Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Kelompok : 1. Fitriana Kurnianingsih, A.Md.Kes (ketua kelompok)

2. Windarayu Widri Arti, AMd.Keb

3. Afrillia Rahmayani, A.Md.Kes

4. Adistya Galih Pratama, A.Md. Kes

5. Rendra Perdana Putra, A.Md.Kepgi

1. Kliping berita tentang tawuran antar suku atau antar kampung, beri pengantar atau
pendahuluan terkait berita tersebut.

Polisi Tangkap 2 Pelaku Pemicu


Kerusuhan Bulak Banteng Surabaya

Liputan6.com, Surabaya - Polisi menangkap dua orang pelaku yang memicu massa dari
warga sekitar untuk melawan petugas saat operasi yustisi pemberlakuan pembatasan
kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di kawasan Bulak Banteng,Surabaya, pada Sabtu
malam, 10 Juli lalu.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Ajun Komisaris
Besar Polisi Ganis Setyaningrum mengungkapkan kedua pelaku yang menjadi pemicu
penyerangan petugas PPKM itu bukan warga Bulak Banteng Surabaya.

"Masing-masing berinisial F, warga Jalan Kunti Surabaya, yang bertindak sebagai


provokator melalui unggahan di media sosial. Satu lagi berinisial H, warga Burneh,
Kabupaten Bangkalan, diketahui sebagai perusak mobil polisi, yang memecah kaca bagian
belakang menggunakan batu bata,” kata AKBP Ganis kepada wartawan di Surabaya,
Selasa, 13 Juli 2021, dilansir dari Antara.

Kedua pelaku mengaku kebetulan berada di Bulak Banteng saat petugas gabungan dari
kepolisian, TNI, serta Satpol PP dan Linmas dari Kecamatan Kenjeran sedang melakukan
operasi yustisi jam malam PPKM darurat.

"Salah satu pelaku, adiknya diamankan petugas Satpol PP karena tidak menggunakan
masker. Jadi, dia berusaha untuk membela adiknya. Lalu merusak mobil polisi. Kalau
pelaku satunya ini sengaja membuat konten di media sosial yang menyebarkan provokasi
anti-terhadap petugas PPKM," ucap AKBP Ganis.

Pengantar/Pendahuluan :

Kerusuhan yang terjadi di Indonesia bukanlah hal yang baru dalam sejarah
Indonesia, baik sebelum maupun sesudah proklamasi kemerdekaan. Setiap kerusuhan pasti
memiliki sebab-sebab yang berbeda, akan tetapi juga bisa mempunyai sebab yang sama.
Salah satu masalah terbesar yang melatar belakangi terjadinya suatu kerusuhn warga yaitu,
salah satunya adalah dalam bidang sosial kemasyarakatan. Seperti kerusuhan yang terjadi
pada Warga Bulak Banteng Surabaya saat Penertiban PPKM yang viral di media sosial
pada tanggal 10 Juli 2021. Kerusuhan ini viral karena sekelompok warga menggeruduk
petugas 3 pilar, yakni TNI, Polri dan Satpol PP yang sedang melakukan patroli PPKM.
Kerusuhan bermula karena warga melanggar aturan PPKM yaitu tidak memakai masker
dan buka warung melebihi batas waktu yang ditentukan serta warga merusak satu mobil
patroli petugas.

Sebagai warga negara Indonesia penting menjalin komunikasi yang baik dan tidak
melanggar aturan yang berlaku. Sadar menjadi bagian dari bangsa dan Negara akan
mendorong pada tekad, sikap dan perilaku untuk menjadi warga negara yang baik, yang
patuh dan taat pada hukum dan norma-norma yang berlaku. Kepentingan pribadi,
kelompok atau golongan harus diletakkan di bawah kepentingan bangsa dan negara.
Sangat penting juga untuk memahami wawasan kebangsaan, karena warga negara yang
sangat beragam akan menjadi peluang terjadinya konflik.

Namun seiring dengan perubahan kemudahan akses informasi, komunikasi serta


nilai-nilai yang ada pada masyarakat. Perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi baik
dari sisi positif apalagi sisi negatif sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan.
Efek dari sisi negatif ini menghadirkan isu isu yang berkembang di masyarakat yang
menjadi awal retaknya nilai nilai persatuan bangsa ini. Konsesus dasar berbangsa dan
bernegara mutlak diperlukan penerapan aplikatifnya mulai dari lapisan tertinggi tatanan
negara sampai dengan tatanan terbawah yakni individu warga negara itu sendiri.

