Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN KE-12

UTANG DAGANG DAN UTANG JANGKA PENDEK LAINNYA

Kelompok 5:
1. 1. (1907531023) I Kadek Yoga Sumerta Dana ( )
2. 2. (1907531027) Ni Kadek Meilani ( )
3. 4. (1907531029) Ni Wayan Sutiani ( )
4. 8. (1907531037) Salsabilla Amalia Prapta Deadewi ( )
5. 10.(1907531040) I Made Widi Sedana ( )

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2020
Utang Dagang dan Utang Jangka Pendek Lainnya

1. Pengertian Utang Jangka Pendek


Dalam akuntansi, utang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat
ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin terjadi akibat kewajiban
suatu badan usaha pada masa kini untuk mentransfer aktiva atau menyediakan
jasa pada badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat transaksi
atau kejadian di masa lalu. Utang-utang yang menjadi kewajiban suatu
perusahaan dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu utang jangka pendek dan
utang jangka panjang. Batasan yang bisa digunakan untuk mengelompokkan
utang adalah jangka waktu pembayaran utang-utang tersebut. Apabila utang-
utang itu akan dibayar dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan atau
dalam waktu satu tahun maka dikelompokkan utang jangka pendek. Karena
siklus usaha perusahaan itu berbeda-beda, maka batasan seperti di atas kurang
dapat memenuhi, oleh karena itu batasan yang digunakan berubah yaitu suatu
kewajiban yang akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek apabila
pelunasannya akan dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber aktiva
lancar atau dengan menimbulkan utang jangka pendek yang baru. Dengan
batasan itu, kesulitan yang timbul dari perbedaan jangka waktu siklus usaha
dapat diatasi.

2. Macam-macam Utang Jangka Pendek


a. Utang Jangka Pendek yang sudah pasti
Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila sudah terjadi transaksi
yang menimbulkan kewajiban dalam membayar dan jumlah yang harus
dibayar sudah pasti. Adapun berbagai jenis utang jangka pendek yan sudah
pasti sebagai berikut:
1. Utang dagang dan utang wesel
Utang dagang (trade accounts payable), merupakan saldo yang
terutang kepada pihak lain atas barang, perlengkapan atau jasa yang
dibeli secara akun terbuka atau secara kredit. Utang dagang dan utang

1
wesel biasanya timbul dari pembelian barang-barang atau jasa-jasa dan
dari pinjaman jangka pendek. Dalam menentukan jumlah utang jangka
pendek perlu diperhitungkan utang atas barang-barang yang dibeli
yang masih dalam perjalanan. Pencatatan utang atas pembelian barang
yang masih dalam perjalanan harus mempertimbangkan syarat
pengirimannya. Utang wesel ada yang dijamin, di dalamnya termasuk
wesel-wesel yang dikeluarkan untuk pembelian barang-barang atau
jasa, pinjaman bank jangka pendek, pegawai atau pemegang saham
dan untuk pembelian mesin-mesin dan alat-alat.
2. Utang Jangka panjang yang Jatuh Tempo Dalam Periode itu
Seluruh atau bagian dari utang obligasi dan utang-utang jangka
panjang lainnya yang akan dilunasi kurang dari satu tahun dilaporkan
sebagai utang jangka pendek. Jika yang jatuh tempo hanya sebagian,
maka bagian yang belum jatuh tempo tetap dilaporkan sebagai utang
jangka panjang. Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode
tersebut tetap diakui sebagai utang jangka panjang apabila akan
dilunasi dengan dana pelunasan atau dari uang penjualan obligasi baru
atau akan ditukar dengan saham
3. Utang deviden
Utang dividen yang termasuk dalam utang jangka pendek adalah
deviden yang dibagikan dalam bentuk kas atau aktiva (jika belum
dibayar) yang segera akan dilunasi dan utang dividen skrip yang segera
akan dilunasi dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya
sudah pasti, tetapi sebelum tanggal pengumuman belum merupakan
utang. Pembagian dividen dalam bentuk saham akan dicatat dengan
mendebit laba tidak dibagi dan mengkredit dividen saham yang akan
dibagi.
4. Uang Muka dan Jaminan yang Dapat Diminta Kembali
Uang muka yang termasuk utang jangka pendek adalah
pembayaran dimuka dari pembeli yang sebelum barang-barang
tersebut diserahkan kepada pembeli dan jaminan dari pelanggan yang

