1. Bidang Politik
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kermerdekaan
Indonesia (PPKI) mengadakan sidang yang pertama. Hasil sidang
pertama PPKI adalah sebagai berikut.
a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 hasil rumusan
BPUPKI.
b. Menetapkan Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta masing-
masing menjadi presiden dan wakil presiden.
c. Membentuk sebuah Komite Nasional untuk membantu tugas-tugas
presiden selama MPR dan DPR belum terbentuk.
1
untuk mewujudkan hasil sidang PPKI, pemerintah membentuk badan-
badan kelengkapannegara sebagai berikut:
2
c. Pembentukan Kabinet
2. Bidang Ekonomi
Pada awal kemerdekaan, kondisi perekonomian Indonesia sangat
memprihatinkan. Inflasi yang menimpa bangsa Indonesia sangat
menyengsarakan rakyat. Kondisi tersebut makin diperburuk oleh
tindakan Belanda yang melakukan blokade laut. Tujuan blokade laut ini
adalah untuk menjatuhkan Republik Indonesia.
3
a. Atas persetujuan BP-KNIP, Menteri Keuangan Ir. Surachman
melakukan pinjaman nasional. Jumlah pinjaman tersebut
sebesar Rp 1.000.000.000,00 dan akan dibayar kembali dalam
waktu 40 tahun.
b. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI secara resmi
mengeluarkan uang kertas baru, yaitu Oeang Repoeblik
Indonesia (ORI). Tujuan pengeluaran ORI adalah untuk
menggantikan mata uang Jepang yang telah merosot nilainya.
c. Pada tanggal 5 Juli 1946, pemerintah membentuk Bank Negara
Indonesia (BNI 1946). Untuk selanjutnya, setiap tanggal 5 Juli
diperingati sebagai Hari Bank. Tugas BNI 1946 adalah
membiayai dan membayar hutang negara serta menarik mata
uang Jepang dan menggantikannya dengan ORI.
Selain membentuk BNI 1946, pemerintah juga membentuk
Bank Rakyat Indonesia (BRI).
d. Mengadakan hubungan dagang dengan pihak luar negeri.
Hubungan dagang ini dirintis oleh badan semipemerintah
bernama Banking and Trading Corporation (BTC) di bawah
pimpinan Dr. Sumitro Joyohadikusumo. BTC berhasil
mengadakan transaksi dan mendatangkan Kapal Martin
Behram dari Amerika Serikat ke Pelabuhan Cirebon.
e. Membuka perwakilan dagang resmi di Singapura sejak tahun
1947. Perwakilan dagang ini bemama Indonesian Office
(Indoff).
4
bangsa Indonesia. Masalah-masalah ekonomi yang hendak
dipecahkan adalah masalah sandang, produksi dan distribusi bahan
b. Membentuk Badan Perancang Ekonomi
Terbentuknya Badan Perancang Ekonomi adalah atas inisiatif
Menteri Ke-makmuran, Dr. A.K. Gani. Badan ini bertugas
membuat rencana pembangunan ekonomi. Selanjutnya, Dr. A.K.
Gani mengemukakan pemikirannya tentang Rencana
Pembangunan Sepuluh Tahun.
c. Melakukan Rasionalisasi
Program rasionalisasi dijalankan pada masa Kabinet Hatta.
Tujuan program ini adalah menekan jumlah pengeluaran negara
melalui rasionalisasi terhadap ad-ministrasi negara, angkatan
perang, dan aparat ekonomi.
3. Bidang Militer
Selain bidang politik dan ekonomi, pembenahan-pembenahan juga
dilakukan di bidang militer. Pembenahan-pembenahan tersebut, antara
lain sebagai berikut.
a. Pembentukan Tentara Nasional Indonesia
Pada tanggal 22 Agustus 1945, pemerintah mengumumkan
dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR).
BKR bukan merupakan badan militer, tetapi semimiliter BKR
dibentuk karena pemerintah sengaja tidak mau segera membentuk
tentara nasional dengan pertimbangan politik. Pemerintah
berpendapat bahwa pembentukan tentara nasional pada saat itu akan
mengundang serangan gabungan tentara Sekutu dan Jepang.
5
Diperkirakan bahwa kekuatan nasional belum mampu menghadapi
pukulan tersebut.
