Anda di halaman 1dari 80

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan
komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun, 2006).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Makhfudli, 2009).
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak
melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang
sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit
(Wahit, 2011). Dari penjelasan diatas maka kelompok tertarik membahas
mengenai konsep dasar keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan
komunitas di wilayah Desa Pembantanan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten
Banjar.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Menerapkan konsep keperawatan komunitas guna meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat desa pembantanan di wilayah
Kecamatan Sungai Tabuk RT 07- RT 12.
1
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas desa pembantanan
Wilayah Kecamatan Sungai Tabuk RT 07- RT 12 selama 5 minggu
diharapkan mahasiswa dapat:
a. Melakukan pengkajian keperawatan di desa Pembantanan Wilayah
Kecamatan Sungai Tabuk RT 07- RT 12.
b. Mengidentifikasi Rumusan Masalah kesehatan dan keperawatan yang
ada di desa Pembantanan Wilayah Kecamatan Sungai Tabuk RT 07 –
RT 12.
c. Melakukan MMD I, MMD II, dan MMD III.
d. Melakukan intervensi bersama masyarakat alaternatif untuk
memecahkan masalah yang telah teridentifikasi.
e. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut yang ada di desa
Pembantanan Wilayah Kecamatan Sungai Tabuk RT 07 – RT 12.

C. Manfaat
1. Teoritis
Konsep keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan komunitas ini
diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman praktis dalam
melakukan asuhan keperawatan kepada komunitas.
2. Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
1) Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Profesi Ners
Universitas Sari Mulia khususnya dibidang keperawatan
komunitas.
2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengebangan model
as partners praktik kperawatan komunitas selanjutnya
b. Bagi Komunitas/ Klien
1) Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk,
kesehatan lingkungan perumahan, Pendidikan dan permasalahan
kesehatan yanga da serta pelayanan social yang ada / kegiatan
social kemasyarakatan.
2) Mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2
3) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti, dan
menyadari masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian
masalah kesehatan yang ada di masyarakat
c. Bagi Mahasiswa
1) Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman langsung dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas, keluarga dan
kelompok khusus (Lansia, Anak Sekolah).
2) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat
3) Belajar menjadi model professional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas
4) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis dan bijaksana,
dalam menghadapi dinamika masyarakat.
5) Meningkatkan keterampilan komunikasi,kemandirian dan
hubungan interpersonal.
d. Bagi Perawat Komunitas
1) Upaya menyiapkan tenaga perawat yang professional, berpotensi
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
2) Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya.
e. Bagi Puskesmas
f. Memberikan gambaran tenatang masalah kesehatan dan kegiatan-
kegiatan POKJAKES sehingga diharapkan dapat melakukan intervensi
keperawatan dan berupaya untuk mengatasi maslaah kesehatan
dimasyrakat serta memberdayakan masyarakat dalam program kerja
yang telah di bentuk di desa Pembantanan Wilayah Kecamatan Sungai
Tabuk RT 07 – RT 12.

3
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Definisi Keperawatan Komunitas
a. Komunitas
Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas
sebagai suatu kelompok sosial yang di tentutkan oleh batas-batas
wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa
saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan
yang lainnya. Menurut Harnilawati (2013) komunitas sebagai
sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam
hidupnya.
Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013)
komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang
merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas,
dengan norma dan nilai yang telah melembaga.
1) Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial dan spritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia (Harnilawati, 2013)
2) Keperawatan Komunitas
Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas
mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu
masyarakat mengindentifikasi masalah kesehatan tersebut sesuai
dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka
meminta bantuan kepada orang lain. Kesatuan yang unik dari
praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan pada
pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri

4
sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai
keluarga, kelompok khusus atau masyarakat. Praktik Keperawatan
komunitas (communiy health nursing practice) merupakan sintesi
teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk promosi,
pemeliharaan dan perawatan kesehatan populasi melalui pemberian
pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan kelompok yag
mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas (Stanhope
dan Lancaster, 2010). Keperawatan kesehatan komunitas adalah
praktek melakukan promosi kesehatan dan melindungi kesehatan
masyarakat dengan menggunakan pendekatan ilmu keperawatan,
ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada
tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat (Anderson
& McFarlane, 2011).

2. Paradigma Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen
pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan. Sebagai
sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu,
keluarga dan masyarakat.
a. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien. mempengaruhi
seluruh anggota keluarga tersebut.
b. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri
5
dan aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga
merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu :
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam
kelompoknya sendiri.
3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit
yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi
seluruh anggota keluarga tersebut.
c. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur
oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan
memiliki identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam
keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan
melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah
proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan
produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang
mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan
dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan.
Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit
akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada
pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit
asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang
satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Keperawatan dalam
keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk
pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu,
keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk
6
pelayananprofessional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara
komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan
manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis,
sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.

3. Ruang Lingkup Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas,
kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
a. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat.
2) Peningkatan gizi.
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan.
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan.
5) Olahraga secara teratur.
6) Rekreasi.
7) Pendidikan seks.
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil.

7
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,
puskesmas maupun kunjungan rumah.
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas
ataupun di rumah.
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-
anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit
atau masalah kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin dan nifas.
4) Perawatan payudara.
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap
kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,
misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui
kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti
penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan.
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
e. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga
dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya
adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena
menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-
kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna
wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan
8
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang
mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar
masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan
penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan
dapat dimengerti.

4. Falsafah Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan
pelayanan terhadap pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-
spritual) terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada
strategi pencegahan penyakit dan peningkatan pencegahan. Falsafah yang
melandasi komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma
keperawatan secara umum yaitu manusia atau kemanusia merupakan titik
sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-
nilai dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigma
keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar, 
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur
sbg berikut :
a. Manusia
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien  yang
berada pada lokasi atau batas geografi  tertentu yang memiliki  niliai-
nilai, keyakinan dan minat  yang  relatif  sama serta adanya interaksi
satu sama lain  untuk mencapai tujuan.
b. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan
yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal  atau pengaruh disekitar klien yang
bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
d. Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk  menekan  stressor, melalui 
pencegahan primer, sekunder dan tersier. (Efendi Ferry dan Makhfudli,
2009).
9
5. Tujuan Dan Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan
dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai
berikut :
1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health
general community ) dengan mempertimbangkan permasalahan
atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi
keluarga, individu, dan kelompok. 
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
1) Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah
tersebut
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi

6. Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari:
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari
aspek biologi, psikologi, social dan spritual.
b. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara

10
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
2) Ibu hamil
3) Bayi baru lahir
4) Balita
5) Anak usia sekolah
6) Usia lanjut
d. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
e. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
f. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita.

7. Prinsip Keperawatan Komunitas


Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa  prinsip, yaitu :
11
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang  besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2009).
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
(Riyadi, 2007).
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan
upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas (Mubarak, 2009).
e. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan  beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).

8. Fungsi Keperawatan Komunitas


a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannnya di bidang kesehatan.
c. Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
12
d. Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat
proses penyembuhan (Mubarak,2006).

9. Peran Perawat Komunitas


Peran merupakan seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dam unit social
(Robbins, 2002). Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam
maupun dari luar dan  bersifat stabil. Banyak peranan yang dapat dilakukan
oleh perawat kesehatan masyarakat oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah (Widyanto, 2014):
a. Pemberi Asuhan Keperawatan (Care provider )
Peran perawat sebagai care provider ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat berupa asuhan keperawatan
masyarakat yang utuh (holistic) serta berkesinambungan
(komprehensif). Asuhan keperawatan dapat diberikan secara langsung
maupun secara tidak langsung pada berbagai tatanan kesehatan
meliputi puskesmas, ruang rawat inap puskesmas,  puskesmas
pembantu, puskesmas keliling sekolah, panti, posyandu, dan keluarga.
b. Peran Sebagai Pendidik ( Educator)
Peran sebagi pendidik (educator) menuntut perawat untuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat  baik di rumah, puskesmas dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang optimal. Perawat bertindak sebagai
pendidik kesehatan harus mampu mengkaji kebutuhan klien yaitu
kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat, pemulihan kesehatan
dari suatu penyakit, menyusun program  penyuluhan atau pendidikan
kesehatan baik sehat maupun sakit. Misalnya  penyuluhan tentang
nutrisi, senam lansia, manajemen stress, terapi relaksasi, gaya hidup
bahkan penyuluhan mengenai proses terjadinya suatu penyakit

13
c. Peran sebagai konselor (Counselor)
Peran sebagai konselor melakukan konseling keperawatan sebagai
usaha memecahkan masalah secara efektif. Pemberian konseling dapat
dilakukan dengan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. Peran sebagai panutan (Role Mode)
Peran kesehatan masyarakat harus dapat member contoh yang baik
dalam  bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tatacara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat.
e. Peran sebagai pembela (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
fungsinya melalui pelayanan social yang ada pada masyarakat.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk didalamnya  peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.
f. Peran sebagai manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan  pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
g. Peran sebagai kolaborator
Peran sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerja
sama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat
proses penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama
merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada
tahap proses keperawatan. Tindakan ini  berperan sangat penting untuk
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan
h. Peran sebagai penemu kasus (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta
berdampak terhadapat status kesehatan melalui kunjugan rumah,

14
pertemuan-pertemuan observasi dan pengumpulan data (Widyanto,
2014).
1) Peran Pada Invidu Atau Keluarga.
2) Sebagai pelaksana kesehatan.
3) Sebagai pendidik.
4) Sebagai konselor.
5) Sebagai peneliti.
i. Perawat kesehatan masyarakat sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada anak
ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan
mengikut sertakan keluarga maupun masyarakat sekolah dalam
perencanaan pelayanan . Fokus utama perawat kesehatan sekolah
adalah siswa dan lingkungannya dan sasaran penunjang adalah guru
dan kader.  
j. Peran dalam bidang kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip
keperawatan dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja
dalam segala bidang  pekerjaan. Perawat kesehatan kerja
mengaplikasikan praktik keperawatan dalam upaya memenuhi
kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat ditatanan industry,
pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas dan lain-lain.
k. Perawatan kesehatan di rumah
Perawatan kesehatan dirumah adalah bagian dari rangkaian perawatan
kesehatan umum yang disediakan pada individu dan keluarga untuk
meningkatkan, memelihara dan memulihkan kesehatan guna
memaksimalkan kesehatan dan meminimalkan penyakit. (Ilmi, 2011).

10. Tingkat Pencegahan Keperawatan Komunitas


Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri
dari tiga tingkat yaitu (Mubarak, 2009) :
a. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup
15
peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik.
Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik
pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup
tindakan spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen
spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum yaitu
memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil,
penyuluhan gizi bayi dan balita.
b. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit
lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang
mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder
misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
c. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami
kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan
kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita
patah tulang.

11. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi
intervensi keperawatan komunitas antara lain :
a. Proses kelompok (group process) 
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan
yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan
masalah  kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya
sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang
mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas

16
penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-
pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok. 
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran
dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan
tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan
No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan;
baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi
maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman
bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

B. PROSES ASUHAN KOMUNITAS


1. Pengkajian Komunitas
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan
untuk mengenal komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negatif
yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga
sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan merancang strategi
promosi kesehatan. Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan
sosialisasi program perawatan kesehatan komunitas serta program apa saja
yang akan dikerjakan bersama–sama dalam komunitas tersebut. Pengkajian
dilakukan dengan teknik survey atau sensus terhadap tiap responden / tiap
keluarga, kemudain hasil pengkajian tersebut dituangkan kedalam tiap-tiap
dimensi diatas dalam bentuk pengklasifikasian data/tabulasi data sehingga
akan terlihat bagaimana distribusi datanya. Pada tahap pengkajian ini
17
terdapat beberapa kegiatan yaitu mulai dari pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah perioritas.
Kumpulan individu/ keluarga di komunitas merupakan “Core“ dari asuhan
keperawatan komunitas. Demografi, populasi, nilai- nilai, keyakinan dan
riwayat individu termasuk riwayat kesehatannya, serta dipengaruhi pula
oleh delapan sub sistem: fisik dan lingkungan perumahan, pendidikan ,
keselamatan dan transportasi, politik dan kebijakan pemerintah, kesehatan
dan pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi.
Data inti :
a. Usia yang berisiko.
b. Pendidikan.
c. Jenis kelamin.
d. Pekerjaan.
e. Agama.
f. Keyakinan.
g. Nilai – nilai.
h. Riwayat komunitas, yang dapat merupakan stressor timbulnya
gangguan Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :
1) Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang
terdiri: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-
nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
2) Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty
Neuman) :
a) Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan,
sirkulasi dan kepadatan. Pendidikan: Apakah ada sarana
pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan.
b) Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal:
Apakah tidak   menimbulkan stress.
c) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan:
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas
mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.

18
d) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi
dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan
sudah terjadi.
e) System komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi misalnya televisi,
radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
f) Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara
keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum
Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga  upaya
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau,
misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status
ekonomi tersebut.
g) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan
apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini
hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi
stress.
3) Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistic, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR,
MMR, serta cakupan imunisasi.
Data Subsistem :
a. Physical Environment Perumahan yang dihuni penduduk, apakah
penerangan, sirkulasi, kepadatannya merupakan stressor bagi
penduduk.
b. Education
(Status pendidikan, sarana pendidikan) apakah dapat digunakan untuk
peningkatan pengetahuan.
c. Safety & Transportation (Pelayanan perlindungan: kebakaran, polisi,
sanitasi; Transportasi : berupa jalan dan sarana angkutan ) di
lingkungan tempat tinggal, apakah tidak menimbulkan stress.
d. Politics & Government Politik dan kebijakan pemerintah ( tingkat RT,
RW, Lurah, Camat dan lainlain) apakah cukup menunjang sehingga

19
memudahkan komunitas mendapat pelayanan diberbagai bidang
termasuk kesehatan.
e. Health & Social Services (PKK, Karang taruna, panti , LKMD,
Posyandu dan lain-lain) apakah tersedia untuk melakukan deteksi dini
pada gangguan / merawat / memantau apabila gangguan sudah terjadi.
f. Communication
(Formal : koran, radio, TV ; informal : papan pengumuman, poster dan
sebagainya) apakah sarana komunikasi dapat dimanfaatkan di
komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan
gangguan kesehatan, misalnya televisi, radio, koran, leaflet yang
diberikan kepada komunitas.
g. Economics
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai
dengan UMR (Upah Minimum Regional / individu/ bulan) dibawah
atau diatas sehingga upaya pelayanan, misalnya anjuran untuk
konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut.
h. Recreation
apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka, biayanya apakah terjangkau
oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas
unyuk mengurangi stress. Langkah pengkajian :
1) Mengumpulkan data primer
a) Wawancara
(1) Masyarakat.
(2) Tokoh masyarakat.
(3) Kader.
(4) Aparat kelurahan / desa.
(5) Pemerintah Daerah setempat.
a) Observasi
(1) Norma.
(2) Nilai.
(3) Keyakinan.
(4) Struktur kekuatan.
(5) Proses penyelesaian masalah.
(6) Dinamika kelompok masyarakat.
20
(7) Pola komunikasi.
(8) Situasi/ kondisi lingkungan wilayah.
2) Mengumpulkan data sekunder
Dilakukan dengan cara mencatat data dan informasi dari sumber
yang relevan untuk wilayah yang menjadi tanggung
jawabnya.misalnya catatan kelahiran, kematian, cakupan
pelayanan.

3) Membahas data yang terkumpul


Kegiatan yang dilakukan yaitu Lokakarya mini atau pertemuan
khusus pada forum koordinasi. Melalui pembahasan ini
dirumuskan masalah serta mencari penyebabnya.
a) Dimensi Lokasi
(data Dimensi lokasi bisa mengambil dari data
Rt/Rw/Desa/Kecamatan).
(1) Batasan Komunitas
(a) Batas wilayah dan peta wilayah dari tempat praktek.
(b) Karakteristik batasan wilayah (zona wilayah).
(c) Lokasi Pelayanan Kesehatan.
- Tempat dan jarak pelayanan kesehatan.
- Cara mencapai lokasi yankes.
(2) Gambaran Geografis
(a) Kesuburan dan peta topografi.
(b) Kemiringan dan ketinggian tanah.
(3) Iklim
(a) Curah hujan dan kelembaban.
(b) Prakiraan musim hujan dan kemarau.
(4) Flora dan Fauna
(a) Jenis tanaman.
(b) Jenis hewan (ternak dan liar).
(5)  Lingkungan buatan
(a) Sarana Olah Raga.
(b) Saranan Rekreasi.
(c) Lingkungan pemukiman.
21
b) Dimensi Populasi
(1) Ukuran
(a) Jumlah Penduduk : ………. Jiwa
(b) Laki-laki :………..Jiwa(……%)
(c) Perempuan :………..Jiwa (……%)
(2) Jumlah kepala Keluarga : ………. KK
(3) Kepadatan
(a) Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah
keseluruhan
(b) Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah
pemukiman
(c) Distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur dan
jenis kelamin:
NO Kelompok Umur L P Jumlah %
1
2
Jumlah

c) Disribusi penduduk menurut tingkat pendidikan


No Tingkat Pendidikan Jumlah %
1
2
Jumlah
d)     Distribusi penduduk menurut Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah %
1
2
Jumlah
e) Budaya Penduduk
(1) Latar Belakang budaya / etnik penduduk
(2)  Sejarah Budaya Penduduk
f) Mobilitas Penduduk
(1) Jenis Kependudukan (penduduk menetap /penduduk
sementara

22
(2) Pemanfaatan waktu oleh penduduk (berdasarkan struktur
keluarga & berdasarkan jenis pekerjaan.
2. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data,
dengan langkah–langkah sebagai berikut :
a. Klasifikasi / katagori data
b. Perhitungan persentasi
c. Tabulasi data
d. Interprestasi data
1) Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi
oleh masyarakat.
Adapun macam – macam analisa data di komunitas adalah :
a. Analisa Korelasi
Mengembangkan tingkat hubungan, pengaruh dari dua atau lebih sub –
variabel yang diteliti menggunakan perhitungan secara statistik.
Contoh : Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap penderita
TBC dengan status kesehatan fisik : fungsi pernafasan.
b. Analisa data berdasarkan kelompok data / data fokus yang dianggap
sebagai masalah.
1) Insiden penyakit terbanyak.
2) Keluhan yang paling banyak dirasakan.
3) Pola / perilaku yang tidak sehat.
4) Lingkungan yang tidak sehat.
5) Pemanfaatan layanan kesehatan yang kurang efektif.
6) Peran serta masyarakat yang kurang mendukung.
7) Target / cakupan program yang kurang tercapai.
c. Analisa faktor – faktor yang berhubungan dengan masalah atau
lazimnya disebut dengan etiologi.
1) Faktor budaya masyarakat.
2) Pengetahuan yang kurang.
3) Sikap masyarakat yang kurang mendukung.
23
4) Dukungan yang kurang dari pemimpin formal dan informal.
5) Kurangnya Kader kesehatan masyarakat.
6) Kurangnya fasilitas pendukung masyarakat.
7) Kurang efektifnya pengorganisasian.
8) Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif.
9) Pelayanan kesehatan yang kurang memadai.
10) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit.
11) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan.
12) Faktor finansial.
13) Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan
yang kurang efektif.
d. Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data yang diperoleh, maka dapat diketahui
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat
yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Namun, masalah
yangtelah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh
karena itu, perawat komunitas harus membuat prioritas masalah.
e. Prioritas Masalah
Prioritas Masalah Kriteria penentuan prioritas masalah kesehatan
masyarakat dan keperawatan diantaranya adalah:
1) Perhatian masyarakat.
2) Prevalensi kejadian.
3) Berat ringannya masalah.
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi.
5) Tersedianya sumber daya masyarakat.
6) Aspek politis.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang
ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran tentang
masalah dan status kesehatan masyarakat yang nyata ( aktual ), resiko /
resiko tinggi, dan potensial.
Aktual: dimana karakteristiknya adalah adanya data mayor (utama)
sehingga masalah cukup valid untuk diangkat.

24
a. Resiko dan Resiko tinggi: dimana karakteristiknya adalah adanya
faktor – faktor dikomunitas yang beresiko.
b. Potensial / Wellnes / Sejahtera: menggambarkan keadaan sehat
dikomunitas. Diagnosa ini perlu diangkat dengan tujuan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kondisi komunitas yang sudah
sehat tersebut dengan kegiatan promotif dan preventif. Komponen
utama diagnosa keperawatan, Yaitu:
1) Problem ( masalah )
2) Etiologi ( penyebab )
3) Sign / Siptom ( tanda / gejala )
a) Problem (Masalah)
Merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya tidak terjadi, dengan mengacu pada
klasifikasi masalah menurut OMAHA, yaitu :
(1) Pemilikan Lingkungan:
(2) Pendapatan
(3) Sanitasi
(4) Pemukiman
(5) Keamanan pemukiman / tempat kerja
(6) Pemilikan Psikososial:
(a) Komunikasi dengan sumber masyarakat
(b) Kontak sosial
(c) Perubahan peranan
(d) Kegelisahan agama
(e) Stabilitas sosial
(f) Penelantaran anak / remaja
(g) Pertumbuhan dan perkembangan
(h) Pemilikan Fisiologis
(i) Pendengaran
(j) Pengelihatan
(k) Berbicara dan bahasa
(l) Fungsi neuromuskuler
(m)Respirasi
(n) Sirkulasi
25
(o) Digesti
(p) Pemilikan Yang Berhubungan Dengan Kesehatan
(q) Nutrisi
(r) Pola istirahat
(s) Aktifitas fisik
(t) Kebersihan perorangan
(u) Penyalahgunaan obat
(v) Keluarga berencana
b) Etiologi (Penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan
yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan
yang meliputi :
(1) Faktor budaya masayarakat
(2) Pengetahuan yang kurang
(3) Sikap masyarakat yang kurang mendukung
(4) Dukungan yang kurang dari pemimpin formal atau
informal
(5) Kurangnya Kader kesehatan masyarakat
(6) Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat
(7) Kurang efektifnya pengorganisasian
(8) Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif
(9) Pelayanan kesehatan yang kurang memadai
(10) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan
penyakit
(11) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur perawatan
kesehatan
(12) Faktor finansial
(13) Komunikasi / koordinasi dengan sumber pelayanan
kesehatan kurang efektif
c) Sign / Symptom ( tanda / gejala )
(1) Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
(2) Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
(3) Data – data yang menunjang timbulnya masalah