2
dapat ditarik kembali sewaktu-waktu. Tetapi jika jaminan itu akan
disimpan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang lama, maka
termasuk kelompok utang jangka panjang.
5. Dana yang Dikumpulkan untuk Pihak Ketiga
Terkadang perusahaan menjadi pihak yang mengumpulkan uang
dari langganan/pegawai yang nantinya diserahkan kepada pihak lain.
Pengumpulan dana ini dapat dilakukan dengan cara pemotongan upah
pegawai atau membebani pembeli dengan jumlah tertentu.
6. Utang Biaya (Biaya yang Masih Akan Dibayar)
Utang biaya merupakan utang yang timbul dari pengakuan
akuntansi terhadap biaya-biaya yang ssudah terjadi tetapi belum
dibayar. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah utang yang timbul
dari gaji dan upah, bonus, biaya sewa dan lain-lain.
7. Utang Bonus
Utang bonus adalah kewajiban yang timbul akibat pemberian
bonus kepada karyawan pada akhir periode yang dibayar pada periode
berikutnya. Bonus yang diberikan pada karyawan-karyawan tertentu
kadang-kadang menimbulkan masalah tersendiri. Bonus itu dapat
dihitung dengan dasar penjualan atau laba dan tergantung pada
perjanjiannya.
8. Pendapatan yang Dibayar Dimuka
Pendapatan diterima dimuka merupakan kewajiban karena
perusahaan telah menerima uang dari pelanggan, tapi jasa atau barang
dari perusahaan belum diberikan atau diserahkan. Jumlah yang
diterima dari langganan untuk barang-barang dan jasa-jasa yang akan
diserahkan dalam periode yang akan datang dicatat sebagai pendapatan
yang diterima dimuka dan dilaporkan di bawa kelompok utang jangka
pendek
b. Taksiran Utang
Tidak semua utang dapat ditentukan jumlahnya, kadang-kadang
terdapat utang-utang yang sudah jelas harus dibayar, tetapi pada tanggal

3
neraca jumlahnya masih belum pasti karena jumlahnya masih belum jelas,
tetapi kewajibannya sudah pasti maka pada tanggalneraca dilakukan
perhitungan jumlah kewajiban dengan cara taksiran. Taksiran utang ini
mungkin dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau jangka
panjang, tergantung jangka pelunasan utang tersebut. Beberapa jenis
taksiran utang jangka pendek yang nampak dalam neraca adalah:
1. Taksiran utang jangka pendek penghasilan
Pada akhir periode sesudah diketahui laba yang diperoleh,
diperlukan untuk menaksir besarnya pajak penghasilan yang akan
menjadi beban tahun yang bersangkutan. Besarnya pajak biasanya
ditaksir dengan cara mengalikan tarif pajak yang berlaku dengan
jumlah laba. Sesudah taksiran pajak ini dihitung, akan dicatat dengan
jurnal yang mendebit rekening pajak penghasilan dan dikreditkan ke
rekening utang pajak penghasilan.
2. Taksiran utang hadiah yang beredar
Utang hadiah adalah kewajiban yang timbul dalam periode
hadiah, karena hadiah tersebut belum diambil oleh pelanggan. Apabila
jangka waktu pengambilan hadiah melampui suatu periode akuntansi,
maka pada akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian yang mendebit
rekening biaya hadiah penjualan dan mengkredit rekening utang
hadiah yang beredar. Jumlah utang hadiah yang beredar ini dihitung
dengan cara taksiran dari jumlah penjualan.
3. Taksiran utang garansi
Jika barang-barang yang dijual disertai dengan garansi untuk
perbaikan-perbaikan maka pada akhir periode dihitung taksiran jumlah
biaya yang akan terjadi sebagai akibat garansi tersebut. Taksiran biaya
itu diterbitkan ke rekening biaya garansi dan di kreditkan di rekening
taksiran utang garansi.
4. Taksiran Utang Pensiun
Apabila karyawan yang berhenti sesudah bekerja untuk jangka
waktu tertentu diberi pensiun, maka biaya pensiun dibayarkan selama

