Anda di halaman 1dari 42

Kode Dok : F-Jur-001

Revisi : 2

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)
Minggu ke. :1
Mata Kuliah : Produksi Jagung
Unit Kompetensi : Deskripsi Tanaman
Waktu : 2 jam
Tempat : Laboratorium Tanaman

1. Elemen Kompetensi : Melakukan identifikasi tanaman jagung


2. Kriteria Kinerja :
• Menggambarkan dan menyebutkan bagian-bagian dari tanaman jagung
• Menyubutkan ciri utama dari bagian tanaman jagung tersebut pada tiap
kultivar
• Melakukan identifikasi dari ketiga kultivar jagung

3. Teori
Taksonomi dan Botani Tanaman
Jagung (Zea mays [L.]) termasuk ke dalam famili Graminae (Poaceae), subfamili
Panicoideae dan termasuk ke dalam suku Andropogeneae.
Jagung diklasifikasikan ke dalam spesies tunggal yaitu Zea mays, yang
mempunyai dua kerabat dekat yaitu Teosinte dan Tripsacum, genus Zea sendiri
terdiri dari lima spesies yaitu Zea mays L. (2n = 20), Z. mexicana (Schrader)
Kuntze (2n =20), Z. luxurians (Durieu dan Ascherson) Bird (2n =20), Z.
diploperennis Iltis (2n =20), Z. perennis Reeves dan Mangelsdorf (2n =20).
Selain Zea mays keempat spesies lainnya dianggap sebagai jagung dewa
(teosinte), yaitu jagung liar yang menyerupai gulma dan pertumbuhannya terbatas
di Meksiko, Guatemala, dan Honduras dengan kekecualian Zea luxurians, karena
diusahakan secara terbatas dengan nama jagung dewa Florida.
Di Indonesia dapat dikelompokkan kedalam empat subspesies yaitu: (1) Zea mays
indentata Sturt, (2) Zea mays indurate Sturt, (3) Zea mays saccharata Sturt, dan
(4) Zea mays everta Sturt.

Buku Panduan Praktek 43


Warna batang hijau sampai keunguan, berbentuk bulat dengan penampang
melintang 2 – 2,5 cm. Panjang batang berkisar antara 0,3 – 7,3 meter dan
berdiameter antara 1,3 – 5 cm tergantung pada tipe daerahnya. Batang jagung
mengandung 8 persen gula sebelum bijinya terbentuk dan mengandung 10,5
persen gula pada saat terjadi kegagalan penyerbukan.
Daun jagung terdiri dari pelepah daun dan helaian daun. Helaian daun
memanjang dengan ujung yang meruncing. Kedudukan daunnya distik (dua baris
daun tunggal keluar dalam kedudukan berselang), dengan pelepah-pelepah daun
yang saling bertindih. Tipikal daun jagung yang tumbuh di Ithaca mempunyai
panjang 80 cm, lebar 9 – 10 cm, rata-rata ketebalan ¼ mm dan mengandung lebih
dari 140 juta sel. Penggulungan daun jagung merupakan fenomena yang umum
pada saat tanaman jagung kekurangan air. Penggulungan ini terjadi akibat
mengkerutnya sel buliform (sel yang berbentuk gelembung) pada bagian
epidermis daun permukaan atas. Daun jagung berkisar 10 – 20 helai tiap
tanaman. Permukaan daun bagian atas dipenuhi oleh rambut halus dan stomata
yang lebar. Permukaan daun bagian bawah tidak berambut dan mempunyai
stomata yang lebih kecil, tetapi dengan jumlah yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan permukaan daun bagian atas.
Tanaman jagung berakar serabut, menyebar ke samping dan ke bawah. Tiga tipe
perakaran yaitu : (1) akar seminal, (2) akar koronal, dan (3) akar adventif. Secara
umum akar utama jagung menyebar sekitar 106,68 cm ke semua arah dari batang.
Jagung merupakan tanaman monoecious, dengan struktur bunga jantan dan bunga
betina yang terpisah. Bunga jantan atau disebut malai terletak pada ujung
tanaman (terminal), sedangkan bunga betinanya terletak pada ketiak daun. Malai
terdiri dari bulir, masing-masing dengan dua floret. Setiap floret mengandung
tiga benang sari yang menghasilkan polen. Kurang lebih 10.000.000 polen
dihasilkan per tanaman.

44 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

4. Bahan dan Alat :


Jumlah setiap
No Nama Alat/Bahan Untuk 5 Kelompok
Kelompok
1 Penggaris/meteran kecil 2 buah 10 buah
2 Busur 2 buah 10 buah
3 Kaca pembesar 2 buah 10 buah
4 Hand counter 2 buah 10 buah
5 Tanaman jagung dalam pot 3 pot 15 pot

5. Organisasi Pelaksanaan Praktik:


Mahasiswa dibagi dalam grup yang terdiri dari lima orang. Tiap group diberi
tanaman jagung dalam pot dari tiga kultivar yang berbeda. Tiap pot berisi satu
tanaman jagung dari satu kultivar. Tiap mahasiswa mendapat satu pot tanaman
dan membandingkan tanaman tersebut dengan tanaman lain dalam grup yang
sama.

6. Prosedur Kerja :
• Gambar dan sebutkan bagian-bagian tanaman dari tanaman jagung yang
ada di hadapan saudara.
• Buat pengukuran-pengukuran bagian tanaman tersebut pada kertas yang
tersedia dengan cara sebagai berikut:
a. Tinggi Tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari bagian bawah
batang sampai dengan pangkal daun bendera.
b. Tinggi Tongkol : Tinggi tongkol diukur mulai dari bagian bawah
batang sampai dengan pangkal tangkai tongkol atau pangkal daun
penumpu tongkol.
c. Jumlah Daun Atas: Jumlah daun atas dihitung mulai dari daun pertama
diatas daun penumpu sampai daun bendera.
d. Jumlah Daun Bawah : Jumlah daun bawah dihitung mulai dari daun
paling bawah pada pangkal batang sampai dengan daun penumpu
tongkol.

Buku Panduan Praktek 45


e. Jumlah Cabang Malai: Jumlah cabang malai yang dihitung adalah
semua cabang malai yang muncul pada tangkai malai.
f. Sudut Daun : Sudut daun diukur dari batang utama dalam satuan
derajat (o).

