Anda di halaman 1dari 26

makalah kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan

BAB 1
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu periode kedua, Presiden RI
menetapkan 45 program penting yang akan dijalankan di seluruh tanah air
berkaitan dengan pembangunan sektoral dan regional.
Dari 45 program ini telah dipilih 15 program unggulan, dimana kesehatan masuk
dalam program ke 12. Landasan kerja pembangunan kesehatan pada Kabinet
Indonesia Bersatu ke-2 ini, akan memperhatikan tiga “tagline” penting yaitu
change and continuity; debottlenecking, acceleration, and enhancemen; serta
unity, together we can
Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr.
PH. telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka
menengah tahun 2010 – 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis
Depkes.

Program 100 hari Menkes mengangkat 4 isu, yaitu:


(1) peningkatan pembiayaan kesehatan untuk memberikan Jaminan
Kesehatan Masyarakat,
(2) peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian
target MDGs
(3) pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan
akibat bencana,
serta
(3) peningkatan ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan
terutama
di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK)

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah manajemen

1. .Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah akan membahas masalah kebijakan
–kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusu dalam penulisan makalah ini adalah akan membahas masalah-
masalah:
a. Dasar-hukum Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan
b. Perubahan paradigm system pelayanan kesehatan
c. Oragnisasi depkes
d. Visi, misi depkes
e. Strategi depkes

C. RUANG LINGKUP

Adapun ruang lingkup penulisan makalah ini adalah hanya akan membahas
maslah kebijakan pemerintah dalam bidang kesehatan, terutama perubahan
paradigm pelayanan kesehatan, visi, misi dan strategi depkes.

BAB II
PEMBAHASAN

A.Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan


I. Dasar Hukum
Menimbang
1. SKep Men Kes RI No 99a/Men.Kes /SK/III/1982 Tentang berlakunya Sistem
Kesehatan Nasional
2. TAP MPR RI VII tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan
3. Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang pokok-pokok kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah
dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan daerah
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 574/ Men.Kes. `/SK/IV/2000
tentang Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat tahun 2010
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI. No 1277/Men. Kes/SK/X/2001
tentang Susunan organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan

II. Memutuskan
Menetapkan :
1. Keputusan Menteri Kesehatan tentang Sistem Kesehatan Nasional
2. Sistem Kesehatan Nasional Dimaksud dalam dictum dimaksud agar
digunakan sebagai
Pedoman semua pihak dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan di
Indonesia
3 . keputusan ini berlaku mulai pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan
diadakan
perubahan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
ditetapkan 10 Februari 2004 ( Jakarta/ MenKes RI).

B.Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan.

Gerakan pembangunan berwawasan kesehatan adalah inisiatif semua


komponen bangsa dalam menetapkan perencanaan pembangunan selalu
berorientasi untuk mengedapankan upaya promotif dan preventif pada masalah
kesehatan, walaupun bukan berarti mengesampingkan kegiatan kuratif.
Gerakan tersebut berlaku untuk semua komponen bangsa yang harus
berpartisipasi secara aktif baik yang berupa kegiatan individu, keluarga,
kelompok masyarakat, instansi pemerintah ataupun swasta. Promotif yang
dimaksud adalah suatu upaya untuk meningkatkan status kesehatan dan
menjaganya dari semua kemungkinan-kemingkinan yang menyebabkan
timbulnya penyakit dan masalah kesehatan. Kegiatan tersebut bisa berupa
meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan, menjaga kebugaran tubuh,
mengatur menu seimbang termasuk didalamnya kegiatan rekreasi dan
pembinaan mental spiritual
Kegiatan preventif dapat dilaksanakan dengan cara mencegah dan menghindari
timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lain. Kegiatan ini bisa berupa
pemberian imunisasi, perbaikan lingkungan ( hygiene dan sanitasi )baik
perorangan, perumahan, industri rumah tangga maupan indistri perusahaan.
Kegiatan preventif juga diulakukan untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu
lintas juga kereta api dan keselamatan kerja terhadap seluruh pekerja termasuk
pekerja perusahaan. Pada tingkat perusahaan dan departemen dampak
lingkungan dengan kegiatan analisa dampak lingkungan ( AMDAL)
Pada departemen yang terkait misalkan Departemen Pertanian harus dipikirkan
juga bagaimana mencegah dan mengurangi terjadinya dampak insectisida
terhadap penggunanya.
Contoh yang lain : misal pada kegiatan industri perusahaan, jadi semua industri
perusahaan dalam mengolah produknya harus sudah memikirkan dampak
lingkungan utamanya terhadap pengolahan polutan (limbah produksi) sehingga
memenuhi batas ambang kesehatan yang ditentukan

C.Pembangunan Berwawasan Kesehatan


1. Promotif
• Meningkatkan pengetahuan
• Menjaga stamina tubuh
• Menu seimbang

2. Preventif
• Imunisasi
• Hygiene
• Lingkungan
• Amdal
• Taat lalu lintas
• Keselamatan kerja
3. Kuratif
• Pengobatan
• Rehabilitasi

STRATEGI
1. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan
yang berkualitas
3. Meningkatkan system survey lens, monitoring, dan informasi kesehatan
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan

D. Visi dan misi Indonesia sehat 2010-2014

Sejak dilantik menjadi Menteri Kesehatan, dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr.
PH. telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka
menengah tahun 2010 – 2014 yang disusun dalam sebuah rencana strategis
Depkes.
Visi Rencana Strategis yang ingin dicapai Depkes adalah “Masyarakat Yang
Mandiri dan Berkeadilan“. Visi ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu :

1. .Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui


pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani,
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,
3. menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan,
4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik.

Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun 2010 – 2014,
yaitu:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani
dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan
berkeadilan, serta berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya promotif
dan preventif
3. MEningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama
untuk mewujudkan jaminan social kesehatan nasional
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan
yang merata dan bermutu
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan,
berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan
yang bertanggung jawab.

JAMPERSAL
Menteri Kesehat an akhirnya mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) mengenai
jaminan persalinan (jampersal). Juknis ini tertuang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor 631/Menkes/per/ iii/2011 Tentang Petunjuk
Teknis Jaminan Persalinan.
Diterbitkannya Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan ini untuk digunakan sebagai
acuan penyelenggaraan program Jaminan Persalinan. Petunjuk Teknis ini
merupakan bagian tak terpisahkan dari Pedoman Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Petunjuk Teknis ini telah disusun bersama-sama secara lintas sektor dan lintas
program serta masukan dari ikatan profesi dan pelaksana program di daerah.
“Kepada semua pihak yang memberikan kontribusinya saya ucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya. Semoga petunjuk teknis ini bermanfaat dalam
mendukung upaya kita untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan.
Sebagaimana diketahui, dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan nasional serta Millennium Development Goals (MDGs),
pada tahun 2011 Kementerian Kesehatan meluncurkan kebijakan jampersal.
Dari beberapa pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional serta
MDGs, pihaknya menghadapi berbagai hal yang multi kompleks seperti masalah
budaya, pendidikan masyarakat, pengetahuan, lingkungan, kecukupan fasilitas
kesehatan, sumberdaya manusia dan lainnya.
Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan target MDGs lainnya
Oleh karena itu, upaya penurunan AKI tidak dapat lagi dilakukan dengan
intervensi biasa, diperlukan upaya-upaya terobosan serta peningkatan kerjasama
lintas sektor untuk mengejar ketertinggalan penurunan AKI agar dapat mencapai
target MDGs.
Salah satu faktor yang penting adalah perlunya meningkatkan akses masyarakat
terhadap persalinan yang sehat dengan cara memberikan kemudahan
pembiayaan kepada seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan.
Jaminan Persalinan ini diberikan kepada semua ibu hamil agar dapat mengakses
pemeriksaan persalinan, pertolongan persalinan, pemerikasaan nifas dan
pelayanan KB oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga pada
gilirannya dapat menekan angka kematian ibu dan bayi.

JAMKESMAS

Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program pelayanan


kesehatan gratis bagi masyarakat miskin yang sebelumnya disebut Asuransi
Kesehatan untuk Masyarakat Miskin (Askeskin).
Program yang dimulai pada tahun 2008 ini dilanjutkan pada tahun 2009 karena
(menurut pemerintah) terbukti meningkatkan akses rakyat miskin terhadap
layanan kesehatan gratis. Program itu nantinya terintegrasi atau menjadi bagian
dari Sistem Jaminan Sosial Nasional yang bertujuan memberi perlindungan
sosial dan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Jika Sistem Jaminan
Sosial Nasional(SJSN) efektif diterapkan di Indonesia, program Jamkesmas akan
disesuaikan dengan sistem itu. Salah satunya, pengaturan proporsi iuran
pemerintah pusat dan daerah untuk pembiayaan pemeliharaan kesehatan rakyat
miskin.
–o–

Strategi kesehatan di Indonesia:


► Mewyjudkan komitmen pembangunan kesehatan
► Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan
► Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidang kesehatan
► Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
► Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan
Dr. Wasis Budiarto, MS menyatakan perubahan paradigma sentralisasi menjadi
desentralisasi memberikan konsekuensi terhadap pergeseran orientasi
pelayanan dari kuratif-rehabilitatif menjadi preventif-promotif, pendekatan fisik
organik menjadi pendekatan paradigma sehat yang holistik dengan pendekatan
masyarakat, pasif-reaktif dan individual centered menjadi proaktif dan community
centered. Lebih lanjut dikemukakan, perubahan paradigma pelayanan kesehatan
juga berdampak pada terjadinya pergeseran orientasi pembiayaan dan anggaran
kesehatan. Semula berorientasi pada pembiayaan out of pocket ke sistem
prabayar dan asuransi. Terlihat bahwa sistem kesehatan sekarang ini merupakan
sistem yang terintegrasi antara pelayanan, pembiayaan, jaminan mutu (quality
assurance) dan pengendalian biaya (cost containment).

PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN

4. Promotif
• Meningkatkan pengetahuan
• Menjaga stamina tubuh
• Menu seimbang
5. Preventif
• Imunisasi
• Hygiene
• Lingkungan
• Amdal
• Taat lalu lintas
• Keselamatan kerja
6. Kuratif
• Pengobatan
• Rehabilitasi

STRATEGI
5. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat
6. Meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan
yang berkualitas
7. Meningkatkan system survey lens, monitoring, dan informasi kesehatan
8. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
GRAND STRATEGI DEPKES
1. Meningkatkan system survey, monitoring dan informasi kesehatan
2. Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
3. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
4. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas

Menggerakan dan memberdayakan masy arakat untuk hidup sehat


1. Seluruh desa menjadi desa siaga
2. Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Seluruh keluarga sadar gizi

Meningkatkan akses Masy rakat terhadap pelayan an kesehatan


1. Setiap orang miskin mendapat yan kes yang bermutu
2. Setiap bayi,anak,bumil,dan kelompok masy resti terlindungi dari penyakit
3. Di setiap desa tersedia SDM yang kompeten
4. Di setiap desa cukup tersedia obat essensial dan ala kesehatan dasar
5. Setiap puskesmas dapat menjangkau wil kerjanya
6. Yan kes disetiap tempat memenuhi standar mutu

Meningkatkan sistem Survey, monitoring Informasi kesehatan


1. Setiap KLB harus dilaporkan secara tepat
2. Setiap insiden penyakit harus masuk pada RR
3. Semua sediaan farmasi, makanan & perbekalan kesehatan memenuhi
syarat kesehatan
4. Terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai standart
5. Berfungsinya sistem informasi kesehatan yang on line di seluruh Indonesia

Menigkatkan pembiayaan kesehatan


1. Pembangunan kesehatan hrs memperoleh preoritas pemerintah Pusat
dan Daerah
2. Anggaran kesehatan dipreoritaskan untuk promotif dan preventif
3. Terciptanya JPKM terutama bagi rakyat miskin

E. Perubahan Paradigma Sehat


Berdasarkan pemahaman situasi dan adanya perubahan terhadap konsep sehat
–sakit serta makin kayanya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi tentang
determinan kesehatan yang bersifat multifaktural, telah mendorong
pembangunan kesehatan nasional kearah paradigma baru, yaitu pardigma sehat
Paradigma adalah pemikiran dasar sehat, berorientasi pada peningkatan dan
perlindungan penduduk sehat dan bukan hanya penyembuhan orang sakit,
sehingga kebijakan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif dengan
maksud melindungi dan meningkatkan orang sehat menjadi lebih sehat dan
lebihn produktif serta tidak jatuh sakit karena adanya upaya preventif. Sehingga
perlu diupayakan semua polecy pemerintah selalu berwawasan kesehatan
dengan mottonya menjadi “ Pembangunan Berwawasan Kesehatan”
Paradigma sehat diharapkan menjadi suatu cara pandang “ baru “ masyarakat
yang merupakan perubahan pandang terhadap konsep sehat sakit. Paradigma
sehat dijadikan sebagai suatu komitmen
gerakan nasional segenap masyarakat sehingga betul-betul kesehatan menjadi
tanggung jawab bersama (shared responsibility) yang mengacu pada prinsip-
pronsip kemitraan ( partner ship).
Menggunakan paradigma sehat maka segenap masyarakat bersama pemerintah
menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan agar terwujud “
INDONESIA SEHAT TAHUN 2010”.
Wujud nyata para digma sehat
Merealisasikan visi Indonesia Sehat tahun 2010 yaitu :
gambaran masa depan masyarakat Indonesia yang akan dicapai melalui
penyelenggarakan pembangunan kesehatan yakni :
1. Masyarakat bangsa dan negara yang ditandai dengan penduduknya
hidup dalam lingkungan yang sehat.
2. Berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata
4. memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di
seluruh wilayah Indonesia

PILAR UTAMA UNTUK MENOPANG VISI INDONESIA SEHAT


• Lingkungan yang kondusif bagi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat
• Perilaku hidup bersih dan sehat setiap anggota masyarakat
• Tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai yang dibutuhkan
• Masyarakat mempunyai kemampuan untuk mengakses pelayanan
kesehatan tanpa terpengaruh faktor sosial ekonomi maupun non ekonomi

UU No 32-33 2004 yaitu tentang :


1. Regulasi Nasional
2. Regulaso Provinsi
3. Regulasi Daerah
Yang membahas tengtang fungsi puskesmas yang bertujuan untuk memberikan
pelayanan yang bermutu, perilaku hidup sehat, dan lingkungan sehat.
Fungsi puskesmas :
1. Pusat kesehatan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan keluarga
3. Pusat pelayanan kesehatan setara yaitu : Yankesmas dan yankes perorangan

PENUTUP
KESIMPULAN

Dalam menjalankan program pembangunan di bidang kesehatan pemerintah menjalankan misi dan vi
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,serta menurunkan angka kemati
Visi Misi Indonesia Sehat 2015

Pokok-pokok yang mempengaruhi derajat


kesehatan Indonesia
I. Dasar Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan
I.I Dasar Pembangunan Kesehatan
Landasan idiil pembangunan nasional adalah Pancasila, sedangkan landasan konstitusional
adalah Undang-undang Dasar 1945.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional,. Dalam
Undang-undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara social dan ekonomi. Sedangkan dalam Konstitusi Organisasi Kesehatan
Sedunia (WHO) tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya adalah suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa
membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat social ekonominya.
Dasar-dasar pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah nilai kebenaran atau aturan
pokok sebagai landasan untuk berfikir atau bertindak dalam pembangunan kesehatan.
Dasar-dasar ini merupakan landasan dalam penyusunan visi, misi dan strategi serta
petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan secara nasional yang meliputi:
1. Dasar Prikemanusiaan
Setiap upaya kesehatan harus berlandaskan prikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan
dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tenaga
kesehatan perlu berbudi luhur dan memegang teguh etika profesi.

