Anda di halaman 1dari 14

Pengawasan Terhadap Pengelolah Laboratorium dan Pengelolaan Bahan dan Alat

Praktikum

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar teori
Sekarang ini di semua sekolah banyak yang sudah memiliki laboratorium guna
unutuk menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dan disesuaikan dengan materi-
materi yang diberikan oleh guru.
Menurut  Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.  
  Salah satu fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah
laboratorium. Dimana sekarang sudah banyak sekolah yang memiliki laboratorium, diharapkan
laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang memiliki kesamaan operasional
dan peralatan dengan yang akan digunakan didalam tempat kerjanya kelak. Laboratorium
merupakan perangkat kelengkapan akademik dalam menunjang kegiatan proses belajar
mengajar. Selain itu, laboratorium juga merupakan tempat melakukan aktifitas praktikum
untuk mengaplikasikan teori ke dalam praktek. Menurut Konsorsium Ilmu Pendidikan (Moh.
Amien,1988:1)
Demi kelancaran dan kenyamanan dalam penggunaan dan pemanfaatan laboratorium,
maka perlu adanya pengelolaan dan penataan yang baik secara berkala yang dilakukan oleh
penanggung jawab laboratorium. Hal inilah yang akan diuraikan dalam makalah ini dengan
judul “Pengawasan Terhadap Pengelolah Laboratorium dan Pengelolaan Bahan dan Alat
Praktikum”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengawasan terhadap pengelolah laboratorium ?
2. Bagaimana pengelolaan bahan dan alat praktikum ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mendiskripsikan pengawasan terhadap pengelolah laboratorium
2. Mendiskripsikan pengelolaan bahan dan alat praktikum
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengawasan Terhadap Pengelolah Laboratorium
Pengelolaan terhadap laboratorium harusnya dilakukan dengan benar, agar laboratorium yang
ada di sekolah bisa terawat dan terjaga dengan baik. Laboratorium adalah sebagai penunjang
pembelajaran bagi siswa, laboratorium digunakan untuk menunjang kegiatan belajar dan agar siswa
mudah memahami mata pelajaran .
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien
untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan
fungsi sumber daya. Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumberdaya secara efektif
dan efisisen untuk mencapai sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan
keberlanjutan fungsi sumber daya. Menurut Luther M. Gullick (1993:31) menyatakan fungsi
manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan ketenagakerjaan,
pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Pengelolaan laboratorium
berkaitan dengan pengelolah dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan lapboratorium,
spesimen biologi, bahan kimia) dan  aktivitas  yang  dilaksanakan  di  laboratorium  yang menjaga
keberlanjutan fungsinya. 
Dalam  pengelolaan laboratorium, pengelolaannya meliputi beberapa aspek yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang
kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencakan konsep dari suatu laboratorium itu sendiri.
Sebelum laboratoium itu dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai
siapa laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan untuk pembelajaran
Biologi di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk yang berbeda dengan
laboratorium untuk penelitian. Demikian pula, laboratorium untuk penelitian atau percobaan
fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan laboratorium untuk ekologi. Pada umumnya bentuk,
ukuran dan tata ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga pemakai
laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat
individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam
konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasiitas ruangan
laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya
percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100
m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan
tempat seluas 2,5 m2dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk
keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4
m2 untuk setiap mahasiswa.
2. Penataan
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di
laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk
beroperasi. Dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak untuk digunakan diperlukan
penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan langkah-langkah
penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja
harus memiliki luas yang memungkinkan pengguna/ pekerja/ operator dapat bergerak bebas,
aman dan nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat
kerja dengan mudah dan lancar.
Tujuan Tata Letak laboratorium
a. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
b. memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/ pekerja/ operator.
c. Memaksimalkan penggunaan peralatan.
d. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
e. Mempermudah pengawasan.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan perabotan
laboratorium adalah:
a.               mudah dilihat
b.              mudah dijangkau
c.               aman untuk alat
d.             aman untuk pemakai
3. Pengadministrasian
Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris. Inventaris
adalah suatu kegiatan dan usaha untuk mnyediakan catatan tentang keadaan semua fasilitas,
barang-barang yang dimiliki sekolah. Bagi sekolah yang mempunyai beberapa laboratorium
sangat penting untuk mendata fasilitas/menginventaris alat dan bahan laboratorium untuk
kegiatan pembelajaran siswa. Dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan dapat
diperoleh pedoman untuk mempersiapan anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun
yang akan datang.
Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari
pengelola yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk mengetahui
dimana suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan
pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian.
Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan pelaporan
hasil inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan Depdikbud, maka ada
beberapa daftar alat inventarisasi yang harus digunakan atau diisi, diantaranya:

a. Buku Induk Barang Inventaris


b. Buku Catatan Barang Inventaris
c. Buku Golongan Barang Inventaris
d. Laporan Triwulan Mutasi barang
e. Daftar Isian Barang
f. Daftar Rekapitulasi barang Inventaris
Contoh format dokumen/alat inventaris yang telah banyak dikembangkan dan digunakan:

Daftar Isian Barang Inventaris Yang Dipakai


Nama Barang
No
Inventaris Nama Kelompok Barang Kode Barang Jumlah Barang

4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan


Pada  dasarnya  pengamanan, perawatan dan pengawasan  laboratorium  merupakan  tanggung 
jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Mengatur dan memelihara  laboratorium merupakan
upaya agar  laboratorium selalu tetap  berfungsi  sebagaimana  mestinya.  Sedangkan  upaya  menjaga
keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
sewaktu bekerja di  laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan. Usaha yang dilakukan
dalam memelihara kelancaran penggunaan laboratorium, antara lain:
a) Jadwal penggunaan laboratorium yang jelas
b) Tata tertib laboratorium yang dilaksanakan dengan tegas
c)  Alat penanggulangan kecelakaan: pemadam kebakaran, kotak P3K, dll dalam keadaan baik
dan dipahami
Sarana pengamanan yang diperlukan dan harus ditaati di hampir semua laboratorium antara lain:
a) Saluran air dengan kran dan shower
b) Saluran gas dengan kran sentral
c) Jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus
d) Kotak p3k yang berisi lengkap obat
e) Nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit,
f) Alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau
g)  Aturan dan tata tertib penanggulangan kecelakaan
Untuk pengawasan biasanya hanya dilakukan oleh pengelolah laboratorium yang memiliki
pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesusai dengan tugas dan tanggung
jawabnya, serta mengikuti peraturan. Pengelola  laboratorium  di  sekolah umumnya sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah
c. Koordinator Laboratorium
d. Penanggung jawab Laboratorium
e. Laboran

2.2 Pengelolaan Bahan Dan Alat Praktikum

Dalam laboratorium bukan hanya pengelolaan yang penting untuk dilakukan, tapi
pada laboratorium juga banyak alat dan bahan yang perlu untuk di simpan dengan benar.
Alat-alat yang sering digunakan dalam laboratorium memiliki cara penyimpanan yang
berbeda dengan alat-alat yang jarang digunakan. Dimana alat-alat yang ada di laboratorium
memiliki bahan-bahan yang berbeda, dan cara penyimpanannnya pun juga agak sedikit
berbeda. Tidak hanya pada alat-alat yang harus disimpan dengan benar, tapi bahan-bahan
yang ada di laboratorium juga harus disimpann sesuai dengan spesifikasinya dan sesuai
dengan kegunaannya.
Keselamatan di laboratorium akan terjamin bila penanganan bahan kimia dilakukan
dengan berpedoman pada rambu-rambu yang biasanya terdapat di kemasan bahan kimia.
Aktivitas di laboratorium yang menggunakan bahan-bahan kimia tentu tidak lepas dari
peralatan yang digunakan sehingga bahaya tidak hanya disebabkan oleh penanganan bahan
yang salah, namun juga dapat terjadi bahaya fisik dari peralatan yang kita gunakan bila kita
tidak berpedoman pada aturan tentang penanganan alat. Adapun macam-macam alat yang ada
di laboratorium, meliputi :
Alat ukur, seperti thermometer, barometer, respirometer, gelas ukur, stopwatch,
mikrometer sekrup, dsb. 

Gambar 2.1 Berbagai alat laboratorium yang dapat digunakan untuk mengukur.
Alat dari gelas, seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus, dsb.

Gambar 2.2 Berbagai alat laboratorium yang terbuat dari gelas.


Pada mata pelajaran biologi ada juga alat yang digunakan adalah sebuah model atau
alat peraga, seperti model pencernaan, model pernapasan, model kerangka, model indera dan
organ lainnya.

Gambar 2.3  Berbagai alat laboratorium yang merupakan model dimana model ini biasanya
digunankan pada pelajaran biologi.
Bagan, seperti bagan klasifikasi makhluk hidup, bagan metamorfosis pada katak,
bagan sistem pengeluaran manusia, dsb.