7. Tugas dan Pertanyaan :


7.1. Tugas
• Selesaikan gambar dan pengukuran dari ketiga kultivar jagung diatas
dalam waktu praktikum yang disediakan.
7.2. Pertanyaan :
• Dari pengamatan ketiga kultiva jagung yang digunakan dalam praktikum
ini, kultivar mana menurut saudara yang dapat memberikan hasil tertinggi.
• Adakah hubungan antara tinggi tanaman dengan umur pada tanaman
jagung.

8. Pustaka
Aldrich ,Samuel R., Walter O. Scott and Robert G. Hoeft. 1986. Modern Corn
Production. 3th ed. A&L Publications, Inc. USA.

Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2008. Morfologi
Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman
Serealia, Maros.

9. Hasil Praktikum
Deskripsi beberapa varietas jagung disertai gambarnya.

46 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

Tabel Pengamatan:
No Peubah Kultivar A Kultivar B Kultivar C
1 Tinggi Tanaman
2 Tinggi Tongkol
3 Jumlah daun atas
4 Jumlah daun bawah
5 Sudut daun
6 Jumlah cabang malai

Buku Panduan Praktek 47


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
(BPP)
Minggu ke. :2
Unit Kompetensi : Pengamatan Pertumbuhan Vegetatif
Waktu : 2 jam
Tempat : Laboratorium Tanaman

1. Elemen Kompetensi : Melakukan pengamatan pertumbuhan vegetatif


tanaman jagung.
2. Kriteria Kinerja :
• Melakukan pengamatan pertumbuhan vagetatif tanaman jagung
• Menggambarkan dan menyebutkan bagian-bagian dari batang tanaman
jagung
• Mengggambarkan proses pertumbuhan tanaman jagung.

3. Teori
Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu (1) fase
perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji
sampai dengan sebelum munculnya daun pertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif,
yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai
tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi
dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase
pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis.
Setelah perkecambahan, pertumbuhan jagung melewati beberapa fase berikut:
• Fase V3-V5 (jumlah daun yang terbuka sempurna 3-5)
• Fase V6-V10 (jumlah daun terbuka sempurna 6-10)
• Fase V11- Vn (jumlah daun terbuka sempurna 11 sampai daun terakhir 15-18)

48 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

4. Organisasi Pelaksanaan Praktik:


Mahasiswa dibagi dalam grup yang terdiri dari 5 orang. Tiap grup akan diberi
alat-alat dan bahan praktikum untuk digunakan bersama-sama.
Tugas perorangan (menggambar tanaman) dikerjakan pada lembar kertas kerja
(logbook) yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa dan diumpulkan pada
akhir jam praktikum untuk dinilai.

5. Bahan dan Alat :


No Nama Alat/Bahan Jumlah setiap
Untuk 5 Kelompok
Kelompok
1. Pisau kecil (silet/cutter) 1 buah 5 buah
2. Loupe (kaca pembesar) 1 buah 5 buah
3. Tanaman jagung:
4. - Stadia V1 1 pohon 5 pohon
5. - Stadia V3 1 pohon 5 pohon
6. - Stadia V7 1 pohon 5 pohon
7. - Stadia V10 1 pohon 5 pohon
8. - Stadia Vt 1 pohon 5 pohon

Buku Panduan Praktek 49


6. Prosedur Kerja :
• Ambil/cabut berikut akarnya tanaman jagung dari stadia V1, V3, V7, V10,
dan Vt secara utuh. Cuci bagian pangkal batang dan akarnya agar bagian-
bagian tanaman tersebut tampak jelas.
• Letakkan tanaman-tanaman tersebut di atas meja berderet menurut
umurnya, dan gambarkan deretan tanaman tersebut pada lembar kertas
gambar yang tersedia sesuai dengan skalanya. Sebutkan bagian-bagian
dari tanaman tersebut.

7. Tugas dan Pertanyaan :


7.1. Tugas
• Kerjakan pelaksanaan praktek tersebut pada waktu praktikum yang
tersedia.
• Kumpulkan hasil pekerjaan saudara pada akhir jam praktikum untuk
dinilai.
8. Pustaka
Aldrich ,Samuel R., Walter O. Scott and Robert G. Hoeft. 1986. Modern Corn
Production. 3th ed. A&L Publications, Inc. USA.

Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2008. Morfologi
Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman
Serealia, Maros.

9. Hasil Praktikum
Deskripsi beberapa varietas jagung disertai gambarnya.

50 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)
Minggu ke. : 3
Unit Kompetensi : Pengamatan Pertumbuhan Generatif Tanaman
Jagung
Waktu : 2 jam
Tempat : Laboratorium Tanaman

1. Elemen Kompetensi : Melakukan pengamatan pertumbuhan generatif


tanaman jagung
2. Kriteria Kinerja :
• Melakukan pengamatan pertumbuhan generatif tanaman jagung
• Menggambarkan dan menyebutkan bagian-bagian dari bunga tanaman
jagung
• Mengggambarkan proses perkembangan bunga tanaman jagung.

3. Teori
• Fase Tasseling (berbunga jantan) biasanya berkisar antara 45-52 hari, ditandai
oleh adanya cabang terakhir dari bunga jantan sebelum kemunculan bunga
betina (silk/rambut tongkol).
• Fase R1 (silking) Tahap silking diawali oleh munculnya rambut dari dalam
tongkol yang terbungkus kelobot, biasanya mulai 2-3 hari setelah tasseling.
• Fase R2 (blister) muncul sekitar 10-14 hari seletelah silking, rambut tongkol
sudah kering dan berwarna gelap.
• Fase R3 (masak susu) terbentuk 18 -22 hari setelah silking.
• Fase R4 (dough) mulai terjadi 24-28 hari setelah silking. Bagian dalam biji
seperti pasta (belum mengeras).
• Fase R5 (pengerasan biji) terbentuk 35-42 hari setelah silking. Seluruh biji
sudah terbentuk sempurna, embrio sudah masak, dan akumulasi bahan kering
biji akan segera terhenti.

Buku Panduan Praktek 51


• Fase R6 (masak fisiologis) Tanaman jagung memasuki tahap masak fisiologis
55-65 hari setelah silking.

4. Organisasi Pelaksanaan Praktik:


Mahasiswa dibagi dalam grup yang terdiri dari 5 orang. Tiap grup akan diberi
alat-alat dan bahan praktikum untuk digunakan bersama-sama.
Tugas perorangan (menggambar bunga) dikerjakan pada lembar kertas kerja
(logbook) yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa dan diumpulkan pada
akhir jam praktikum untuk dinilai.