2. Dasar Pemberdayaan dan Kemandirian


Setiap orang dan masyarakat bersama pemerintah berperan, berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,
keluarga dan lingkungannya. Setiap upaya kesehatan harus mampu membangkitkan dan
mendorong peran serta masyarakat. Pembangunan kesehatan dilaksanakan berlandaskan
pada kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepribadian
bangsa.

3. Dasar Adil dan Merata


Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa memandang suku, golongan,
agama, dan status social ekonominya.

4. Dasar Pengutamaan dan Manfaat


Penyelenggaraan upaya kesehatan bermutu yang mengikuti perkembangan IPTEK, lebih
mengutamakan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit, serta dilaksanakan secara professional, mempertimbangkan kebutuhan dan
kondisi daerah, berhasil guna dan berdaya guna. Upaya kesehatan diarahkan agar
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, serta diaksanakan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan ketentuan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (ilmu kesehatan masyarakat, syafrudin)

I.II Isu Strategis


Setelah dilakukan analisis situasi kesehatan masyarakat, masalah, kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman maka dapat disimpulkan bahwa isu strategis yang dihadapi adalah.
1. Kerjasama Lintas Sektor
Sebagian dari masalah kesehatan adalah merupakan masalah nasional yang tidak dapat
terlepas dari berbagai kebijakan dari sector lain sehingga upaya ini harus sacara strategis
melibatkan sector terkait. Isu utama tersebut adalah bagaimana upaya meningkatkan
kerjasama lintas sector yang lebih efektif karena kerjasama lintas sector dalam
pembangunan kesehatan selama ini sering kurang berhasil, banyak program nasional yang
terkait dengan kesehatan, tetapi pada akhirnya tidak atau kurang berwawasn kesehatan.
Pembangunan kesehatan yang dijalankan selama ini hasilnya belum optimal karena
kurangnya dukungan lintas sector. Beberapa program-program sektoral yang tidak atau
kurang berwawasan kesehatan sehingga memberikan dampak negatif bagi kesehatan
masyarakat. Sebagian dari masalah kesehatan terutama lingkungan dan prilaku berkaitan
erat dengan berbagai kebijaksanaan maupun pelaksanaan program disektor lain. Untuk itu
diperlukan pendekatan lintas sector yang sangat baik, agar sector terkait dapat selalu
mempertimbangkan kesehatan masyarakat.
Demikian pula peningkatan upaya dan manajemen pelayanan kesehatan tidak dapat
terlepas dari peran sector-sektor yang membidangi pembiayaan, pemerintahan dan
pembangunan daerah, ketenagaan, pendidikan, perdagangan dan social budaya.

2. Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Mutu sumber daya manusia kesehatan sangat menentukan keberhasilan upaya serta
manajemen kesehatan. Sumber daya kesehatan yang bermutu harus selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berusaha untuk menguasai IPTEK
yang tinggi/mutakhir. Disamping itu mutu sumber daya tenaga kesehatan ditentukan pula
oleh nilai-nilai moral yang dianut dan diterapkannya dalam menjalankan tugas. Disadari
bahwa sumber daya tenaga kesehatan Indonesia yang mengikuti perkembangan IPTEK dan
menerapkan nilai-nilai moral etika profesi dalam era pasar bebas sebagai akibat dari
globalisasi harus diantisipasi dengan meningkatkan mutu dan profesionalisme sumber daya
manusia kesehatan. Hal ini diperlukan tidak saja untuk meningkatkan daya saing sector
kesehatan, tetapi juga membantu meningkatkan daya saing sector lain. Antara lain
peningkatan komoditi eksport bahan makanan dan makanan jadi.
Dalam kaitan desentralisasi penyelenggaraan pemerintah, peningkatan kemampuan dan
profesionalisme manajer kesehatan ditiap tingkat administrasi merupakan kebutuhan yang
sangat mendesak.
Pemberdayaan atau kemandirian masyarakat dalam upaya kesehatan sering belum seperti
yang diharapkan. Kemitraan yang setara, terbuka dan saling menguntungkan bagi masing-
masing mitra dalam upaya kesehatan menjadi suatu yang sentral untuk upaya
pembudayaaan prilaku hidup sehat, penetapan kaidah hidup dan promosi kesehatan.
3. Mutu dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan
Dipandang dari segi fisik persebaran sarana pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun
rumah sakit serta sarana kesehatan lainnya termasuk sarana upaya penunjang kesehatan
telah dapat dikatakan merata keseluruh pelosok wilayah Indonesia. Namun harus diakui
bahwa persebaran fisik tersebut masih belum diikuti sepenuhnya dengan peningkatan mutu
pelayanan.
Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang
tersedia, obat, alat kesehatan dan sarana penunjang kesehatan lainnya, proses pemberian
pelayanan, dan kompensasi yang diterima serta harapan masyarakat pengguna.
Dengan demikian maka peningkatan kualitas fisik serta factor-faktor tersebut diatas
merupakan prakondisi yang harus dipenuhi. Selanjutnya proses pemberian pelayanan
ditingkatkan melalui peningkatan pendidikan umum, penyuluhan kesehatan, komunikasi
yang baik antara pemberi pelayanan dan masyarakat.
4. Pengutamaan dan Sumber Daya Pembiayaaan Upaya Kesehatan
Upaya kesehatan masih kurang mengutamakan pendekatan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan serta pencegahan penyakit, dan kurang didukung oleh pendekatan sumber daya
pembiayaan yang memadai. Disadari bahwa keterbatasan dana pemerintah dan masyarakat
merupakan ancaman yang besar bagi kelangsungan program pemerintah serta ancaman
terhadap pencapaian derajat kesehatan yang optimal.
Dengan demikian maka diperlukan upaya lebih intensif untuk peningkatan sumber daya
pembiayaan dari sector public yang diutamakan untuk kegiatan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan serta pencegahan penyakit. Sumber daya pembiayaan untuk upaya
penyembuhan dan pemulihan perlu digali lebih banyak dari antara sumser-sumber yang ada
dimasyarakat dan diarahkan agar lebih rasional dan lebih berhasil dan berdaya guna untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
pengeluaran langsung masyarakat digunakan secara kurang efektif dan efisien sebagai
akibat dari adanya informasi yang tidak sama antara pemberi pelayanan dan penerima
pelayanan (pasien dan keluarganya).
Keadaan ini mendorong perlunya langkah strategis dalam menciptakan system pembiayaan
yang bersifat praupaya yang sering dikenal dengan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (JPKM). Ketersediaan sumber daya yang terbatas, khususnya dosektor public
mengharuskan adanya upaya-upaya untuk meningkatkan peran serta sector swasta
khususnya dalam upaya yang bersifat penyembuhan dan pemulihan. Upaya tersebut
dilakukan melaui pemberdayaan sector swasta agar mandiri, antara sector public dan
swasta sehingga sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal. (ilmu
kesehatan masyarakat, syafrudin)

I.III Visi Dan Misi Pembangunan Kesehatan


1. Visi
Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat yang setinggi-tingginya di seluruh republic Indonesia.
Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai :
INDONESIA SEHAT 2015
Dengan adanya rumsan visi tersebut, maka lingkungan yang diharapkan pada masa depan
adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang
bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan
dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta
terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-
nilai budaya bangsa.
Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit, melinduni diri dari ancaman
penyakit serta berpartisifasi akif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya
masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu. Layanan yang tersedia adalah layanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang
tersebar secara merata dindonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social
dan ekonomis.
2. Misi
Untuk dapat mewujudkan visi INDONESIA SEHAT 2015, ditetapkan empat misi
pembangunan kesehatan sebagai berikut:
(1). Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras
sector kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta kontribusi positif
berbagai sector pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil kotribusi positif tersebut,
harus dapat diupayakan masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program
pembangunan. Dengan perkataan lain untuk dapat terwujunya INDONESIA SEHAT 2015,
para penanggungjawab program pembangunan harus memasukkan pertimbangan-
pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan pembangunannya.
Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan, seyogyanya
tidak diselenggarakan. Untuk dapat terlaksananya pembangunan yang
berwawsasankesehatan, adalah seluruh tugas yang berelemen dari system kesehatan untuk
berperan sebagai penggerak utama pembanguanan nasional berwawasan.
(2). Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
Kesehatan adalah tanggungjawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah
dan swasta. Apapun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa kesadaran individu dan
masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat
dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapat
pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan
kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sector kesehatan
adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
(3).Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
mengandung makna bahwa salah satu tanggungjawab sector kesehatan adalah menjamin
tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu,merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak semata-mata berada ditangan pemerintah,
melainkan mengikutsertakan sebesar-besarnya peran aktif segenap anggota masyarakat
dan berbagai potensi swasta.
(4).Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya mengandyng makna bahwa tugas utama sector kesehatan adalah
memelihara dan meningkatkan kesehatan segenap warga negaranya, yakni setiap
individu,keluarga dan masyarakat Indonesia, tanpa meninggakan upaya menyembuhkan
penyakit atau memulihkan kesehatan penderita. Untuk terselenggaranya tugas ini
penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus diutamakan adalah yang bersifat promotif
dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitative. Agar dapat memelihara
dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat diperlukan pula terciptanya
lingkungan yang sehat, dan oleh karena itu tugas-tugas penyehatan lingkungan harus pula
lebih dprioritaskan. (ilmu kesehatan masyarakat, syafrudin)

