Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FARMAKOKINETIKA DASAR
1. SUKMAWATI (O1A117067)
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS FARMASI
2019
PERCOBAAN III
“DISTRIBUSI OBAT”
A. Tujuan
B. Tinjauan Pustaka
ekskresi obat ketika obat diberikan secara oral atau ekstravaskular. Penyerapan harus
dilakukan untuk obat molekul untuk mencapai sirkulasi sistemik. Ketika diserap
molekul obat harus melewati beberapa hambatan fisiologis sebelum mencapai sistem
vaskular[1].
Distribusi obat melalui berbagai rute pemberian obat, serta faktor-faktor yang
kompartemen atau volume distribusi yang dapat dianggap terdiri dari tubuh manusia.
Setelah penyerapan atau injeksi obat ke dalam aliran darah, obat didistribusikan ke
cairan intestinal dan seluler yang berinteraksi dengan makromolekul yang ada dalam
berbagai cairan dan jaringan tubuh. Proses difusi obat ke dalam cairan dan pengikatan
Mencit pada dasarnya adalah sama dengan mamalia lainnya. Untuk keperluan
untuk pengaruh bahan kimia atau obat-obatan sebelum diperlakukan kepada manusia.
Mencit memiliki waktu siklus spermatogenesis di tubuli seminiferi sekitar 35,5 hari atau
lebih kurang 5 minggu[3]. Sekitar 40-80 % penggunaan mencit sebagai hewan model
laboratorium karena siklus hidupnya yang relatif pendek, jumlah anak per kelahiran
banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi, mudah ditangani, dan sifat anatomis dan
Darah merupakan jaringan ikat khusus yang beredar di seluruh tubuh, berperan
fungsional seperti enzim, hormon, dan berbagai molekul lainnya serta pembuangan
limbah metabolisme. Darah tersusun dari komponen sel dan cairan yang disebut plasma.
Sel-sel darah terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit. Masing-masing sel memiliki
tugas yang penting untuk menunjang aktivitas tubuh. Oleh karena itu, pemeriksaan
darah dapat menunjukkan kondisi fisiologis suatu individu sebagai bentuk tanggapan
terhadap perubahan status fisiko-kimia di lingkungannya. Karena alasan ini, maka darah
adalah ilmu yang mempelajari pemeriksaan kondisi sel-sel darah perifer dalam kondisi
warfarin juga dapat dihambat oleh banyak obat yang berpotensi membutuhkan
b) Gelas ukur 50 mL
c) Gunting
d) Hot plate
e) Kaca preparat
f) Spoit 1 mL
g) Stopwatch
2. Bahan
a) Akuades
b) Aspirin® 300 mg
c) Handscoon
d) Label
e) Masker
f) Na CMC 0,5%
g) Tisu
h) Warfarin® 2 mg
D. Skema Kerja
Dioleskan ujung ekor mencit dengan alkohol 70%
Diletakkan 2-3 tetes darah pada objek glass dan nyalakan stopwatch
Dihentikan stopwatch setelah benang fibrin terbentuk dan dicatat clothing time
E. Hasil Pengamatan
No Kelompok Hasil Waktu Gambar BB
(Menit)
1. Normal
2. Na-CMC 0,5 %
Mencit II - - - -
3. Warfarin - - - -
Mencit I
4. Warfarin +
Aspirin
F. Pembahasan
Distribusi obat adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi sistemik ke jaringan
dan cairan tubuh. Distribusi obat yang telah diabsorpsi tergantung aliran darah,
permeabilitas kapiler dan ikatan protein. Setelah obat sampai ke aliran darah dan akan
terdistribusikan ke organ berdasarkan jumlah aliran darahnya, organ dengan aliran darah
terbesar yaitu jantung, hepar, ginjal dan distribusi ke organ kulit, lemak dan otot lebih
lambat.
