Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN
OLEH:
EKA ALLISA SHALSABILLA
190301135
AGROTEKNOLOGI 3
FAKULTAS PERTANIAN
2021
KULTUR TUNAS PADA TANAMAN PISANG (Musa paradisiaca L.)
LAPORAN
OLEH:
EKA ALLISA SHALSABILLA
190301135
AGROTEKNOLOGI 3
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
di Laboratorium Bioteknologi Sub Pemuliaan Tanaman Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,Medan
Diperiksa Oleh
Asisten Korektor
(Ajeng Pratiwi)
NIM. 180301065
FAKULTAS PERTANIAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Kultur Tunas Pada Tanaman
Pisang (Musa paradisiaca L.)” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat
Utara.
Luthfi Aziz Mahmud Siregar,SP.,M.Sc,Ph.D , Dr. Diana Sofia Hanafiah, SP., MP,
dan Ir. Revandy I.M Damanik, M.Si, M.Sc, Ph.D selaku dosen mata kuliah
terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya
penulisan berikutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Tujuan Praktikum ........................................................................................ 2
Kegunaan Penulisan .................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
yang dipelihara dalam media buatan dengan kondisi yang aseptik. Bagian tanaman
yang dapat digunakan sebagai eksplan dalam teknik kultur jaringan tanaman
adalah biji, tunas pucuk, potongan batang satu buku , potongan akar, potongan
dapat dibentuk senyawa bioaktif, (b) bebas dari kontaminasi mikroba, (c) setiap
(d) pertumbuhan sel terawasi dan metabolismenya dapat diatur secara rasional
(Fitriani, 2013).
berkualitas yang terbebas dari virus. Keberhasilan kultur jaringan suatu tanaman
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik secara langsung maupun tidak
Propinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah produksi dan wilayah
Kalimantan Selatan tahun 1995 – 1999 adalah 20.571,8 ton, pada tahun 2000
2
adalah 11.731 ton, dan pada tahun 2001 adalah 16.589 ton dengan luas panen
kultur tunas aksilar adalah kultur mata tunas untuk merangsang munculnya tunas-
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat memahami
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu
Universitas Sumatera Utara dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang
membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
pertumbuhan (proliferasi) tunas aksiler atau lateral yang sudah ada pada eksplan.
secara komersial, lebih mudah dilakukan pada banyak jenis tanaman, dan lebih
tanaman melalui kultur pucuk telah banyak dilakukan pada laboratorium kultur
Tujuan dari kultur tunas adalah untuk perbanyakan secara vegetatif pada
tanaman. Bagian tanaman yang digunakan sebagai eksplan adalah ujung tunas
lateral, atau terminal dengan ukuran kira-kira 20 mm. Pengaruh dominansi apikal
mempengaruhi keberhasilan kultur ini, pucuk berukuran lebih besar lebih cepat
berkembang dan lebih tahan sehingga lebih banyak menghasilkan tunas aksilar
(Kane, 2015).
komersial adalah: 1. Metode kultur pucuk dapat diterapkan pada berbagai jenis
yang dihasilkan secara genetik seragam dan true to type 4. Pada banyak tanaman,
vitro merupakan bagian yang perlu diperhatikan. Jenis ZPT dari golongan auksin
4
7 yang sering digunakan adalah Indole Aceti Acid (IAA), Napthalene Acetic Acid
(NAA) dan 2.4-D (Yuliarti, 2010). Senyawa 2.4-D31 yang digunakan pada
adalah jenis dan konsentrasi zat pengatur tumbuh yang digunakan. Pertumbuhan
keseimbangan antara zat pengatur tumbuh yang ditambahkan dengan zat pengatur
tumbuh yang dihasilkan . ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) sitokinin bekerja sama
dengan auksin memiliki peran penting pada proses pembelahan sel dan
pada hari Jumat, 26 Maret 2021 pukul 08.00-09.40 WIB sampai dengan selesai.
aplikasi Google Meet dan sebagai alat untuk membuat laporan praktikum, pulpen
sebagai alat menulis, botol kaca sebagai wadah media kultur jaringan, pinset
sebagai alat untuk mengambil eksplan, pisau cutter sebagai pengganti scalpel
literatur, paket internet atau wifi sebagai sarana akses virtual, lilin sebagai
pengganti bunsen untuk mensterilkan alat dan bahan, handsanitizer 75% untuk
Prosedur
Sterilisasi Eksplan
kedalam gelas.
