Anda di halaman 1dari 4

Nama : Laras Bunga Pratiwi

NIM : 1705621023
Prodi : S1 Manajemen

Motivasi dan Peluang Membangun Ekonomi Kreatif bagi Generasi Muda di Era Digital
Ekonomi kreatif adalah suatu kegiatan usaha yang fokus pada kreasi dan
inovasi. Budaya dan tradisi yang kaya di Indonesia menjadi sebuah ladang potensian untuk
Ekonomi Kreatif karna bisa menjadi sumber kreativitas. Sifat kreativitas akan mudah di
kembangkan oleh orang yang mempunyai jiwa kewirausahaan. Sebab orang yang memiliki
jiwa kreativitas, sudah mutlak pasti memiliki sikap jujur, realistis, disiplin, mandiri,
komitmen tinggi, juga kreatif serta inovatif.
Peluang bisnis baru di sector Ekonomi Kreatif lahir dari pertumbuhan dan
perkembangan pengetahuan serta teknologi. Teknologi banyak di minati oleh para
wirausahawan sebab dengan modal yang sedikit, prosesnya pun lebih efektif dan efisien, juga
lebih banyak mendapatkan penghasilan jika dibandingkan dengan tanpa bantuan teknologi.
Salah satu aspek yanh penting dalam berwirusaha adalah kemampan diri untuk melihat
berbagi kesempatan sebelum ada orang lain yang melakukannya. Peluang ini tentu sangat
potensial jika di manfaatkan dengan baik oleh para generasi muda untuk mencoba terjun ke
dunia wirausaha.
Wicaksono (2012) berkata bahwa kewirausahakan dapat dimanifestasikan ke dalam
empat komponen. Keempat komponen tersebut adalah, kesiapan diri untuk berhadapan
dengan situasi yang tidak pasti dan tidak bisa diprediksi, kemampuan diri dalam menghitung
potensi resiko, bertanggungjawab, serta mampu menyelesaikan setiap tantangan atau masalah
yang bisa saja muncul di dalam bisnis. Empat komponen tersebut sangatlah penting bagi
seorang wirausaha yang baru saja terjun memulai bisnis di lingkungan yang sangat amat
dinamis. Seorang wirausahawan baru akan di tuntut agar lebih peka dengan segala
kemungkinan kondisi yang terjadi terhadap kegiatan usaha mereka dalam lingkungan yang
sangat dinamis terutama di dalam sektor Ekonomi Kreatif.
Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahan sangat mungkin untuk mengembangkan
Industri Ekonomi Kreatif karna ia melihat banyaknya peluang yang muncul dari sana. Salah
satu peluangnya adalah pada Bonus Demografi. Selain Bonus Demografi, peluang Ekonomi
Kreatif muncul akibat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. We Are
Social, sebuah perusahaan yang pengamat sosial media, merilis jumlah data total pengguna
berbagai macam platform yang ada di sosial media, seperti Instgram, Facebook, Twitter, dan
Path. Di Indonesia sendiri data total menunjukan angka mencapai 79 juta orang atau
sebanyak 31% dari jumlah populasi penduduk Indonesia.
Banyak orang yang menjadi terpacu ide kreatifnya dan jadi memiliki banyak inovasi
untuk mencari sumber penghasilan sebab mereka melihat pertumbuhan penggunaan sosial
media sangat berkembang pesat. Saat ini beraneka ragam produk mulai dari fashion, sports,
teknologi, aksesoris, makanan dalam kemasan, bibit tanaman, sampai makanan hewan
peliharaan pun semuanya ditawarkan dan tersedia disana.
Hal yang hampir serupa dapat juga kita temui dengan mudah di platform mobile
social, contohnya WhatsApp. Dengan begitu, sudah semakin terlihat jelas bahwa tumbuhnya
minat berkewirausahawan seseorang dapat terpengaruh dari peranan sosial media di dalam
Industri Ekonomi Kreatif. Dengan bertumbuh dan berkembangnya jumlah seorang
wirausahawan di suatu negara, tentu akan berdampak baik pada sektor perekonomian, yaitu
semakin banyaknya tercipta lapangan kerja baru pada sektor riil.
Perkembangan Industri Ekonomi Kreatif yang menjadi sebuah dasar dalam
mengembangkan UMKM, tidak dapat dipisahkan dari peran generasi muda. Sumber –
sumber ide kreatif, cerdas dan inovatif banyak muncul dari para generasi muda. Salah satu
bentuk ide kreativitas bisa melalui kewirausahaan. Kewirausahaan adalah sebuah kemampuan
kreatif inovatif dari seseorang yang digunakan sebagai dasar, kiat, dan sumber daya untuk
mencari jalan dan menemukan peluang untuk menjadi sukses. Seseorang yang memiliki jiwa
wirausaha, ia berarti tengah membentuk mentalitas yang berani, tidak pantang menyerah,
disiplim, bertanggung jawab, mandiri, kreatif serta inovatif. Ia akan selalu berusaha
memikirkan trobosan – trobosan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan harapan,
trobosannya ini akan bermanfaat bagi banyak orang terutama dirinya sendiri.
Sosial media memiliki pengaruh yang cukup kuat dan signifikan terhadap tumbuhnya
minat seseorang untuk berwirausaha khususnya di kalangan generasi muda. Sebagai
implikasi dan bahan pertimbangan, Perguruan Tinggi perlu melakukan sebuah tinjauan
kembali kurikulum mengenai pengembangan kewirausahawan bagi mahasiswa. Dengan
dihadirkannya mata kuliah kewirausahaan tidak hanya menjadi suatu kewajiban tanpa upaya
pengembangan jiwa di dalam diri mahasiswa, melainkan kepada menjadikannya suatu
kebutuhan di dalam diri untuk masa depan mereka.
Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa kewirausahaan di dalam diri setiap
mahasiswa dapat dilakukan dengan memberikan mereka ruang yang lebih untuk kegiatan
praktek. Asmawan (2017) melalui penelitiannya, mengatakan bahwa dengan melakukan
kegiatan praktek, mahasiswa jadi memiliki keberanian dan kepercayaan diri untuk memulai
suatu usaha baru. Secara efektif, mahasiswa akan menunjukan rasa senangnya dalam
melakukan suatu usaha dan menambah pengetahuan tentang kewirausahan. Secara konotatif
menunjukan motivasi mahasiswa untuk tetap melakukan usaha.

