Anda di halaman 1dari 29

PENUNTUN PRATIKUM

FISIKA DASAR

HANYA BERLAKU DI LINGKUNGAN


UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG

Dosen Pembimbing,
Merry Thressia, S.Si, M.Si

LABORATORIUM FISIKA DASAR


UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG
TAHUN 2020

0
TATA TERTIB PRAKTIKUM

KEWAJIBAN PRAKTIKAN:
1. Setiap praktikan datang 5 menit sebelum pelaksanaan praktikum
2. Memakai pakaian rapi, Jas Laboratorium dan sepatu pada saat praktikum
3. Sebelum praktikum, pratikan harus melaksanakan response pada setiapobjek.
4. Sebelum praktikum, praktikan mengumpulkan laporan tugas pratikum minggu
sebelumnya.
5. Setiap praktikan merapikan dan menyerahkan peralatan yang selesai dipinjam pada
petugas laboratorium.
6. Sebelum meninggalkan ruangan Laboratorium, kelompok yang bertugas (piket)
menyapu/ membersihkan Laboratorium.

SANKSI PELANGGARAN:
1. Pratikan yang terlambat harus melapor pada dosen pembimbing untuk mendapat ijin
praktikum
2. Praktikan yang berhalangan hadir harus memberikan surat ijin tidak masuk
3. Praktikan yang tidak mengumpulkan tugas pendahuluan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
4. Praktikan yang merusakkan peralatan wajib mengganti sesuai alat yang dirusak.
5. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum secara keseluruhan dinyatakan tidak
lulus praktikum fisika.

Padang, 12 Maret 2020


Dosen Pembimbing,

Merry Thressia, S.Si, M.Si

Catatan:
Tugas pendahuluan dan laporan ditulis tangan pada kertas A4 dengan margin kiri 4cm,
atas, kanan dan bawah masing-masing 3cm.

1
DAFT AR ISI

TATA TERTIB PRATIKUM .................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
TEORI RALAT .......................................................................................................... ii
OBJEK 1 : HUKUM ARCHIMEDES ......................................................... 7
OBJEK 2 : VISKOSITAS ZAT CAIR .......................................................... 10
OBJEK 3 : HUKUM OHM ............................................................................. 13
OBJEK 4 : BANDUL SEDERHANA ........................................................... 18
OBJEK 5 : MASSA JENIS ZAT CAIR ........................................................ 21
OBJEK 6 : PANAS LATEN PENGUAPAN ............................................... 24

2
TEORI RALAT

Ralat merupakan simpangan dari nilai rata-rata yang diperoleh pada suatu
eksperimen dalam pengukuran untuk menentukan besaran fisika. Faktor yang berhubungan
dengan ralat:
a. Objek yang diukur
b. Alat ukur yang digunakan
c. Hubungan dengan teoritis

Klasifikasi Ralat
1. Ralat Sistematik, adalah ralat yang timbul dalam serentetan pengukuran dengan
cara yang sama. Suatu eksperimen dikatakan teliti, jika ralat sistematiknya kecil.
Yang termasuk Ralat Sistematik adalah :
1. Kesalahan kalibasi alat
2. Kesalahan perorangan yang disebabkan pengamatan (paralak dalam melihat
skala)
3. Kondisi percobaan. Jika suatu alat digunakan dalam kondisi percobaan yang
berbeda dengan kondisi alat itu dikalibrasikan, maka muncullah ralat sistematik.
Hal ini dapat dikoreksi dengan melakukan kalibrasi.
2. Ralat Eksperimen (Kebetulan/Random eror), adalah ralat kebetulan, dimana suatu
ekperimen dianggap seksama jika eror/kesalahannya kecil.
Yang termasuk Ralat Eksperimen adalah :
1. Kesalahan menaksir, yang disebabkan oleh tidak tepatnya dalam melakukan
pembagian skala yang telah ada antara dua garis skala.
2. Kondisi yang berfluktuasi, kondisi ini dapat berubah-ubah menurut temperature,
tekanan dan beda potensial listrik.
3. Gangguan, terjadi karena adanya getaran mekanik, getaran mobil, gempa dan
benda jatuh, getaran trafo, storing udara (petir/ kilat), terdeteksinya getaran
sinyal palsu.
4. Kesalahan definisi, walaupun pengukuran besar sudah sempurna, masih ada
ditemukan kebocoran, sebab besaran tersebut tidak dilakukan dengan teliti.