6
Hal yang sama juga terjadi pada Angkatan Udara. Melalui Penetapan
Pemerintah No. 6/SD Tanggal 9 April 1946, TRI-AU secara resmi
terbentuk. Untuk selanjutnya, setiap tanggal 9 April diperingati sebagai
Hari Penerbangan Nasional. Untuk mengisi kepemimpinan TRI-AU,
Suryadi Suryadarma diangkat menjadi Kepala Staf TRI-AU yang
pertama dan R. Sukarmaen Martokusumo sebagai Wakil Kepala Staf
TRI-AU yang pertama.
7
a. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada
8
merobek wama birunya. Kemudian, mengbarkannya sebagai bendera
Merah Putih.
d. Palagan Ambarawa
9
e. Peristiwa Bandung Lautan Api
10
Belanda. Akan tetapi, rakyat Bali menolak kehendak Belanda tersebut.
Rakyat Bali mengangkat senjata melawan Belanda di bawah pimpinan
Letkol I Gusti Ngurah Rai.
Perundingan-Perundingan Awal
Perundingan-perundingan awal antara Indonesia dan Belanda, antara
lain sebagai berikut.
11
4. Perundingan Linggajati
Situasi keamanan di Indonesia semakin genting setelah pasukan Inggris
ditarik mulai tanggal 24 Oktober 1946 hingga akhir November 1946
untuk digantikan pasukan Belanda. Atas inisiatif Lord Killearn,
pemerintah Indonesia dan Belanda dipertemukan dalam sebuah
perundingan. Pada tanggal 10-15 November 1946, keduanya bertemu di
meja perundingan di daerah Linggajati.
12
6. Perundingan Renville
Perundingan Renvile dilaksanakan dia atas kapal USS Renville
pada tangggal 8 Desember 1947. Perundingan ini
diselenggarakan atas prakarsa komisi jasa baik bentukan Dewan
Keamanan PBB, yaitu KTN. Dalam perundingan ini, delegasi
Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin dan
delegasi Belanda dipimpin oleh Abdulkadir Wijoyoatmojo. Hasil
Perundingan Renville sangat merugikan pihak Indonesia. Wilayah
Indonesia semakin sempit dan terkurung oleh daerah-daerah
Belanda yang dibatasi oleh Garis van Mook (daerah kantong).
13
Pada tanggal 22 Desember 1948, Mr. Syafruddin Prawiranegara
mengumumkan berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia
(PDRI) yang berkedudukan di Bukittinggi, Sumatera Barat. Dalam
situasi ini, Mr. Syafruddin Prawiranegara adalah Kepala Pemerintahan
Republik Indonesia secara de facto. Keberadaan PDRI kemudian
diumumkan melalui radio ke seluruh dunia. Dunia intemasional sangat
mengecam tindakan Belanda di Indonesia. Dengan terbentuknya PDRI,
berarti kelangsungan hidup pemerintah Republik Indonesia dapat
dipelihara dan dijalankan.
14
dan pihak UNCI diwakili oleh Merle Cochran dari Amerika Serikat.
Perundingan ini menyepakati diadakannya Konfensi Meja Bundar di
Den Haag secepatnya.
11.Konferensi Inter-lndonesia
Konferensi Inter-lndonesia adalah konferensi yang berlangsung antara
pemerin Republik Indonesia dengan negara-negara Bijeenkomst voor
Federal Overleg (BFO). BFO adalah negara-negara boneka bentukan
Belanda. Konferensi Inter-lndonesia berlangsung dalam dua tahap.
Tahap pertama berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 19-22 Juli
1949, sedangkan tahap kedua berlangsung di Jakarta pada tanggal 30
Juli 1949. Melalui konferensi ini, kedua belah pihak setuju untuk
membentuk Panitia Persiapan Nasional. Pembentukan panitia ini
bertujuan untuk mempersiapkan segala sesuatu selama berlangsungnya
Konferensi Meja Bundar.
15
Pada tanggal 27 Desember 1949, pihak Indonesia yang diwakili oleh
Moh. Hatta menerima pengakuan kedaulatan dari Ratu Juliana dan
Perdana Menteri Willem Dress di Istana Kerajaan Belanda. Pada saat
yang sama, di Istana Merdeka Jakarta juga dilaksanakan proses serah
terima pemerintahan Hindia Belanda kepada Indonesia. Pihak Indonesia
diwakili oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX, sedangkan pihak
Belanda diwakili oleh A.H.J. Lovink. Dengan demikian, sejak tanggal
27 Desember 1949 pemerintah Belanda secara resmi mengakui
kedaulatan bangsa Indonesia.
16