2. Analisa masalah yang terjadi, kaitkan dengan nilai-nilai wawasan kebangsaan, isu
kontemporer dan bela negara.

A. Nilai-Nilai Wawasan Kebangsaan

Dari berita yang diambil dari Liputan6.com “Polisi Tangkap 2 Pelaku Pemicu
Kerusuhan Bulak Banteng Surabaya” tersebut dapat dianalisa bahwa Kericuhan
akibat provokasi dari pemilik warung yang ikut serta melakukan perlawanan terhadap
penertiban jam malam, sehingga membuat warga terpancing hingga menyerang
petugas. Oleh karena itu Sebagai warga negara sangat penting untuk memahami
wawasan kebangsaan, terkhusus seperti Indonesia yang warga negaranya sangat
beragam karena dengan memahamai wawasan kebangsaan rasa kebersamaan akan
meningkat yang dapat mengurangi peluang terjadinya konflik. Sehingga, warga
negara yang berpartisipasi dalam mewujudkan cita-cita nasional dan tujuan bernegara
senantiasa harus diwarnai Pancasila sebagai falsafah bangsa, ideologi nasional dan
dasar negara. Sangat penting membangkitkan wawasan kebangsaan di lingkungan
masyarakat yang sudah mulai luntur, selain untuk mencegah pengaruh negatif.

B. Isu Kontemporer

Pandemi yang terjadi di Dunia juga memberikan dampak ke semua negara


termasuk Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi
pandemi ini termasuk dengan pemberlakuan PPKM di wilayah Jawa Bali. Meskipun
pemerintah telah berupaya untuk mengendalikan pandemi ini, isu simpang siur yang
beredar di masyarakat pun juga sangat tinggi. Hal ini juga memicu terjadinya
penyerangan petugas PPKM itu bukan warga Bulak Banteng Surabaya.
Sosial media yang seharusnya menjadi sarana komunikasi bagi manusia dan
merupakan elemen terpenting dalam komunikasi di era global sering kali
disalahgunakan. Kejahatan dalam media massa tak bida di hindarkan. Hate speech
atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang disampaikan
oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik merupakan salah
satu bentuk kejahatan dalam komunikasi massa. Provokasi anti-terhadap petugas
PPKM yang dilakukan oleh pelaku melalui unggahan di sosial media membuat warga
terpancing sehingga menyerang petugas.
Ketidaksesuaian antara fakta yang terjadi dan unggahan pelaku di sosial media
menambah daftar panjang hoax yang sering bermunculan di tengah masyarakat. Hoax
yang berisi pesan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya mejadi alat
adu domba antara warga dengan petugas. Sedangkan fakta yang terjadi, warung kopi
masih buka melebihi batas waktu yang ditentukan, yakni pukul 20.00 WIB dan 13
orang diamankan petugas karena tidak mengenakan masker.
Masyarakat yang tidak patuh terhadap peraturan, kurangnya kemampuan
masyarakat menggunakan sosial media yang baik, masyarakat yang memiliki kontrol
emosi yang rendah, menyebabkan media sosial menjadi salah satu sarana empuk
perpecahan yang ada di Indonesia. Hal ini dapat di hindari dengan membangun
kesadaran positif menggunakan media sosial.
Masyarakat sebaiknya memahami regulasi atau peraturan UU ITE yang ada di
Indonesia. Etika menggunakan sosial media juga penting untuk menjaga kepentingan
diri dan orang lain. Sehinga tidak ada pihak yang merasa terganggu. Masyarakat juga
dapat mengecek terlebih dahulu kebenaran informasi yang ada, sehingga berita negatif
atau provokasi tidak menimbulkan konflik di masyarakat. Masyarakat juga perlu
untuk dapat mengontrol diri dan emosinya dengan baik. Kemampuan pengendalian
emosi dengan baik, serta memahami emosi orang lain dapat membantu masyarakat
untuk dapat mengambil tindakan yang sesuai dalam berinteraksi dengan orang lain
sehingga perpecahan antar elemen di Indonesia dapat dihindari.
C. Bela Negara