3
3. Ralat yang disebabkan adanya kekeliruan tindakan
1. Kekeliruan timbul dalam hal:
a. Membaca skala alat
b. Melakukan perhitungan dengan sistematik
2. Kesalahan dalam menggunakan alat hitung
a. Daftar logaritma
b. Kalkulator
c. Mistar
d. Skala yang macet/ radiasi

PERHITUNGAN RALAT
Untuk sebuah variable x yang telah dilakukan pengukurannya dalam k kali, maka:
x1 + x 2 + x 3 + ... + x n kx

1. Nilai rata-rata : X =
k
∑x
n =1
n

X =
∑x
k
2. Deviasi, deviasi mutlak adalah selisih antara nilai-nilai yang terukur dengan

X ⇒ xd = xn − x
3. Ralat mutlak, adalah deviasi standar dari variable x yang telah terukur sebanyak k
kali.
k k
Sx = ∑ (xd ) ∑ (x )
2
Sx =
2
d
n =1 k −1
k −1

4. Ralat nisbi (Ralat Relatif), adalah hasil bagi ralat mutlak dengan rata-rata disebut
dengan deviasi standar fraksional atau relative yang dinyatakan dengan % (persen).
Sx
Rn = S x % = x100%
x
5. Hasil pengukuran (Hasil sebenarnya) dari variable x.

x = x + Sx atau x = x + Sx %

4
Contoh :
Mengukur panjang sepotong logam 10 kali (satuan cm).
Berapa hasil pengukuran harga sebenarnya?
Penyelesaian :
Buat daftar yang menunjukkan harga-harga dari :
a. Variable
b. Nilai terukur Xn Deviasi Xd
c. Deviasi kuadrat (Xd)2

NILAI DEVIASI DEVIASI


PENGUKURAN
KUADRAT ( x d )
2
TERUKUR X1 x d = x1 − x

1 47,51 +0,02 0,0004

2 47,49 0,00 0,0000

3 47,48 -0,01 0,0001

4 47,50 +0,01 0,0001

5 47,47 -0,02 0,0004

6 47,49 0,00 0,0000

7 47,48 -0,01 0,0001

8 47,46 -0,03 0,0009

9 47,53 +0,04 0,0016

10 47,49 0,00 0,0000

K=10 479,90 0,00 0,0039

10 10 10

∑ ∑
n =1

n =1
n =1

479,90
x= = 47,49
10

0,0039
Ralat Mutlak : = 0,02
10 − 1

5
sx 0,02
Ralat Nisbi : Sx % = x100% = 0,04%
x 47,49
Hasil pengukuran yang diperoleh adalah :

x = x + Sx

x = (47,49 ± 0,02) atau x = (47,49 ± 0,04%)


RAMBATAN RALAT
Jika diketahui di dalam suatu persamaan bahwa besaran yang dicari tergantung dari
besaran lain (x, y, z, ….) yang akan diamati, maka:

2 2
S  S  S 
S v =  v S x  +  v S y  +  v S z 
 
 Sx   Sy   Sz 
Untuk hal yang khusus dapat ditulis sebagai berikut:

Jika V = X m .Y n ,maka S v = m 2 .s x2 − n 2 .s 2y

Jika X ±Y ,maka S x = s x2 + s 2y

ax
Jika V = axy ,atau V= , maka S x = s x2 + s 2y
y

6
OBJEK 1
HUKUM ARCHIMEDES

I. Tujuan
1. Menentukan gaya Archimedes ( gaya ke atas) pada benda dalam zat cair
2. Mengetahui cara membuat alat ukur massa jenis zat cair secara sederhana
dengan menggunakan hukum Archimedes.

