BPP iSO
BPP iSO
Revisi : 2
3. Teori
Taksonomi dan Botani Tanaman
Jagung (Zea mays [L.]) termasuk ke dalam famili Graminae (Poaceae), subfamili
Panicoideae dan termasuk ke dalam suku Andropogeneae.
Jagung diklasifikasikan ke dalam spesies tunggal yaitu Zea mays, yang
mempunyai dua kerabat dekat yaitu Teosinte dan Tripsacum, genus Zea sendiri
terdiri dari lima spesies yaitu Zea mays L. (2n = 20), Z. mexicana (Schrader)
Kuntze (2n =20), Z. luxurians (Durieu dan Ascherson) Bird (2n =20), Z.
diploperennis Iltis (2n =20), Z. perennis Reeves dan Mangelsdorf (2n =20).
Selain Zea mays keempat spesies lainnya dianggap sebagai jagung dewa
(teosinte), yaitu jagung liar yang menyerupai gulma dan pertumbuhannya terbatas
di Meksiko, Guatemala, dan Honduras dengan kekecualian Zea luxurians, karena
diusahakan secara terbatas dengan nama jagung dewa Florida.
Di Indonesia dapat dikelompokkan kedalam empat subspesies yaitu: (1) Zea mays
indentata Sturt, (2) Zea mays indurate Sturt, (3) Zea mays saccharata Sturt, dan
(4) Zea mays everta Sturt.
44 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
6. Prosedur Kerja :
• Gambar dan sebutkan bagian-bagian tanaman dari tanaman jagung yang
ada di hadapan saudara.
• Buat pengukuran-pengukuran bagian tanaman tersebut pada kertas yang
tersedia dengan cara sebagai berikut:
a. Tinggi Tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari bagian bawah
batang sampai dengan pangkal daun bendera.
b. Tinggi Tongkol : Tinggi tongkol diukur mulai dari bagian bawah
batang sampai dengan pangkal tangkai tongkol atau pangkal daun
penumpu tongkol.
c. Jumlah Daun Atas: Jumlah daun atas dihitung mulai dari daun pertama
diatas daun penumpu sampai daun bendera.
d. Jumlah Daun Bawah : Jumlah daun bawah dihitung mulai dari daun
paling bawah pada pangkal batang sampai dengan daun penumpu
tongkol.
8. Pustaka
Aldrich ,Samuel R., Walter O. Scott and Robert G. Hoeft. 1986. Modern Corn
Production. 3th ed. A&L Publications, Inc. USA.
Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2008. Morfologi
Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman
Serealia, Maros.
9. Hasil Praktikum
Deskripsi beberapa varietas jagung disertai gambarnya.
46 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
Tabel Pengamatan:
No Peubah Kultivar A Kultivar B Kultivar C
1 Tinggi Tanaman
2 Tinggi Tongkol
3 Jumlah daun atas
4 Jumlah daun bawah
5 Sudut daun
6 Jumlah cabang malai
3. Teori
Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1) fase
perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji
sampai dengan sebelum munculnya daun pertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif,
yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai
tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi
dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase
pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis.
Setelah perkecambahan, pertumbuhan jagung melewati beberapa fase berikut:
• Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5)
• Fase V6-V10 (jumlah daun terbuka sempurna 6-10)
• Fase V11- Vn (jumlah daun terbuka sempurna 11 sampai daun terakhir 15-18)
48 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2008. Morfologi
Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman
Serealia, Maros.
9. Hasil Praktikum
Deskripsi beberapa varietas jagung disertai gambarnya.
50 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
3. Teori
• Fase Tasseling (berbunga jantan) biasanya berkisar antara 45-52 hari, ditandai
oleh adanya cabang terakhir dari bunga jantan sebelum kemunculan bunga
betina (silk/rambut tongkol).
• Fase R1 (silking) Tahap silking diawali oleh munculnya rambut dari dalam
tongkol yang terbungkus kelobot, biasanya mulai 2-3 hari setelah tasseling.
• Fase R2 (blister) muncul sekitar 10-14 hari seletelah silking, rambut tongkol
sudah kering dan berwarna gelap.
• Fase R3 (masak susu) terbentuk 18 -22 hari setelah silking.
• Fase R4 (dough) mulai terjadi 24-28 hari setelah silking. Bagian dalam biji
seperti pasta (belum mengeras).
• Fase R5 (pengerasan biji) terbentuk 35-42 hari setelah silking. Seluruh biji
sudah terbentuk sempurna, embrio sudah masak, dan akumulasi bahan kering
biji akan segera terhenti.
6. Prosedur Kerja :
• Ambil/cabut berikut akarnya tanaman jagung dari stadia Vt, R1, R2,
sampai R6 secara utuh. Cuci bagian pangkal batang dan akarnya agar
bagian-bagian tanaman tersebut tampak jelas.