Tetapi, praktek saja tidak cukup untuk memupuk dan menumbuhkan jiwa
kewirausahaan dalam diri mahasiswa. Tidak cukup dengan satu mata kuliah saja yaitu
kewirausahaan. Perlu adanya mata kuliah pendukung yang relevan seperti Pemasaran Digital,
Pemasaran Media Sosial, Search Engine Optimization, dan mata kuliah lain yang terkait
dengan kewirausahaan.

Banyak dari Perguruan Tinggi yang hanya sebatas memberikan ruang untuk
mahasiswa melakukan praktek, namun tidak diberi kesempatan untuk mahasiswa terjun
langsung ke lapangan. Sehingga mahasiswa kebingungan harus melakukan mulai dari mana,
yang padahal mereka sudah memiliki “bekal” ilmu pengetahuan yang cukup mengenai dunia
kewirausahaan.
Hal ini bisa terjadi dikarenakan dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa
pengaruh sosial media sangat kuat kuat dalam mempengaruhi timbulnya minat seseorang
dalam berwirausaha. Seperti pada pemaparan di bagian awal, perkembangan di sosial
media memicu berkembangnya Industri Ekonomi Kreatif melalui kagiatan wirausaha.
Dengan demikian, apabila Perguruan Tinggi peka dengan perkembangan media sosial di
masyarakat, maka akan sangat berpotensi banyak melahirkan orang-orang yang akan
berkembang dan mengembangkan Industri Ekonomi Kreatif di Era Digital.
Dari penjelasan pada bagian – bagian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
perkembangan Industri Ekonomi Kreatif sangat dipengaruhi oleh jumlah wirausahawan,
terutama para generasi muda yang dimiliki oleh suatu Negara. Namun, menimbulkan minat
dan keinginan untuk berwirausaha bukanlah suatu hal yang mudah. Salah satu yang paling
mempengaruhi timbulnya minat dan keinginan untuk berwirausaha adalah dengan hadirnya
platform sosial media. Dengan demikian, penting bagi Perguruan Tinggi untuk menyikapi
hal ini denga melakuka peninjauan kembali kurikulum yang terkait dengan pengembangan
jiwa kewirausahaan mahasiswa. Memberikan porsi lebih pada kegiatan praktek
kewirausahaan dan menghadirkan mata kuliah yang berkaitan dengan pemasaran melalui
sosial media adalah beberapa car yang dapat dilakuka oleh Perguruan Tinggi untuk
mengembangkan jiwa kewirausahaan mahasiswanya.
Daftar Pustaka

1. Mulyandi, Rachman M., dan Veny Anindya Puspitasari. 2018. “INDUSTRI


KREATIF, MEDIA SOSIAL, DAN MINAT BERWIRAUSAHA: SINERGI
MENUJU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN”,
https://journal.ubm.ac.id/index.php/ncci/article/view/1192/1067, di akses pada 17
Agustus 2021 pukul 10.55 WIB.

2. Falahuddin, Fuadi, Munandar, dkk. 2021. “PELATIHAN DIGITAL BUSINESS


BAGI CALON ENTREPRENEUR MUDA KOTA LHOKSEUMAWE DI MASA
COVID-19”,
http://www.journal.lembagakita.org/index.php/jpmn/article/view/274/249, di akses
pada 17 Agustus 2021 pukul 11.32 WIB.

3. Yusnaidi, dan Mirdha Fahlevi S.I. 2020. “ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP,


SELF EFFICACY, INOVASI DAN MODAL SOSIAL DALAM BERWIRAUSAHA
DI SEKTOR EKONOMI KREATIF”,
http://180.250.41.45/jbkan/article/view/1986/1452, di akses pada 17 Agustus 2021
pukul 11.38 WIB

Anda mungkin juga menyukai