26
Untuk menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus
mengandung 2 komponen tersebut diatas, disamping
mempertimbangkan hal–hal sebagai berikut :
(a) Kemampuan masyarakat untuk menaggulangi masalah
(b) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
(c) Partisipasi dan peran serta masyarakat
4. Perencanaan
Rencana keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan ang akan dilakukan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien. Jadi, perencanaan asuhan keperawatan kesehatan
masyarakat disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah
ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusunharus mencakup elemen-
elemen berikut ini.
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan. Rencana keperawatan yang
disusun harus mencakup :
a. Merupakan tujuan keperawatan yang akan dicapai.
b. Rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan.
c. Kriteria hasil untuk mencapai tujuan.
d. Merumuskan Tujuan
Kriteria rumusan tujuan :
1) Berfokus kepada masyarakat
2)  Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistik
5) Waktu relative dibatasi ( jangka pendek dan jangka panjang)
6) Melibatkan peran serta masyarakat
e. Formulasi rumusan tujuan keperawatan
1) Satuan subyek masyarakat ( S= Subjek )
2) Perilaku masyarakat ( P= Predikat )
3) Satuan predikat ( kondisi yang melengkapi perilaku masyarakat/
K.1= Kondisi )

27
4) Kriteria untuk menentukan pencapaian tujuan (K.2= Kriteria
Rumus : Formulasi : T = S + P + K.1 + K.2 Selain itu, dalam
perumusan tujuan juga dibuat hal-hal berikut ini: Dibuat
berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan.
Perilaku yang diharapkan berubah.
S : Specific.
M : Measurable atau dapat diukur.
A : Attainable atau dapat dicapai.
R : Relevan/realistis atau sesuai.
T : Time-Bound atau waktu tertentu.
S : Sustainable atau berkelanjutan.

f. Rencana Tindakan Keperawatan


Langkah – langkah dalam perencanaan :
1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan.
2) Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan.
3) Libatkan peran serta masyarakat dalam penyusunan perencanaan
(MMD / lokakarya mini).
4) Pertimbangan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia.
5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi
kebutuhan yang sangat dirasakan masayarakat.
6) Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7) Tindakan harus bersifat realistik
8) Disusun secara berurutan
5. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tesebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dibandingkan dengan membandingkan antara
tingkat kemandirian masyarakat dalam prilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang
telah ditetapkan atau diluruskan sebelumnya.
a. Macam-macam evaluasi
b. Formatif dan sumatif
28
c. Input, proses, output
d. Fokus evaluasi :
1) Relevansi. Apakah program diperlukan? Program yang ada atau
baru?
2) Perkembangan atau kemajuan. Apakah pelaksanaan sesuai dengan
perencanaan? Bagaimana staf, fasilitas, dan jumlah peserta?
3) Efisiensi biaya (cost efficiency). Bagaimana biayanya? Apa
keuntungan dari program tersebut?
4) Efektivitas. Apakah tujuan tercapai? Apakah klien puas? Apakah
fokus pada formatif dan apa hasil jangka pendek yang diperoleh?
5) Impact. Bagaimanakah dampak jangka panjang? Apakah ada
perubahan prilaku dalam 6 minggu, 6 bulan, atau 1 tahun ke
depan? Dan apakah status kesehatan masyarakat meningkat?
e. Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian
1) Membandigkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan
yang telah disediakan
2) Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan tahap pelaksanaan
3) Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
f. Kegunaan penilaian
1) Untuk menentukan perkembangan perawatan kesehatan
masyarakat yang diberikan
2) Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktifitas asuhan
keperawatan yang diberikan
3) Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
4)   Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus
baru dalam proses keperawatan.
g. Hasil evaluasi
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaiitu
1) Tujuan tercapai :Apakah individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat telah menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan

29
2) Tujuan tercapai sebagai :Apakah tujuan tidak tercapai secara
maksimal sehingga perlu dicari penyebab, cara memperbaiki, dan
mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai :Apabila individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali,
bahkan timbul masalah baru. Diperlukan pengkajian secara
mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis,
tindakan, dan faktor-faktor yang lain yang tidak sesuai dan menjadi
penyebab tidak tercapainya tujuan.

30
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. TAHAP PERSIAPAN
Tahap persiapan dilakukan hari Kamis tanggal 1-11-2019 pada tahap
persiapan ini kelompok mencetak format pengkajian. Dan pendataan
dilakukan pada hari Jumat 02-11-2019 sampai selasa 05-11-2019.
2. TAHAP PELAKSANAAN
A. Pengkajian Komunitas
Pengkajian dilakukan pada hari Jumat 02-11-2019 sampai Selasa 05-
11-2019. Pendataan dilakukan di Desa Pembantanan Kecamatan
Sungai Tabuk Kabupaten Banjar RT 07 – RT 12.. Jumlah keluarga
yang berhasil didata adalah 300 KK.
B. Pengolahan data
1) Demografi
Berdasarkan hasil pengkajian semua rumah klien yang memiliki
jendela sebanyak 94% dan tidak memiliki jendela 6 %.
Penggunaan jendela yang di buka sebanyak 59,7%, kadang-kadang
31,7%, dan tidak dibuka 2.7%. luas jendela <10% sebanyak 67 %
dan >10% sebanyak 33,%. Vektor yang banyak disekitar rumah
yaitu lalat sebanyak 18 %, kecoa 1%, dan nyamuk 81%. Jenis
lantai yang digunakan di wilayah RT 07 – RT 12 tegel 1%, plester
2,3% dan papan 96,7%. Jenis dinding yaitu tembok penuh 0.7%,
papan kayu 97,3, gedek/bilik 0.7% dan setengah tembok 0,7%.
Pencahayaan masyarakat di wilayah RT 07 – RT 12 masuk kedalam
rumah 92,3% dan tidak masuk kedalam rumah 7,7%. Kebersihan
rumah 84% bersih dan tidak bersih sebanyak 16%. Sedangkan
untuk penyebab rumah tidak bersih adalah tidak 82,7% adanya sisa
makanan 4,3%, sampah 9,7%, dan debu 9,7 %. Kebersihan halaman
bersih 87,3% dan tidak bersih 12,7%. Jarak sumber mata air dengan
penampungan kotoran <10 meter 67,7% dan >10 meter 32,3%.
Keadaan Air Minum jernih 87,3% dan berbau 38%.
Sumber Air untuk masak dan minum mata air 0.7%, kolam 0,3%,
sungai 93% dan air PAM 7%. Air untuk mandi dan mencuci sumur

