Peradilan Semu
Peradilan Semu
NO. 1
c. Penuntut Umum atau pihak ketiga yang berkepentingan untuk memeriksa sah
tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan. Yang dimaksud dengan pihak
ketiga yang berkepentingan misalnya saksi korban.
NO. 2
surat dakwaan itu dapat disusun dan dirumuskan dala beberapa bentuk, yakni :
1. Dakwaan Tunggal
Hal ini disusun dalam bentuk paling sederhana dalam hal seseorang atau lebih terdakwa disangka
telah melakukan satu perbuatan atau satu tindak pidana saja. Misalnya melakukan tindak pidana
“pencurian” jo pelanggaran, pasal 362 KUHAP.
Memang benar dalam dakwaan itu sendiri tercantum beberapa perbuatan tetapi yang harus dapat
dibuktikan adalah hanya satu perbuatan saja, dipilih diantara yang didakwakan itu satu (perbuatan).
Sehubungan dengan hal tersebut, dakwaan ini disebut pula “dakwaan pilihan”. Dakwaan dengan
cara ini dibuat dalam hal, Penuntut Umum ragu-ragu menerapkan pasal manakah dari perbuatan
yang dilakukan terdakwa itu paling tepat sehingga dapat dibuktikan dalam persidangan nanti. Dalam
dakwaan alternatief ini masing-masing dakwaan akan saling mengecualikan satu sama lain. Hakim
akan memilih salah satu perbuatan yang didakwakan terbukti menurut keyakinannya tanpa
memeriksa dan memutus dakwaan lainnya.
3. Dakwaan Subsidair
Seperti halnya apa yang dikemukakan diatas, dalam hal dapat diadakan pilihan diantara beberapa
perbuatan yang ddakwakan disebut pula pendakwaan secara alternatief atau subsidair. Didalam
praktek menurut Van Bemmelen kedua istilah ini seringkali dipergunakan secara campur aduk, akan
tetapi pada hakekatnya diantara kedua bentuk itu terlihat ada perbedaannya yaitu pendakwaan
secara alternatief dianggap sebagai pernyataan yang lebih luas dan mencakup pula pendakwaan
secara subsidair dalam arti sempit. Dalam hal pendakwaan secara alternatief hakim harus melakukan
pilihan, untuk selanjtnya ia mempunyai kebebasan untuk menyatakan perbuatan sebagaimana
dirumuskan kedua dinyatakan sebagai terbukti tanpa terlebih dahulu adanya kewajiban untuk
menyatakan perbuatan yang pertama-tama didakwakan. Lain halnya dalam hal pendakwaan
subsidair dalam arti yang sesungguhnya, disini adanya maksud atau tujuan dari perumusan dakwaan
bahwa hakim pertama-tama harus memeriksa perbuatan yang erdahulu dicantumkan dalam surat
dakwaan, dakwaan primair itulah yang harus diperiksa dan dalam hal dakwaan primair ini tidak
dapat dibuktikan barulah diperiksa dakwaan dibawahnya ataupun yang disebut “pendakwaan
subsidair”.
Tidak ada satu ketentuanpun dalam KUHAP yang melarang diadakan pendakwaan lebih dari satu
perbuatan, sehubungan dengan hal itu ada kemungkinan beberapa perbuatan tidak ada sangkut
pautnya satu sama lain telah dilakukan seseorang pada saat-saat yang berlainan pula. Umpamanya
saja, seseorang telah melakukan pencurian pada bulan Juli dan berbuat penipuan pada bulan
Agustus dalam tahun yang sama, dalam hal yang demikian ini telah terjadi “meerdaadsesamenloop”
atau “perbarengan perbuatan”. Beberapa perbuatan diminta supaya diadili secara sekaligus. Pada
terdakawa dalam pendakwaan didakwakan beberapa (cumulatief) perbuatan. Pembuatan surat
dakwaan diatas harus memenuhi dua syarat yang pokok yaitu :
a). Syarat Formal Surat dakwaan mutlak harus berisi syarat-syarat formal ini, meskipun demikian,
jika tidak dipenuhi syarat-syarat formal ini, tidak diancam pembatalan. Syarat-syarat formal dibuat
dalam surat dakwaan adalah guna dapat meneliti “identitas”, apakah benar terdakwa inilah yang
harus dihadapkan ke sidang pengadilan ataukah orang lain. Yang terpenting adalah bahwa surat
dakwaan itu harus disampaikan kepada :
- Penyidik. Pasal 143 ayat (2) KUHAP menentukan bahwa Penuntut Umum membuat surat dakwaan
yang diberi tanggal dan ditandatangani, berisikan nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal
lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama serta pekerjaan tersangka.
b). Syarat Materiil Surat Dakwaan, menurut ketentuan perundang-undangan, tidak dipenuhinya
syarat materiil ini dalam dakwaan, membawa akibat batalnya dakwaan. Adapun syarat materiil ini
adalah berupa “uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan
dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan”. Pentingnya penyebutan
waktu dan tempat dlam surat dakwaan adalah untuk menentukan pengadilan yang manakah yang
berwenang mengadili dan juga untuk membuktikan ketika terdapat alibi (berada ditempat lain) dari
terdakwa saat dalam proses persidangan.
NO. 3
Untuk Agama Islam, maka petugas sumpah cukup memegang kitab Al-Quran di atas kepada daripada
yang mengucapan sumpah dengan lafaz:
“Wallahi atau (Demi Allah) saya bersumpah bahwa saya akan menerangkan
Dan yang untuk Agama Kristen Protestan, yakni dengan berdiri sambil mengatakan tangan sebelah
kanan sampai setinggi telinga dan merentangkan jari telunjuk dan jari tengah sehingga merupakan
bentuk huruf V, sedangkan Katolik dengan merentangkan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis
dengan mengucapkan sumpah yang bunyinya sebagai berikut:
“Saya berjanji bahwa saya akan menerangkan dengan sebenarnya dan tiada
No. 4