II. Teori
Archimedes adalah seorang ilmuwan terbesar pada zamannya. Ia lahir di Kota
Syracuse, Sisilia pada tahun 287 SM dan meninggal pada tahun 212 SM. Archimedes
dikenal sebagai ahli fisika, matematika, optika, dan asronomi. Ia dijuluki sebagai bapak
Eksperimen,, karena mendasarkan penemuannya pada percobaan, ia menemukan hukum
pada sebuah peristiwa yang disebut dengan hukum Archimedes yang berbunyi,,,
“jika benda dimasukkan ke dalam cairan, baik sebagian atau seluruhnya, akan
mendapatkan gaya ke atas sebesar cairan yang dipindahkan benda itu”.
Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda dimasukkan ke dalam
air tersebut, maka permukaan air akan mendesak atau naik. Dengan kata lain, berat benda
seolah-olah menjadi lebih ringan. Hal ini karena adanya gaya ke atas yang sering disebut
gaya Archimedes.

Dimana :
= Gaya Archimedes ( dyne )
= Massa jenis zat cair (gr/cm3)
= Volume zat cair yang dipindahkan (cm3)
= Percepatan gravitasi (cm/s2)

7
III. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
No Alat dan Bahan Jumlah Kode

1 Beban Bergantung 1 Bh

2 Neraca Pegas 1 Bh

3 Gelas Ukur 1 Bh

4 Batang Statis 1 Bh

IV. Prosedur Kerja


1. Susunlah Neraca Pegas pada batang statis.
2. Gantung beban pada neraca pegas dan catat massa beban yang ditunjukkan
neraca.
3. Isi gelas ukur dengan air dengan volume tertentu.
4. Celupkan beban yang tergantung ke dalam gelas ukur
5. Amatilah perubahan volume air dan perubahan massa beban yang ditunjukkan
neraca.

V. Pertanyaan
1. Jelaskan kenapa benda bila berada di dalam air terasa lebih ringan daripada
sebelum dimasukkan ke dalam air?
2. Jelaskan prinsip Hukum Archimedes!
3. Jelaskan penggunaan Hidrometer dalam mengukur massa jenis zat cair!

8
VI. Tabel Hasil Pengamatan
Percepatan gravitasi (g) = 980 cm/sᶾ
Massa Jenis Air(ρ) = 1 gr/cmᶾ

Massa beban Volume zat Volume zat cair Massa beban Gaya
No Awal (gr) Cair dgn beban yg dipindahkan dalam zat cair Archimedes
(ml) (ml) (gr) (dyne)

9
OBJEK 2
VISKOSITAS ZAT CAIR

I. Tujuan
1. Memahami konsep mekanika fluida mengenai viskositas/ kekentalan
2. Menghitung faktor koreksi hasil pengukuran
3. Menghitung koefisien kekentalan zat cair

II. Teori
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan di dalam fluida. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis
cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.
Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya mekanika dari
suatu aliran viskos sebagai: Geseran dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan
dengan gesekannya.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida
tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi
oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak
seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada
lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida.
Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang
atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan-
lapisan yang saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser
(s) sebesar F/A yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v
dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (g)
pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya
tekanan fluida.
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode : Metode Viskometer
Ostwald. Viskometer Ostwald adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah
tertentu cairan dicatat, dan η dihitung dengan hubungan:

10
Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju aliran cairan
dengan laju aliran koefisien viskositasnya diketahui.

Metode Bola jatuh


Metode bolajatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan gerakan aliran
pekat, dan hubungannya adalah:

dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta gravitasi.
Apabila digunakan metode perbandingan, didapatkan:

III. Alat dan Bahan


No Alat Bahan
1 Viskometer Ostwald Etanol Murni
2 Neraca O-hauss Minyak Tanah
3 Gelas Ukur Oli Bekas
4 Gelas Kimia Aquade
5 Pipet Tetes Sirup
6 Stopwatch
7 Kelerang
8 Piknometer

IV. Prosedur Kerja


Cara Ostwald
1. Ukurlah diameter dari setiap bola/kelereng yang digunakan
2. Timbanglah berat dari bola/kelereng yang digunakan

11
3. Ukurlah diameter bagian dalam tabung fluida menggunakan Jangka Sorong
4. Masukkan bola/kelereng kedalam Tabung yang berisi fluida.
5. Catat waktu yang diperlukan dengan stopwatch dimulai dari garis start sampai
mencapai dasar tabung.
6. Ulangi langkah - langkah 4 dan 5 menggunakan tabung yang berisi fluida
lainnya.

