Pengukuran Variabel
Prof. Erlina, SE, MSi, PhD, Ak, CA, CMA , CPA, CSRS, CSRA
Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan
bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan
perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori.
Tujuan Karakteristik
Penelitian Masalah
Disain Pendekatan
Penelitian & Perspektif
• Human Ethology
1.Pendekatan Interpretif
2.Pendekatan Artistik
• Ecological Psychology 3.Pendekatan Sistematis
• Holistic Etnography
4.Perspektif Antropologis
•
5.Persepktif Sosiologis
Cognitive Antropology 6.Persepktif Biologis
• Etnography of Communication 7.Studi Kasus
•
8.Studi Kognitif
Symbolic Interactionism 9.Penelitian historis
Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif
Paradigma Kuantitatif Paradigma Kualitatif
Realita bersifat obyektif dan ber-dimensi tunggal. Realita bersifat subyektif dan ber-dimensi banyak.
Menilai data lebih obyektif karena tidak boleh Menilai data lebih subyektif karena hasil observasi
terpengaruh oleh nilai atau kepercayaan peneliti langsung dilakukan peneliti, dan peneliti sendiri yang
atau orang lain (value free). menyim-pulkannya.
Peneliti independen terhadap fakta yang diteliti. Peneliti berinteraksi terhadap fakta yang diteliti.
Menggunakan struktur teori. Tidak menggunakan struktur teori karena lebih
bertujuan menemukan teori bukan memverifikasi teori,
kecuali jika tujuan penelitiannya ingin membuktikan
atau menemukan keterbatasan dari suatu teori.
Struktur teori digunakan untuk membangun satu Tidak ada hipotesis, jika ada hipotesis tersebut
atau lebih hipotesis. bersifat implisit tidak eksplisit.
Paradigma ini menolak bahwa teori membumi Paradigma ini sejalan dengan konsep grounded theory
(grounded theory) di datanya dan berargumentasi yang dikembangkan oleh Glaser dan Straus (1969)
bahwa “fact do not speak for themselves” yang percaya bahwa cara terbaik untuk menjelaskan
(Blalock, 1969). dan membangun teori adalah dengan menemukannya
dari data. Paradigma ini menganggap bahwa teori
grounded di datanya.
Sambungan Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif
Paradigma Kuantitatif Paradigma Kualitatif
Pengujian teori dengan analisis kuantitatif dan Penyusunan teori dengan analisis kualitatif.
statistik.
Paradigma ini menggunakan pendekatan Paradigma ini menggunakan pendekatan induksi, yaitu
deduktif, yaitu proses pengambilan kesimpulan suatu pendekatan yang mengumpulkan data terlebih
dengan menggunakan fakta atau data empiris dahulu baru hipotesis dibuat jika diinginkan dan
untuk menguji hipotesis yang telah dibangun konklusi langsung diambil jika hipotesis tidak digunakan.
dengan menggunakan struktur teori. Dengan kata Dengan kata lain, pendekatan induksi adalah sebagai
lain, deduksi adalah proses pengambilan suatu proses mengambil kesimpulan (atau pembentu-
kesimpulan berdasarkan hasil analisis data. kan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau lebih
fakta atau bukti-bukti.
Pendekatan ini dapat melakukan setting artifisial Paradigma kualitatif menolak bentuk terstruktur dari
dengan metode eksperimen yaitu memanipulasi penelitian. Pendekatan kualitatif juga menolak
beberapa variabel. Jika setting artifisial pengaturan-pengaturan penelitian secara artifisial.
digunakan dalam paradigma ini, maka dapat Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih
mengurangi validitas penelitian. menggunakan dan menjaga setting alamiah (natural)
di mana fenomena atau perilaku yang akan diamati
terjadi.
Sambungan Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif
Paradigma Kuantitatif Paradigma Kualitatif
Penelitian ini kurang terfokus tetapi lebih luas, Pendekatan ini merupakan penelitian yang lebih
sehingga kurang mendalam. terfokus dan mendalam.
Penelitian ini biasanya menjelaskan dan Penelitian lebih mendetail ke hal-hal di bawah
memprediksi fenomena yang tampak, sehingga permukaan yang belum tampak, seperti misalnya
lebih mengarah ke verifikasi teori. penelitian tentang kultur. Lebih untuk menemukan
teori baru.