• Letakkan tanaman-tanaman tersebut di atas meja berderet menurut
umurnya, dan gambarkan bagian bunga (jantan dan betina) deretan
tanaman tersebut pada lembar kertas gambar yang tersedia sesuai dengan
skalanya. Sebutkan bagian-bagian dari bunga tersebut.
52 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2008.
Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian
Tanaman Serealia, Maros.
9. Hasil Praktikum
Deskripsi beberapa varietas jagung disertai gambarnya.
3. Teori
Pengolahan Media Tanam
Pengolahan tanah bertujuan untuk: memperbaiki kondisi tanah, dan memberikan
kondisi menguntungkan bagi pertumbuhan akar. Melalui pengolahan tanah,
drainase dan aerasi yang kurang baik akan diperbaiki. Tanah diolah pada kondisi
lembab tetapi tidak terlalu basah. Tanah yang sudah gembur hanya diolah secara
umum.
a) Persiapan
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar
diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan
ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm,
kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih
banyak. Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan.
b) Pembukaan Lahan
54 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa tanaman
sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya
dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan
pengolahan tanah dengan bajak.
c) Pembentukan Bedengan
Setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan
tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat
terutama pada tanah yang drainasenya jelek.
d) Pengapuran
Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang
diberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun. Pemberian
dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada barisan
tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha
per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.
6. Prosedur Kerja :
• Bersihkan lahan yang akan diolah dari sisa-sisa tanaman dan gulma.
8. Pustaka
Aldrich ,Samuel R., Walter O. Scott and Robert G. Hoeft. 1986. Modern Corn
Production. 3th ed. A&L Publications, Inc. USA.
M. Akil dan Hadijah A. Dahlan. 2008. Budi Daya Jagung dan Diseminasi
Teknologi. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros
9. Hasil Praktikum
• Tanah yang telah diolah dan siap tanam
56 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
1. Elemen Kompetensi :
a) Menyiapkan bahan tanam (benih)
b) Membuat lubang tanam
c) Menanam benih
2. Kriteria Kinerja :
a) Menentukan kebutuhan benih sesuai dengan jarak tanam yang dilakukan
b) Menyeleksi benih sesuai dengan kriteria benih yang baik
c) Melakukan seed treatment untuk mencegah hama dan penyakit yang
menyerang diawal pertumbuhan
d) Mengangkut dan mendistribusikan benih ke tempat penanaman sesuai
prosedur
e) Menentukan jarak tanam sesuai dengan persyaratan teknis
f) Membuat lubang tanam dengan ukuran yang sesuai persyaratan teknis
g) Menempatkan benih dalam lubang tanam dengan hati-hati
h) Penanaman dilakukan tanpa melukai benih
i) Penanaman dilakukan pada waktu yang tepat
3. Teori
Penyiapan Benih
Benih dapat diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa tanaman
jagung yang sehat pertumbuhannya. Dari tanaman terpilih, diambil yang
tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot, dan tidak
terserang oleh hama penyakit. Tongkol dipetik pada saat lewat fase matang
fisiologi dengan ciri: biji sudah mengeras dan sebagian besar daun menguning.
Cara Penanaman
Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga
digunakan jarak tanam 75 x 50 cm, setiap lubang ditanam dua tanaman. Tanaman
ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan.
Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih
jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama
pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam
keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi dahulu,
58
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun. Pembuatan lubang tanaman dan
penanaman biasanya memerlukan 4 orang (2 orang membuat lubang, 1 orang
memasukkan benih, 1 orang lagi memasukkan pupuk dasar dan menutup lubang).
Jumlah benih yang dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki, bila
dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji per lubang,
bila dikehendaki 1 tanaman per lubang, maka benih yang dimasukkan 2 butir
benih per lubang.
60
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
7.2. Pertanyaan :
• Jelaskan kegunaan fungisida dan insektisida yang dipakai.
• Mengapa jumlah benih yang ditanam harus disesuaikan dengan jarak
tanam yang dipakai.
8. Pustaka
Aldrich ,Samuel R., Walter O. Scott and Robert G. Hoeft. 1986. Modern Corn
Production. 3th ed. A&L Publications, Inc. USA.
M. Akil dan Hadijah A. Dahlan. 2008. Budi Daya Jagung dan Diseminasi
Teknologi. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros
9. Hasil Praktikum
• Benih yang telah diberi perlakuan.
• Lahan yang telah ditanami jagung.