5. Bahan dan Alat :


No Nama Alat/Bahan Jumlah setiap Untuk 5 Kelompok
Kelompok
1. Pisau kecil (silet/cutter) 1 buah 5 buah
2. Loupe (kaca pembesar) 1 buah 5 buah
3. Tanaman jagung:
4. - Stadia Vt 1 pohon 5 pohon
5. - Stadia R1 1 pohon 5 pohon
6. - Stadia R2 1 pohon 5 pohon
7. - Stadia R3 1 pohon 5 pohon
8. - Stadia R4 1 pohon 5 pohon
9. - Stadia R5
10. - Stadia R6

6. Prosedur Kerja :
• Ambil/cabut berikut akarnya tanaman jagung dari stadia Vt, R1, R2,
sampai R6 secara utuh. Cuci bagian pangkal batang dan akarnya agar
bagian-bagian tanaman tersebut tampak jelas.
• Letakkan tanaman-tanaman tersebut di atas meja berderet menurut
umurnya, dan gambarkan bagian bunga (jantan dan betina) deretan
tanaman tersebut pada lembar kertas gambar yang tersedia sesuai dengan
skalanya. Sebutkan bagian-bagian dari bunga tersebut.

52 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

7. Tugas dan Pertanyaan :


7.1. Tugas
• Selesaikan pekerjaan pengolahan tanah tersebut dalam waktu praktikum
yang disediakan.
8. Pustaka
Aldrich ,Samuel R., Walter O. Scott and Robert G. Hoeft. 1986. Modern Corn
Production. 3th ed. A&L Publications, Inc. USA.

Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2008.
Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian
Tanaman Serealia, Maros.

9. Hasil Praktikum
Deskripsi beberapa varietas jagung disertai gambarnya.

Buku Panduan Praktek 53


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
(BPP)
Minggu ke. :4
Unit Kompetensi : Menyiapkan lahan pertanaman
Waktu : 2 jam
Tempat : Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung

1. Elemen Kompetensi : Melakukan penyiapan lahan tanam sesuai sifat


fisik tanah
2. Kriteria Kinerja :
a) Pola pengolahan diterapkan untuk mendapatkan penggarapan penuh,
overlap minimal, dan efisiensi optimal dengan mempertimbangkan aspek
konservasi tanah
b) Perlakuan tanah diberikan secara merata pada keseluruhan areal dengan
dosis yang sesuai dengan program perbaikan kesuburan tanah.

3. Teori
Pengolahan Media Tanam
Pengolahan tanah bertujuan untuk: memperbaiki kondisi tanah, dan memberikan
kondisi menguntungkan bagi pertumbuhan akar. Melalui pengolahan tanah,
drainase dan aerasi yang kurang baik akan diperbaiki. Tanah diolah pada kondisi
lembab tetapi tidak terlalu basah. Tanah yang sudah gembur hanya diolah secara
umum.
a) Persiapan
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar
diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan
ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm,
kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih
banyak. Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan.

b) Pembukaan Lahan

54 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa tanaman
sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya
dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan
pengolahan tanah dengan bajak.
c) Pembentukan Bedengan
Setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan
tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat
terutama pada tanah yang drainasenya jelek.
d) Pengapuran
Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang
diberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun. Pemberian
dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada barisan
tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha
per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.

4. Organisasi Pelaksanaan Praktik:


Mahasiswa dibagi dalam grup yang terdiri dari 5 orang. Tiap group diharuskan
mengolah lahan seluas 200 m2. Pembagian lahan disesuaikan dengan lokasi
praktik yang tersedia.

5. Bahan dan Alat :


Jumlah setiap
No Nama Alat/Bahan Untuk 5 Kelompok
Kelompok
1 Cangkul 4 buah 20 buah
2 Parang 1 buah 5 buah
3 Meteran 1 buah 5 buah
4 Pupuk kandang 2 m2 10 m2

6. Prosedur Kerja :
• Bersihkan lahan yang akan diolah dari sisa-sisa tanaman dan gulma.

Buku Panduan Praktek 55


• Hancurkan bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan traktor.
• Lakukan pengendalian gulma pertama, dengan cara membuang kecambah
atau tanaman gulma yang masih kecil.
• Ratakan tanah yang sudah dihaluskan, untuk mempermudah penanaman
benih dikemudian hari.
• Taburkan pupuk kandang pada jalur yang akan ditanami benih jagung.
• Setelah selesai bekerja bersihkan alat-alat ang dipakai.

7. Tugas dan Pertanyaan :


7.1. Tugas
• Selesaikan pekerjaan pengolahan tanah tersebut dalam waktu praktikum
yang disediakan.
• Bandingkan keadaan tanah yang telah diolah dengan tanah yang belum
diolah
7.2. Pertanyaan :
• Apa tujuan dari pengolahan tanah?
• Apa guna penambahan bahan organik pada lahan darat.

8. Pustaka
Aldrich ,Samuel R., Walter O. Scott and Robert G. Hoeft. 1986. Modern Corn
Production. 3th ed. A&L Publications, Inc. USA.

M. Akil dan Hadijah A. Dahlan. 2008. Budi Daya Jagung dan Diseminasi
Teknologi. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros

9. Hasil Praktikum
• Tanah yang telah diolah dan siap tanam

56 | Produksi Jagung
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)
Minggu ke. :5
Unit Kompetensi : Penanaman Benih
Waktu : 2 jam
Tempat : Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung

1. Elemen Kompetensi :
a) Menyiapkan bahan tanam (benih)
b) Membuat lubang tanam
c) Menanam benih
2. Kriteria Kinerja :
a) Menentukan kebutuhan benih sesuai dengan jarak tanam yang dilakukan
b) Menyeleksi benih sesuai dengan kriteria benih yang baik
c) Melakukan seed treatment untuk mencegah hama dan penyakit yang
menyerang diawal pertumbuhan
d) Mengangkut dan mendistribusikan benih ke tempat penanaman sesuai
prosedur
e) Menentukan jarak tanam sesuai dengan persyaratan teknis
f) Membuat lubang tanam dengan ukuran yang sesuai persyaratan teknis
g) Menempatkan benih dalam lubang tanam dengan hati-hati
h) Penanaman dilakukan tanpa melukai benih
i) Penanaman dilakukan pada waktu yang tepat

3. Teori
Penyiapan Benih
Benih dapat diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa tanaman
jagung yang sehat pertumbuhannya. Dari tanaman terpilih, diambil yang
tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot, dan tidak
terserang oleh hama penyakit. Tongkol dipetik pada saat lewat fase matang
fisiologi dengan ciri: biji sudah mengeras dan sebagian besar daun menguning.