4
masa hidupnya karyawan tersebut akan dibebankan sebagai biaya ke
periode-periode di mana karyawan tersebut bekerja. Jumlah pensiun
yang akan dibayarkan ditaksir berdasarkan jumlah karyawan, umur
dan jangka waktu pembayaran pensiun. Selanjutnya jumlah taksiran
tadi dibagi dengan taksiran jangka waktu bekerjanya karyawan
tersebut. Setiap periode jumlah taksiran ini didebitkan ke rekening
biaya gaji dan upah atau biaya produksi tidak langsung dan di
kreditkan ke rekening utang pensiun. Pada saat pensiun dibayar,
rekening utang pensiun didebit dan rekening kas kredit.
c. Utang-utang bersyarat
Utang-utang bersyarat merupakan utang-utang yang sampai pada
tanggal neraca masih belum pasti apakah akan menjadi kewajiban atau
tidak. Utang-utang seperti ini timbul akibat kegiatan di masa yang lalu.
Untuk menentukan apakah suatu utang itu merupakan utang bersyarat atau
taksiran utang, dasarnya adalah kepastian timbulnya kewajiban. Jika
kewajiban membayar itu pasti timbul, walaupun jumlahnya belum pasti
maka utang jenis ini merupakan taksiran utang. Tetapi jika kewajiban
membayar itu belum pasti, mungkin jumlahnya sudah pasti atau mungkin
juga belum pasti, maka utang-utang seperti ini merupakan utang-utang
bersyarat. Jika sesungguhnya perbedaan yang ada di antara taksiran utang
dengan utang bersyarat adalah kepastian timbulnya kewajiban membayar
dan bukannya mengenaikepastian jumlahnya. Yang termasuk dalam utang-
utang bersyarat adalah:
a. Piutang wesel didiskontokan dan piutang dijaminkan
b. Endorsemen bersyarat atas wesel-wesel
c. Sengketa hokum
d. Tambahan pajak yang belum jelas kepastiannya
e. Jaminan terhadap utang anak perusahaan
f. Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijual

5
Utang bersyarat dalam neraca bisa ditunjukkan dengan catatan kaki
atau dilaporkan dengan judul tersendiri, tetapi tidak ikut dijumlahkan
dengan utang-utang yang lain.

3. Penghitungan dan Pencatatan Utang Dagang dan Utang Jangka Pendek


Lainnya
Pada prinsipnya utang akan dicantumkan sebesar nilai tunai dari utang-
utang tersebut, tetapi pada umumnya utang jangka pendek akan dicantumkan
dengan jumlah sebesar nilai nominalnya. Penyimpanan ini dilakukan dengan
dasar anggapan bahwa selisih antara nilai nominal dengan nilai tunainya
relatif kecil. Adapun contoh penghitungan utang jangka pendek sebagai
berikut:
a. Utang dagang
PT. Kenanga tanggal 1 November 2018 membeli barang dagangan
secara kredit sebesar Rp 20.000.000. Syarat pembelian 2/10, n/30. Utang
dagang dihitung sebesar nilai nominal dan pencatatanya sebagai berikut:
Persediaan barang dagangan 20.000.000
Utang Dagang 20.000.000
Apabila utang dagang dilunasi tidak lebih dari 10 hari setelah tanggal
pembelian maka pencatatannya sebagai berikut:
Utang Dagang 20.000.000
Kas 19.600.000
Potongan pembelian 400.000
Apabila utang dagang dilunasi lebih dari 10 hari setelah tanggal pembelian
maka pencatatannya sebagai berikut:
Utang Dagang 20.000.000
Kas 20.000.000
b. Utang jangka Panjang yang jatuh tempo pada periode itu
PT. Kenanga akan melakukan pelunasan wesel bayar yang berjangka
waktu 3 tahun dimulai pada tahun 2009 dan akan jatuh tempo pada tahun
ini senilai Rp100.000.000 dengan bunga 10% pertahun. Bunga dibayarkan