Penanaman Eksplan
diatas bunsen.
4. Dibuka tutup botol kultur dengan menggunakan pinset lalu bakar luar dan
rapat.
8. Disemprot alkohol.
Hasil
Judul : Kultur Tunas
Tanaman : Pisang
Tanggal Pengamatan : 1 April 2020
Tumbuh = Jumlah Eksplan – Kontaminasi
X 100%
Jumlah Eksplan yang dikulturkan
= 0/2 X 100%
=0%
Tidak Tumbuh = Jumlah Eksplan Kontaminasi X 100%
Jumlah Eksplan yang dikulturkan
= 2/2 X 100%
= 100 %
Pembahasan
Kultur tunas merupakan teknik mikropropagasi yang dilakukan dengan
mengkulturkan eksplan yang mengandung meristem pucuk. Hal ini sesuai dengan
vegetatif dengan tunas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kane (2015) yang
menyatakan bahwa Tujuan dari kultur tunas adalah untuk perbanyakan secara
8
vegetatif pada tanaman. Bagian tanaman yang digunakan sebagai eksplan adalah
Kelebihan dari kultur tunas adalah memiliki laju perbanyakan yang tinggi
dan dapat diterapkan pada berbagai jenis tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur
teknik kultur Tunas untuk tujuan komersial adalah: 1. Metode kultur pucuk dapat
diterapkan pada berbagai jenis tanaman dengan menggunakan prinsip yang sama.
bebas virus. 3. Tanaman yang dihasilkan secara genetik seragam dan true to type
mempengaruhi pertumbuhan kultur tunas. Hal ini sesuai dengan literatur Yuliarti
(2010) yang menyatakan bahwa penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) tanaman
dalam media kultur in vitro merupakan bagian yang perlu diperhatikan. Jenis ZPT
dari golongan auksin 7 yang sering digunakan adalah Indole Aceti Acid (IAA),
Napthalene Acetic Acid (NAA) dan 2.4-D (Yuliarti, 2010). Senyawa 2.4-D31
yang digunakan pada konsentrasi yang rendah dapat mendorong pembelahan sel,
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapati jumlah eksplan yang
tumbuh sebanyak 0 %. Kegagalan kultur tunas ini dapat disebabkan oleh jenis dan
konsentrasi zat pengatur tumbuh yang digunakan tidak sesuai atau media kultur
jaringan yang tidak memenuhi syarat tumbuh. Hal ini sesuai dengan literatur
Werner et al (2011) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan dalam menginduksi tunas adalah jenis dan konsentrasi zat pengatur
9
tumbuh yang digunakan. Pertumbuhan dan morfogenesis secara in vitro sangat
tergantung pada interaksi dan keseimbangan antara zat pengatur tumbuh yang
3. Kelebihan dari kultur tunas adalah memiliki laju perbanyakan yang tinggi
5. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapati jumlah eksplan yang
tumbuh sebanyak 0 %.
DAFTAR PUSTAKA
Imelda, M., Wulansari, A. I. D. A., & Poerba, Y. S. 2008. Regenerasi tunas dari
kultur tangkai daun Iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume).
Biodiversitas, 9(3), 173-176.
Kane, M. E. (2015). Shoot culture procedures (pp. 145-157). CRC Press LLC:
Boca Raton, FL, USA
Pangestika, D., Samanhudi, & Triharyanto, E. 2015. Kajian Pemberian Iaa Dan
Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan Bawang Putih. pp.
34-48.
Smykal, P., Valledor, L., Rodriguez, R., & Griga, M. (2017). Assessment of
genetic and epigenetic stability in long-term in vitro shoot culture of
pea (Pisum sativum L.). Plant cell reports, 26(11), 1985-1998.