Dapat menggunakan data sekunder, sehingga hal Data primer harus dikumpulkan sendiri oleh peneliti
ini mempermudah peneliti dalam memperoleh yang biasanya melibatkan waktu yang cukup lama
data. (bulanan sampai dengan tahunan), peneliti harus
terlibat langsung sebagai pengobservasi di tempat
kejadian untuk memperoleh data yang mereka
perlukan.
Eksternal validiti lebih tinggi karena dapat Eksternal validiti rendah karena hanya melibatkan satu
melibatkan permasalahan yang lebih luas, permasalahaan di suatu organisasi saja. Karena data
menggunakan waktu yang lebih panjang dan primer harus diobservasi sendiri dan membutuhkan
perusahaan yang lebih banyak sebagai obyek banyak waktu untuk melibatkan banyak perusahaan.
penelitian karena tersedia di data sekunder.
Definisi Operasional
Pengoperasionalan konsep (operationalizing the concept) atau biasa juga disebut
dengan mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakteristik
dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan
konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian.
Setiap konsep variabel yang digunakan dalam penelitian harus memiliki definisi yang
jelas. Dengan definisi operasional, peneliti dapat mengumpulkan, mengukur, atau
menghitung informasi melalui logika empiris. Istilah-istilah dalam definisi operasional
harus dapat diuji dan mempunyai rujukan empiris.
Ada beberapa peneliti menganggap bahwa konsep sama dengan definisi operasional,
jika ini terjadi maka akan menimbulkan permasalahan. Definisi operasional berbeda
dengan konsep, sehingga definisi operasional antara satu penelitian dengan
penelitian lainnya akan berbeda, meskipun topiknya sama.
Tahapan Pengukuran
Pengukuran variabel yang bersifat kualitatif tidak bisa secara langsung
dilakukan. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk
melakukan pengukuran, antara lain:
a) Tentukan simbol yang akan digunakan untuk mengukur variabel
atau karakteristik yang diteliti.
b) Tentukan dimensi atau indikator yang tepat sebagai alat pengukur.
c) Tentukan skala yang digunakan, baik untuk variabel yang diukur
maupun alat ukur.
d) Tentukan kriteria yang digunakan untuk masing-masing skala
penilaian.
e) Jabarkan dimensi atau indikator ke dalam item-item observasi.
f) Untuk melihat kecocokan alat ukur, lakukan uji validitas dan
reliabilitas.
Jenis- Jenis Validitas
Validitas Keterangan
Content Validity Ukuran telah cukup mengukur sebuah konsep?
Face Validity Apakah “ahli” mengesahkan bahwa instrumen telah
mengukur apa yang seharusnya diukur?
Criterion Related Apakah ukuran dibedakan sehingga dapat membantu dalam
Validity memprediksi variabel kriteria?
Concurrent Validity Apakah ukuran dibedakan sehingga dapat membantu dalam
memprediksi variabel kriteria saat ini?
Predictive Validity Apakah ukuran dibedakan sehingga dapat membantu dalam
memprediksi variabel kriteria masa depan?
Construct Validity Apakah instrumen yang ada sesuai dengan konsep teori?
Convergent Validity Apakah kedua instrumen dalam mengukur konsep berkorelasi
tinggi?
Descriminant Validity Apakah ukuran memiliki korelasi yang rendah dengan variabel
yang seharusnya tidak berhubungan dengan variabel?
Penyusunan Daftar Pertanyaan
Peneliti harus memperhatikan beberapa faktor diantaranya:
9) Susun instruksi mudah dibaca dan dapat dimengerti, gunakan layout yang
menarik dan tidak membosankan
10) Jangan memandang rendah responden
11) Gunakan tata bahasa yang baik tetapi jangan sifatnya terlalu formal dan
gunakan pertanyaan yang sederhana jangan terlalu panjang dan
kompleks
12) Hindari istilah yang tidak umum
13) Hindari pertanyaan dan jawaban yang berulang dan tidak perlu
14) Perhatikan waktu dan privacy responden
15) Pertanyaan yang sulit dan sifatnya sensitive diletakan pada akhir bagian
pertanyaan
16) Lakukan pratest sebelum melakukan pengumpulan data yag sebenarnya
17) Jangan lupa mengucapkan terima kasih pada akhir pertanyaan.
Langkah-langkah dalam Menyusun Daftar Pertanyaan