6
setiap awal tahun (setiap tanggal 1 Januari) dan pelunasan pada akhir
tahun (tanggal 31 Desember). Maka ayat jurnal untuk mencatat transaksi
tanggal 1 januari 2011 dan 31 desember 2011 adalah sebagai berikut:
1/1/2011 Beban bunga Rp10.000.000
Kas Rp10.000.000
31/12/2011 Utang wesel Rp100.000.000
Kas Rp100.000.000
c. Utang deviden
Pada tanggal 31 Desember 2018 PT Kenanga mengumunkan
pembagian deviden tunai sebesar Rp 10,00 untuk per lembar saham.
Deviden akan dibayar tanggal 15 Januari 2019. Dengan anggapan bahwa
jumlah saham yang beredar adalah 150.000 lembar, maka deviden terutang
dihitung dengan mengalikan jumlah saham beredar dan deviden perlembar
saham yaitu sebesar Rp 1.500.000,00 dan pencatatannya sebagai berikut:
31/12/2018 Laba ditahan Rp 1.500.000,00
Utang deviden Rp 1.500.000,00
(mencatat pengumunan deviden tunai)
31/12/2018 Utang deviden Rp 1.500.000,00
Kas Rp 1.500.000,00
(mencatat pembayaran deviden tunai)

d. Utang Biaya (Biaya yang Masih Akan Dibayar)


Hari kerja PT Kenanga 6 hari dalam seminggu, perusahaan
mempekerjakan 50 orang yang gaji/upahnya dibayar secara mingguan
setiap hari Sabtu. Gaji/upah setiap karyawan sama yaitu sebesar Rp
500.000 per minggu. Tanggal 31 Desember 2004 jatuh pada hari rabu, gaji
dan upah selama 3 hari yang belum dibayar dihitung dengan cara 3/6 x 50
x Rp 500.000 yaitu sebesar Rp 12 .500.000,00 dan pencatatannya yaitu :
Gaji dan Upah Rp 12.500.000,00
Utang Gaji & Upah Rp 12.500.000,00

7
4. Pelaporan Utang Dagang dan Utang Jangka Pendek lainnya dalam
Laporan Posisi Keuangan
Secara umum, utang disajikan dalam laporan posisi keuangan
berdasarkan urutan kelancarannya sejalan dengan aset. PSAK No. 1
menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas
sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti
kewajiban jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban
jangka panjang. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk
mengevaluasi likuiditas perusahaan.
Dalam praktek, kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan
akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh
temponya. Karena singkatnya periode waktu yang terlibat, yang sering kali
kurang dari satu tahun. Maka perbedaan antara nilai sekarang kewajiban
lancar dan nilai jatuh temponya biasanya tidak besar. Akun kewajiban
lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi pertama dalam kelompok
kewajiban dan ekuitas pemegang saham di neraca. Dalam kelompok
kewajiban lancar akun-akun itu dapat dicantumkan menurut jatuh
temponya, dalam jumlah yang menurun, atau menurut prefensi
likuiditasnya. Berikut ini contoh penyajian utang jangka pendek dalam
laporan posisi keuangan di sebuah perusahaan.
PT Kerinci
Laporan Posisi Keuangan
Aset lancar   Utang jangka pendek
Kas xxx Utang dagang xxx
Piutang dagang xxx Utang wesel xxx
Persediaan xxx Utang deviden xxx
Perlengkapan xxx Utang gaji xxx
Aset tetap   Utang jangka panjang
Peralatan xxx Utang bank xxx
Kendaraan xxx Utang obligasi xxx
Gedung xxx  
    Ekuitas xxx
Total xxx Total xxx
       

8
DAFTAR PUSTAKA

E. Kieso, Donald, Jerry J, Weygandt and Teery D. Warfield. (2011). Intermediate


Accounting, Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
https://www.coursehero.com/file/p3e1u51/4-Penyajian-dan-pengungkapan-
Secara-umum-kewajiban-disajikan-dalam-neraca/ diakses pada 7 Mei 2020 pukul
20.00 WITA

Anda mungkin juga menyukai