V. Pertanyaan
1. Jelaskan tentang konsep viskositas!
2. Jelaskan tentang Hukum Stokes?
3. Jelaskan fungsi transformeter?

VI. Tabel Hasil Pengamatan


1. Pengukuran bola
Massa : …………..(gr)
Diameter : …………..(m)
Volume :……………(cmᶾ)
Massa Jenis :…………….(gr//cmᶾ)
2. Pengukuran Viskositas Zat Cair(minyak gooreng atau oli)

No h (m) t (s) v (m/s)

12
OBJEK 3
HUKUM OHM

I. Tujuan
1. Mengukur nilai suatu resistor menggunakan Ohmeter dan pembacaan kode
warna resistor.
2. Menentukan tahanan dalam dari voltmeter dan ampermeter
3. Mengukur kuat arus dan beda tegangan pada rangkaian arus searah
4. Menhitung daya listrik pada komponen listrik.

II. Alat dan Bahan


1. Ampermeter DC
2. Voltmeter DC
3. Power Supply
4. Komponen lampu: Lampu, diode, NTC
5. Resistor 1kΩ,3 kΩ, 6kΩ dan 8kΩ
6. Kabel penghubung

III. Teori Dasar


Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar mampu
dialiri elektron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus menerus ini disebut dengan
arus atau aliran.
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besararus listrik yang mengalir melalui
sebuah penghantar berbanding lurus dengan beda potensial yang ditetapkan. Sebuah benda
penghantar dikatakan mematuhi Hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung
terhadap besar dan polaritas bedapotensial yang dikenakan kepadanya.
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:
V = I .R
Dimana I adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan
Ampere, V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam
satuanvolt, dan R adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan Ohm. Hubungan antara arus listrik, tegangan listrik, dan
hambatan listrik dalam suatu rangkaian dinyatakan dalam Hukum Ohm.

13
Nama Ohm diambil dari seorangahli fisika dan matematika Jerman, George Simon
Ohm (1787 - 1854) seorang fisikawan dari Jerman pada tahun dan dipublikasikan pada
sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun
1827. Ketika Ohm membuat percobaan tentang listrik, ia menemukan:
1. Bila hambatan tetap, arus dalam setiap rangkaian adalah berbanding langsung dengan
tegangan. Bila tegangan bertambah, maka arus juga bertambah, dan bila tegangan
berkurang, maka arus juga berkurang.
2. Bila tegangan tetap, maka arus dalam rangkaian menjadi berbanding terbalik terhadap
rangkaian. Bila hambatan bertambah, maka arus berkurang dan bila hambatan
berkurang, maka arus bertambah.

Dalam hambatan tetap, arus dan tegangan berbeda-beda.


Satuan dari hambatan listrik adalah Ohm (Ω). Hukum Ohm dapat dinyatakan dalam bentuk
rumus, dasar rumusnya dinyatakan sebagai berikut:
E = I .R
R = menunjukan banyaknya hambatan listrik
I = menunjukan banyaknya aliran arus listrik
E = menunjukan banyaknya tegangan listrik di dalam rangkaian tertutup
• Satuan dari hambatan adalah satu Ohm (1Ω)
• Satuan dari aliran arus adalah satu ampere (I A)
• Satuan dari tegangan listrik adalah satu Volt (1 V)

Sifat arus
Dalam logam, arus seluruhnya dibawa oleh elektron, sedangkan ion positif yang
berat berada tetap pada kedudukan yang biasanya dalam struktur kristal. Hanya elektron
valensi (elektron yang terluar) saja yang bebas berperan serta dalam proses penghantaran,
elektron yang lain terikat kuat pada ionnya. Dalam keadaan tunak,elektron dicatu ke dalam
logam dari salah satu ujungnya dan dikeluarkan dari ujung yang lain, sehingga
menghasilkan arus, tetapi logam secara keseluruhan netral dipandang dari segi listrik-
statik.
Tegangan Listrik
Tegangan listrik (disebut Voltase) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik
dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi

14
potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor
listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan
sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
V= I .R

Tegangan listrik dapat dimisalkan dengan tekanan air di dalam menara m. Diatas
menara itu, air disimpan dalam bak air. Makin tinggi letak bak air itu makin besar pula
tekanannya. Jika keran dibuka air mulai bergerak di dalam pipa. Kecepatan mengalirnya
berhubungan erat dengan tekanan air tersebut.
Hambatan Listrik
Hambatan ialah gesekan atau rintangan yang diberikan suatu bahan terhadap suatu
aliran arus. Dengan adanya gesekan atau rintangan ini, menyebabkan gerak elektron
berkurang. Hambatan-hambatan ini yang menghalangi gerak elektron disebut resistansi.
Jadi resistansi adalah hambatan listrik, makin besar resistansi sebuah penghantar,
semakin kecil arus listrik yang megalirinya.Alat resistansi disebut resistor atau tahanan
(ditulis dengan notasi huruf R). Akibat adanya gesekan atau rintangan (resistansi) pada
aliran elektron, maka sejumlah energi listrik berubah menjadi energi panas.
Resistor (Hambatan) dapat pula berupa lampu atau elemen pemanas. Tetapi kawat
yang panjangpun dapat memberikan hambatan tertentu.
Sebuah elemen listrik X, bila diberi beda potensial maka akan dialiri aruslistrik di
dalamnya. Untuk suatu hambatan biasa, pada umumnya grafik karakteristiknya I vs V
adalah linear memenuhi persamaan:
E = I .R

Sedangkan elemen-elemen lainnya tidak linear. Daya (power) yang diberikan pada
suatu elemen listrik:
P = V .I

P = daya yang diberikan pada suatu elemen listrik (Watt)


V = beda potensial (Volt)
I = kuat arus yang mengalir pada suatu

15
IV. Prosedur Kerja
1. Ukurlah hambatan dari masing-masing resistor menggunakan multimeter
2. Susunlah rangkaian listrik seperti gambar menggunakan project board.
3. Hubungkan rangkaian pada power supply dan berikan tegangan 5 Voltsampai 9
Volt.
4. Naikkan tegangan dari tegangan 5 Volt sampai dengan tegangan 9 Voltsecara
bertahap pada sumber arus untuk mengatur besar arus yang keluar.
5. Catatlah besar tegangan dan arus pada Voltmeter dan Amperemeter setiapterjadi
perubahan, sehingga didapatkan minimal 5 pasang data tegangandan arusnya
6. Bandingkan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan

V. Pertanyaan
1. Jelaskan perbedaan rangkaian seri dan paralel?
2. Jelaskan Hukum Ohm dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari!
3. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan!
VI. Hasil Pratikum
Rangkaian Seri
No. V Sumber IR1 VR1 R1
1
2
3
4
5
Rata-rata

No. V Sumber IR2 VR2 R2


1
2
3
4
5
Rata-rata

16
No. V Sumber IR3 VR3 R3
1
2
3
4
5
Rata-rata

Rangkaian Paralel
No. V Sumber IR1 VR1 R1
1
2
3
4
5
Rata-rata

No. V Sumber IR2 VR2 R2


1
2
3
4
5
Rata-rata

No. V Sumber IR3 VR3 R3


1
2
3
4
5
Rata-rata

17
OBJEK 4
BANDUL SEDERHANA

I. Tujuan
1. Memahami sifat-sifat dari bandul
2. Memahami gerak osilasi
3. Dapat mengukur waktu ayun bandul sederhana dengan teliti.
4. Dapat menentukan nilai percepatan grafitasi..

II. Alat dan Bahan


1. Stopwatch.
2. Bandul matematis.
3. Mistar.
4. Anak timbangan

III. Teori Dasar


Gravitasi adalah gaya tarik menarik yang terjadi antara sesame partikel yang
mempunyai massa di alam semesta. Hukum gravitasi universal dirumuskan sebagai
berikut:
Setiap massa menarik massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang
menghubungkan kedua titik. Besar gaya berbanding lurus dengan perkalian kedua massa
tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa titik tersebut.