Percobaan kali ini mengenai distribusi obat yang bertujuan untuk dapat
mengetahui konsep ikatan plasma dan untuk mengetahui efek penggeseran obat pada
protein plasma. Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengukur distribusi
obat dalam tubuh adalah volume distribusi. Parameter ini dapat menilai proses distribusi
obat yang terjadi dalam tubuh apakah hanya berfokus pada jalur sirkulasi utama atau
Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode slide. Tetapi ada
metode lain juga yang dapat digunakan yaitu metode duke. Perbedaan antara metode
keduanya yaitu pada metode slide yang akan ditentukan yaitu Clotting Time nya,
sedangkan pada metode duke yang ditentukan yaitu Bleeding Time nya. Clotting time
adalah waktu yang diperlukan darah untuk membeku atau waktu yang diperlukan saat
pengambilan darah sampai saat terjadi pembekuannya sedangkan Bleeding Time adalah
waktu lamanya berdarah atau waktu yang diperlukan untuk berhentinya darah mengalir.
Hewan coba yang digunakan pada percobaan ini adalah mencit (Mus musculus L) yang
didiamkan selama 15 menit setalah pemberian obat. Penggunaan mencit sebagai hewan
uji dikarenakan ukurannya yang kecil, mudah disimpan dan dipelihara dan dapat
beradaptasi dengan lingkungan baru, harga mencit relatif murah dan mencit mudah
ditangani serta 99% anatomi tubuhnya mirip dengan manusia. Alasan didiamkan 15
menit setelah pemberian obat agar obat tersebut dapat terabsorbsi dengan baik masuk ke
dalam darah.
kelompok mencit tidak diberikan perlakuan khusus atau mencit normal, mencit yang
diberikan kontrol negatif yaitu Na CMC 0,5%. Alasan penggunaan Na CMC 0,5%
karena sistem pencernaan mencit tidak memiliki enzim sesulase sehingga tidak akan
berpengaruh pada kadar glukosa. Mencit yang diberikan obat warfarin, alasan
perbedaan dosis yang sedikit pun akan memberikan perbedaan respon yang signifiikan
dan digunakan sebagai antikoagulan. Obat antikoagulan adalah obat yang bekerja untuk
yang terlibat dalam proses pembekuan darah. Mekanisme kerja warfarin dengan
menghambat kerja vitamin K di dalam darah, di mana jika kerja vitamin K sehingga
membutuhkan waktu lama untuk membeku dan digunakan pula aspirin yang berfungsi
thrombin yang terbentuk akan merubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin, dan
benang-benang fibrin inilah yang menyebabkan luka tertutup. Mencit yang diberikan 2
jenis obat yaitu warfarin dan aspirin, alasan kombinasi antara warfarin dan aspirin
karena dapat menimbulkan interaksi yang sinergis atau menguntungkan karena aspirin
dapat meningkat kinerja antikoagulan dari warfarin. Jika aspirin diberikan bersama
warfarin, aspirin dapat menggantikan warfarin dari tempat ikatan pada protein dan
untuk mencit I yaitu 2 menit 53 detik dan mencit II 3 menit 26 detik. Hasil yang
diperoleh untuk mencit yang diinjeksikan Na CMC 0,5% sebagai kontrol negatif yaitu 4
menit 20 detik. Untuk kelompok mencit yang diinjeksikan warfarin diperoleh hasil
untuk mencit I yaitu 12 menit 55 detik dan mencit II yaitu 13 menit 25 detik.
Sedangkan hasil yang diperoleh untuk mencit yang diberikan kombinasi antara warfarin
dan aspirin pada mencit I yaitu 15 menit 55 detik, mencit II yaitu 17 menit 35 detik dan
cukup besar antara kelompok mencit yang mendapatkan perlakuan sebagai kontrol dan
kelompok mencit yang mendapatkan injeksi obat warfarin. Pemberian warfarin sangat
lama dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa warfarin
tercepat didapatkan dari kelompok mencit normal hanya membutuhkan waktu 2 menit,
hal ini jelas terjadi karena proses pembekuan darah pada mencit terjadi secara normal.
Hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan literatur dimana antikoagulan warfarin dapat
Manfaat dalam bidang farmasi yaitu agar dapat mengetahui proses awal mula
kerja awal sampai obat tidak berefek dalam tubuh dan agar sediaan obat yang diberikan
dapat diketahui proses distribusi dan volume distribusinya secara intravena di dalam
tubuh.