I.IV Arah tujuan dan sasaran serta kebijakan pembangunan kesehatan


1. Tujuan Kebijakan pembangunan Kesehatan
Millennium Development Goals (MDGs) merupakan sebuah paket berisi tujuan yang
mempunyai batas waktu dan target terukur untuk menanggulangi kemiskinan, kelaparan,
pendidikan, diskriminasi perempuan, kesehatan ibu dan anak, pengendalian penyakit, dan
perbaikan kualitas lingkungan. Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada
September 2000 menyetujui agar semua negara:

1. Pengentasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim


Target untuk 2015: Mengurangi setengah dari penduduk dunia yang berpenghasilan kurang
dari 1 dolar AS sehari dan mengalami kelaparan.
2. Pemerataan pendidikan dasar
Target untuk 2015: Memastikan bahwa setiap anak , baik laki-laki dan perempuan
mendapatkan dan menyelesaikan tahap pendidikan dasar.
3. Mendukung adanya persaman jender dan pemberdayaan perempuan
Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan
dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun
2015.
4. Mengurangi tingkat kematian anak
Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5
tahun
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan
6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya
Target untuk 2015: Menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria
dan penyakit berat lainnya.
7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup
Target:
o Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan
setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan
o Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang
tidak memiliki akses air minum yang sehat
o Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan
dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Target:
o Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang
berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap
pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara
nasional dan internasional.
o Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan
kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk
pembebasan-tarif dan kuota untuk ekspor mereka, meningkatkan pembebasan hutang untuk
negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah
bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi
kemiskinan.
o Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-
negara berkembang.
o Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang
melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat
ditanggung dalam jangka panjang.
o Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda
o Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang
terjangkau dalam negara berkembang
o Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari
teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi. (Wikipedia)
2. Sasaran pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 adalah :
a. Perilaku hidup sehat
Meningkatnya secara bermakna jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri dan melahirkan
ditolonh oleh tenaga kesehatan, jumlah bayi yang memperoleh imunisasi lengkap, jumlah
yang memperoleh ASI eksklusif, jumlah anak balita yang ditimbang setiap bulan, jumlah
pasangan usia subur (PUS), peserta keluarga berencana (KB), jumlah penduduk dengan
makan dengan gizi seimbang, jumlah penduduk yang memperoleh air bersih, jumlah
penduduk buang air besar dijamban, jumlah pemukiman bebas vector dan rodent, jumlah
rumah yang mempunyai syarat kesehatan, jumlah penduduk berolahraga, dan istirahat
teratur, jumlah keluarga dengan komunikasi internal dan eksternal, jumlah keluarga yang
menjalankan ajaran agama dengan baik, jumlah penduduk yang tidak merokok dan tidak
minum-minuman keras, jumlah penduduk yang tidak berhubungan seks diluar nikah serta
jumlah penduduk yang menjadi peserta JPKM.
b. Lingkunan sehat
Meningkatnya secara bermakna jumlah wilayah/kawasa sehat, tempat-tempat umu sehat,
tempat pariwisata sehat, tempat kerja sehat, rumah dan banguna sehat, sarana sanitasi,
sarana air minum,sarana pembungan limbah, serta berbagai standard an peraturan
perundang-undangan yang mendukung terwujudnya lingkungan sehat.
c. Upaya kesehatan
Meningkatkan secara bermakna jumlah sarana kesehatan yang bermutu, jangkauan dan
cakupan pelayanan kesehatan, penggunaan obat generik dalam pelayanan kesehatan,
penggunaan obat secara rasional, memanfaatkan pelayanan promotif dan preventif, biaya
kesehatan yang dikelola secara efisien, serta ketersediaan pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan.