Pada bandul sederhana massa terpusat di ujung benang, sedang benang dapat

l
diabaikan massanya. Agar hubungan T = 2π berlaku, amplituda ayunan haruslah
g

kecil, sehingga tan θ ≈ sin θ ≈ θ (θ dinyatakan dalam radian).

18
Jika panjang tali dan periodanya diketahui,
maka dapat ditentukan percepatan
gravitasinya

4π 2 .l
g= 2
To

Bila sebuah benda dilepaskan dari ketinggian tertentu, maka benda tersebut akan
jatuh dan bergerak mengarah ke pusat bumi. Percepatan yang dialami oleh benda yang
jatuh disebabkan adanya gaya gravitasi bumi. Percepatan gravitasi bumi dapat diukur
dengan beberapa metoda eksperimen salah satunya adalah bandul sederhana yang terdiri
dari titik massa m yang digantung dengan menggunakan seutas tali tak bermassa (massa
diabaikan) dengan ujung atasnya diikatkan pada dinding diam. Pada sistem bandul
sederhana, benda bergerak pada sumbu gerak yang hanya dikendalikan oleh gravitasi bumi
dengan perioda ayunan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan diatas.

IV. Prosedur Kerja


1. Timbang bandul 1 ( m1 ) dan bandul 2 ( m2 ).
2. Dengan panjang tali 20 cm, berilah simpangan kecil pada bandul 1, biarkan
berayun beberapa saat, lalu catatlah waktu yang diperlukan untuk 20 ayunan.

3. Ulangi percobaan 2 untuk bandul 2.


4. Ulangi percobaan 2 dan 3 untuk panjang tali 30 cm

19
V. Pertanyaan
1. Jelaskan sifat-sifat dari Bandul Sederhana?
2. Buktikan mengukur waktu ayun bandul sederhana dengan teliti
3. Jelaskan Besaran Fisika Pada Ayunan Bandul?

VI. Hasil Pratikum


1. Jumlah getaran (n) =
2. Gunakan persamaan periode T= t/n

Waktu Waktu Waktu


Amplitudo (ᶿ) Rata- rata
t1 (s) t2 (s) t3 (s)

20
OBJEK 5
MASSA JENIS ZAT CAIR

I. Tujuan
1. Dapat mengetahui konsep dari massa jenis.
2. Dapat melakukan pengukuran menggunakan alat timbangan manual dan digital.
3. Dapat menganalisa data hasil pengukuran massa jenis suatu zat.

II. Alat dan Bahan


1. Sampel
2. Jangka Sorong
3. Mikrometer Skrup
4. Neraca Ohauss

III. Teori Dasar


Zat didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai massa dan memerlukan ruang.
Berdasarkan wujudnya, zat dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu zat padat, zat cair
dan gas. Setiap zat padat mempunyai massa jenis tertentu. Demikian juga dengan zat cair
dan gas. karena itu suatu zat dapat diketahui jenisnya berdasarkan massa jenisnya.
Massa jenis ( ) didefinisikan sebagai perbandingan antara massa zat dan volumenya.
Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada massa maupun volume zat,
tetapi tergantung pada jenis zatnya. Oleh karena itu, zat yang sejenis selalu mempunyai
masssa jenis yang sama. Satuan massa jenis adalah kg/m3 atau g/cm3, jenis zat dapat
diketahui dari massa jenisnya.
Pengukuran massa benda dilakukan dengan alat yang disebut neraca dan tiap – tiap
alat mempunyai ketelitian. Pada umumnya pengukuran massa dilakukan secara
perbandingan. Pada praktikum masssa jenis ini, alat yang digunakan untuk mengukur
massa suatu benda adalah Neraca Ohauss dan Electronic Balance.
Massa jenis diartikan sebagai perbandingan antara massa zat dengan volumenya.
Nilai dari massa jenis hanya bergantung pada jenis zat, tidak bergantung pada volume
ataupun massa suatu zat. Jadi, meskipun massa ataupun volume pada suatu zat itu berbeda
dengan yang lain, akan tetapi massa jenisnya tetap sama.