1. Elemen Kompetensi :
a) Mengidentifikasi gulma
b) Menentukan cara pengendalian gulma
2. Kriteria Kinerja :
a) Identifikasi gulma berdasarkan ciri fisiknya
b) Identifikasi sifat gulma berdasarkan cara perkembang biakannya
c) Berbagai cara penyiangan dideskripsikan dengan jelas
d) Cara penyiangan ditentukan berdasarkan karakter gulma
3. Teori
Penjarangan dan Penyulaman
Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai
dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan
yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus dikurangi.
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting
yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung
tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan
dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak
tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis
benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu
penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.
Penyiangan
62
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
6. Prosedur Kerja :
• Lakukan pengamatan jenis-jenis gulma yang ada pada lahan saudara.
Tentukan jenis gulma yang dominan (%) dan perkirakan presentase
penutupan lahan. Ambil satu sample dari masing-masing jenis gulma
secara utuh dan masukkan dalm kantung plastik yang tersedia untuk
diidentifikasi dan untuk dibuat herbarium.
• Lakukan penyiangan gulma pada 0.5 bagian lahan saudara dengan tangan
dan 0.5 bagian yang lainnya dengan alat yang tersedia.
8. Pustaka
Aldrich ,Samuel R., Walter O. Scott and Robert G. Hoeft. 1986. Modern Corn
Production. 3th ed. A&L Publications, Inc. USA.
P A.F. Fadhly dan Fahdiana Tabri. 2008. Pengendalian Gulma pada Pertanaman
Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
9. Hasil Praktikum
• Lahan yang telah disiangi.
64
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
1. Elemen Kompetensi :
a) Mengidentifikasi pupuk
b) Menghitung kebutuhan pupuk
2. Kriteria Kinerja :
a) Pupuk diidentifikasi berdasarkan jenisnya
b) Pupuk diidentifikasi berdasarkan sifatnya
c) Kebutuhan pupuk bagi tanaman diidentifikasi berdasarkan fase
pertumbuhannya
d) Kebutuhan pupuk persatuan luas lahan dihitung berdasarkan rekomendasi
e) Kebutuhan pupuk per tanaman dikonversi berdasarkan kebutuhan pupuk
persatuan dan populasi tanaman persatuan luas
3. Teori
Tanaman jagung membutuhkan paling kurang 13 unsur hara yang diserap melalui
tanah. Hara N, P, dan K diperlukan dalam jumlah lebih banyak dan sering
kekurangan, sehingga disebut hara primer. Hara Ca, Mg, dan S diperlukan dalam
jumlah sedang dan disebut hara sekunder. Hara primer dan sekunder lazim disebut
hara makro. Hara Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl diperlukan tanaman dalam
jumlah sedikit, disebut hara mikro. Unsur C, H, dan O diperoleh dari air dan
udara.
Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup
maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat
6. Prosedur Kerja :
• Pupuk yang akan digunakan terlebih dahulu dicampurkan hingga merata.
• Buat lubang di sisi luar dengan jarak 5 cm dari pangkal batang.
66
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
7.2. Pertanyaan :
• Menurut saudara apakah pemupukan yang saudara lakukan dalam praktek
ini sudah tepat jenis, dosis dan waktu ? Beri alasandari jawaban saudara.
• Dari hasil pengamatan petumbuhan yang saudara dapatkan apakah
pertumbuhan tanaman saudara cukup baik.
8. Pustaka
Aldrich ,Samuel R., Walter O. Scott and Robert G. Hoeft. 1986. Modern Corn
Production. 3th ed. A&L Publications, Inc. USA.
Syafruddin, Faesal, dan M. Akil. 2008. Pengelolaan Hara pada Tanaman Jagung.
Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
68
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
3. Teori
3.1. Hama
a) Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan; di sekitar bekas
gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman
menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung
kuning kehijauan dan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur
putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan
sangat membantu memutus siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai
panen jagung; (2) tanaman yang terserang lalat bibit harus segera dicabut dan
dimusnahkan, agar hama tidak menyebar; (3) kebersihan di sekitar areal
penanaman hendaklah dijaga dan selalu diperhatikan terutama terhadap
tanaman inang yang sekaligus sebagai gulma; (4) pengendalian secara kimiawi
insektisida yang dapat digunakan antara lain: Dursban 20 EC, Hostathion 40
70
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
b) Ulat pemotong
Gejala: tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm diatas
permukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batangnya,
akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh di atas tanah.
Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis sp. (A. ipsilon); Spodoptera
litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah
jagung
(Helicoverpa armigera).
Pengendalian: (1) bertanam secara serentak pada areal yang luas, bisa juga
dilakukan pergiliran tanaman; (2) dengan mencari dan membunuh ulat-ulat
tersebut yang biasanya terdapat di dalam tanah; (3) sebelum lahan ditanami
jagung, disemprot terlebih dahulu dengan insektisida.