Gambar 2.4  Berbagai alat laboratorium yang merupakan bagan dimana bagan ini biasanya
digunankan pada pelajaran biologi.
Alat siap pakai (rakitan), seperti kit listrik, kit magnet, kit optik, dsb.
Gambar 2.5  Berbagai alat laboratorium yang berupa rakitan, biasanya ini digunakan pada
laboratorium fisika atau laboratorium tekhnik.
Alat bantu proses percobaan seperti pinset, gunting dan pembakar bunsen/spiritus,
mortar dan alu.

Gambar 2.6  Berbagai alat bantu dalam laboratorium.

Perlengkapan pendukung (perkakas) yang diperlukan selama bekerja di laboratorium IPA,


seperti :

1. Alat pemadam kebakaran, dapat diganti dengan pasir basah dan karung goni basah.
2. Kotak Pertolongan Pertama lengkap dengan isinya (obat, kasa, plester, obat luka)
3. Alat kebersihan seperti sapu, pengki/serokan sampah, lap pel, sikat tabung reaksi.
4. Alat bantu lainnya seperti obeng, palu, tang, gergaji dsb.

Gambar 2.7  Berbagai alat laboratorium yang merupakan perkakas pendukung.

Alat di laboratorium IPA berdasarkan bahan pembuatnya, meliputi kelompok :


1. Alat optik (kaca), seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus.
2. Alat dari logam, seperti kasa asbes, peralatan bedah dsb.
3. Alat dari kayu, seperti rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi dsb
4. Alat dari plastik, seperti botol zat kimia dsb.
5. Alat dari bahan lainnya seperti sikat tabung reaksi dari ijuk, sumbat gabus dan mortar
dari porselain.

Gambar 2.8  Berbagai alat laboratorium yang dikelompokkan berdasarkan bahan pembuatnya
  Penataan (ordering) alat / bahan adalah proses pengaturan alat / bahan di laboratorium
agar tertata dengan baik. Dalam menata alat / bahan tersebut berkaitan erat dengan
keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan, yang harus
diketahui sebelum melakukan penataan yaitu:

-        Mengenali alat dan fungsinya


-        Mengenali sifat bahan
-        Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
-        Keperangkatan
-        Nilai/harga alat
-        Kualitas alat tersebut dan kelangkaannya
-        Bahan dasar penyusun alat
-        Bentuk dan ukuran alat
-        Bobot/berat alat
Alat yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan
khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa,
menggunakan dan menyimpan alat di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat
dan bahan. Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat
menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Cara menyimpan alat laboratorium IPA
dengan memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, bobot alat, keterpakaiannya, serta sesuai
pokok bahasannya. Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati antara
pengelola laboratorium dan diketahui oleh pengguna/praktikan.
Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di
laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan kode dan
jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat
tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris laboratorium IPA.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat yaitu :
1. Bahan dasar pembuatan alat
2. Bobot alat
3. Kepekaan alat terhadap lingkungan
4. Pengaruh alat yang lain
5. Kelengkapan perangkat alat dalam suatu set
Penataan dan penyimpanan alat / bahan didasarkan pada :
1. Keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, dan
keadaan alat/bahan.
2. Kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai,
keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya.
Dasar dari penyimpanan alat, yaitu :
1. Jenis Alat, misalnya gelas kimia, corong, cawan petri, lumpang dan alu
2. Jenis bahan pembuat, misalnya kaca, porselin, logam dan kayu
3. Percobaan, misalnya laju reaksi, kesetimbangan, dll
4. Seberapa sering alat digunakan
 Penyimpanan alat dan bahan juga harus memperhatikan kegiatan dibawah ini:
- Alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa dan alat-
alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah
- Alat-alat untuk percobaan fisika biasanya dikumpulkan menurut golongan
percobaannya
- Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan tersendiri
ditempat khusus.
- Alat-alat untuk percobaan biologi umumnya disimpan menurut judul percobaan atau
dapat dilakukan berdasarkan atas bahan alat

Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti :


- Membawa alat sesuai petunjuk penggunaan
- Menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan.
- Menjaga kebersihan alat
- Menyimpan alat