21
Menentukan volume benda dapat dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai
dengan bentuk bendanya. Untuk benda yang beraturan, bentuknya dapat dilakukan dengan
rumus yang sesuai. Sedangkan untuk benda yang tidak beraturan, pengukuran volume
dilakukan dengan cara memasukkan benda tersebut kedalam gelas ukur yang sudah diisi
dengan air pada volume tertentu, kemudian diamati selisih volumenya.
Massa jenis suatu bahan dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:

Satuan SI massa jenis adalah kg/m3, namun g/cm3 juga digunakan. Sebagai
tambahan, massa jenis air mendekati 1000 kg/m3.

IV. Prosedur Kerja


1. Menyiapkan benda yang akan diukur massa jenisnya.
2. Menyiapkan alat ukur dimensi berupa kayu dan allumunium alloy.
3. Mengukur dimensi dari benda yang akan diukur dengan Jangka Sorong.
4. Mencatat ukuran dimensi benda kerja pada worksheet.
5. Menyiapkan alat menimbang massa Jenis dari benda yang akan diukur.
6. Menimbang benda kerja yang kan diukur dengan neraca Ohauss.
7. Mencatat massa benda pada worksheet.
8. Menyiapkan gelas ukur dan memasukkan air sebanyak 500cc.
9. Mencatat tinggi fluida yang ada pada gelas ukur.
10. Memasukkan benda kerja yang akan diukur massa jenisnya ke dalam gelas ukur.
11. Mencatat perubahan fluida air pada lembar kerja.
12. Melakukan replikasi pengukuran sebanyak 3 kali.

V. Pertanyaan
1. Apakah terdapat pengaruh antara massa dan volume terhadap massa jenis?
2. Berikan contoh aplikasi massa jenis dalam kehidupan sehari - hari?

22
VI. Hasil Pratikum

Nama Benda Dimensi Massa (gr) Volume (Cm3)

23
OBJEK 6
PANAS LATEN PENGUAPAN

I. Tujuan
1. Mmengetahui kalor jenis yang ada dalam benda-benda dan dilingkungan sekitar
serta perhitungannya.
2. untuk menentukan panas jenis bahan kalorimeter.

II. Teori
Perubahan wujud zat yaitu perubahan termodinamika dari satu fase benda ke keadaan
wujud zat yang lain. Wujud zat sendiri merupakan bentuk – bentuk berbeda yang
didapatkan dari berbagai fase materi berlainan. Fase zat di alam adalah 3 fase yaitu padat,
cair dan gas. Zat-zat itu dalam kondisi suhu dan tekanan tertentu mengalami 3 fase
tersebut. Perubahan wujud zat dapat terjadi karena peristiwa pelepasan dan penyerapan
kalor. Wujud zat berubah ketika titik tertentu tercapai oleh atam atau senyawa zat tersebut
yang biasanya dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal air untuk menjadi padat harus
mencapai titik bekunya yaitu 0oC, dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya yaitu
100oC. Misalnya air juga mengalami hal seperti itu yaitu dalam keadaan padat, keadaan
cair dan padat juga berupa gas atau uap. Transisi dari satu fase ke fase lain disertai dengan
pelepasan atau penyerapan panas dan seringkali disertai juga perubahan volume.
Panas lebur adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah satu satuan
massa zat. padat menjadi zat cair pada titik leburnya. Keadaan (fase) zat di alam ada 3 fase
yaitu padat, cair, dan gas. Zat-zat itu dalam kondisi suhu dan tekanan tertentu mengalami 3
fase tersebut. Misalnya air juga mengalami hal seperti itu yaitu dalam keadaan padat,
keadaan cair dan padat juga berupa gas atau uap. Transisi dari satu fase ke fase lain disertai
dengan pelepasan atau penyerapan panas dan sering kali disertai juga dengan perubahan
volume. Sebagai contoh ,andaikan bahwa sebongkah es ya ng diambil dari kulkas dengan
suhu misalnya -25oC. Segera masukkan es ke dalam suatu bejana pemanas yang dilengkapi
dengan termometer untuk mengukur suhunya dengan penambahan panas yang stabil.
Nampaklah bahwa penunjukan termometer naik secara ajeg sampai 0oC. Di sini dangan
segera akan nampak adanya air dalam bejana dengan kata lain es mencair, terjadi
perubahan padat dari padat ke cair. Kenaikan suhu berhenti karena panas seluruhnya
dipakai untuk mencair.