3.2. Penyakit
72
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
P=
(n v ) 100%
ZN
P = Intensitas serangan
n = Jumlah tanaman katagori v
v = Nilai skala dari tiap katagori kerusakan
74
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
7.2. Pertanyaan :
• Pada pengamatan pertumbuhan tanaman kali ini, tanaman jagung berada
pada stadia apa ?
• Apakah serangan hama pada lahan saudara cukup tinggi ?
• Apakah penyemrotan insektisida perlu dilakukan pada kondisi sekarang.
M.S. Pabbage, A.M. Adnan, dan N. Nonci. 2008. Pengelolaan Hama Prapanen
Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
9. Hasil Praktikum
• Hasil pengamatan serangan hama di pertanaman.
76
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
1. Elemen Kompetensi :
• Menentukan metode panen
• Melakukan panen
2. Kriteria Kinerja :
• Tujuan panen dideskripsikan dengan benar
• Berbagai metode panen diidentifikasi prosedur dan peralatannya
• Metode panen ditentukan sesuai dengan potensi yang ada
• Tingkat kematangan panen tongkol dipastikan telah memenuhi kriteria
untuk panen
• Penen dilakukan berdasarkan prosedur
• Mengangkut hasil panen ke tujuan tertentu
3. Teori
Panen
Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung
dari tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung
juga dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan
masak kering/masak mati.
Ciri dan Umur Panen
Ciri jagung yang siap dipanen adalah:
a) Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.
78
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
6. Prosedur Kerja :
7.2. Pertanyaan :
1. Elemen Kompetensi :
2. Kriteria Kinerja :
3. Teori
Proses pascapanen jagung terdiri atas serangkaian kegiatan yang dimulai dari
pemetikan dan pengeringan tongkol, pemipilan tongkol, pengemasan biji, dan
penyimpanan sebelum dijual ke pedagang pengumpul. Ke semua proses tersebut
apabila tidak tertangani dengan baik akan menurunkan kualitas produk karena
berubahnya warna biji akibat terinfeksi cendawan, jagung mengalami
pembusukan, tercampur benda asing yang membahayakan kesehatan.
3.1 Proses Pasca Panen
Cakupan Kegiatan
Proses pascapanen meliputi serangkaian kegiatan penanganan hasil panen, mulai
dari pemanenan sampai menjadi produk yang siap dikonsumsi. Rangkaian
kegiatan tersebut disajikan pada Gambar 1.
Permasalahan
Jagung mempunyai banyak permasalahan pascapanen yang apabila tidak
tertangani dengan baik akan menimbulkan kerusakan dan kehilangan.
Permasalahan antara lain adalah:
Susut Kuantitas dan Mutu
Kehilangan hasil jagung pada pascapanen dapat berupa kehilangan kuantitatif dan
kualitatif. Kehilangan kuantitatif merupakan susut hasil akibat tertinggal di lapang
waktu panen, tercecer saat pengangkutan, atau tidak terpipil. Kehilangan kualitatif
merupakan penurunan mutu hasil akibat butir rusak, butir berkecambah, atau biji
keriput selama proses pengeringan, pemipilan, pengangkutan atau penyimpanan.
80
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
3.2 Pengeringan
Pengeringan adalah upaya untuk menurunkan kadar air biji jagung agar aman
disimpan. Kadar air biji yang aman untuk disimpan berkisar antara 12-14%. Pada
saat jagung dikeringkan terjadi proses penguapan air pada biji karena adanya
panas dari media pengering, sehingga uap air akan lepas dari permukaan biji
jagung ke ruangan di sekeliling tempat pengering (Brooker et al. 1974).
Pengeringan diperlukan sebelum pemipilan untuk menghindari terjadinya biji
pecah. Untuk itu, kadar air biji harus diturunkan menjadi < 20%. Pengeringan
dimaksudkan untuk mencapai kadar air biji 12-14% agar tahan disimpan lama,
tidak mudah terserang hama dan terkontaminasi cendawan yang menghasilkan
mikotoksin, mempertahankan volume dan bobot bahan sehingga memudahkan
penyimpanan (Handerson and Perry 1982).
Pengeringan untuk Menurunkan Infeksi Cendawan
Penundaan panen jagung selama tujuh hari setelah masak fisiologis dengan cara
memangkas batang 10 cm di atas tongkol dapat membantu proses penurunan
kadar air biji dan menekan tingkat penularan cendawan (Tabel 1).
82
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2
Tabel 1. Beberapa cara pengeringan jagung, laju pengeringan, dan tingkat infeksi
cendawan. Gorontalo, 2005.
6. Prosedur Kerja :
7.2. Pertanyaan :
84