Gambar 2.8 Berbagai alat laboratorium yang disimpan pada lemari alat.
Tata letak dan pengaturan perabot laboratorium IPA
-        Prinsip keamanan
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah
dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman
juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya
berkurang.
-        Prinsip Kemudahan
Untuk memudahkan mencari letak masing – masing alat dan bahan, perlu diberi tanda
yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
-        Prinsip Keleluasaan
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari,
rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
-        Prinsip Keindahan
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan,
golongan percobaan dan bahan pembuat alat :
1. Pengelompokan alat – alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti : Gaya dan
Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat
reparasi.
2. Pengelompokan alat – alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti :
Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
3. Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti :
logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
4. Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam
kelompok bahan yang banyak digunakan.
5. Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari,
rak dan laci . Pengelompokan alat – alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat
tersebut seperti : logam, kaca, porselen, plastik dan karet
Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal – hal di atas, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu :
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang
lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah
tumbuhnya jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker
glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak
melebihi tinggi bahu.
5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad.
6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang
mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu
sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat – alat yang
boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya diletakkan
pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel di dinding.
Contoh alat yang dapat diletakkan di meja demonstrasi adalah : kaki tiga, asbes dengan kasa
dan tabung reaksi.
Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus memperhitungkan sumber
kerusakan alat dan bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal –
hal berikut:
1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan ini
memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti
tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas
seprti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel.
Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan
kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas.
Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan
dan keracunan.
2. Air dan Asam – Basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air,
asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan alat seperti
berkarat, korosif dan berubah fungsinya. Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia lainnya
menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan menimbulkan zat baru, gas, endapan,
panas serta kemungkinan terjadinya ledakan.
3. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan alat memuai atau mengkerut,
memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
4. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar.
gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.
5. Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari
secara langsung. Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya
matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup. Bahan kimianya sebaiknya
disimpan dalam botol yang berwarna gelap.
6. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api.
Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya
oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus memperhatikan
komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.
Dikarenakan alat dan bahan di laboratorium harus memiliki perlakuan yang berbeda,
maka dari itu ada langkah-langkah dalam penyimpanan di dalam laboratorium. Langkah–
langkah Penyimpanan dalam laboratorium adalah sebagai berikut :
1. Bersihkan Ruang dan Penyimpanan Alat dan Bahan
2. Periksa data ulang alat dan bahan yang ada
3. Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan bahan di 
atas
4. Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas laboratorium,
keadaan alat dan bahan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Laboratorium harus dikelola/ditangani dan diatur tata letaknya sedemikian rupa dengan
tujuan, agar :
- Disiplin laboratorium selalu terjaga dengan baik
- Kebersihan, keamanan dan keselamatan laboratorium selalu terjaga dengan baik
- Kelancaran penggunaan laboratorium selalu terjaga dengan baik
2. Dalam melakukan pengelolaan laboratorium, beberapa aspek yang diperhatikan yaitu:
- Perencanaan
- Penataan
- Pengadministrasian
- Pengamanan, perawatan, dan pengawasan
3. Untuk memberdayakan laboratorium diperlukan beberapa keterampilan. Salah satu
keterampilan tersebut adalah menata, mengadministrasikan, dan menginventarisasi alat
dan bahan.
4. Penataan dan penyimpanan alat didasarkan pada keadaan laboratorium yang ditentukan
oleh fasilitas, susunan laboratorium, keadaan alat, dan kepentingan pemakai ditentukan
berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, serta keamanan dalam penyimpanan dan
pengambilannya. Berdasarkan keadaan alat, maka alat dapat dikelompokkan atas jenis
alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, atau jenis
percobaan.
3.2 Saran
Oleh karenanya laboratorium adalah sebuah tempat yang penting bagi penunjang
pembelajaran disekolah, maka sudah sepatutnya jika pengelolah, pengguna bersama-sama
untuk menjaga dan merawat laboratorium.

Daftar Rujukan
Amien, Moh. 1988. Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum Pendidikan IPA
Umum Untuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: P2LPTK
Depdikbud.
Anonim. 2010. Sumber belajar di era teknologi informasi dan komunikasi. (Online),(
http://bintangsitepu.wordpress.com/2010/07/07/sumber-belajar-di-era-teknologi-informasi-dan-
komunikasi/), diakses tanggal 27 januari 2015.
Anonim. 2010. Pengertian Laboratorium. (Online), (http://smileboys.blogspot.com/2008/05/pengertian-
laboratorium.html), diakses tanggal 27 Januari 2015
Arikunto, Suharsimi. (1993). Organisasidan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Avidianto, D. 2010. Cara Menyimpan Alat dan Bahan Laboratorium IPA. (Online),
(http://devoav1997.webnode.com/news/cara-menyimpan-alat-dan-bahan-
laboratorium-ipa-/), diakses 27 januari 2015
Sugiarto, Bowo. 2008. Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium IPA SMP, (Online),
(http://bowobiologi.blogspot.com/2008/10/optimalisasi-pengelolaan-
laboratorium.html), diakses tanggal 27 Januari 2015.

Anda mungkin juga menyukai