Anda di halaman 1dari 3

KAPITA SELEKTA HUKUM

NO. 1

Ayu Ting Ting dan KD berawal dari postingan akun gundik_empang yang berisi ujaran

kebencian hingga fitnah soal pelantun tembang Sambalado itu buah hatinya, Bilqis Khumairah

Razak (BKR), Ayu ting ting juga mengatakan bahwa akun @gundik_empang telah

mencemarkan nama baiknya sejak 2017 silam. Terakhir, penghinaan dialamatkan kepadanya

dan anak kandungnya berinisial Bilqis Khumairah Razak (BKR).

Ayu tingting mengungkap alasan keseriusan dirinya melaporkan Kartika Damayanti ke polisi.

Sebagai seorang ibu, Ayu Ting Ting tidak terima melihat anaknya menjadi sasaran komentar

jahat Kartika Damayanti di media sosial. Ayu Ting Ting telah melaporkan seorang warganet atas

kasus dugaan perundungan daring terhadap dirinya ke Polda Metro Jaya.

Sosok warganet yang dilaporkan tersebut berinisial KD. Menurut laporan, KD disangkakan

dengan Pasal 315 KUHP tentang penghinaan, Pasal 311 tentang pencemaran nama baik, pasal

335 tentang perbuatan tidak menyenangkan dan dan Undang-Undang ITE (Pasal 27 ayat 3).

Yang berisi :

"Alhamdulillah anak ibu dah pandai nyongong. Keturunan dari emak sama nenek, kakeknya ya

nak, mental pengemisnya sampai tujuh turunan nggak gais. Minta dipanggil bos gais, bos

kecil." tulis si akun gundik_empang yang dijalankan oleh KD.

Pemeriksaan perdana kepada Ayu Ting-Ting sebagai pelapor sudah sempat dijadwalkan pada

Kamis pagi, 26 Agustus 2021. Namun, penyanyi dangdut Tanah Air tersebut berhalangan hadir

karena ada pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan, lalu pada tanggal 31 Agustus 2021 ayu ting

ting ditemani kuasa hukumnya Minolas Sebayang dan dalam pemeriksaan nya di Polda Metro

Jaya, penasihat hukumnya menyebut ada 15 butir pertanyaan yang diajukan penyidik kepada

kliennya tersebut.

Sebelumnya keluarga Ayu Ting Ting, pihak kepolisian turut hadir mendatangi rumah pelaku

yang diduga telah menghina anak Ayu Ting Ting yang berada di kawasan Podomulo,

Bojonegoro, Jawa Timur. Hal tersebut diketahui dari unggahan Instagram ibunda Ayu, Umi

Kalsum @mom_ayting92_ pada Rabu, 28 Juli 2021 kemarin , namun saying nya mereka tidak

bertemu dengan Kartika Damayanti (KD) hal itu dikarenakan Kartika Damayanti (KD) bekerja di

Singapura.
Namun Kartika, yang disebut sebagai pembully pun telah menyampaikan permintaan maaf

melalui Instagram pribadinya. Dia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dan berhati-

hati dalam menggunakan media sosial.

"Sebelumnya, saya mau minta maaf. Saya Kartika Damayanti mau minta maaf kepada Ayu Ting

Ting dan keluarganya karena saya telah menghujat dan menghina. Setelah ini, saya berjanji

tidak akan menjadi haters lagi dan tidak akan berkomentar negatif lagi tentang Ayu Ting Ting

dimana-mana. Di lapak Instagram maupun akun gosip lainnya," tutur Kartika.

Namun Ibu satu anak ini menyebut telah menutup pintu damai. Ia menegaskan bakal

membawa kasus ini ke jalur hukum meski KD telah minta maaf. Kalau saya sih kayaknya akan

lanjut terus ke proses hukum, karena ini biang dari semua dalangnya. Jadi saya rasa sekali-kali

harus dikasih pelajaran lah," kata Ayu Ting Ting

NO. 2

Dalam Kasus ini KD jelas bersalah dan terjerat dalam;

Pasal 315 KUHP : “Tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat pencemaran tertulis
yang dilakukan terhadap seseorang, baik dimuka umum dengan lisan atau tulisan. Maupun dimuka
orang itu sendiri dengan lisan atau perbuatan, atau dengan surat yang dikirimkan atau yang
diterimakan kepadanya, diancam karena penghinaan ringan dengan pidana penjara paling lama 4
bulan 2 minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”

Dan juga Pasal 310 KUHP : “(1)  Barangsiapa sengaja merusak kehormatan atau nama baik
seseorang  dengan jalan  menuduh dia melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud yang nyata
akan tersiarnya tuduhan itu, dihukum karena menista, dengan hukuman penjara selama-lamanya
sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,-“. (2)  Kalau hal ini dilakukan dengan
tulisan atau gambar yang disiarkan, dipertunjukan pada umum atau ditempelkan, maka yang
berbuat itu dihukum karena menista dengan tulisan dengan hukuman penjara selama-lamanya satu
tahun empat bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,-.”

Bukan hanya itu saja KD juga terjerat UU ITE pasal 27 ayat 3 : “Setiap orang dengan sengaja dan
tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik.”

Jadi dalam kasus ini KD terjerat Pasal 310 KUHP dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 Bulan
atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,- dan pasal 315 KUHP dengan hukuman penjara paling
lama 4 bulan 2 minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah dan juga Pasal
27 ayat (3) UU ITE dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (Pasal 45 UU ITE). Kuasa hukum ayu ting ting
menjelaskan bahwa klienya akan menggunakan Pasal 315 KUHP Tentang pencemaran nama baik
sebagai jalan tengah.
NO. 3

Langkah Hukum Ada 2 (dua) langkah awal yang dapat diambil yaitu;

1. Mengirimkan laporan langsung yang ditujukan ke bagian Privacy and Safety dengan
menginformasikan adanya pihak lain yang membuat duplikat dengan account (akun) atas nama
teman Anda dengan serangkaian maksud dari si pembuat untuk mencemarkan nama baik, serta
meminta agar menutup account (akun) tersebut, sehingga si pelaku tidak lagi dapat mengulangi
perbuatannya, dan

2. Dapat diadukan melalui laman Aduan Konten dari Kementerian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia. Anda harus mendaftarkan diri sebagai pelapor terlebih dahulu dengan mengisi
beberapa kolom isian. Aduan yang dikirim harus ada URL/link, screenshot ttampilan serta alasannya.
Semua laporan yang masuk dan memenuhi syarat (terdapat link/url, screenshotdan alasannya) akan
diproses/ditindaklanjuti.

Adapun prosedur untuk menuntut secara pidana terhadap perbuatan pencemaran nama baik
dengan cara menduplikat account (akun), secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Anda sebagai Pemilik akun yang merasa haknya dilanggar atau melalui kuasa hukum, datang
langsung membuat laporan kejadian kepada penyidik POLRI pada unit/bagian Cybercrime atau
kepada penyidik PPNS (Pejabat Pegawai Negeri Sipil) pada Sub Direktorat Penyidikan dan
Penindakan, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selanjutnya, penyidik akan melakukan
penyelidikan yang dapat dilanjutkan dengan proses penyidikan atas kasus bersangkutan Hukum
Acara Pidana dan ketentuan dalam UU ITE.

2. Setelah proses penyidikan selesai, maka berkas perkara oleh penyidik akan dilimpahkan kepada
penuntut umum untuk dilakukan penuntutan di muka pengadilan. Apabila yang melakukan
penyidikan adalah PPNS, maka hasil penyidikannya disampaikan kepada penuntut umum melalui
penyidik POLRI

Anda mungkin juga menyukai