31
gali 0,7%, dan sungai 99,3%. Tempat penampungan air berlumut
21,3%, tidak berlumut 76,3%, ada jentik nyamuk 1,7%, tidak ada
jentik nyamuk 0,7%. Penampungan air minum tertutup 79,0%,
berbau 21,%.
Pembuangan sampah dengan dikumpulkan dan dibakar sebanyak
65,7%, dibuang ke sungai 28,3%, ditimbun kedalam tanah
sebanyak 4,3% dan sembarangan 1,7%. Keadaan tempat sampah
banyak lalat 31,7%, bau busuk 17,7%, banyak kecoa 0,7% dan
terpelihara 50%. Tempat BAB sungai 66,7%, jamban cemplung
sendiri 26,3%., jamban angsatrine sendiri 5,3% dan jamban
angsatrine umum sebanyak 1,7 %.
Adanya polusi udara di wilayah RT 07 – RT 12 di Desa
Pembantanan 5,7%, tidak ada polusi sebanyak 94,3%. Sumber
polusi yang ada di Wilayah Desa Pembantanan RT 07 – RT 12
tidak ada polusi 95,7%, pabrik 0,3% dan lain-lain 4%.
Kondisi jamban 58,3% terpelihara dan 41,7% tidak terpelihara.
2) Politik dan Pemerintahan
Cara pembentukan kelompok masyarakat di wilayah Desa
Pembantanan RT 07 – RT 12 dipilih oleh masyarakat 100% dan
pembentukan ketua kelompok juga di pilih oleh masyarakat 100%.
Asprasi di sampaikan melalui pertemuan rutin 73,4%, perintah
atasan 1,3%, dan diberi kebebasan penyampaian ke kades 9,0%,
pengajian 16,3%.
3) Komunikasi
Masyarakat mendapatkan informasi mengenai kesehatan melalui
radio 1,7%, koran 0,7%, edaran desa 7%, Telivisi.45,7%,
penyuluhan posyandu 43,7% dan papan pengumuman 1,3%.
4) Ekonomi
Sarana ekonomi yang berada di wilayah Desa Pembantanan RT 07
– RT 12 adalah warung. Penghasilan rata-rata warga perbulan
adalah 250.000 – 500.000 62,7%. <250.000 sebanyak 10% dan
500.000 25,3% dan lain-lain 2,6%. Warga yang memiliki alokasi
dana untuk pemeliharaan kesehatan. 39,7% dan tidak sebanyak
60,3%. Alasan masyarakat tidak memiliki alokasi dana kesehatan
32
adalah 51% dan lain-lain 9,0% dan 40% sudah punya dana alokasi
kesehatan.
5) Transportasi dan Keamanan
Sarana transportasi umum yang ada di wilayah Desa Pembantanan
RT 07 – RT 12 tersebut adalah ojek 6%, lain-lain 94%. Keadaan
jalan di wilayah Desa Pembantanan RT 07 – RT 12 tersebut dapat
di lewati oleh motor sepanjang musim. Rata-rata warga di wilayah
Desa Pembantanan RT 07 – RT 12 pergi ke puskesmas dengan
jalan kaki 6,0%, naik sepeda 13,7%,naik sepeda motor 61,7%,dan
lain-lain yaitu sebora 21,7%.
6) Pendidikan
Sarana Pendidikan yang ada di wilayah Desa Pembantanan RT 07 –
RT 12 tidak ada sekolah 22%, SMP 32%, SD 46%. Program
kesehatan yang terdapat di sekolah tersebut adalah UKS 46%,
dokter kecil 30,7%, pemeriksaan kesehatan 1,3%, UKGS 20,3%
dan PMR 1,7%.
7) Rekreasi
Masyarakat rekreasi ke taman 40,3%, pantai 7,7%, Kebun Binatang
3%, lain-lain 49%. Frekuensi melakukan rekreasi kadang-kadang
84,3%, 2 kali 5,7%, 1 kali 6%, dan >3kali sebanyak 4%.
8) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Mayoritas masyarakat di wilayah tersebut menderita penyakit gatal-
gatal 61,7%, ISPA 9%, Asma 3%, diare 1%, TBC 1%, Hipertensi
22,7% dan lain-lain 1,3%. Jenis pelayanan kesehatan yang paling
membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan berjumlah
263 yang berkunjung ke puskesmas dengan persentase 87,7%, yang
mengatasi kesehatan dengan mendatangi dokter praktik sebanyak
13 orang dengan persentasi sebanyak 4,3%. Yang berkunjung ke
perawat atau mantri sebanyak 12 orang dengan persentasi sebanyak
4,0% , Rumah Sakit seabnyak 1 dengan persentasi 3%, yang
berkunjung ke posyandu sebnyak 10 orang dengan persentase 3,3%,
bidan praktek 1 orang dengan persentasi 3%. Bentuk pelayanan
yang di perlukan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
warga mengatakan dana sebanyak 39 orang atau dengan persentasi
33
sebanyak 13%, fasilitas kesehatan yang adekuat sebanyak 178
orang dengan persentase 59,3%, sedangkan warga yang
menyebutkan bahwa bentuk pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
oleh masyarakat dengan fasilitas kesehatan yang bermutu baik
sebanyak 83 orang dengan jumlah persentasi 27,7%. Masyarakat
yang perlu mendapat pengarahan informasi kesehatan menyatakan
tidak berjumlah 39 orang dengan persentasi 13%, secara individu
sebanyak 178 orang dengan persentasi berjumlah 59,3%, secara
kelompok sebanyak 83 orang dengan jumlah persentasi 27,7%.
Kunjungan petugas kesehatan puskesmas Ya sebanyak 67 orang
dengan persentasi 22,3%, Ya, 1 bulan sekali sebanyak 103 orang
dengan jumlah persentasi 34,3%, Ya, Jika dipanggil sebanyak 40
orang dengan jumlah persentasi 13,3%, tidak pernah dikunjungi
sebanyak 90 orang dengan jumlah persentasi 30,0%. Waktu yang
baik untuk memberikan penyuluhan kesehatan pagi 200 orang
dengan jumlah persentasi 66,7%, siang 38 orang dengan jumlah
persentasi 12,7%, sore 62 orang dengan persentasi sebanyak 20.7%.
Tempat penyuluhan kesehatan yang diminati oleh warga adalah
rumah 196 orang dengan jumlah persentasi 65,3%, pengajian 66
orang dengan persentasi 22%, arisan 34 orang dengan persentasi
11,3%, dan lain-lain 4 orang dengan persentasi 1,3%.
9) Pertumbuhan Keperawatan Komunitas Masalah Balita
Frekuensi yang memiliki KMS 96,8% dan tidak memiliki
KMS 3,2%. Sedangkan untuk Frekunsi alasan tidak memiliki
KMS yaitu Pergi keposyadu 93,5%, tidak pernah keposyandu 3,2%
dan tidak sempat keposyandu 3,2%. Untuk bayi dan baliat Dalam
waktu 1 hari berapa banyak bayi makan yaitu 1 kali 22.6%, 2 kali
67.7%, 3 kali 9.7% Jenis Frekuensi makanan yang dimakan,
makanan pokok saja 19.4%, makanan pokok dan adanya protein
hewani atau nabati 32.3%, makanan pokok, prtein dan sayur buah
48.4%. a Frekunsi Jenis pantangan makanan Ya 35.5%, dan Tidak
64.5% adapun Frekunsi Pengadaan bahan makanan yang dimakan
membeli 12.9%, masak sendiri 87.1% bahkan untuk Frekunsi
Pemberian ASI eklusif pada bayi Ya 29%, Tidak 71% Dan
34
Frekuensi Alasan ibu yang tidak memberikan ASI eklusif pada bayi
yang diberikan ASI 12.9%, Produksi ASI yang kurang 51.6%,
Estetika 35.5% adapun Frekunesi Pemberian Vitamin A untuk Ya
ada 96.8%, dan Tidak 3.2% sedangakan Frekunsi Kepemilikan
Kartu KMS yang memiliki keluarga Ya 87.1%, dan Tidak 12.9%
dan untuk Frekunsi Kemampuan keluarga dalam membaca buku itu
ada KMS Ya 35.5% , sedangkan untuk ada Tidak 64.5%.
10) Perkembangan Bayi Balita
Frekunsi imunisasi dasar pada bayi, sebagian besar bayi sudah
melakukan imunisasi yaitu Ya 100% dan untuk jenis Frekunsi
Imunisasi yang telah dilakukan BCG ada 3.2%, DPT2-Poli 2 3.2%,
dan ada Hepatitis 3.5%
11) Keluarga Berencana
Frekuensi yang menjadi akseptor KB 86,8%, yang pernah
tetapi tidak lagi saat ini 10,5%, dan yang tidak menjadi akseptor KB
2,6%. Frekuensi jenis KB yang digunakan yaitu tidak mengunakan
KB 7,9%, Pil 57,9%, Suntik 28,9%, dan susuk KB 5,3%. Pada
Frekuensi alasan yang tidak mengikuti program KB yaitu
Mengunakan KB 78,9% Takut 5,3%, Agama 2,6% dan Ingin
memiliki anak (Tidak punya anak) 13,2%. Frekuensi alasan
mengunkan pil atau suntik yaitu mudah mengunakan KB 13,2%,
petugas yang memilih 26,3%, dan tidak tau 2,6%. Frekuensi alasan
yang tidak mengunkan KB lagi yaitu Tidak cocok 5,3% dan lain-
lain 2,6%. Frekuensi informasi yang didapatkan tentang KB yaitu
Tidak mendapatkan informasi KB 5,3%, Petugas kesehatan 92,1%
dan toma atau toga 2,6%.
12) Pengkajian Masalah Lansia
Frekuensi jumlah lasia yang ada didesa pembantanan dari RT
7-12 Y 100% Frekuensi umur pada lansia dari 55-59 37.5%, 60-69
41.7% dan pada umur >70 20.8% Frekuensi keluhan penyakit pada
lansia Ya 64.6% dan yang Tidak 35.4% Frekuensi Jenis penyakit
yang diderita oleh lansia Tidak Ada Keluhan 29.2%, Hipertensi
52.1%, Diabetes Melitus 2.1%, Rematik 14.6%, TBC 2.1%
Frekunsi Penanganan penyakit yang telah dilakukan oleh lansia
35
Berobat Kepraktik Tenaga Kesehatan 39.6%, berobat sarana
kesehatan 50% dan diobati sendiri 10.4% Faktor kecelakaan fisik
yang dialami oleh lansia Lantai Licin 22.9%, Tenaga Rapuh atau
Tanpa Pengaman 33.3%, Terdapat Selokan terbuka atau Jurang
22.9% dan disebabkan Lain-lain 20.8 Frekunsi Makanan yang
seimbang bagi lansia Menghadapi makanan dengan porsi kecil dan
hangat 18.8%, memberikan makanan yang mudah dicernah 16.7%,
menghidangkan makanan yang berfariasi 31.2%, memotifasi lansia
untuk makan sayur dalam porsi kecil yang besar 16.7%,
Memberikan makanan sesuai selera 12.5% dan mengurangi
makanan yang berupa gula murni, garam, lemak jenuh 4.2% Pola
makan pada lansia Baik: lebih 5 14.6%, Cukup: 5-3 64.6% dan
kurang: 3 20.8% Aktifitas olah raga lansia Ya 64.6% dan Tidak
35.4% Jenis olah raga yang sering dilakukan lansia Tidak olah raga
8.3%, Berkebun atau pekerjaan rumah 58.3%, jalan-jalan 31.2%,
joging 2.1% Bantuan yang di butuhkan untuk lansia Dana 29.2%,
Pelayanan Kesehatan 58.3%, Penyuluhan Kesehatan atau
Kerohanian 12.5%.

36
BIODATA KELUARGA
Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (N) Persentasi (%)

Laki-Laki 452 48.1


Perempuan 487 51.9
Total 939 100.0
Keterangan :
Berdasarkan tabel karakteristik Warga Rt 7, 8, 9, 10, 11, 12 berdasarkan jenis
kelamin dapat diketahui bahwa dari 300 Warga, di dapatkan bahwa jenis kelamin
perempuan yaitu (51.9%), sedangkan responden Laki-laki yaitu (48.1%).

Umur

Umur Frekuensi (N) Persentasi (%)

Balita 84 8.9

Anak-Anak 98 10.4

Remaja Awal 84 8.9

Remaja Akhir 140 14.9

Dewasa Awal 144 15.3

Dewasa Akhir 190 20.2

Lansia Awal 111 11.8

Lansia Akhir 63 6.7

Manula 25 2.7

Total 939 100.0

Keterangan :
Berdasarkan tabel karakteristik Warga Rt 7, 8, 9, 10, 11, 12 berdasarkan Umur
dapat diketahui bahwa dari 300 Warga, di dapatkan bahwa Dewasa akhir yaitu
(20.2%), Dewasa awal yaitu (15.3%), Remaja akhir yaitu (14.9%), Lansia awal
yaitu (11.8%), Anak-Anak yaitu (10.4%), Remaja Awal yaitu (8.9%), Balita yaitu
(8.9%), Lansia akhir yaitu (6.7%), Manula yaitu (2.7%).

Agama

37
Agama Frekuensi (N) Persentasi (%)

Islam 939 100.0

Keterangan:
Berdasarkan tabel karakteristik Warga Rt 7, 8, 9, 10, 11, 12 berdasarkan Agama
dapat diketahui bahwa dari 300 Warga, di dapatkan bahwa (100%) beragama
islam.

PENDIDIKAN

Pendidikan Frequency Percent

Tidak Sekolah 111 11.8

Tidak tamat SD/MI 96 10.2

Tamat SD/MI 488 52.0

Tamat SMP/MTS 118 12.6

Tamat SMA/MA 122 13.0

Tamat D1/D2/D3 4 .4

Total 939 100.0

Keterangan:
Berdasarkan tabel karakteristik Warga Rt 7, 8, 9, 10, 11, 12 berdasarkan
Pendidikan dapat diketahui bahwa dari 300 Warga, di dapatkan Tamat SD/MI
(52%), Tamat SMA/MA (13.0%), Tamat SMP/MTS (12.6%), Tamat Sekolah
(11.8), Tidak Tamat SD/MI (10.2%), Tamat D1/D2/D3 (0,4%).
PEKERJAAN

No Pekerjaan Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Tidak Bekerja 256 27.3

2 Sekolah 191 20.3

3 PNS 3 .3

4 Pegawai Swasta 9 1.0

5 Pedagang 78 8.3

6 Petani 349 37.2

7 Nelayan 27 2.9

8 Buruh 20 2.1

38
9 Lainnya 6 0.6

Total 939 100

Keterangan:
Berdasarkan tabel karakteristik Warga Rt 7, 8, 9, 10, 11, 12 berdasarkan Pekerjaan
dapat diketahui bahwa dari 300 Warga, di dapatkan yang bekerja sebagai Petani
(37.2%), Tidak bekerja (27.3%), Sekolah (20.3%), Pedagang 8,3%, Petani 37,2%,
Nelayan 2,9%, Buruh 2,1%, dan Lainya 0,6%.