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 57


Tongkol dikupas dan dikeringkan hingga kering betul. Apabila benih akan
disimpan dalam jangka lama, setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan
disimpan dan disimpan di tempat kering. Dari tongkol yang sudah kering, diambil
biji bagian tengah sebagai benih. Biji yang terdapat di bagian ujung dan pangkal
tidak digunakan sebagai benih. Daya tumbuh benih harus lebih dari 90%, jika
kurang dari itu sebaiknya benih diganti. Benih yang dibutuhkan adalah sebanyak
20-30 kg untuk setiap hektar.
Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dulu dengan fungisida seperti
Benlate, terutama apabila diduga akan ada serangan jamur. Sedangkan bila diduga
akan ada serangan lalat bibit dan ulat agrotis, sebaiknya benih dimasukkan ke
dalam lubang bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik seperti
Furadan 3 G.
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan
agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara: 3-5
cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih.
Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang
umurnya, tanaman akan semakin tinggi dan memerlukan tempat yang lebih luas.
Jagung berumur dalam/panjang dengan waktu panen ≥ 100 hari sejak penanaman,
jarak tanamnya dibuat 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur sedang
(panen 80-100 hari), jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Sedangkan
jagung berumur pendek (panen < 80 hari), jarak tanamnya 20x50 cm (1
tanaman/lubang). Kedalaman lubang tanam yaitu antara 3- 5 cm.

Cara Penanaman
Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga
digunakan jarak tanam 75 x 50 cm, setiap lubang ditanam dua tanaman. Tanaman
ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan.
Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih
jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama
pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam
keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi dahulu,

58
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun. Pembuatan lubang tanaman dan
penanaman biasanya memerlukan 4 orang (2 orang membuat lubang, 1 orang
memasukkan benih, 1 orang lagi memasukkan pupuk dasar dan menutup lubang).
Jumlah benih yang dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki, bila
dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji per lubang,
bila dikehendaki 1 tanaman per lubang, maka benih yang dimasukkan 2 butir
benih per lubang.

4. Organisasi Pelaksanaan Praktik:


Mahasiswa dibagi dalam grup yang terdiri dari 5 orang. Tiap group diharuskan
mempersiapkan dan menanam benih untuk lahan seluas 200 m 2. Pembagian lahan
disesuaikan dengan lokasi praktik yang tersedia.

5. Bahan dan Alat :


Jumlah setiap
No Nama Alat/Bahan Untuk 5 Kelompok
Kelompok
1 Alat tugal 4 buah 20 buah
2 Tambang plastik 50 m 250 buah
3 Meteran 1 buah 5 buah
4 Ajir 20 buah 100 m2
5 Parang 1 buah 5 buah
6 Kantung Plastik ukuran 1 buah 5 buah
5 kg
7 Ember 4 buah 20 buah
8 Benih Jagung 0.5 kg 2.5 kg
9 Fungisida Ridomil 1 bungkus 5 bungkus
10 Insektisida Furadan 3G 0.5 kg 2.5 kg
6. Prosedur Kerja :
a. Praktikum Pertama: Persiapan Benih
• Tentukan jumlah benih yang diperlukan sesuai dengan luas lahan dan jarak
tanam yang akan dipakai.

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 59


• Timbang benih sesuai dengan kebutuhan benih untuk masing-masing
group.
• Lakukan pemilihan benih, buang benih yang jelek dan kotoran yang
tercampur didalamnya.
• Lakukan perlakuan benih dengan cara mencampurnya didalam kantung
plastik dengan fungisida yang disediakan.
• Dosis fungisida yang dipakai disesuaikan dengan jenis fungisida yang
digunakan.
• Lakukan pencampuran dengan seksama dan hati-hati, jauhkan dari barang-
barang yang dibawa.
• Ingat saudara menggunakan racun, kecerobohan akan menimbulkan
kerugian bagi saudara atau orang lain.
b. Praktikum kedua: Penanaman Benih.
• Gunakan benih yang telah diberi perlakuan pada praktek persiapan benih
sebelumnya.
• Buat lubang tanam dengan menggunakan tugal sesuai dengan yang
ditentukan.
• Arah barisan disesuaikan dengan kontur lahan yang tersedia.
• Perhatikan kelurusan barisan, gunakan tambang plastik untuk menjaga
kelurusan barisan tanam. Gunakan ajir yang tersedia untuk membantu
menandai tiap barisan tanaman.
• Masuklan benih ke dalam lubang tanam yang disediakan, jumlah benih
yang ditanam disesuaikan dengan jarak tanam yang dibuat.
• Perhatikan benih harus masuk kedalam lubang tanam, tidak boleh ada
benih yang tercecer di luar lubang tanam.
• Masukkan insektisida (Furadan 3G) kedalam lubang tanam kemudian
tutup lubang tanam dengan menggunakan kaki, jangan sekali-kali
dilakukan pemadatan pada lubang tanam.
• Lakukan dengan seksama, jangan ada lubang tanam yang terlewat.
• Setelah selesai bersihkan alat-alat yang dipakai dan kembalikan ke tempat
semula.

60
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

7. Tugas dan Pertanyaan :


7.1. Tugas
• Selesaikan pekerjaan diatas dalam waktu praktikum yang disediakan.
• Periksa kelurusan barisan penanaman, dan lubang tanam tiap baris.
• Hitung populasi per-hektar sesuai dengan jarak tanam yang dilakukan.

7.2. Pertanyaan :
• Jelaskan kegunaan fungisida dan insektisida yang dipakai.
• Mengapa jumlah benih yang ditanam harus disesuaikan dengan jarak
tanam yang dipakai.

8. Pustaka
Aldrich ,Samuel R., Walter O. Scott and Robert G. Hoeft. 1986. Modern Corn
Production. 3th ed. A&L Publications, Inc. USA.

