Salah satu cara untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk yaitu dengan program KB. Angka Fertilitas atau Total
Fertility Rate (TFR) 2,36, indonesia masih berada atas rata-rata TFR negara
keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia
1
2
Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu
khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20
tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua
dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa
jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti
59,7%. Sebanyak 59,3% wanita usia subur menggunakan kontrasepsi modern, dan
hanya 0,4% lainnya menggunakan kontrasepsi cara tradisional. Selain itu, dapat
diketahui pula bahwa sebanyak 24,8% dari wanita usia subur mengaku pernah
dalam perkawinan yang sah, yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49
tahun. Peserta KB Aktif adalah PUS yang saat ini menggunakan salah satu alat
subur yang baru pertama kali menggunakan alat/cara kontrasepsi dan atau
3
adalah suntikan (47,54%) dan terbanyak ke dua adalah pil (23,58%). Sedangkan
metode kontrasepsi yang paling sedikit dipilih oleh peserta KB aktif yaitu Metoda
digunakan yaitu suntikan sebesar 49,67%. Metode terbanyak ke dua yaitu pil,
sebesar 25,14%. Metode yang paling sedikit dipilih oleh para peserta KB baru
adalah metode operasi pria (MOP) sebanyak 0,21%, kemudian metode operasi
provinsi dengan persentase peserta KB baru terendah ialah Provinsi Bali (9,90%),
MOW, dan MOP. Sedangkan pada metode lainnya persentase peserta KB baru nya
murah dan tidak menghambat produksi ASI, dapat digunakan dalam jangka
4
panjang serta kesuburan dapat cepat kembali, namun kenyataannya masih banyak
Sedangkan menurut Asmawahyunita (2010) bahwa ada hubungan antara sikap ibu
50,7% dan sebagian kecil responden memilih AKDR sebanyak 12,1%. Penelitian
yang dilakukan oleh Hendri (2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan sikap
dengan pemilihan kontrasepsi IUD pada wanita usia subur di desa Sepanjang
peserta KB baru dengan Metode MKJP sebanyak 23,3% dengan jenis AKDR
panjang (MKJP) sebanyak 18,5%, dengan jenis AKDR 4,3%. Sedangkan peserta
5
KB baru dengan Metode MKJP sebanyak 25,8% dengan jenis AKDR sebanyak
Puskesmas Pagar Jati dengan jumlah 7,2% dan ketiga tertinggi Puskesmas
Tanjung Dalam dengan jumlah 6,1% dari jumlah peserta KB aktif. Berdasarkan
survey awal yang telah di lakukan di Puskesmas Ujung Karang pada tanggal 22
Februari sampai 24 Februari 2016 di dapatkan hasil dari 10 PUS hanya terdapat
satu responden yang setuju dan memilih menggunakan IUD sedangkan yang
lainnya bersikap ragu-ragu serta ada yang tidak setuju menggunakan IUD .
mengetahui lebih jauh Hubungan Sikap Ibu dengan Pemilihan AKDR di wilayah
Tengah 2015.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada “Hubungan Sikap Ibu dengan Pemilihan AKDR di wilayah kerja
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran Sikap ibu pada PUS di wilayah kerja Puskesmas Ujung
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Puskesmas Ujung
rancang jauh sebelumnya dapat mencapai sasaran seperti yang telah ditetapkan.
2. STIKES TMS
bagi penulis tentang Hubungan Sikap Ibu Dalam Pemilihan AKDR di wilayah
kerja Puskesmas Ujung Karang, sehingga dapat menjadi bahan dan data dalam