LINGKUNGAN FISIK
A. Data Lingkungan Fisik
1. Perumahan
a. Jendela

No Jendela Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Ya 282 94
2 Tidak 18 6
Total 300 100

b. Keadaan Jendela

No Membuka Jendela Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Tidak ada jendela 18 6
2 Ya 179 59.7
3 Kadang-kadang 95 31.7
4 Tidak 8 2.7
Total 300 100

c. Luas Jendela

No Luas Jendela Frekuensi (N) Persentase (%)


1 <10% 201 67
2 >10% 99 33
Total 300 100

d. Vektor Yang Ada Dilingkungan

No Vektor Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Lalat 54 18
2 Kecoa 3 1
3 Nyamuk 243 81
Total 300 100

e. Air Untuk Masak dan Minum

39
No Sumber Air Frekuensi (N) Persentase (%)
1 Mata Air 2 0.7
2 Kolam 1 0.3
3 Sungai 278 92.7
4 PAM 19 6.3
Total 300 100

f. Air Mandi dan Mencuci

No Air Mandi dan Mencuci Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Sumur Gali 2 0.7
2 Sungai 291 97
3 Mata Air 7 2.3
Total 300 100

g. Jenis Lantai

No Jenis Lantai Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Tanah 1 0.3
2 Tegel/Kramik 2 0.7
3 Plester 7 2.3
4 Papan 290 96.7
Total 300 100

h. Jenis Dinding

No Air Mandi dan Mencuci Frekuensi (N) Persentase (%)


1 TembokPenuh 2 0.7
2 Papan Kayu 292 97.3
3 Gedek/Bilik 4 1.3
4 Setengah Tembok 2 0.7
Total 300 100

i. Luas Jendela

No LuasJendela Frekuensi (N) Persentase (%)


1 <10% 201 67.0
2 >10% 99 33.0
Total 300 100

j. Pencahayaan

No Pencahayaan Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Masuk dalam rumah 277 92.3
2 Tidak masuk dalam rumah 23 7.7
Total 300 100

k. Kebersihan Rumah

40
No Kebersihan Rumah Frekuensi (N) Persentase (%)
1 Bersih 252 84.0
2 Tidak Bersih 48 16.0
Total 300 100

l. Penyebab Tidak Bersih

No Penyebab Tidak Bersih Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Tidak Ada 248 82.7
2 Sisa Makanan 13 4.3
3 Sampah 10 3.3
4 Debu 29 9.7
Total 300 100

m. Kebersihan Halaman

No Kebersihan Halaman Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Bersih 262 87.3
2 Tidak Bersih 38 12.7
Total 300 100
n. Jarak Mata Air

No Kebersihan Halaman Frekuensi (N) Persentase (%)


1 <10 Meter 203 67.7
2 >10 Meter 97 32.3
Total 300 100

o. Keadaan Air Minum

No Keadaan Air Minum Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Jernih 206 68.7
2 Berbau 94 31.3
Total 300 100

p. Gentong

No Gentong Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Berlumut 64 21.3
2 TidakBerlumut 229 76.3
3 Ada JentikNyamuk 5 1.7
4 Tidak Ada JentikNyamuk 2 0.7
Total 300 100

q. Penampungan Air Minum

No Penampungan Air Minum Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Tertutup 237 79.0
2 Berbau 63 21.0
Total 300 100

41
r. Sampah

No Sampah Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Dikumpulkan&dibakar 197 65.7
2 Disungai 85 28.3
3 DitimbunKedalam Tanah 13 4.3
4 Sembarang 5 1.7
Total 300 100

s. Keadaan Tempat Sampah

No Keadaan Tempat Sampah Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Banyak Lalat 95 31.7
2 Bau Busuk 53 17.7
3 Banyak Kecoa 2 0.7
4 Terpelihara 150 50.0
Total 300 100

t. Tempat BAB

No Tempat BAB Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Sungai 182 60.7
2 Selokan 17 5.7
3 Sembarang Tempat 1 0.3
4 Jamban Cemplung Sendiri 79 26.3
5 Jamban Angsa Sendiri 16 5.3
6 Jamban Angsa Umum 3 1.0
7 Lain-Lain 2 0.7
Total 300 100

u. Polusi Udara dan Limbah

No Polusi Udara dan Limbah Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Ya 17 5.7
2 Tidak 283 94.3
Total 300 100

v. Sumber Polusi

No Keadaan Tempat Sampah Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Tidak Ada Polusi 287 95.7
2 Pabrik 1 0.3
3 Lain-Lain 12 4.0
Total 300 100

w. Kondisi Jamban

No Kondisi Jamban Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Terpelihara 175 58.3
2 Tidak Terpelihara 125 41.7
42
Total 300 100

x. Pembentukan Kelompok Masyarakat

Pembentukan Kelompok
No Frekuensi (N) Persentase (%)
Masyarakat
1 Dipilih Masyarakat 299 99.7
2 Lain-Lain 1 0.3
Total 300 100

y. Pemilihan Ketua Kelompok Masyarakat

Pemilihan Ketua Kelompok


No Frekuensi (N) Persentase (%)
Masyarakat
1 Dipilih Masyarakat 297 99.0
2 Ditetapkan Pejabat 1 0.3
3 Lain-Lain 2 0.7
Total 300 100

z. Aspirasi

No Aspirasi Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Pertemuan Rutin 212 70.7
2 Perintah Atasan 4 1.3
3 Diberi Kebebasan 27 9.0
Penyampaian Ke Kades
4 Pengajian 49 16.3
5 Lain-Lain 8 2.7
Total 300 100

aa. Informasi Kesehatan

No Informasi Kesehatan Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Radio 5 1.7
2 Koran/Majalah 2 0.7
3 Edaran Desa 21 7.0
4 TV 137 45.7
5 Penyuluh Posyandu 131 43.7
6 Papan Pengumuman RW/Desa 4 1.3
Total 300 100

bb. Saranana Ekonomi

No Sarana Ekonomi Frekuensi (N) Persentase (%)


1 KUD 1 0.3
2 Lain-Lain 299 99.7
Total 300 100

cc. Industri

43
No Industri Frekuensi (N) Persentase (%)
1 Peralatan Rumah Tangga 1 0.3
2 Makanan 299 99.7
Total 300 100

dd. Penghasilan

No Penghasilan Frekuensi (N) Persentase (%)


1 <250.000 30 10.0
2 >500.000 76 25.3
3 250.000-500.000 188 62.7
4 Lain-Lain 6 2.0
Total 300 100

ee. Alokasi Dana

No Alokasi Dana Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Ya 119 39.7
2 Tidak 181 60.3
Total 300 100

ff. AlasanTidak

No AlasanTidak Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Punya BPJS 1 40.0
2 Penghasilan Tidak Cukup 299 51.0
3 Lain-Lain 9.0 9.0
Total 300 100

gg. Sarana Transpotrasi

No Sarana Transportasi Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Bis 1 0.3
2 Andong 2 0.7
3 Angkutan 15 5.0
4 Lain-Lain 282 94.0
Total 300 100

hh. Keadaan Jalan

No Keadaan Jalan Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Dapat Dilewati Mobil 3 1.0
2 Dapat Dilewati Mobil Saat 4 1.3
Kemarau
3 Dapat Dilewati Sepeda Motor 288 96.0
4 Dapat Dilewati Jalan Kaki 5 1.7
Total 300 100

ii. Transportasi Kepuskesmas


44
No Transportasi Kepuskesmas Frekuensi (N) Persentase (%)
1 Jalan Kaki 6 2.0
2 Naik Sepeda 41 13.7
3 Naik Sepeda Motor 185 61.7
4 Mobil 9 3.0
5 Lain-Lain 59 19.7
Total 300 100

jj. Sarana Pendidikan

No Sarana Pendidikan Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Tidak Sekolah 66 22.0
2 TK 1 0.3
3 SD 138 46.0
4 SMP 95 31.7
Total 300 100

kk. Program Kesehatan

No Program Kesehatan Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Tidak Ada Sekolah 66 22.0
2 Ya 161 53.7
3 Tidak 73 24.3
Total 300 100

ll. Program Apa

No Program Apa Frekuensi (N) Persentase (%)


1 UKS 138 46.0
2 Dokter Kecil 92 30.7
3 Pemeriksaan Kesehatan 4 1.3
4 UKGS 61 20.3
5 PMR 5 1.7
Total 300 100

mm. Rekreasi

No Program Apa Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Taman 121 40.3
2 Pantai 23 7.7
3 Kebun Binatang 9 3.0
4 Lain-Lain 147 49.0
Total 300 100

nn. Berapa Kali

No Berapa Kali Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Kadang-Kadang 253 84.3

45
2 2 Kali 17 5.7
3 1 Kali 18 6.0
4 >3 Kali 12 4.0
Total 300 100

oo. Penyakit

No Penyakit Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Gatal-Gatal 185 61.7
2 ISPA 27 9.0
3 Asma 10 3.3
4 Diare 3 1.0
5 TBC 3 1.0
6 Demam Berdarah 3 1.0
7 Hipertensi 65 21.7
8 Lain-Lain 4 1.3
Total 300 100

pp. BentukPelayanan

No BentukPelayanan Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Dana 39 13.0
2 Fasilitas Kesehatan Adekuat 178 59.3
3 Fasilitas Kesehatan Mutu Baik 83 27.7
Total 300 100

qq. Pelayanan Kesehatan

No PelayananKesehatan Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Puskesmas 263 87.7
2 Dokter Praktek 13 4.3
3 Perawat / Mantri 12 4.0
4 RS 1 0.3
5 Bidan Praktek 1 0.3
6 Posyandu 10 3.3
Total 300 100

rr. Tanggapan Kepetugas

No Tanggapan Kepetugas Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Dana 39 13.0
2 Fasilitas Kesehatan Adekuat 178 59.3
3 Fasilitas Kesehatan Mutu Baik 83 27.7
Total 300 100

ss. Informasi Kesehatan

46
No Informasi Kesehatan Frekuensi (N) Persentase (%)
1 Tidak 39 13.0
2 Ya, secara individu 178 59.3
3 Ya, Secara Kelompok 83 27.7
Total 300 100

tt. Kunjungan

No Kunjungan Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Ya 67 22.3
2 Ya, 1 bulan sekali 103 34.3
3 Ya, Jika dipanggil 40 13.3
4 Tidak Pernah 90 30.0
Total 300 100

uu. Waktu Penyuluhan

No Waktu Penyuluhan Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Pagi 200 66.7
2 Siang 38 12.7
3 Sore 62 20.7
Total 300 100

vv. Tempat Penyuluhan

No Tempat Penyuluhan Frekuensi (N) Persentase (%)


1 Rumah 196 65.3
2 Pengajian 66 22.0
3 Arisan 34 11.3
4 Lain-Lain 4 1.3
Total 300 100

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS MASALAH BALITA

Memiliki KMS
No Memiliki KMS Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Ya 30 96.8 %

2 Tidak 1 3.2 %

Total 31 100

Frekuensi yang memiliki KMS 96,8% dan tidak memiliki KMS 3,2%.

Alasan Jika Tidak memiliki KMS


47
No Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Pergi Keposyandu 29 93.5 %

2 Tidak Pernah Keposyandu 1 3.2 %

3 Tidak sempat keposyandu 1 3.2 %

Total 31 100 %
Frekunsi alasan tidak memiliki KMS yaitu Pergi keposyadu 93,5%, tidak pernah
keposyandu 3,2% dan tidak sempat keposyandu 3,2%.

Berapa kali bayi makan

No Berapa kali bayi makan Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 1 kali 7 22.6 %

2 2 Kali 21 67.7%

3 3 Kali 3 9.7%

Total 31 100 %
Dalam waktu 1 hari berapa banyak bayi makan 1 kali 22.6%, 2 kali 67.7%, 3 kali
9.7%

Jenis makanan

No Jenis makanan Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Makanan Pokok Saja 6 19.4%

2 Makanan Pokok + protein


10 32.3%
hewani atau nabati

3 Makanann Pokok + Protein +


15 48.4%
sayur/buah

Total 31 100%
Frekuensi Jenis makanan yang dimakan, makanan pokok saja 19.4%, makanan
pokok dan adanya protein hewani atau nabati 32.3%, makanan pokok, prtein dan
sayur buah 48.4%.