G. Kesimpulan
1. Ikatan protein plasma dapat mempengaruhi waktu paruh biologis obat dalam tubuh.
Bagian yang terikat dapat bertindak sebagai reservoir yang kemudian obat
perlahan-lahan dilepaskan sebagai bentuk yang tidak terikat. Karena bentuk yang
tidak terikat akan dimetabolisme atau diekskresikan dari tubuh, sedangkan yang
terikat juga akan dilepaskan untuk menjaga kesetimbangan. Misalnya fraksi terikat
dari obat warfarin adalah 97%. Ini berarti bahwa 97% warfarin dalam darah terikat
pada protein plasma. Sisanya 3% adalah fraksi yang tidak terikat adalah sebagian
2. Berdasarkan beberapa perlakuan yang telah dilakukan, efek pada mencit I dan II
menit 53 detik dan 3 menit 26 detik. Pada mencit dengan perlakuan pemberian Na-
CMC 0,5% diperoleh lama waktu yang dibutuhkan hingga terbentuknya benang-
benang fibrin pada mencit adalah 4 menit 20 detik. Selanjutnya perlakuan pada
pemberian obat warfarin diperoleh hasil lama waktu yang dibutuhkan hingga
terbentuknya benang-benang fibrin yaitu pada mencit II ialah 12 menit 55 detik dan
pada mencit III ialah 13 menit 25 detik. Sedangkan pada perlakuan dengan
pemberian kombinasi obat warfarin dan aspirin, diperoleh hasil dengan lama
waktunya yaitu pada mencit I ialah 15 menit 55 detik, pada mencit II ialah 17 menit
35 detik dan pada mencit III ialah 17 menit 56 detik. Dari hasil diatas menunjukkan
bahwa waktu yang paling lama hingga terbentuknya benang-benang fibrin yaitu
pada perlakuan dengan pemberian obat warfarin dan aspirin. Ini menunjukan bahwa
aspirin dan warfarin berefek sinergis yang mana pada aspirin dapat meningkatkan
[2] Ionescu, C., dan Mino R. C., 2005, Drug Metabolism, Springer, New Delhi.
[3] Putra, Y., 2014, Pengaruh Rokok Terhadap Jumlah Sel Spermatozoa Mencit Jantan
[4] Tolistiawaty I., Junus W., Phetisya P.F., Sumolang, dan Octaviani, 2014, Gambaran
[5] Fitria L., Lia L. I., dan Indah R. D., 2016, Pengaruh Antikoagulan dan Waktu
Vol. 33 (1).
[6] Mozayani, A., dan Lionel P. R.,2004, Drug Interactions A Clinical and Forensic
LAMPIRAN
Perhitungan Dosis
1. Aspirin
Dosis=300 mg
Berat rata−rata tablet Aspirin=375 mg
70
Se h ingga dosis aspirin= x 300 mg=350 mg
60
0,0026 x 350 mg
Dosis Aspirin untuk mencit ( 20 g )=
20 g BB
0,78 mg
¿
20 g BB
¿ 0,039 mg/ g BB
¿ 39 mg/kg BB
20 mL
Larutan stok 20 mL= x 0,78 mg
1 mL
¿ 15,6 mg
15,6 mg
Berat yang ditimbang= x 375 mg
300 mg
¿ 19,5 mg
¿ 0,0195 g
2. Warfarin
Dosis=2 mg
70
Se h ingga dosis aspirin= x 2 mg=2,33mg
60
0,0026 x 2,33 mg
Dosis Aspirin untuk mencit ( 20 g )=
20 g BB
0,006 mg
¿
20 g BB
¿ 0,0003 mg/ g BB
¿ 0,3 mg/kg BB
20 mL
Larutan stok 20 mL= x 0,006 mg
1 mL
¿ 0,12 mg
0,12 mg
Berat yang ditimbang= x 120 mg
2 mg
¿ 7,2 mg
¿ 0,0072 g