M. Akil dan Hadijah A. Dahlan. 2008. Budi Daya Jagung dan Diseminasi
Teknologi. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros

9. Hasil Praktikum
• Benih yang telah diberi perlakuan.
• Lahan yang telah ditanami jagung.

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 61


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
(BPP)
Minggu ke. :6
Unit Kompetensi : Pemeliharaan Tanaman
Waktu : 2 jam
Tempat : Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung

1. Elemen Kompetensi :
a) Mengidentifikasi gulma
b) Menentukan cara pengendalian gulma

2. Kriteria Kinerja :
a) Identifikasi gulma berdasarkan ciri fisiknya
b) Identifikasi sifat gulma berdasarkan cara perkembang biakannya
c) Berbagai cara penyiangan dideskripsikan dengan jelas
d) Cara penyiangan ditentukan berdasarkan karakter gulma

3. Teori
Penjarangan dan Penyulaman
Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai
dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan
yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus dikurangi.
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting
yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung
tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan
dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak
tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis
benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu
penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.
Penyiangan

62
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu


(gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung
yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan
sebagainya. Yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran
tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah.
Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

4. Organisasi Pelaksanaan Praktik:


• Mahasiswa bekerja dalam group seperti pada praktikum sebelumnya.
• Tiap group akan mendapatkan alat berupa 2 buah cangkul, serta kantong
plastik untuk koleksi gulma.
• Tiap group melakukan penyiangan 0.5 bagian dari lahan dengan tangan
dan 0.5 bagian yang lainnya dengan alat.

5. Bahan dan Alat :


Jumlah setiap
No Nama Alat/Bahan Untuk 5 Kelompok
Kelompok
1 Cangkul 2 buah 10 buah
2 Kored 1 buah 5 buah
3 Kantung plastik ukuran 5 buah 25 buah
1 kg

6. Prosedur Kerja :
• Lakukan pengamatan jenis-jenis gulma yang ada pada lahan saudara.
Tentukan jenis gulma yang dominan (%) dan perkirakan presentase
penutupan lahan. Ambil satu sample dari masing-masing jenis gulma
secara utuh dan masukkan dalm kantung plastik yang tersedia untuk
diidentifikasi dan untuk dibuat herbarium.
• Lakukan penyiangan gulma pada 0.5 bagian lahan saudara dengan tangan
dan 0.5 bagian yang lainnya dengan alat yang tersedia.

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 63


• Lakukan penyulaman pada lubang tanam yang benihnya tidak tumbuh.
• Penjarangan dilakukan pada lubang tanam yang tumbuh lebih dari dua
pohon.

7. Tugas dan Pertanyaan :


7.1. Tugas
• Kerjakan penyiangan tersebut pada jam praktikum yang tersedia.
• Identifikasi gulma dapat saudara lakukan sebagai tugas pekerjaan rumah
dalam bentuk herbarium.
7.2. Pertanyaan :
• Jelskan keuntungan dari penyiangan dengan alat?
• Menurut saudara apakah penyiangan yang saudara lakukan dalam
prkatikum ini tepat saatnya? Beri alasan dari jawaban saudara.

8. Pustaka
Aldrich ,Samuel R., Walter O. Scott and Robert G. Hoeft. 1986. Modern Corn
Production. 3th ed. A&L Publications, Inc. USA.

P A.F. Fadhly dan Fahdiana Tabri. 2008. Pengendalian Gulma pada Pertanaman
Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.

9. Hasil Praktikum
• Lahan yang telah disiangi.

64
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)
Minggu ke. :7
Unit Kompetensi : Pemeliharaan (Melakukan program pemupukan)
Waktu : 2 jam
Tempat : Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung

1. Elemen Kompetensi :
a) Mengidentifikasi pupuk
b) Menghitung kebutuhan pupuk

2. Kriteria Kinerja :
a) Pupuk diidentifikasi berdasarkan jenisnya
b) Pupuk diidentifikasi berdasarkan sifatnya
c) Kebutuhan pupuk bagi tanaman diidentifikasi berdasarkan fase
pertumbuhannya
d) Kebutuhan pupuk persatuan luas lahan dihitung berdasarkan rekomendasi
e) Kebutuhan pupuk per tanaman dikonversi berdasarkan kebutuhan pupuk
persatuan dan populasi tanaman persatuan luas

3. Teori
Tanaman jagung membutuhkan paling kurang 13 unsur hara yang diserap melalui
tanah. Hara N, P, dan K diperlukan dalam jumlah lebih banyak dan sering
kekurangan, sehingga disebut hara primer. Hara Ca, Mg, dan S diperlukan dalam
jumlah sedang dan disebut hara sekunder. Hara primer dan sekunder lazim disebut
hara makro. Hara Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl diperlukan tanaman dalam
jumlah sedikit, disebut hara mikro. Unsur C, H, dan O diperoleh dari air dan
udara.
Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup
maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 65


bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis
rata-rata adalah: Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-100 kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha.
Adapun cara dan dosis pemupukan untuk setiap hektar:
a) Pemupukan dasar: 1/3 bagian pupuk Urea dan 1 bagian pupuk TSP diberikan
saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu
ditutup tanah;
b) Susulan I: 1/3 bagian pupuk Urea ditambah 1/3 bagian pupuk KCl diberikan
setelah tanaman berumur 30 hari, 15 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam
sedalam 10 cm lalu di tutup tanah;
c) Susulan II: 1/3 bagian pupuk Urea diberikan saat tanaman berumur 45 hari.

4. Organisasi Pelaksanaan Praktik:


• Pembagian grup pada praktikum ini tetap seperti pada praktikum-
praktikum sebelumnya.
• Mahasiswa dalam grup melakukan, pemupukan, pengamatan dan
pengukuran pada lahan masing-masing.
• Tiap mahasiswa harus melakukan pengamatan pertumbuhan pada sample
yang sama seperti pada pengamatan pertumbuhan sebelumnya.

5. Bahan dan Alat :


Jumlah setiap
No Nama Alat/Bahan Untuk 5 Kelompok
Kelompok
Ember plastik 3 buah 15 buah
Alat tugal 2 buah 10 buah
Mistar 5 buah 25 buah
Urea 5 kg 25 kg
SP36 5 kg 25 kg
KCl 5 kg 25 kg

6. Prosedur Kerja :
• Pupuk yang akan digunakan terlebih dahulu dicampurkan hingga merata.
• Buat lubang di sisi luar dengan jarak 5 cm dari pangkal batang.

66
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

• Lakukan pemupukan dengan cara memasukkan pupuk kedalam lubang di


atas sebanyak 3-5 g, kemudian ditutup.
• Tentukan untuk masing-masing mahasiswa 5 sampel tanaman yang
diambil secara acak. Untuk pengamatan pertumbuhan tanaman dan beri
tanda dengan ajir.
Pengamatan tersebut meliputi:
• Tinggi tanaman, diukur dari pangkal batang sampai ujung buk
tertinggi.
• Jumlah daun, dihitung semua daun yang sudah membuka.
• Lebar daun, diukur dari daun yang terlebar pada sample.
• Tuliskan data-data yang sudah saudara dapatkan dalam tabel pengamatan
dan rata-ratakan.

