Anda di halaman 1dari 8

10 Strategi Menangani Siswa ADHD di Kelas

Menghadapi anak hiperaktif akibat ADHD memang bukanlah hal yang mudah.
Diperlukan peran orangtua untuk menemani dan mengajarkan anak agar tidak
berlebihan dalam bergerak atau diam di kamar. Bukan hanya di rumah, anak yang
mengalami kondisi ini juga harus mendapatkan penanganan di sekolah, agar tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas. Berikut ini merupakan 10 strategi
menangani siswa ADHD di kelas, di antaranya yaitu:

1. Komunikasi yang Baik antara Guru dengan Orangtua Siswa ADHD


Untuk mengatasi anak yang memiliki gangguan kesehatan ADHD, maka diperlukan
komunikasi yang baik antara guru di sekolah dengan orang tua. Orangtua dapat
memberitahu apa saja yang dibutuhkan anaknya, agar pihak sekolah dapat
memberikan metode pembelajaran yang tepat.

2. Membantu Anak Menemukan Kelebihannya dan Mengembangkan Bakatnya


Sama seperti anak-anak lainnya, anak penderita ADHD juga memiliki kelebihan,
bakat serta impiannya. Namun sayangnya, terkadang penderita ADHD merasa tidak
percaya diri dan depresi, lantaran sering dianggap sebagai pembuat onar, berisik,
pengganggu dan sebagainya. Perasaan tersebut biasanya muncul pada anak
penderita ADHD di umur 8 tahun ke atas.

Pada saat inilah, peran guru dan orangtua sangat dibutuhkan anak untuk
membangkitkan semangat mereka. Sebagai guru, Anda harus membantu mereka
menemukan kelebihannya dan mengembangkan bakatnya. Terlebih umumnya,
penderita ADHD memiliki kemampuan yang setara dengan orang-orang 5 tahun
lebih tua dari mereka, sesuai dengan minat dan bakat tertentu.

Anda dapat memotivasi anak untuk mengeksplorasi kegiatan yang mereka suka.
Setelah itu, Anda bisa fokus terhadap perkembangan anak penderita ADHD, sesuai
dengan kepercayaan dirinya dan kelebihannya. Misalnya, apabila anak senang
membaca novel atau bercerita, maka dukunglah ia sebagai penulis atau apabila anak
senang melihat gambar atau bergambar, maka dukunglah ia menjadi pelukis.

Dalam hal ini, diperlukan komunikasi dan hubungan yang baik antara guru dan
orangtua untuk mengetahui perkembangan anak. Sehingga, anak hiperaktif dapat
sukses dengan bakatnya.
3. Jangan Menuntut Anak
Pada dasarnya semua anak itu pintar, begitu pula dengan anak-anak ADHD, bahkan
mereka memiliki kecerdasan yang tinggi. Namun terkadang mereka tidak tahu
bagaimana cara memulainya dan tidak sekonsisten dengan anak-anak lainnya. Anda
bisa membantu anak ADHD untuk konsisten belajar dan mengerjakan latihan soal
SD, tanpa menuntut serta memaksanya mendapat nilai tinggi.

4. Jangan Terlalu Protektif


Protect atau melindungi anak merupakan kewajiban setiap orangtua di rumah
maupun guru di sekolah. Namun ada baiknya jika tidak terlalu protektif pada anak,
terlebih penderita ADHD. Karena seiring perkembangan waktu mereka akan tumbuh
dewasa dan belajar mandiri. Jika anak diberikan perlindungan yang berlebih, maka ia
akan berpikir jika dia tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri karena
kekurangannya.

Ada baiknya jika anda memberikan kesempatan anak ADHD di sekolah untuk ikut
berdiskusi atau berinisiatif dalam melakukan tugas. Pada awalnya mungkin anak akan
membutuhkan bimbingan orangtua atau guru, namun lama-kelamaan ia akan
terbiasa untuk menyelesaikan tugasnya dan mengambil keputusannya sendiri.