d. Manajemen pembangunan kesehatan


Meningkatnya secara bermakna system informasi pembangunan kesehatan, kemampuan
daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, pembangunan kesehatan, kepemimpinan dan
manajemen kesehatan, peraturan perundang-undangan yang mendukung pembangunan
kesehatan, kerjasama lintas program dan sektor.
e. Derajat kesehatan
Meningkatnya secara bermakna umur harapan hidup, menurunya angka kematian ibu dan
bayi, menurunnya angka kesakitan beberapa penyakit penting, menurunya angka kecacatan
dan ketergantungan serta meningkatnya status gizi masyarakat, menurunya angka
infertilitas.
3. Kebijakan
Untuk dapat mencapai tujuan pembangunan kesehatan dan melandaskan pada dasar-dasar
tersebut diatas, maka penyelenggaraan tersebut diatas, maka penyelenggaraan upaya
kesehatan perlu memperhatikan kebijakan umum yang dikelompokkan sebagai berikut:
a. Meningkatkan kerjasama lintas sector
Untuk optimalisasi hasil pembangunan berwawasan kesehatan, kerjasama lintas sector
merupakan hal yang utama, dan karena itu perlu digalang serta mantapkan secara
seksama, sosialisasi masalah-masalah kesehatan kepada sector lain perlu dilakukan secara
intensif dan berkala. Kerjasama lintas sector haus mencakup pada tahap perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian serta melandaskan dengan seksama pada dasar-dasar
pembangunan kesehatan.
b. Peningkatan perilaku, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan swasta
Masyarakat dan swasta peru berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
Dalam kaitan ini perilaku hidup manusia sejak usia dini melalui berbagai kegiatan-kegiatan
penyuluhan dan pendidikan kesehatan, sehingga menjadi bagian dari norma hidup dan
budaya masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kemandirian untuk hidup
sehat. Peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan terutama melalui penerapan
konsep pembangunan kesehatan masyarakat tetap didorong atau bahkan dikembangkan
untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan serta kesinambungan upaya kesehatan.
c. Peningkatan kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan perlu diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan,
lingkungan yang sehat, yaitu keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang
membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia. Upaya ini perlu untuk
meningkatkan kemauan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan
pembangunan berwawasan kesehatan.
Kesehatan lingkungan pemukiman, tempat kerja dan tempat-tempat umum serta tempat
pariwisata ditingkatkan melalui penyediaan serta pengawasan mutu air yang memenuhi
persyaratan terutama perpipaan, penerbitan tempat pembuangan sampah, penyediaan
sarana pembuangan air limbah serta berbagai sarana sanitasi lingkunan lainnya. Kualitas
air, udara dan tanah ditingkatkan untuk menjamin hidup sehat dan produktif sehingga
masyarakat terhindar dari keadaan yang dapat menimbulkan bahaya kesehatan. Untuk itu
diperlukan peningkatan dan perbaikan peraturan perundang-undangan, pendidikan
lingkungan sehat sejak dari usia muda serta pembakuan standar lingkungan.
d. Peningkatan upaya kesehatan
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan, melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan serta upaya khusus melalui pelayanan
kemanusiaan dan darurat atau krisis. Selanjutnya, pemerataan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan perlu terus menerus diupayakan. Dalam rangka mempertahankan
status kesehatan masyarakat selama krisis ekonomi, upaya kesehatan diprioritaskan untuk
mengatasi dampak krisis disamping tetap mempertahankan peningkatan pembangunan
kesehatan. Perhatian khusus dalam mengatasi dampak krisis diberikan kepada kelompok
berisiko dari keluarga-keluarga miskin agar derajat kesehatannya tidak memburuk dan tetap
hidup produktif. Pemerintah bertanggungjawab terhadap biaya pelayanan kesehatan untuk
penduduk miskin.
Setelah melewati krisis ekonomi status kesehatan masyarakat diusahakan ditingkatkan
melaui pencegahan dan pengurangan morbiditas, mortalitas dan kecacatan dalam
masyarakat terutama pada bayi, anak balita, dan wanita hamil, melahirkan dan masa nifas,
melalui upaya peningkatan (promosi) hidup sehat, pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular dan serta pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Prioritas utama diberikan
kepada penanggulangan penyakit menular dan wabah cenderung meningkat.
e. Peningkatan sumber daya kesehatan
Peningkatan tenaga kesehatan harus menunjang seluruh upaya pembangunan kesehatan
dan diarahkan untuk menciptakan tenaga kesehatan yang ahli dan terampil sesuai
pengembangan ilmu dan tekhnologi, beriamn dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,
seta berpegang teguh pada pengabdian bangsa dan Negara dan etika prfesi.
Pengembangan tenaga kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan atau daya
guna tenaga dan penyediaan jumlah serta mutu tenaga kesehatan dari masyarakat dan
pemerintah yang mampu melaksanakan pembangunan kesehatan. Dalam perencanaan
tenaga kesehatan perlu diutamakan penentuan kebutuhan tenaga di berbagai Negara diluar
negri dalam rangka globalisasi. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM),
yakni cara pelayanan kesehatan melaui pembayaran secara praupaya dikembangkan terus
untuk menjamin terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang lebih merata dan bermutu
dengan raga yang terkendali. JPKM diselenggarakan sebagai upaya bersama antara
masyarakat, swasta, dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan biaya pelayanan
kesehatan yang terus meningkat.Tarif pelayanan kesehatan perlu disesuaikan atas dasar
nilai jasa dan barang yang diterima oleh anggot masyarakat yang memperoleh pelayanan.
Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui system JPKM yang disubsidi oleh
pemerintah bersamaan dengan itu dikembangkan pula asuransi sebagai pelengkap /
pendamping JPKM. Pengembangan asuransi kesehatan berada dibawah pembinaan
pemerintah dan asosiasi peransuran. Secara bertahap puskesmas dan rumah sakit milik
pemerintah akan dikelola secara swadana.
f. Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan perlu makin ditingkatkan terutama
melalui peningkatan secara strategis dalam kerja sama antara sektor kesehatan dan sektor
lain yang terkait, dan antara berbagai program kesehatan serta antara para pelaku dalam
pembangunan kesehatan sendiri. Manajemen upaya kesehatan yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan penilaian diselengarakan secara sistematik
untuk menjamin upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh. Manajemen terebut
didukung oleh system informasi yang handal guna menghasilkan pengambilan keputusan
dan cara kerja yang efisien. System informasi tersebut dikembangkan secara komprehensif
diberbagai tingkat administrasi kesehatan sebagai bagian dari pengembangan administrasi
modern. Organisasi departemen kesehatan perlu disesuaikan kembali dengan fungsi –
fungsi : regulasi, perencanaan nasional, pembinaan dan pengawasan.
g. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
Penelitian dan pengembangan dibidan kesehatan akan terus dikembangkan secara terarah
dan bertahap dalam rangka menunjang upaya kesehatan, utamanya untuk mendukung
perumusan kebijaksanaan, membantu memecahkan masalah kesehatan dan mengatasi
kendala didalam pelaksanaan program kesehatan. Penelitian dan pengembangan
kesehatan akan terus dikembangkan melalui jaringan kemitraan dan di desentralisasikan
sehingga menjadi bagian penting dari pembanguna kesehatan daerah.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didorong untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan, gizi, pendayagunan obat, pengembangan obat asli Indonesia, pemberantasan
penyakit dan perbaikan lingkungan. Penelitian yang berkaitan dengan ekonomi kesehatan
dikembangkan unutuk mengoptimalkan pemanfaatan pebiayaan kesehatan dari pemerintah
dan swasta, serta meningkatkan kontribusi pemerintah dalam pembiayaan kesehatan yang
masih terbatas.
h. Peningkatan lingkungan sosial budaya
Selain berpengaruh positif globalisai juga menimbulkan perubahan sosial dan budaya
masyarakat yang dapat berpengaruh negative terhadap pembanunan kesehatan untuk itu
sangat diperlukan peningkatan kesehatan social dan budaya masyarakat melalui
penungkatan sosio- ekonomi masyarakat, sehingga dapat mengambil manfaat yang sebesar
– besarnya sekaligus meminimalkan dampak negative dari globalisasi. (ilmu kesehatan
masyarakat, syafrudin)