7. Tugas dan Pertanyaan :


7.1. Tugas
• Kerjakan pemupukan dan pengamatan pertumbuhan tersebut pada jam
praktikum yang tersedia.

7.2. Pertanyaan :
• Menurut saudara apakah pemupukan yang saudara lakukan dalam praktek
ini sudah tepat jenis, dosis dan waktu ? Beri alasandari jawaban saudara.
• Dari hasil pengamatan petumbuhan yang saudara dapatkan apakah
pertumbuhan tanaman saudara cukup baik.

8. Pustaka
Aldrich ,Samuel R., Walter O. Scott and Robert G. Hoeft. 1986. Modern Corn
Production. 3th ed. A&L Publications, Inc. USA.

Syafruddin, Faesal, dan M. Akil. 2008. Pengelolaan Hara pada Tanaman Jagung.
Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 67


9. Hasil Praktikum
• Pupuk yang siap untuk diaplikasikan
• Lahan pertanaman jagung yang telah dipupuk.

68
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

Form data pengamatan.


Pengamatan ke
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sample
Tinggi Tanaman
1
2
3
4
5
Jumlah Daun
1
2
3
4
5
Lebar Daun
1
2
3
4
5

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 69


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
(BPP)
Minggu ke. :8
Unit Kompetensi : Melakukan tindakan pengendalian hama dan penyakit
tanaman
Waktu : 2 jam
Tempat : Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung
1. Elemen Kompetensi :
• Memilih metode pengendalian hama dan penyakit
• Menilai tingkat serangan hama dan penyakit tanaman
2. Kriteria Kinerja :
• Berbagai metode pengendalian hama secara fisik dideskripsikan dengan
jelas
• Metode pengendalian yang akan diterapkan ditentukan berdasarkan data
tingkat serangan dan potensi yang ada

3. Teori
3.1. Hama
a) Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan; di sekitar bekas
gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman
menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung
kuning kehijauan dan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur
putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan
sangat membantu memutus siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai
panen jagung; (2) tanaman yang terserang lalat bibit harus segera dicabut dan
dimusnahkan, agar hama tidak menyebar; (3) kebersihan di sekitar areal
penanaman hendaklah dijaga dan selalu diperhatikan terutama terhadap
tanaman inang yang sekaligus sebagai gulma; (4) pengendalian secara kimiawi
insektisida yang dapat digunakan antara lain: Dursban 20 EC, Hostathion 40

70
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

EC, Larvin 74 WP, Marshal 25 ST, Miral 26 dan Promet 40 SD sedangkan


dosis penggunaan dapat mengikuti aturan pakai.

b) Ulat pemotong
Gejala: tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm diatas
permukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batangnya,
akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh di atas tanah.
Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis sp. (A. ipsilon); Spodoptera
litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah
jagung
(Helicoverpa armigera).
Pengendalian: (1) bertanam secara serentak pada areal yang luas, bisa juga
dilakukan pergiliran tanaman; (2) dengan mencari dan membunuh ulat-ulat
tersebut yang biasanya terdapat di dalam tanah; (3) sebelum lahan ditanami
jagung, disemprot terlebih dahulu dengan insektisida.

3.2. Penyakit

a) Penyakit bulai (Downy mildew)


Penyebab: cendawan Peronosclero spora maydis dan P. spora javanica serta
P.spora philippinensis. yang akan merajalela pada suhu udara 27 derajat C ke
atas serta keadaan udara lembab.
Gejala: (1) pada tanaman berumur 2-3 minggu, daun runcing dan kecil, kaku
dan pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun
terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) pada tanaman berumur 3-5
minggu, tanaman yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun
berubah warna dan perubahan warna ini dimulai dari bagian pangkal daun,
tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis
kecoklatan pada daun tua.
Pengendalian: (1) penanaman dilakukan menjelang atau awal musim
penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 71


unggul; (3) dilakukan pencabutan tanaman yang terserang, kemudian
dimusnahkan.

b) Penyakit bercak daun (Leaf bligh)


Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum.
Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan
dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun
hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah
warna menjadi coklat kekuningkuningan, kemudian berubah menjadi coklat
tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat.
Pengendalian: (1) pergiliran tanaman hendaknya selalu dilakukan guna
menekan meluasnya cendawan; (2) mekanis dengan mengatur kelembaban
lahan agar kondisi lahan tidak lembab; (3) kimiawi dengan pestisida antara
lain: Daconil 75 WP, Difolatan 4 F.

c) Penyakit karat (Rust)


Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia polypora Underw.
Gejala: pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat titik-
titik noda yang berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk
yang berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini kemudian berkembang
dan memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah menjadi bermacam-
macam bentuk.
Pengendalian: (1) mengatur kelembaban pada areal tanam; (2) menanam
varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit; (3) melakukan
sanitasi pada areal pertanaman jagung; (4) kimiawi menggunakan pestisida
seperti pada penyakit bulai dan bercak daun.

d) Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)


Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung,
Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC.
Gejala: pada tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji
sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall),

72
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

pembengkakan ini menyebabkan pembungkus terdesak hingga pembungkus


rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan spora tersebar.
Pengendalian: (1) mengatur kelembaban areal pertanaman jagung dengan cara
pengeringan dan irigasi; (2) memotong bagian tanaman kemudian dibakar; (3)
benih yang akan ditanam dicampur dengan fungisida secara merata hingga
semua permukaan benih terkena.

e) Penyakit busuk tongkol dan busuk biji


Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae
(Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme.
Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji
jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah
menjadi warna coklat sawo matang.
Pengendalian: (1) menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran
tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) penyemprotan dengan
fungisida setelah ditemukan gejala serangan.
Untuk menghitung kerusakan yang disebabkan hama dapat digunakan 2 rumus
yaitu:
• Bila kerusakan yang terjadi menyebabkan kerusakan total:
n
P=  100%
N
P = Intensitas serangan
n = Banyaknya tanaman yang terserang
N = Jumlah tanaman seluruhnya

• Bila kerusakan yang terjadi bervariasi:

P=
(n  v )  100%
ZN
P = Intensitas serangan
n = Jumlah tanaman katagori v
v = Nilai skala dari tiap katagori kerusakan