5. Menerapkan Aturan serta Konsekuensi Secara Perlahan


Guru dapat memberikan aturan beserta konsekuensinya untuk anak ADHD secara
verbal atau tertulis, karena cara tersebut mudah dimengerti. Guru juga dapat
memberitahu daftar tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh anak-anak ADHD di
sekolah. Jangan lupa untuk menerapkan konsekuensi yang sudah disepakati secara
perlahan tetapi tetap tegas. Hindari mendidik anak dengan kasar atau marah-marah.
Anda juga bisa memberikan hadiah dalam waktu dekat, jika aturan dan tanggung
jawab dapat dilaksanakan dengan baik, guna memotivasi dan menginspirasi anak
agar tetap taat pada peraturan.

6. Memberikan Alasan Disetiap Perintah


Disamping memberikan perintah, anak-anak ADHD juga harus di berikan alasan
mengenai tugas yang diperintahkan padanya. Hal tersebut dapat mengurangi
kekhawatiran serta ketidakpahaman anak. Anda harus menggunakan bahasa yang
positif dan jelas saat memberikan perintah beserta alasannya. Agar tidak merasa
dibeda-bedakan, Anda harus dapat sikap menghargai serta memberikan hadiah
untuk peraturan yang berhasil dilaksanakan dengan baik.
7. Jujur pada Anak Mengenai Kondisi yang Dialaminya
Jika anak mengalami kondisi ADHD, Anda tidak diperkenankan untuk
merahasiakannya. Anda bisa menjelaskan sejujur-jujurnya kondisi yang ia rasakan
tanpa kebohongan sedikitpun. Jangan memberitahu saat mereka melakukan
kesalahan karena dapat menjadi beban pikiran bagi mereka. Beritahu anak secara
terbuka dan meringankan stigma ADHD pada anak. Dengan memberitahu kondisi
yang sebenarnya, maka mereka dapat mengontrol diri.

8. Beraktivitas di Luar Kelas atau Berolahraga


Jangan terus-menerus mengerjakan bank soal SD, Anda bisa mengajak anak ke luar
kelas atau ruang terbuka yang akan lebih menyenangkan bagi anak. Jangan lupa
untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik pada siang hari, misalnya melompat,
berjalan atau olahraga lainnya. Berolahraga dapat menyehatkan tubuh serta
meningkatkan kualitas tidur pada malam hari. Namun, hindari berolahraga dengan
gerakan yang terlalu berat.

9. Jauhkan dari Hal yang Mengganggu Konsentrasi


Ada beberapa hal-hal kecil yang mungkin dapat mengganggu konsentrasi anak
ADHD. Oleh sebab itu, Anda harus mengatur suasana pembelajaran di kelas
senyaman mungkin. Sehingga siswa akan lebih nyaman saat sedang
mengerjakan soal HOTS SD. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menghindari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi anak, misalnya
menempatkan posisi duduk anak penderita ADHD jauh dari arah jendela, pintu dan
sumber kebisingan.

10. Sabar
Anak hiperaktif mungkin membuat Anda merasa kesal, baik dalam menunjukkan
perasaan yang sangat gembira maupun ledakan amarahnya karena suasana hatinya
sedang memburuk. Jika sudah begitu, yang perlu Anda lakukan yaitu dengan tenang
dan bersabar, hindari membentak atau menghukum mereka. Karena justru kedua hal
tersebut membuat mereka semakin tidak terkontrol. Anda juga bisa mengajarkannya
untuk tetap tenang dengan mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya
secara perlahan.
Dari berbagai karakteristik yang dimiliki oleh anak hiperakktif, tentu saja harus
dilakukan berbagai cara agar bisa mengatasi anak-anak yang memiliki siat seperti
ini, diantaranya cara mendidik anak yang hiperaktif:
1. Mencari faktor pemicu dari perilaku tersebut
Sebagai seorang pengajar aau guru, hendaknya kita mencari faktor-faktor yang
menjadikan anak memiliki sikap yang huperaktif seperti ini, misalnya, apakah anka
saat sulit untuk duudk karena merasa bosan atau membutuhkan perhatian yang
khusu dari orang-orang yang ada di sekelilingnya. sehingga nantinya bisa
dilakukan beberapa teknik untuk menghilangkan faktor tersebut.