24
Kalor merupakan salah satu bentuk energi maka satuan kalor pun sama dengan
satuan energi, yaitu joule atau kalori. Kalor dapat menaikkan suhu suatu zat dan dapat
mengubah wujud zat. Benda yang mendapat kalor suhunya naik, sedang yang melepas
kalor suhunya turun. Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud zat dinamakan kalor
laten dan kalor uap. Kalor laten itu adalah banyaknya kalor yang diperlukan dan dilepaskan
oleh 1 kg atau 1 g zat agar dapat mengubah wujudnya sedangkan kalor uap yaitu
banyaknya kalor per satuan massa yang diberikan pada zat di titik didihnya agar wujud zat
cair berubah menjadi wujud gas seluruhnya pada titik didih tersebut.
Kalor adalah energi panas zat yang dapat berpindah dari suhu tinggi ke suhu yang
rendah ketika kedua benda bersentuhan. Sedangkan Suhu adalah derajat atau tingkat panas
suatu benda. Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3
faktor yaitu, massa zat, jenis zat (kalor jenis), dan perubahan suhu

III. Alat dan Bahan


No. Alat Bahan
1 Kalorimeter Air
2 Termometer batang Es
3 Ampermeter Spritus
4 Voltmeter
5 Stopwatch
6 Saklar
7 Lampu Bunsen
8 Timbangan

IV. Prosedur Kerja


1. Menimbang kalorimeter dengan penutup tanpa ada isinya atau kosong,
kemudian catat berat kalori baik – baik
2. Mengambil dengan segera es, lalu dimasukkan dengan cepat dalam kalorimeter,
kemudian kalorimeter ditimbang kembali, catat berat kalorimeter baik – baik
3. Mengangkat, lalu dimasukkan termometer dalam kalorimeter, penunjuk
termometer turun, ditunggu sampai termometer berhenti, kemudian dibaca hasil
pengukuran voltmeter dan ampermeter dengan termometer setiap 30 detik
hingga 60 detik

25
4. Mengulangi langkah 2 dan 3 sampai 3 kali
5. Mengambil dengan segera air, lalu dimasukkan dengan cepat dalam
kalorimeter, kemudian kalorimeter ditimbang kembali, catat berat kalorimeter
baik – baik
6. Mengangkat, kemudian dimasukkan termometer kedalam kalorimeter,
perhatikan penunjuk termometer, ditunggu sampai termometer berhenti,
kemudian dibaca hasil pengukuran voltmeter dan ampermeter dan termometer
setiap 30 detik hingga 60 detik
7. Mengulangi langkah 5 dan 6 sampai 3 kali

V. Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian kalor jenis?
2. Jelaskan panas jenis bahan kalorimeter?

VI. Hasil Pratikum


Panas Lebur
Kegiatan 1
Massa Awal : …………… gr
Massa Akhir : ……………..gr
No T(s) V I TmoC TaoC
1
2
3

Kegiatan 2
Massa Awal : …………… gr
Massa Akhir : ……………..gr
No T(s) V I TmoC TaoC
1
2
3

26
Kegiatan 3
Massa Awal : …………… gr
Massa Akhir : ……………..gr
No T(s) V I TmoC TaoC
1
2
3

Panas Penguapan
Kegiatan 1
Massa Awal : …………… gr
Massa Akhir : ……………..gr
No T(s) V I TmoC TaoC
1
2
3

Kegiatan 2
Massa Awal : …………… gr
Massa Akhir : ……………..gr
No T(s) V I TmoC TaoC
1
2
3

Kegiatan 3
Massa Awal : …………… gr
Massa Akhir : ……………..gr
No T(s) V I TmoC TaoC
1
2
3

27
28

Anda mungkin juga menyukai