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 73


Z = Nilai skala katagori kerusakan tertinggi
N = Jumlah tanaman yang diamati

• Nilai skala yang digunakan dapat sebagai berikut:


0 = Tidak ada serangan
1 = Serangan rendah
2 = Serangan Cukup
3 = Serangan Berat
4 = Serangan sangat berat
5 = Tanaman mati

4. Organisasi Pelaksanaan Praktik:


• Pembagian grup pada praktikum ini tetap seperti pada praktikum-
praktikum sebelumnya.
• Tiap mahasiswa melakukan identifikasi hama dan menghitung intensitas
serangan paling sedikit dari 2 jenis hama yang dominan di lahan masing-
masing.
• Tiap mahasiswa harus melakukan pengamatan pertumbuhan pada sample
yang sama seperti pada pengamatan pertumbuhan sebelumnya.
• Tiap grup melakukan pengendalian hama dan penyakit pada lahan masing-
masing dengan alat dan bahan yang telah disediakan.

5. Bahan dan Alat :


Jumlah setiap
No Nama Alat/Bahan Untuk 5 Kelompok
Kelompok
1 Hand counter 3 unit 15 unit
3 Knapsack spayer 1 unit 5 unit
4 Ember plastik 1 buah 5 buah
5 Gelas ukur 1 buah 5 buah
6 Masker 1 buah 5 buah
8 Insektisida Reagen 25 cc 125 cc
6. Prosedur Kerja :

74
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

• Tiap mahasiswa melakukan pengamatan pertumbuhan tanaman pada


sampel yang pernah diukur. Pengamatan kali ini meliputi: tinggi tanaman,
jumlah anakan dan lebar daun.
• Amati pada lahan saudara hama apa yang dominan menyerang tanaman
jagung. Catat kerusakan yang disebabkan oleh hama tersebut.
• Untuk pengamatan intensitas serangan hama:
Tentukan tanaman sampel dengan cara mengambil 1 tanaman sample dari
tiap 10 tanaman, masing-masing mahasiswa harus mengambil 5 tanaman
pada lahan grupnya masing-masing.
Pengamatan yang harus dilakukan mahasiswa:
1. Hitung jumlah tanaman yang diserang.
2. Hitung jumlah daun pertanaman contoh yang diserang.

7. Tugas dan Pertanyaan :


7.1. Tugas
• Lakukan tugas-tugas yang tercantum pada pelaksanaan praktikum dalam
waktu praktikum yang disediakan.
• Hitung intensitas serangan hama dengan rumus:
n
P=  100%
N
• Gambarkan gejala serangan hama penggerek daun pada tanaman jagung
dansebutkan ciri-cirinya.

7.2. Pertanyaan :
• Pada pengamatan pertumbuhan tanaman kali ini, tanaman jagung berada
pada stadia apa ?
• Apakah serangan hama pada lahan saudara cukup tinggi ?
• Apakah penyemrotan insektisida perlu dilakukan pada kondisi sekarang.

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 75


8. Pustaka
Aldrich ,Samuel R., Walter O. Scott and Robert G. Hoeft. 1986. Modern Corn
Production. 3th ed. A&L Publications, Inc. USA.

M.S. Pabbage, A.M. Adnan, dan N. Nonci. 2008. Pengelolaan Hama Prapanen
Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.

9. Hasil Praktikum
• Hasil pengamatan serangan hama di pertanaman.

76
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


(BPP)
Minggu ke. :9
Unit Kompetensi : Melakukan pemanenan dan pascapanen
Waktu : 2 jam
Tempat : Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung

1. Elemen Kompetensi :
• Menentukan metode panen
• Melakukan panen

2. Kriteria Kinerja :
• Tujuan panen dideskripsikan dengan benar
• Berbagai metode panen diidentifikasi prosedur dan peralatannya
• Metode panen ditentukan sesuai dengan potensi yang ada
• Tingkat kematangan panen tongkol dipastikan telah memenuhi kriteria
untuk panen
• Penen dilakukan berdasarkan prosedur
• Mengangkut hasil panen ke tujuan tertentu

3. Teori
Panen
Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung
dari tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung
juga dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan
masak kering/masak mati.
Ciri dan Umur Panen
Ciri jagung yang siap dipanen adalah:
a) Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 77


b) Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang
ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.
c) Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.
Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi
penuh. Saat itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm. Jagung untuk direbus dan
dibakar, dipanen ketika matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih berwarna
hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan mengeluarkan cairan putih.
Jagung untuk makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan
berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya:
sebagian besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan
akan ada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada
tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.
Cara Panen
Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol
berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah
jagung. Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin
pemetikan.
Periode Panen
Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak dapat
menyebabkan penurunan kualitas, butir jagung menjadi keriput bahkan setelah
pengeringan akan pecah, terutama bila dipipil dengan alat. Jagung untuk
keperluan sayur, dapat dipetik 15 sampai dengan 21 hari setelah tanaman
berbunga. Pemetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak harus
menunggu sampai biji masak, tetapi dapat dilakukan ± 4 minggu setelah tanaman
berbunga atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur
dan umur panen jagung masak mati.

4. Organisasi Pelaksanaan Praktik:


Mahasiswa dibagi dalam grup yang terdiri dari 5 orang. Tiap group diharuskan
mengolah lahan seluas 200 m2. Pembagian lahan disesuaikan dengan lokasi
praktik yang tersedia

78
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

5. Bahan dan Alat :


Jumlah setiap
No Nama Alat/Bahan Untuk 5 Kelompok
Kelompok
1 Parang 5 buah 25 buah
2 Sabit 5 buah 25 buah
3 Karung 3 lembar 15 lembar
4 Tali Rafia 1 gulung 5 gulung
5 Bakul 5 buah 25 buah

6. Prosedur Kerja :

7. Tugas dan Pertanyaan :


7.1. Tugas
• Selesaikan pekerjaan pengolahan tanah tersebut dalam waktu praktikum
yang disediakan.

7.2. Pertanyaan :

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 79


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
(BPP)
Minggu ke. : 10
Mata Kuliah : Produksi Jagung
Unit Kompetensi : Melakukan pemanenan dan pascapanen
Tempat : Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung
Alokasi Waktu : 2 jam