2.  Memberikan apa yang menjadi keinginan anak, sebelum nantinya dia


menuntutnya
Cara ini juga bisa dilakukan pada anak-anak di dalam kelas yang memang
memiliki sifat hiperaktif, mislanya saja dengan memebrikan perhatian sebelum
anak etrsebut menceri-cari perhatian, dan mengalihkan berbagai kegiatan lain,
apabila anak mudah sekali merasa bosan.

3. Memindahkan anak
Cara ini juga bisa dilakukan dengan memindahkan anak dari berbagai tingkah laku
yang memang seharusnya tak terjadi

4. Memberi hukuman pada anak


Cara ini sebenarnya memang tidak baik dilakukan, namun ada beberapa hal juga
yang bisa menyebabkan cara ini perlu dilakukan, mislanya saat berbagai prosedur
yang dilakukan sudah tidak berhasil, namun jangan memberi hukuman yang
dilakukan dalam keadaan marah, sebaiknya berikan saja hukuman yang ringan dna
juga efektif untuk anak-anak

5. Melakukan pengembangan dari tingkah laku yang dilakukan


Cara sperti ini bisa dilakukan dengan memeprtahankan kelakuan baik dan
mengembangkannya menjadi ke arah yang lebih baik lagi, bisa juga dilakukan
dengan penguatan pada berbagai tiap perilaku dengan berupa imbalan. misalnya
saat aak melakukan hal hal yang benar dan terpuji, anak diberikan imbalas atau
hadiah agar nantinya bisa mempertahankan sikap yang sama.

6. Memberikan pengertian pada teman dikelas agar tak menjauhinya


Anak-anak yang hiperaktif ini umumnya membutuhkan pengawasan dan juga
perhatian yang lebih, untuk itu sebagai seorang guru atau pengajar, sebaiknya beri
pengertian juga pada teman-temannya agar tidak emnjauhi anak ini, dan bersikap
normal saja, dan harus tahu juga kapan waktu yang dilakukan untuk menjaga jarak.

7. Memberikan perlakukan yang sama dengan yang lain


Sebaiknya jangan pernah memebrikan perlakukan yang berbeda apada ank
hiperaktif dnegan anak lainnya. jika diberi perhatian yang berbeda malah ini akan
menjadi pemicu pada anak-anak hiperaktif, sebiaknya lakukan sjaa kegiatan pada
biasanya, sehingga nantinya un teman-teman lain yang ada dikelasnya dapat elbih
mengerti dan paham mengenai membantu anak hiperaktif ini.
8. Bekerja sama dengan orang tua mengenai asupan makanan anak
Untuk mengurangi kelakuan hiperaktif pada anak, sbeaiknya guru juga melakukan
koordinasi pada orang tua, agar emnghindarkan anaknya pada makanan yang
banyak mengandung gula, bahan pengawet, minuman dingin dan juga pewarna
makanan, karena akan semakin membuat energi anak belebih dan memunculkan
sikap hiperaktifnya di dalam kelas.

9. Membantu anak dalam menenangkan diri saat merasa frustasi dan marah
Apabil terjadi hal-hal yang tidak dinginkan di dalam kelas, seperti ank yang tiba-
tiba merasa marah dna juga frustasi, sebaikny anda membantu anak untuk
mendorong dna mengambil nafas dalam-dalam, sheingga anak akan bisa jauh lebih
tenang dan dapat emngontrol diirnya sendiri.

10. Memberikan pengertian pada anak dengan bahasa sederhana


Apabila anak hiperaktif ini melakukan hal-hal yang tidak terpuji sbeaiknya beri
pengertian anak dengan bahasa yang mudah dimengerti olehnya, namun jangan
sesekali marah pada anak yang sepeti ini, karena dengan kemarahan tidak akan
membuatnya mau mendengar anda, malah nantinya anak semakin tidak perduli dna
melakukan kesalaha dan hal-hal yang tidak terpuji lainnya lagi.

11. Mendorong anak melakukan hal-hal positif


Pada anak hiperatif seperi ini, mera cenderung mmeiliki energi yang berlebihan,
maka itu sebaiknya beri arahan dan dorongan dengan memberikan kegiatan
olahraga yang melebihi anak lainnya, mislalkan anak tersebut bisa diam saat di
dalam kelas, sebaiknya dorong anak untuk melakukan kegiatan olahraga daripada
harus menganggu teman lainnya di dalam kelas. dengan begitu anak akan
mengeluarkan enrgi berlebihnya pada berbagai kegiatan yang positif.