Jenis Pantangan

48
No Jenis Pantangan Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Ya 11 35.5%

2 Tidak 20 64.5%

Total 31 100%
Frekunsi Jenis pantangan makanan Ya 35.5%, Tidak 64.5%

Pengandaan Bahan makanan

No Pengandaan Bahan makanan Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Membeli 4 12.9%

2 Masak sendiri 27 87.1%

Total 31 100%
Frekunsi Pengadaan bahan makanan yang dimakan membeli 12.9%, masak sendiri
87.1%

Pemberian ASI

No Pemberian ASI Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Ya 9 29%

2 Tidak 22 71%

Total 31 100%
Frekunsi Pemberian ASI eklusif pada bayi Ya 29%, Tidak 71%

Alasan Tidak Memberikan ASI

No Alasan Tidak
Memberikan ASI Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Bayi Diberi ASI 4 12.9%

2 Produksi ASI Kurang 16 51.6%

3 Estetika 11 35.5%

Total 31 100%

49
Frekuensi Alasan ibu yang tidak memberikan ASI eklusif pada bayi yang
diberikan ASI 12.9%, Produksi ASI yang kurang 51.6%, Estetika 35.5%

Vitamin A

No Vitamin A Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Ya 30 96.8%

2 Tidak 1 3.2%

Total 31 100%
Frekunesi Pemberian Vitamin A Ya 96.8%, Tidak 3.2%

Kepemilikan Kartu KMS

No Kepemilikan Kartu
KMS Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Ya 27 87.1%

2 Tidak 4 12.9%

Total 31 100%
Frekunsi Kepemilikan Kartu KMS yang dimiliki keluarga Ya 87.1%, Tidak 12.9%

BB Di KMS

No BB Di KMS Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Meningkat Setiap Bulan 30 96.8%

2 Menurun Satiap Bulan 1 3.2%

Total 31 100%
Frekunsi BB yang ada terdaftar dibuku KMS Meningkat setiap bulan 96.8%,
menurun setiap bulan 3.2%

Keluarga membaca KMS

50
No Keluarga membaca
KMS Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Ya 11 35.5%

2 Tidak 20 64.5%

Total 31 100%
Frekunsi Kemampuan keluarga dalam membaca buku KMS Ya 35.5%, Tidak
64.5%

IMUNISASI
Sudah Imunisasi dasar

No Sudah Imunisasi dasar Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Ya 31 100%
Frekunsi imunisasi dasar pada bayi, sebagian besar bayi sudah melakukan
imunisasi Ya 100%

Jenis Imunisasi

No Jenis Imunisasi Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 BCG 1 3.2%

2 DPT 2 - Poli 2 1 3.2%

3 Hepatitis 29 93.5%

Total 31 100%
Frekunsi Jenis Imunisasi yang telah dilakukan BCG 3.2%, DPT2-Poli 2 3.2%,
Hepatitis 3.5%

KESEHATAN IBU MENYUSUI


Apakah ibu menyusui

51
No Apakah ibu menyusui Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Ya 7 87.5%

2 Tidak 1 12.5%

Total 8 100%
Frequensi jumlah ibu menyusui Ya 87.6% dan Tidak 12.5%

Berapa lama rencana ASI

No Berapa lama rencana ASI Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 tidak memberikan ASI 1 12.5%

2 Sampai 1 bulan 2 25%

3 samapi 4 bulan 1 12.5%

4 sampai 6 bulan 4 50%

Total 8 100%
Frekuensi Berapa lama ibu merencanakan ASI untuk anak nya, Tidak memberikan
ASI 12.5%, 1 bulan 25%, 4 bulan 12.5% dan 6 bulan 50%

Pendidkan kesehan tentang balita dengan ibu menyusui

No Pendidkan kesehan tentang


balita dengan ibu menyusui Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Ya 7 87.5%

2 Tidak 1 12.5%

Total 8 100%
Frekuensi Pendidikan kesehatan tentang balita dengan ibu menyusui Ya 87.5% dan
Tidak 12.5%

Jenis Pendidikan kesehatan yang diterima

52
NO Jenis Pendidikan kesehatan
yang diterima Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 makanan buteki 1 12.5%

2 ASI 7 87.5%

Total 8 100%
Frekuensi Jenis pendidikan kesehatan yang diterima atau didapat Makanan buteki
12.5% dan ASI 87.5%

Tempat pendidkan kesehatan diperoleh

No Tempat pendidkan
kesehatan diperoleh Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Posyandu 5 62.5

2 Rumah bersalin 1 12.5

3 Rumah sakit 2 25.0

Total 8 100.0
Frekuensi Tempat pendidikan kesehatan Posyandu 62.5%, Rumah Bersalin 12.5%
dan Rumah sakit 25%.
Keluarga Berencana
Menjadi akseptor KB

53
No Menjadi akseptor KB Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 ya 33 86.8%

2 pernah, tapi saat ini tidak 4 10.5%

3 tidak 1 2.6%

Total 38 100%
Frekuensi yang menjadi akseptor KB 86,8%, yang pernah tetapi tidak lagi saat ini
10,5%, dan yang tidak menjadi akseptor KB 2,6%.

Jenis KB

No Jenis KB Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 tidak mengunakan KB 3 7.9%

2 Pil 22 57.9%

3 suntik 11 28.9%

4 Susuk KB 2 5.3%

Total 38 100%
Frekuensi jenis KB yang digunakan yaitu tidak mengunakan KB 7,9%, Pil 57,9%,
Suntik 28,9%, dan susuk KB 5,3%.

Alasan tidak mengunakan KB

No Alasan tidak mengunakan KB Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Mengunakan KB 30 78.9%

2 Takut 2 5.3%

3 Agama 1 2.6%

4 ingin anak (tidak punya anak) 5 13.2%

Total 38 100%
Frekuensi alasan yang tidak mengikuti program KB yaitu Mengunakan KB 78,9%
Takut 5,3%, Agama 2,6% dan Ingin memiliki anak (Tidak punya anak) 13,2%.

Alasan mengunakan pil atau suntik

54
No Alasan mengunakan pil atau
suntik Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 tidak menggunakan KB 5 13.2%

2 Mudah cara mengunakanya 22 57.9%

3 petugas yang memilih 10 26.3%

4 tidak tau 1 2.6%

Total 38 100%
Frekuensi alasan mengunkan pil atau suntik yaitu mudah mengunakan KB 13,2%,
petugas yang memilih 26,3%, dan tidak tau 2,6%.

Alasan Tidak mengunkan KB lagi

NO Alasan Tidak mengunkan KB


lagi Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Mengunakan KB 35 92.1%

2 tidak coco (efek samping) 2 5.3%

3 lain-lain 1 2.6%

Total 38 100%
Frekuensi alasan yang tidak mengunkan KB lagi yaitu Tidak cocok 5,3% dan lain-
lain 2,6%.

Informasi Tentang KB

No Informasi Tentang KB Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 tidak mendapatkan informasi


2 5.3%
KB

2 Petugas Kesehatan 35 92.1%

3 Toma atau Toga 1 2.6%

Total 38 100%
Frekuensi informasi yang didapatkan tentang KB yaitu Tidak mendapatkan
informasi KB 5,3%, Petugas kesehatan 92,1% dan toma atau toga 2,6%.

55
PENGKAJIAN MASALAH DENGAN LANSIA
Ada lansia

No Ada lansia Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 iya 48 100.0
Frekuensi jumlah lasia yang ada didesa pembantanan dari RT 7-12 Y 100%

Umur lansia

NO Umur lansia Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 55-59 tahun 18 37.5%

2 60-69 tahun 20 41.7%

3 > 70 tahun 10 20.8%

Total 48 100%
Frekuensi umur pada lansia dari 55-59 37.5%, 60-69 41.7% dan pada umur >70
20.8%

Keluhan penyakit

No Keluhan penyakit Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 ya 31 64.6%

2 tidak 17 35.4%

Total 48 100%
Frekuensi keluhan penyakit pada lansia Ya 64.6% dan yang Tidak 35.4%

Jenis penyakit

56
NO Jenis penyakit Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Tidak ada keluhan 14 29.2%

2 Hipertensi 25 52.1%

3 DM 1 2.1%

4 Rematik 7 14.6%

5 TBC 1 2.1%

Total 48 100%
Frekuensi Jenis penyakit yang diderita oleh lansia Tidak Ada Keluhan 29.2%,
Hipertensi 52.1%, Diabetes Melitus 2.1%, Rematik 14.6%, TBC 2.1%

Penanganan penyakit

No Penanganan penyakit Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 berobat kepraktik tenaga


19 39.6%
kesehatan

2 berobat sarana kesehatan 24 50%

3 diobati sendiri 5 10.4%

Total 48 100%
Frekunsi Penanganan penyakit yang telah dilakukan oleh lansia Berobat Kepraktik
Tenaga Kesehatan 39.6%, berobat sarana kesehatan 50% dan diobati sendiri 10.4%

Faktor kecelakan fisik

57
No Faktor kecelakan fisik Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 lantai licin 11 22.9%

2 tangga rapuh atau tanpa


16 33.3%
pengaman

3 terdapat selokan terbuka


11 22.9%
atau jurang

4 lain-lain 10 20.8%

Total 48 100%
Faktor kecelakaan fisik yang dialami oleh lansia Lantai Licin 22.9%, Tenaga
Rapuh atau Tanpa Pengaman 33.3%, Terdapat Selokan terbuka atau Jurang 22.9%
dan disebabkan Lain-lain 20.8

Makanan seimbang lansia

58
No Makanan seimbang lansia Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Menghadapi makanan
dengan porsi kecil dan 9 18.8%
hangat

2 memberikan makanan
8 16.7%
yang mudah dicerna

3 menghidangkan makanan
15 31.2%
yang berfariasi

4 memotifasi lansia untuk


makan sayur dalam porsi 8 16.7%
kecil yang benar

5 memberikan makan sesuai


6 12.5%
dengan selera

6 mengurangi makanan yang


berupa gula murni, garam, 2 4.2%
lemak jenuh

Total 48 100%
Frekunsi Makanan yang seimbang bagi lansia Menghadapi makanan dengan porsi
kecil dan hangat 18.8%, memberikan makanan yang mudah dicernah 16.7%,
menghidangkan makanan yang berfariasi 31.2%, memotifasi lansia untuk makan
sayur dalam porsi kecil yang besar 16.7%, Memberikan makanan sesuai dengan
selera 12.5% dan mengurangi makanan yang berupa gula murni, garam, lemak
jenuh 4.2%

Pola makanan

No Pola makanan Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Baik : lebih 5 upaya 7 14.6%

2 cukup : 3-5 upaya 31 64.6%

3 kurang : 3 upaya 10 20.8%

Total 48 100%
Pola makan pada lansia Baik: lebih 5 14.6%, Cukup: 5-3 64.6% dan kurang: 3
20.8%
Aktivitas olahraga

59
No Aktivitas olah raga Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 Ya 31 64.6%

2 tidak 17 35.4%

Total 48 100%
Aktifitas olah raga lansia Ya 64.6% dan Tidak 35.4%
Jenis Olahraga

No Jenis Olah raga Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 tidak olahraga 4 8.3%

2 Berkebun atau pekerjaan


28 58.3%
rumah

3 jalan-jalan 15 31.2%

4 joging 1 2.1%

Total 48 100%
Jenis olah raga yang sering dilakukan lansia Tidak olah raga 8.3%, Berkebun atau
pekerjaan rumah 58.3%, jalan-jalan 31.2%, joging 2.1%
Bantuan yang dibutuhkan

No Bantuan yang dibutuhkan Frekuensi (N) Persentasi (%)

1 dana sehat 14 29.2%

2 pelayanan kesehatan 28 58.3%

3 Penyuluhan kesehatan atau


6 12.5%
kerohanian

Total 48 100%
Bantuan yang di butuhkan untuk lansia Dana 29.2%, Pelayanan Kesehatan 58.3%,
Penyuluhan Kesehatan atau Kerohanian 12.5%.