1. Elemen Kompetensi :
2. Kriteria Kinerja :

3. Teori
Proses pascapanen jagung terdiri atas serangkaian kegiatan yang dimulai dari
pemetikan dan pengeringan tongkol, pemipilan tongkol, pengemasan biji, dan
penyimpanan sebelum dijual ke pedagang pengumpul. Ke semua proses tersebut
apabila tidak tertangani dengan baik akan menurunkan kualitas produk karena
berubahnya warna biji akibat terinfeksi cendawan, jagung mengalami
pembusukan, tercampur benda asing yang membahayakan kesehatan.
3.1 Proses Pasca Panen
Cakupan Kegiatan
Proses pascapanen meliputi serangkaian kegiatan penanganan hasil panen, mulai
dari pemanenan sampai menjadi produk yang siap dikonsumsi. Rangkaian
kegiatan tersebut disajikan pada Gambar 1.
Permasalahan
Jagung mempunyai banyak permasalahan pascapanen yang apabila tidak
tertangani dengan baik akan menimbulkan kerusakan dan kehilangan.
Permasalahan antara lain adalah:
Susut Kuantitas dan Mutu
Kehilangan hasil jagung pada pascapanen dapat berupa kehilangan kuantitatif dan
kualitatif. Kehilangan kuantitatif merupakan susut hasil akibat tertinggal di lapang
waktu panen, tercecer saat pengangkutan, atau tidak terpipil. Kehilangan kualitatif
merupakan penurunan mutu hasil akibat butir rusak, butir berkecambah, atau biji
keriput selama proses pengeringan, pemipilan, pengangkutan atau penyimpanan.

80
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

Gambar 1. Kegiatan panen dan penanganan pascapanen jagung.

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 81


Keamanan Pangan
Penundaan penanganan pascapanen jagung berpeluang meningkatkan infeksi
cendawan. Penundaan pengeringan paling besar kontribusinya dalam
meningkatkan infeksi cendawan Aspergillus flavus yang bisa mencapai di atas
50%. Cendawan tersebut menghasilkan mikotoksin jenis aflatoksin yang bersifat
mutagen dan diduga dapat menyebabkan kanker esofagus pada manusia (Weibe
and Bjeldanes 1981). Toksin yang dikeluarkan oleh cendawan tersebut juga
berbahaya bagi kesehatan ternak. Salah satu cara pencegahannya adalah
mengetahui secara dini kandungan mikotoksin pada biji jagung.
Ketersediaan Sarana Prosesing
Permasalahan lain dalam penanganan pascapanen jagung di tingkat petani adalah
tidak tersedianya sarana prosesing yang memadai, padahal petani umumnya
memanen jagung pada musim hujan dengan kadar air biji di atas 35%. Oleh
karena itu, diperlukan inovasi teknologi prosesing yang tepat, baik dari segi
peralatan maupun sosial dan ekonomi.

3.2 Pengeringan
Pengeringan adalah upaya untuk menurunkan kadar air biji jagung agar aman
disimpan. Kadar air biji yang aman untuk disimpan berkisar antara 12-14%. Pada
saat jagung dikeringkan terjadi proses penguapan air pada biji karena adanya
panas dari media pengering, sehingga uap air akan lepas dari permukaan biji
jagung ke ruangan di sekeliling tempat pengering (Brooker et al. 1974).
Pengeringan diperlukan sebelum pemipilan untuk menghindari terjadinya biji
pecah. Untuk itu, kadar air biji harus diturunkan menjadi < 20%. Pengeringan
dimaksudkan untuk mencapai kadar air biji 12-14% agar tahan disimpan lama,
tidak mudah terserang hama dan terkontaminasi cendawan yang menghasilkan
mikotoksin, mempertahankan volume dan bobot bahan sehingga memudahkan
penyimpanan (Handerson and Perry 1982).
Pengeringan untuk Menurunkan Infeksi Cendawan
Penundaan panen jagung selama tujuh hari setelah masak fisiologis dengan cara
memangkas batang 10 cm di atas tongkol dapat membantu proses penurunan
kadar air biji dan menekan tingkat penularan cendawan (Tabel 1).

82
Kode Dok : F-Jur-001
Revisi : 2

Apabila pengeringan jagung menggunakan alat pengering, tingkat infeksi


cendawan hanya berkisar antara 9-10%. Oleh sebab itu, pengeringan harus
dilakukan secepatnya setelah panen jika cuaca mendukung. Namun bila kondisi
cuaca kurang mendukung dan petani tidak mempunyai fasilitas pengeringan maka
mutu produk akan rendah.

Tabel 1. Beberapa cara pengeringan jagung, laju pengeringan, dan tingkat infeksi
cendawan. Gorontalo, 2005.

Laju Tingkat Infeksi


Proses Pengeringan*
Pengeringan Cendawan (%) **
Tanaman jagung dijemur selama 7 hari 0,80%/hari 18
setelah masak fisiologis di lapang,
Tongkol jagung dipanen dan dikeringkan 0,75%/jam
dengan sinar matahari
Tanaman jagung dijemur selama 7 hari 0,80%/hari 15
setelah masak fisiologis di lapang,
Tongkol jagung dipanen dan dikeringkan 0,94%/jam
dengan sinar matahari
Panen tongkol jagung, kupas kelobot, dan 0,50%/jam 10
jemur tongkol jagung
Panen tongkol jagung, kupas kelobot, tongkol 2,07%/jam 9
jagung dipipil, dan jagung pipil dikeringkan
dengan mesin pengering
Panen tongkol jagung, kupas kelobot, tongkol 0,70%/jam 10
jagung dikeringkan dengan mesin pengering
*) Pengeringan dilakukan sampai kadar air biji 15-17%.
**) Jagung pipilan setelah dikeringkan dan diangin-anginkan dimasukkan ke
dalamkantung plastik dan disimpan pada suhu ruang 25ºC selama 120 hari.
Sumber: Firmansyah et al. (2005).

4. Organisasi Pelaksanaan Praktik:


Mahasiswa dibagi dalam grup yang terdiri dari 5 orang. Tiap group diharuskan
mengolah lahan seluas 200 m2. Pembagian lahan disesuaikan dengan lokasi
praktik yang tersedia

Buku Panduan Praktek Produksi Jagung 83


5. Bahan dan Alat :
No Nama Alat/Bahan Jumlah setiap Untuk 5 Kelompok
Kelompok

6. Prosedur Kerja :

7. Tugas dan Pertanyaan :


7.1. Tugas
• Selesaikan pekerjaan pengolahan tanah tersebut dalam waktu praktikum
yang disediakan.

7.2. Pertanyaan :

84

Anda mungkin juga menyukai