12. Selalu mengkomunikasikan pada orang tua


Saat terjadi perubahan -perubahan meski itu termasuk ke dalam perubahan yang
kecil seklaipun, sebaiknya and akomunikasikan dnegan orang tua, karena memang
sebagai guru kita tidak bisa membuat anak hiperaktif bisa normal seperti anak
lainnya, namun dengan mengupayakan segala hal, bukan tidak mungkin juga sikap
anak yang hiperaktif seperti ini akan jauh lebih berkurang.

13. Berikan siap yang tegas namun jangan besikap marah


Jika berbagai hal yang sudah diupayakan masih sangat sulit untuk mengurangi
sikap anak hiperaktif, sebiaknya anda berikan sikap yang tegas namun jangan
terlihat marah, carany dengan memanggil namanya, dan menatap mata anak
tersebut agar dia mau mendengarkan segala ucapan yang anda katakan, dna jangan
lupa untuk memebrikan sugesti mengenai hal-hal yang tidak baik untuk
dilakukannya.
Mengontrol dan mengupayakan pembelajaran terhadap anak yang memiliki sikap
hiperaktif seperti ini memang tidaklah mudah, dibutuhkan berbagai cara menyikapi
anak yang hiperaktif dan kesabaran seorang pengajar atau guru, agar bisa membuat
anak-anak seperti ini ajuh lebih tenang dna bisa mengontrol sikapnya juga pada
diri orang lain. anda juga bisa meminta banguan psikolog anak agar bisa mengatasi
anak yang memiliki karakteristik seperti itu.

Kelebihan Homeschooling untuk anak ADHD


Di sekolah umum, anak dengan ADHD akan menemukan tantangan untuk
memusatkan perhatian pada pelajaran. Selain itu, mereka selalu ingin terus
bergerak dan sulit untuk duduk tenang selama proses belajar.
Alasan-alasan inilah yang membuat sebagian orang tua
memilih homeschooling untuk anak mereka yang mengalami ADHD. Selain itu, ada
beberapa kelebihan lain dari metode homeschooling untuk anak ADHD, di
antaranya:

1. Menentukan kurikulum sesuai kebutuhan anak


Anak dengan ADHD sering kali mengalami perubahan mood dan berperilaku sangat
aktif, sehingga kurang sesuai dengan metode pembelajaran di sekolah formal.
Dengan menerapkan homeschooling, orang tua dapat menentukan cara
belajar sesuai kebutuhan anak dengan ADHD.

2. Mengatur waktu belajar sesuai kebiasaan anak


Anak dengan ADHD sering kali hanya dapat fokus pada jam tertentu dalam satu
hari, misalnya hanya di pagi atau sore hari saja. Orang tua dapat memanfaatkan
jam-jam tersebut untuk memberikan materi yang memerlukan tingkat fokus lebih
tinggi.
Selain itu, orang tua juga dapat lebih leluasa mengatur jadwal istirahat atau waktu
libur agar anak dapat lebih fokus saat kembali belajar.

3. Menyesuaikan metode belajar dengan karakter anak


Setiap anak dengan ADHD biasanya memiliki karakter yang berbeda-beda.
Misalnya, bila anak memiliki kemampuan bicara yang baik, orang tua dapat
memintanya untuk lebih sering melakukan presentasi atau diskusi.

4. Memilih materi sesuai tingkat akademik anak


Dalam sekolah umum, anak akan dituntut untuk mengikuti kecepatan belajar teman-
teman sekelasnya. Padahal, anak dengan ADHD memiliki kebutuhan dan
kemampuan yang berbeda.
Dengan homeschooling, orang tua dapat memberikan materi yang sesuai dengan
kemampuan pemahaman anak.
5. Mengurangi gangguan terhadap konsentrasi anak
Perhatian anak dengan ADHD mudah teralihkan dengan benda, suara, dan tingkah
laku orang-orang di sekitarnya. Melalui homeschooling, anak berada di lingkungan
yang telah ia kenal.
Orang tua juga dapat menciptakan ruang belajar dan situasi rumah yang lebih
kondusif bagi anak dengan ADHD untuk belajar.

