Anda di halaman 1dari 5

Nama : Maulina Dinda Putri

NIM : 06101281924066
Kelas : Indralaya

KIMIA TANAH
1. Sifat fisik dan morfologi tanah
 Profil, horizon (struktur, tekstur, permeability, porositas) tanah
2. Sifat-sifat kimia tanah

Jawab:

1. Profil tanah adalah penampang vertikal tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah.
Sedangkan horizon tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil
pembentukan tanah yang hampir sejajar dengan permukaan tanah. Horison-horison tanah
diberi tanda dengan huruf, dari lapisan atas sampai di bawah dengan huruf: O, A dan E, B,
C dan R.
 Lapisan O. Huruf O menujukkan kata "organik". lapisan ini disebut juga dengan
humus. Lapisan ini didominasi oleh keberadaan material organik dalam jumlah besar
yang berasal dari berbagai tingkat dekomposisi. Lapisan O ini tidak sama dengan
lapisan dedaunan yang berada di atas tanah, yang sesungguhnya bukan bagian dari
tanah itu sendiri.
 Lapisan A dan E. Lapisan A adalah lapisan atas dari tanah, sehingga diberi huruf A.
Kondisi teknis dari lapisan A mungkin bervariasi, namun seringkali dijelaskan sebagai
lapisan tanah yang relatif lebih dalam dari lapisan O. Lapisan ini memiliki warna yang
lebih gelap dari pada lapisan yang berada di bawahnya dan mengandung banyak
material organik. Dan mungkin lapisan ini lebih ringan dan mengandung lebih
sedikittanah liat. Lapisan A dikenal sebagai lapisan yang memiliki banyak aktivitas
biologi. Organisme tanah seperti cacing tanah, arthropoda, nematoda, jamur, dan
berbagai spesies bakteri dan bakteri archaea terkonsentrasi di sini, dan seringkali
berhubungan dengan akar tanaman. Lapisan E sebagai perantara lapisan B dan
memiliki sifat antara A dan B.
 Lapisan B. Lapisan B umunya disebut lapisan tanah bawah, dan mengandung lapisan
mineral yang mirip dengan lapisan mineral tanah liat seperti besi atau aluminium atau
material organik yang sampai ke lapisan tersebut oleh suatu proses kebocoran. Akar
tanaman menembus lapisan tanah ini, namun lapisan ini sangat miskin material organik.
Lapisan ini umumnya berwarna kecoklatan atau kemerahan akibat tanah liat dan besi
oksida yang terbilas dari lapisan A.
 Lapisan C. Lapisan C dinamakan karena berada di bawah A dan B. Lapisan ini sedikit
dipengaruhi oleh keberadaan proses pembentukan tanah dari bawah. Lapisan C ini
mungkin mengandung bebatuan yang belum mengalami proses pelapukan. Lapisan C
juga mengandung material induk.
 Lapisan R. Lapisan R didefinisikan sebagai lapisan yang mengalami sebagian
pelapukan bebatuan menjadi tanah. Berbeda dengan lapisan di atasnya, lapisan ini
sangat padat dan keras dan tidak bisa digali dengan tangan.
Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang dapat diukur secara visual ataupun dengan
perasaan. Sifat ini dapat dinyatakan dalam skala seperti ukuran besar, ketegangan, atau
intensitas. Setiap tanah memiliki sifat fisik yang tertentu, tergantung kepada sifat setiap
komponennya, jumlah komponen penyusunnya, serta cara komponen tersebut tersusun.
Berikut sifat – sifat fisik tanah.
a. Struktur tanah
Struktur tanah merupakan gumpulan kecil dari butir-butir tanah, gumpalan kecil ini
mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda. Struktur
dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan kelembaban,
porositas, tersedianya hara, kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar tanaman.
Menurut bentuknya struktur dapat dibedakan menjadi:
- Bentuk lempeng - Gumpal membulat
- Prisma - Granuler (Bulat porous)
- Tiang - Remah (Bulat sangat porous)
- Gumpal bersudut
b. Tekstur tanah
Tekstur tanah menggambarkan persentase (berdasarkan berat) dari ketiga komponen
penyusun fraksi mineral tanah, yaitu pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay). Ketiga
fraksi tanah ini dibedakan satu sama lain oleh diameter partikel yang bersangkutan.
Bagi partikel yang berbentuk tidak bulat dianggap memiliki diameter yang sama
dengan rerata antara ukuran maksimum dan minimumnya.
Partikel tanah yang berdiameter lebih besar dari 2 mm tidak termasuk dalam kelompok
tekstur tanah. Partikel tanah seperti kerikil dan batu dapat mempengaruhi kemudahan
pengelolaan tanah. Namun, partikel ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap
sifat dasar tanah seperti kemampuan menahan air tanah, penyediaan hara tanah, dan
sebagainya.
c. Porositas tanah
Hal yang sangat penting dalam proses perubahan batuan menjadi tanah adalah lepasnya
bahanbahan sehingga membentuk ruang pori di antara bahan-bahan ini. Ruang pori ini
merupakan bagian volume tanah yang diisi oleh udara dan air. Peran ruang pori ini
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Dalam kaitannya dengan tekstur, tanah yang
memiliki tekstur kasar akan memiliki ruang pori (porositas) yang lebih banyak
dibandingkan dengan tanah yang bertekstur lebih halus. Struktur tanah yang baik akan
meningkatkan ruang pori yang terdapat di dalam tanah. Tanah yang bertekstur kasar,
seperti tanah pasir, akan memiliki ruang pori yang didominasi oleh pori yang berukuran
lebih besar, sehingga sebagian pori tanah akan terisi oleh udara. Sebaliknya tanah yang
bertekstur halus, ruang porinya didominasi oleh pori yang berukuran kecil sehingga
sebagian besar porinya diisi oleh air.
2. Berikut adalah sifat – sifat kimia tanah.
a. pH tanah
Kemasaman atau pH tanah menunjukkan kadar H+ dan OH- dalam larutan tanah.
Ketersediaan hara esensial bagi tanaman bergantung pada pH, di mana hara tanaman
optimum pada kisaran pH 6-7. Tanah sawah pada umumnya mempunyai pH sekitar
netral (6-7). Pada kondisi ini, ketersediaan semua unsur hara dalam kondisi optimal.
Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7
disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Di Indonesia unumnya tanahnya
bereaksi masam dengan 4,0 – 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah
dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak masam. Di daerah rawa-rawa
sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut
tanah sangat masam karena banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang sangat
kering kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak
mengandung garam Na.
b. Hara Nitrogen (N)
Unsur Nitrogen dari dalam tanah berasal dari hasil dekomposisi bahan organik dan sisa-
sisa tanaman maupun binatang, pemupukan (terutama urea dan ammonium nitrat) dan
air hujan. Bahan organik mengandung protein (N organik), selanjutnya dalam
dekomposisi bahan organik protein akan dilapuki oleh jasad-jasad renik menjadi asam-
asam amino, kemudian menjadi ammonium (NH4) dan nitrat (NO3) yang larut di dalam
tanah. Bakteri yang berperan dalam dekomposisi ini adalah bakteri-bakteri nitrifikasi.
Kekurangan nitrogen dapat menyebabkan seluruh tanaman berwarna pucat kekuningan,
pertumbuhan lambat dan kerdil, perkembangan buah tidak sempurna dan masak
sebelum waktunya.
c. Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Kapasitas Tukar Kation (KTK) merupakan sifat kimia tanah yang sangat erat
hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu menyerap
dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah. Karena
unsur-unsur hara terdapat dalam kompleks jerapan koloid maka unsur-unsur hara
tersebut tidak mudah hilang tercuci oleh air. Nilai KTK suatu tanah dipengaruhi oleh
tingkat pelapukan tanah, kandungan bahan organik tanah dan jumlah kation basa dalam
larutan tanah. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi memiliki KTK yang lebih
tinggi, demikian pula tanah-tanah muda dengan tingkat pelapukan baru dimulai dari
tanah-tanah dengan tingkat pelapukan lanjut mempunyai nilai KTK rendah. Semakin
tinggi KTK tanah, semakin subur tanah tersebut, demikian juga kemampuan menyerap
pupuknya juga semakin tinggi. Kapasitas tukar kation tanah yang rendah dapat
ditingkatkan dengan menambahkan bahan organik, Seperti kompos atau pupuk
kandang.
d. Kejenuhan Basa (KB)
Nilai kejenuhan basa (KB) tanah merupakan perbandingan antara kation basa (Ca, Mg,
Na dan K) terhadap jumlah total kation yang diikat dan dapat dipertukarkan oleh koloid
liat tanah seperti H+, Fe2+, Al3+ dan lain-lain. Nilai KB berhubungan erat dengan pH dan
tingkat kesuburan tanah. Kemasaman akan menurun dan kesuburan akan meningkat
dengan meningkatnya KB. Laju pelepasan kation terjerap bagi tanaman tergantung
pada tingkat kejenuhan basa tanah. Kejenuhan basa tanah berkisar 50% - 80%
tergolong mempunyai kesuburan sedang dan dikatakan tidak subur jika kurang dari
50%.

Anda mungkin juga menyukai