3. ANALISA DATA

KATEGORI DATA RINGKASAN KESIMPULAN


LAPORAN

60
PHBS  Sebagian besar Perilaku Kesehatan
masyarakat Cenderung beresiko
 Gaya Hidup
minum
menggunakan air
sungai 66,7%
 Keadaan fisik air
minum berbau
21,3%
 Makanan yang
dikonsumsi
masyarakat
kebanyakan
sesuai selera dan
kesukaan tidak
mengacu pada
diet sehat.
 Kebersihan
makanan tidak
terjaga karena
menggunakan air
sungai untuk
memasak
 Masyarakat
kurang Aktif
berolahraga.
 Sebagian besar
masyarakat tidak
mencuci tangan
 Kesehatan
sebelum makan.
Lingkungan
 Penyuluhan
tentang PHBS
belum dilakukan
di desa

61
Pembantanan.
 Sebagian
masyarakat
mengatakan
banyak vector
yang dapat
membahayakan
kesehatan yaitu
nyamuk,kecoa
dan lalat.
 Rumah tidak
bersih 16%
 Cahaya tidak
masuk ke dalam
rumah sebanyak
7,7%
 Halaman tidak
bersih 12,7%
 Sampah dibuang
sembarangan
1,7%
 BAB disungai
66,7%
 Jamban tidak
dipelihara 41,7%

Derajat Kesehatan  Sebagian Ketidakefektifan


penduduk Pemeliharaan Kesehatan
 Kejadian
memiliki kejadian
Kesakitan
kesakitan.
 Sebagian Dari
300 KK yang
didata 194 adalah

62
penduduk dewasa
akhir

 Sebagian
Masalah Kesehatan
penduduk dewasa
Spesifik
awal memiliki
 Kesehatan keluhan seperti
Dewasa gatal-gatal.
 Sebagian dari
yang didata
61,7% mengalami
gatal-gatal, ISPA
9%, Asma 3,3%,
dan hipertensi
21,7%.
 Sebagian besar
masyarakat
dewasa merokok
 Kurangnya
kesadaran untuk
pergi ke sarana
kesehatan seperti
puskesmas.
 Kurangnya
pengetahuan
untuk mengobati
dan Kontrol dari
penyakit yang
dialami.

63
Masalah
No A B C D E F G H I J K Total Prioritas
kesehatan
1 Perilaku 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 38 1
Kesehatan
Cenderung
Beresiko
2 Ketidakefektifan 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 35 2
Pemeliharaan
Kesehatan

Keterangan :

A. Resiko Terjadi
B. Resiko Parah
C. Potensial Untuk Pendidikan Kesehatan
D. Minat Masyarakat
E. Mungkin Diatasi
F. Sesuai Dengan Program Pemerintah
G. Tempat
H. Waktu
I. Dana
J. Fasilitas Kesehatan

64
K. Sumber Daya

Keterangan Pembobotan:

Skor nilai 1 : Sangat Rendah


Skor nilai 2 : Rendah
Skor nilai 3 : Cukup
Skor nilai 4 : Tinggi
Skor nilai 5 : Sangat Tinggi

65
4. Diagnosa Keperawatan Komunitas
a. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada warga RT 07 – RT 12
sehubungan dengan ketidakmampuan masyarakat dalam memodifikasi
lingkungan.
1) Sebagian besar masyarakat minum menggunakan air sungai
66,7%
2) Keadaan fisik air minum berbau 21,3%
3) Makanan yang dikonsumsi masyarakat kebanyakan sesuai selera
dan kesukaan tidak mengacu pada diet sehat.
4) Kebersihan makanan tidak terjaga karena menggunakan air
sungai untuk memasak
5) Masyarakat kurang Aktif berolahraga.
6) Sebagian besar masyarakat tidak mencuci tangan sebelum
makan.
7) Penyuluhan tentang PHBS belum dilakukan di desa
Pembantanan.
8) Sebagian masyarakat mengatakan banyak vector yang dapat
membahayakan kesehatan yaitu nyamuk,kecoa dan lalat.
9) Rumah tidak bersih 16%
10) Cahaya tidak masuk ke dalam rumah sebanyak 7,7%
11) Halaman tidak bersih 12,7%
12) Sampah dibuang sembarangan 1,7%
13) BAB disungai 66,7%
14) Jamban tidak dipelihara 41,7%

b. Ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan Pada Warga RT 07 – RT 12


sehubungan dengan ketidakmampuan warga dalam memanfaatkan
sarana kesehatan

66
1) Sebagian penduduk memiliki kejadian kesakitan.
2) Sebagian Dari 300 KK yang didata 194 adalah penduduk dewasa
akhir
3) Sebagian penduduk dewasa awal memiliki keluhan seperti gatal-
gatal.
4) Sebagian dari yang didata 61,7% mengalami gatal-gatal, ISPA 9%,
Asma 3,3%, dan hipertensi 21,7%.
5) Sebagian besar masyarakat dewasa merokok
6) Kurangnya kesadaran untuk pergi ke sarana kesehatan seperti
puskesmas.
7) Kurangnya pengetahuan untuk mengobati dan Kontrol dari penyakit
yang dialami.

5. Intervensi Keperawatan Komunitas

DATA DIAGNOSIS NOC NIC


KEPERAWATAN
Kode Diagnosis Kod Hasil Kod Intervensi
e e
 Sebagian besar 00188 Perilaku Prevensi Prevensi Primer
masyarakat Kesehatan Primer 6402 Dukungan
minum cenderung 1606 Partisipasi perlindungan
menggunakan beresiko dalam 5210 Panduan antisipasi
air sungai pada promosi 6710 Promosi kesehatan
66,7% warga kesehatan 7040 Dukungan pemberi
 Keadaan fisik Desa 1602 Perilaku asuhan
air minum Pembantan promosi 7100 Promosi integritas
berbau 21,3% an RT 07- kesehatan keluarga
 Makanan yang RT 12 1603 Perilaku 7130 Pemeliharaan
dikonsumsi mencari proses keluarga
masyarakat kesehatan 7140 Dukungan keluarga

67
kebanyakan 1613 Perawatan Terapi keluarga
sesuai selera diri sendiri 7150 Peningkatan peran
dan kesukaan 2204 Hubungan
tidak mengacu pasien- 5510 Pendidikan
pada diet sehat. pengasuh Kesehatan
 Kebersihan 2205 Kinerja
makanan tidak pemberi
terjaga karena asuhan
menggunakan keperawatan
air sungai 1854 Pengetahua
untuk memasak n : diet
 Masyarakat sehat
kurang Aktif 1855 Pengetahua
berolahraga. n : gaya
 Sebagian besar hidup sehat Prevensi
masyarakat Sekunder
tidak mencuci Prevensi 7320 Manajemen kasus
tangan sebelum 2506 Sekunder 5510 Pendidikan
makan. Kesehatan kesehatan

 Penyuluhan emosi 8700 Program

tentang PHBS pemberi pengembangan

belum 2508 asuhan 8750 Pemasaran social

dilakukan di Kesehjahter Manajemen

desa 2600 aan 8820 penyakit

Pembantanan. pengasuh Manajemen

 Sebagian 2602 Koping 6484 lingkungan

masyarakat keluarga 6520 Skrining kesehatan

mengatakan 2606 Fungsi 6610 Identifikasi resiko

banyak vector keluarga Surveilans

yang dapat Status komunitas

68
membahayakan 2603 kesehatan 4350
kesehatan yaitu keluarga Manajemen
nyamuk,kecoa 2605 Integrasi Perilaku
dan lalat. keluarga 7620 Pengontrolan
 Rumah tidak Partisipasi Berkala
bersih 16% keluarga
 Cahaya tidak dalam
masuk ke perawatan
dalam rumah 1902 secara
sebanyak 7,7% professional
 Halaman tidak 2013 Kontrol
bersih 12,7% resiko

 Sampah Keseimbang

dibuang 1621 an pola

sembarangan hidup

1,7% Kepatuhan

 BAB disungai perilaku:diet

66,7% sehat

 Jamban tidak
dipelihara Prevensi Prevensi Tersier

41,7%. Tersier 5000 Membangun


Partisipasi hubungan yang
2605 tim 5440 kompleks
kesehatan Peningkatan
dalam Sistem Dukungan
keluarga
Dukungan
1504 social
Perilaku
pemeriksaan

69
1634 kesehatan
pribadi
 Sebagian 00099 Ketidakefe Prevensi Prevensi Primer
penduduk ktifan Primer
memiliki pemelihara 5510 Pendidikan
kejadian an 1823 Pengetahua kesehatan
kesakitan. kesehatan n; promosi 5520 Memfasilitasi
 Sebagian Dari pada kesehatan pembelajaran
300 KK yang warga Pengetahua Pengajaran
didata 194 Desa 1805 n; perilaku 5604 kelompok
adalah Pembantan sehat Pengajaran
penduduk an RT 07- Pengetahua 5618 prosedur/tindakan
dewasa akhir RT 12 1855 n; Gaya
hidup Sehat
 Sebagian
penduduk Prevensi Prevensi
dewasa awal Sekunder Sekunder
memiliki Kepatuhan Manajemen
keluhan seperti 1600 perilaku 4305 perilaku
gatal-gatal. Perilaku Modifikasi
 Sebagian dari 2602 promosi 4360 perilaku
yang didata kesehatan 7320 Manajemen Kasus
61,7% Partisipasi 7620 Pengontrolan
mengalami 1606 dalam berkala
gatal-gatal, pengambila 6520 Skrining kesehatan
ISPA 9%, n keputusan
Asma 3,3%, perawatan
dan hipertensi kesehatan
21,7%. Kontrol
 Sebagian besar 1608 gejala

70
masyarakat Kontrol
dewasa resiko
merokok Status
 Kurangnya 2701 kesehatan
kesadaran komunitas
untuk pergi ke Efektivitas
sarana program
kesehatan komunitas
seperti 2808 Kontrol
puskesmas. resiko
 Kurangnya komunitas;
pengetahuan 2802 Penyakit
untuk Efektivitas
mengobati dan skrining
Kontrol dari kesehatan
penyakit yang 2807
dialami. Prevensi
Tersier 8500
Perilaku
mencari Prevensi Tersier
Penggunaan 8700 Pengembangan
1621 Sumber Kesehatan
yang ada di Masyarakat
2211 komunitas Pengembangan
08 Program

BAB IV

PEMBAHASAN

71
A. PENGKAJIAN KOMUNITAS
Pengkajian dilakukan dari hari Jumat 02-11-2019 sampai Selasa 05-11-
2019. Pendataan dilakukan di Desa Pembantanan Kecamatan Sungai Tabuk
Kabupaten Banjar RT 07 – RT 12.. Jumlah keluarga yang berhasil didata adalah
300 KK. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan
wawancara, kuesioner, dan observasi. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok
berupa Windshield Survey¸pendataan, tabulasi data, penapisan masalah di
wilayah RT 07 – RT 12 di Desa Pembantanan Kecamatan Sungai Tabuk
Kabupaten Banjar.
Tanggal 30 – Oktober – 2019 dilakukan Musyawarah Mufakat Desa I
didesa pembantanan RT 07 – RT 12 didapatkan hasil dari MMD I berdasarkan
keputusan bersama yaitu terbentuk nya struktur POKJAKES (Kelompok Kerja
Kesehatan) RT 07 – RT 12, kemudian dilakukan penandatanganan
Memorandum of Understanding. Berdasarkan tabulasi data Analisa binaan RT
07 -RT 12 di Desa Pembantanan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar
didapatkan permasalahan kesehatan masyarakat yang paling banyak mengenai
Agregat Dewasa.

B. PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Perencanaan keperawatan yang diambil adalah Perilaku kesehatan
cenderung beresiko dan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan. resiko
tejadinya penyakit dan perilaku kesehatan cenderung beresiko.
1. Merencanakan MMD I di Posko Kesehatan Kelompok 2 di RT 10 Desa
Pembantanan
2. Merencanakan MMD II di Posko Kesehatan Kelompok 2 di RT 10 Desa
Pembantanan
3. Merencanakan Penyuluhan tentang PHBS (cuci tangan bersih) di SDN
Pembantanan 1 dan SDN Pembantanan 2
4. Merencanakan Penyuluhan tentang Program Asi Eksklusif dan pemeriksaan
tumbuh kembang anak di posyandu Desa Pembantanan.