Beberapa Kekurangan Homeschooling untuk anak dengan ADHD


Di sisi lain, metode homeschooling juga memiliki sejumlah keterbatasan. Berikut ini
adalah beberapa kekurangan metode homeschooling untuk anak ADHD:

Waktu dan sumber dana


Salah satu dari orang tua dengan anak ADHD yang memiliki pekerjaan perlu
menghentikan rutinitasnya demi menyediakan waktu untuk mengajari anak atau
menyiapkan dana khusus untuk menggunakan jasa guru.
Anak homeschooling juga tidak dapat mengakses fasilitas umum di sekolah, seperti
perpustakaan dan laboratorium, sehingga orang tua perlu menyediakan atau
mencari sarana tersebut.

Anak sulit berinteraksi


Metode homeschooling tidak memungkinkan anak untuk bertemu
dan bersosialisasi dengan anak-anak lain. Oleh karena itu, orang tua perlu
menyiasati agar anak mendapat kesempatan untuk bertemu dengan anak-anak lain
di luar rumah, misalnya mengikutsertakan anak dalam kursus berkelompok.

Orang tua kehilangan waktu untuk diri sendiri


Ketika menggunakan metode homeschooling, orang tua akan menghabiskan waktu
dengan anak sepanjang hari. Hal ini memerlukan kesanggupan dan kesiapan mental
dari para orang tua, karena akan sulit meluangkan waktu untuk diri sendiri.

Kesiapan dan pengetahuan ekstra orang tua


Sekitar sepertiga anak dengan ADHD memiliki gangguan belajar. Agar dapat
memberikan pendidikan yang tepat bagi anak, orang tua perlu melengkapi diri
dengan pengetahuan tentang ADHD dan mengenali dengan baik sifat serta
kemampuan anak.
Hal yang paling penting adalah diperlukan kesabaran dan komitmen tinggi untuk
menyesuaikan diri dengan semua tantangan.
Selain homeschooling, anak dengan ADHD sebenarnya bisa mendapat pendidikan
di sekolah, misalnya di sekolah inklusi. Sekolah inklusi idealnya memiliki tenaga
pengajar yang dapat membimbing anak berkebutuhan khusus.
Beberapa Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Memilih Homeschooling
Melihat kelebihan dan kekurangan dari homeschooling di atas, Anda pun perlu
mempertimbangkan beberapa hal sebelum memutuskan untuk menerapkannya
kepada anak Anda yang memiliki ADHD. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

Sumber materi pembelajaran


Orang tua setidaknya harus membekali dengan ilmu pengetahuan yang akan
disampaikan kepada anak dengan ADHD. Materi homeschooling umumnya dapat
diakses dari internet.
Selain itu, Anda juga bisa bergabung dengan komunitas orang tua dengan anak
ADHD untuk bertukar pikiran dan membahas materi pelajaran.

Sumber pendapatan jika harus berhenti bekerja


Homeschooling membutuhkan sarana yang tidak sedikit dan tidak murah, sehingga
perlu persiapan finansial yang memadai. Selain itu, mendidik anak ADHD dengan
metode homeschooling pun membutuhkan waktu yang tidak sedikit, sehingga Anda
mungkin harus merelakan pekerjaan Anda.

Sumber pendidikan terbaik untuk anak dengan ADHD


Keputusan untuk mendidik anak dengan ADHD perlu dipertimbangan dari berbagai
sisi, seperti kemampuan belajar anak, kemampuan mengajar dalam mendidik anak
dengan ADHD, serta kesiapan orang tua.
Pada akhirnya, penting untuk terlebih dahulu mengenali karakter dan kebutuhan
utama anak dengan ADHD, serta sejauh mana orang tua dapat memberikan waktu
untuk mereka. Selain itu, orang tua perlu berdiskusi dengan anggota keluarga lain
agar dapat menciptakan situasi rumah yang kondusif untuk anak belajar.
Jika ingin tahu lebih jauh seputar homeschooling untuk anak ADHD atau masih ragu
apakah homeschooling adalah metode pendidikan terbaik bagi buah hati

Anda mungkin juga menyukai