I.V Paradigma Sehat


Masalah kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut berbagai aspek kehidupan.
Masalah kesehatan masyarakat, dapat dipandang sebagai problem akibat dari berbagai
kebijakan atau kodisi masyarakat. Sebaliknya masalah kesehatan sebagai salah satu
unsure kualitas sumber daya manusia, merupakan penentu berbagai kebijakan
pembangunan.
Sebagai akibat dari berbagai kondisi dan kebijakan, derajat kesehatan masyarakat pada
suatu wilayah atau kawasan, dipengaruhi oleh berbagai variabel anatara lainnya: upaya
pembangunan non kesehatan dan atau kondisi lingkungan social kemasyarakatan baik
negative maupun bersifat kondusif bagi terciptanya status kesehatan masyarakat, seperti
berbagai kebijakan sosia ekonomi, kebijakan social politik,pemeiharaan keamanan, tingkat
pendapatan dan tingkat pendidikan, kebijakan social budaya serta melibatkan hampir selurh
sector yang ada dinegara kita. (Depkes RI hal: 1-5)

Profesionalisme
Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh penerapan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan tekn

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)


Untuk menetapkan kemandirian masyarakat dalam hidup sehat perlu digalang peran serta masyarakat yang seluas-l

Desentralisasi
Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan harus berangkat dari ma
masyarakat, syafrudin)
ISI DAN MISI
DIPUBLIKASIKAN PADA : KAMIS, 12 JUNI 2014 00:00:00, DIBACA : 67.045 KALI

VISI

Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan

MISI
 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani
 Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan
 Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
 Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik
STRATEGI
 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat
madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global.
 Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan
berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif dan
preventif.
 Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama
untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.
 Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata
dan bermutu.
 Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat
kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
 Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan
berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang
bertanggungjawab.
NILAI-NILAI
Pro Rakyat

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu


mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.
Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah
satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial
ekonomi.

Inklusif

Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena


pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi
aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha,
masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
Responsif

Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta
tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial
budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi
permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penangnganan yang
berbeda pula.

Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah
ditetapkan dan bersifat efisien.

Bersih

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan


nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.

- See more at: http://www.depkes.go.id/article/view/13010100001/profil-visi-dan-


misi.html#sthash.zBuD5hWb.dpuf
http://www.depkes.go.id/web/assets/images/article/Profil_StrukturOrganisasi2010-
small.jpg
Tugas dan Fungsi[sunting | sunting sumber]

Kementerian Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan


bidang kesehatan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara. Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Kesehatan menyelenggarakan
fungsi:

1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan


masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan,
dan kefarmasian dan alat kesehatan;

2. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan


administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Kesehatan;

3. pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab


Kementerian Kesehatan;

4. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan;

5. pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia


di bidang kesehatan serta pengelolaan tenaga kesehatan;

6. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan


urusan Kementerian Kesehatan di daerah;
7. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Kesehatan; dan

8. pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur organisasi di


lingkungan Kementerian Kesehatan.[ 1]

Susunan Organisasi[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015, Kementerian Kesehatan terdiri


atas:

 Sekretariat Jenderal;

 Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat;

 Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

 Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan;

 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan;

 Inspektorat Jenderal;

 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;

 Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan;

 Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan;

 Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi;

 Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; d

Anda mungkin juga menyukai