72
5. Merencanakan sosialisasi tentang PHBS (Mandi, Cuci, Kakus) di lapangan
Bulu Tangkis RT 11 Desa Pembantanan.
6. Merencanakan Program Penghijauan menanam pohon buah di pinggiran
jalan desa Pembantanan RT 07 - RT 12.
7. Merencanakan pengkajian MMSE (Mini Mental Status Exam) di pengajian
desa Pembantanan RT 07 - RT 12.
8. Merencanakan Penyuluhan tanda dan gejala stroke di pengajian desa
Pembantanan RT 07 - RT 12.
9. Merencanakan Penyuluhan tentang NAPZA dengan cara menonton bersama
Dan Evaluasi Dengan Cerdas Cermat di SDN 1 PEMBANTANAN dan SDN
2 PEMBANTANAN
10. Merencanakan pemeriksaan konsultasi kesehatan tekanan darah,
pemeriksaan gula darah, asam urat dan kolestrol di Pengajian Desa
Pembantanan pengajian desa Pembantanan RT 07 - RT 12 dan posko
kesehatan kelompok 2 RT 10.
11. Merencanakan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar di Lapangan Bulu Tangkis
RT 11 Desa Pembantanan.

C. PELAKSANAAN
Dilakukan dengan kegiatan penegakan diagnosis masalah yang banyak terjadi
pada masyarakat dibinaan RT 07- RT 12 di Desa Pembantanan Kelurahan
Sungai Tabuk Kabupaten Banjar.
1. Melakukan kegiatan MMD I di Posko Kesehatan Kelompok 2 di RT 10 Desa
Pembantanan pada hari Rabu, 30 Oktober 2019
2. Melakukan kegiatan MMD II di Posko Kesehatan Kelompok 2 di RT 10
Desa Pembantanan pada hari Kamis, 07 November 2019
3. Melakukan kegiatan Penyuluhan tentang Program Asi Eksklusif,PHBS, MP-
ASI pada hari Rabu, 20 November 2019
4. Melakukan kegiatan pemeriksaan tumbuh kembang anak di posyandu
Harapan Mama 2 Desa Pembantanan 14 November 2019

73
5. Melakukan kegiatan pengkajian MMSE (Mini Mental Status Exam) pada
hari Selasa, 19 November 2019 di pengajian desa Pembantanan RT 07 - RT
12
6. Melakukan kegiatan Penyuluhan tentang NAPZA dan Seks Pra Nikah di
Usia Sekolah dengan cara menonton bersama Dan Evaluasi Dengan Cerdas
Cermat pada Rabu, 20 November 2019 di SDN 1 PEMBANTANAN dan
SDN 2 PEMBANTANAN
7. Melakukan kegiatan pemeriksaan konsultasi kesehatan tekanan darah,
pemeriksaan gula darah, asam urat dan kolestrol di Lapangan SDN
Pembantanan 1 desa Pembantanan pada Selasa,19 November 2019 dan hari
Jum’at 22 November 2019.
8. Melakukan kegiatan Senam Hipertensi di Lapangan SDN Pembantanan 1
desa Pembantanan pada Selasa, 12 November 2019 , Selasa,19 November
2019 dan hari Jum’at 22 November 2019.
9. Melakukan kegiatan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar pada hari Senin, 25
November 2019 di Lapangan Bulu Tangkis RT 11 Desa Pembantanan.
10. Melakukan kegiatan MMD III di Balai Desa di RT 02 Desa Pembantanan
pada hari Kamis, 28 November 2019.

D. EVALUASI
1. Masalah yang banyak terjadi pada masyarakat RT 07- RT 12 di Desa
Pembantanan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar adalah masalah
kesehatan agregat dewasa.
2. Pelaksanaan kegiatan MMD I di Posko Kesehatan Kelompok 2 di RT 10
Desa Pembantanan pada hari Rabu, 30 Oktober 2019 didapatkan dari hsil
diskusi adalah terbentuknya struktur POKJAKES (Kelompok Kerja
Kesehatan) dan dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding
(MoU)
3. Pelaksanaan kegiatan MMD II di Posko Kesehatan Kelompok 2 di RT 10
Desa Pembantanan pada hari Kamis, 07 November 2019 didapatkan bahwa

74
kegiatan MMD II dapat berjalan lancer dan terlaksana sesuai dengan rencana
yang telah dibuat, sehingga hasil akhir MMD II ini dapat merumuskan
rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada di
RT 07 – RT 12 Di Desa Pembantanan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten
Banjar.
4. Semua Ibu-Ibu dan Anak – anak di wilayah RT 10-11 mengikuti kegiatan
pemeriksaan tumbuh kembang anak dengan DDST, Ibu-ibu juga mengerti
tentang bagaimana meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan dari
anak-anaknya. Permasalahan yang didapatkan dari hasil pengkajian DDST
adalah sebanyak 30 % dari anak-anak yang dilakukan pemeriksaan
mengalami gizi kurang.
5. Semua Lansia di wilayah RT 10 yang dilakukan pemeriksaan MMSE aspek
kognitif nya baik. Lansia mengerti bagaimana menjaga fungsi kognitif.
6. Semua siswa mengetahui tentang seks pra nikah dan NAPZA dengan hasil
penyuluhan didapatkan bahwa sebagian besar peserta mampu menjelaskan
tentang apa itu seks pra nikah dan penyalahgunaan NAPZA.
7. Semua ibu-ibu di wilayah RT 11 yang mengikuti penyuluhan mengenai ASI
eksklusif, MP-ASI,dan PHBS. Mengetahui tentang pengertian MP-ASI, Asi
Eksklusif dan PHBS, mengetahui 10 indikator PHBS rumah tangga,
mengetahui cara pembuatan MP-ASI Kaldu Ceker.
8. Semua masyarakat RT.09, RT.10, dan RT.11 mengetahui tentang pengertian
asam urat, tekanan darah dan diabetes, tanda dan gejala asam urat, tekanan
darah, dan diabetes, diet asam urat, tekanan darah dan diabetes, penggunaan
obat tradisional dan nila normal asam urat, tekanan darah, dan nilai normal
asam urat, tekanan darah dan diabetes.
9. Semua lansia dan masyarakat mengikuti senam setiap ada jadwal kegiatan di
halaman SDN Pembantanan 1 dan wilayah RT 11 yang jumlah nya mencapai
60 orang.
10. Semua masyarakat yang mengikuti kegiatan bantuan hidup dasar mengerti
tentang pengertian BHD, tujuan BHD, dan cara melakukan BHD.

75
11. Pelaksanaan MMD III di Balai Desa RT 02 pada tanggal 28 November 2019
didapatkan kegiatan MMD III dapat berjalan lancer dan terlaksana sesuai
dengan rencana yang telah dibuat, sehingga hasil akhir MMD III ini dapat
dipahami oleh masyarakat desa Pembantanan RT 07-RT 12 Kecamatan
Sungai Tabuk .

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

76
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah keperawatan yang muncul di Wilayah Desa Pembantanan RT
07 - RT 12 Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar didapatkan
permasalahan kesehatan yang paling banyak mengenai agregat dewasa dengan
masalah Perilaku kesehatan cenderung berisiko dan ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan pada penduduk dewasa di Wilayah Desa
Pembantanan RT 07-RT 12 Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar.
Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut antara lain melakukan penyuluhan kesehatan tentang (PHBS,ASI
Eksklusif, MP-ASI, BHD, Seks Pra nikah, dan NAPZA), pemeriksaan
kesehatan (Tekanan darah, asam urat, gula darah, berat badan, dan DDST)
serta penggerakan massa seperti kegiatan senam lansia.
Kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari masyarakat RT 07 –
RT 12 Desa Pembantanan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar, hal
ini dapat dilihat dari banyaknya warga yang hadir saat dilakukan kegiatan-
kegiatan yang ada di POKJAKES, dalam hal ini masyarakat sangat antusias
terhadap kegiatan tersebut.

B. SARAN
Upaya meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah binaan RT 07-
RT 12 Desa Pembantanan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten
Banjar, maka mahasiswa dapat memberikan beberapa saran antara
lain:

77
1. Bagi mahasiswa
Penggunaan media yang lebih menarik untuk melakukan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dalam memahami
konsep penyakit yang berdasarkan sumber buku yang up to date
dan membangun kerja sama yang lebih luas dari berbagai
lembaga contohnya BKKBN, Dinas Kesehatan, Media Cetak, dan
Media Eletronik.
2. Kader Kesehatan
Kegiatan yang sudah dilaksanakan seperti posyandu lansia,
pemeriksaan tekanan darahh dan berat badan, pengecekan gula
darah, pelatihan bantuan hidup dasar, serta senam lansia. Kegiatan
tersebut hendaknya dilaksanakan secara rutin dan dikoordinasikan
dengan pihak puskesmas serta mengaktifkan kader setempat
untuk melakukan kegiatan senam lansia maupun senam biasa dan
memperbanyak kader di desa tersebut untuk bisa melakukan tensi
dan pelatihan bantuan hidup dasar agar terciptanya desa sehat
pembantanan.
3. Masyarakat
Peran dari serta masyarakat, lansia, tokoh masyarakat, sesrta
kader dan pengurus RT 7 s/d 12 Kecamatan Sungai Tabuk
Kabupaten Banjar Desa Pembantanan perlu ditingkatkan terus
dalam berbagai kegiatan dibidang kesehatan lansia dalam rangka
mningkatkan derajat kesehatan warga pembantanan dan lansia
seoptimal mungkin. Lansia diharapkan mampu mengikuti setiap
kegiatan yang diadakan di posyandu maupun ditempat kader
setempat.
4. Puskesmas/Dinas Kesehatan
Diharapkan dari pihak puskesmas untuk lebih sering mengadakan
senam lansia misalnya I minggu sekali dan penambahan jumlah
tenaga kesehatan akan lebih mengoptimalkan pelayanan

78
kesehatan terhadap warga secara langsung, dan diharapkan juga
pihak puskesmas mengunjungi wilayah desa pembantanan untuk
melakukan pendidikan kesehatan di balai desa dalam penyuluhan
tentang gatal-gatal (Scabies) dan penyuluhan tentang penyakit
hipertensi karena prioritas penyakit yang ada di desa
pembantanan adalah gatal-gatal dan hipertensi.
5. Program Studi Profesi Ners Universitas Sari Mulia Banjarmasin
Kegiatan praktik komunitas dan keluarga yang telah dilaksanakan
di willayah RT 7 s/d 12 Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten
Banjar Desa Pembantanan ditindak lanjuti oleh mahasiswa
angkatan berikutnya pada mata kuliah keperawatan komunitas
dan keperawatan keluarga untuk pembelajaran praktik
menerjunkan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Profesi Ners ke wilayah binaan desa pembantanan yang
memerlukan pemantauan sehingga dapat ditindak lanjuti dalam
program kesehatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.H. (2011). Asuhan keperawatan komunitas: teori & praktik. Jakarta:
EGC.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Azizah, L. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha

79
Ilmu.
Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Ineko, R. M. ( 2012). Diagnosis And Treatment Of Chronic Insomnia: A
Review.PP:56;332-343. Psychiatr Serve

80

Anda mungkin juga menyukai