Bela Negara adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang
dilakukan secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang
dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja
yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas
dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan
terhadap NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat
dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
“Polisi Tangkap 2 Pelaku Pemicu Kerusuhan Bulak Banteng Surabaya”
diambil dari Liputan6.com berita tersebut dianalisa bahwa kericuhan terjadi bukan
akibat warga Bulak Banteng Surabaya melainkan karena dua pelaku berinisial F
(warga Jalan Kunti Surabaya) dan H (warga Burneh, Kab. Bangkalan) yang memicu
terjadinya penyerangan petugas PPKM. Petugas gabungan tersebut terdiri dari
Kepolisian, TNI serta Satpol PP dan Linmas dari Kecamatan Kenjeran yang sedang
melakukan tugas operasi yustisi jam malam PPKM darurat. Awal mula kericuhan
tersebut terjadi karena salah satu adik pelaku diamankan Satpol PP karena tidak
menggunakan masker, pelaku tersebut berusaha untuk membela adiknya dan tidak
terima lalu melakukan penyerangan terhadap petugas dengan merusak kaca belakang
mobil polisi dengan menggunakan batu. Sedangkan pelaku berinisal F memang
sengaja membuat kericuhan dengan membuat konten di media sosial yang
menyebarkan provokasi anti terhadap petugas PPKM. Pemilik warung kopi berinisial
E juga ikut diamankan Polisi karena melawan petugas yang didapati warungnya tetap
buka pada jam operasional malam. Aksi kericuhan dan penyerangan terhadap petugas
PPKM tersebut masih terus diselidiki untuk ditangkap pelaku lainnya.
Dari kejadian tersebut masyarakat perlu untuk meningkatkan rasa bela negara
di pribadi masing-masing yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Bela Negara
(Cinta Tanah Air dan Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara) seseorang bisa
diterapkan dengan menjaga sikap, mematuhi protokol kesehatan (memakai masker)
dan aturan-aturan yang ada selama pandemi untuk membantu menurunkan angka
penyebaran virus covid-19 serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Rasa bela negara
petugas bisa diterapkan dengan melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksinya, seperti
Kepolisian, TNI, Satpol PP dan Linmas yang bertugas melakukan operasi yustisi jam
malam PPKM.

3. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Indonesia adalah bangsa yang majemuk, bangsa yang mendapatkan


kemerdekaannya bukan karena belas kasihan atau pengakuan dari bangsa-bangsa
penjajah, namun direbut dengan segala pengorbanan seluruh rakyat, mulai dari
pengorbanan harta, hingga pengorbanan jiwa dan raga. Dari kecintaan pada tanah air,
dikembangkan keinginan yang kuat untuk berbuat yang terbaik untuk negeri. Sadar
menjadi bagian dari bangsa dan Negara akan mendorong pada tekad, sikap dan
perilaku untuk menjadi warga Negara yang baik, yang patuh dan taat pada hukum dan
norma-norma yang berlaku. Kepentingan pribadi, kelompok atau golongan harus
diletakkan di bawah kepentingan bangsa dan Negara.
Namun seiring dengan perubahan kemudahan akses informasi, komunikasi
serta nilai-nilai yang ada pada masyarakat. Perubahan ini perlu disadari bahwa
globalisasi baik dari sisi positif apalagi sisi negatif sebenarnya adalah sesuatu yang
tidak terhindarkan. Efek dari sisi negatif ini menghadirkan isu isu yang berkembang di
masyarakat yang menjadi awal retaknya nilai nilai persatuan bangsa ini. Konsesus
dasar berbangsa dan bernegara mutlak diperlukan penerapan aplikatifnya mulai dari
lapisan tertinggi tatanan negara sampai dengan tatanan terbawah yakni individu warga
negara itu sendiri.
Negara dihadirkan oleh kesepakatan atau perjanjian antara warga negara di
tengah masyarakat untuk melindungi hak dan kewajiban warga negara serta untuk
menjamin tidak adanya konflik kepentingan antar individu di tengah masyarakat. Dan
segala hak dan kewajiban tersebut tertuang dalam peraturan maupun peraturan
perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang
dibentuk oleh lembaga Negara atau pejabat yang berwenang dan mempunyai kekuatan
mengikat. artinya harus dilaksanakan.
Tujuan undang-undang dan peraturan negara adalah untuk mengatur dan
menertibkan perikehidupan berbangsa dan bernegara. Negara membutuhkan warga
negara, sedangkan warga negara membutuhkan negara, sehingga saling
membutuhkan, saling melengkapi, dan saling mengisi (komplementer). Negara akan
kuat apabila warga negaranya bersatu padu dan kompak membela negara. Sedangkan
warga negara akan merasa aman, nyaman, damai, dan sejahtera apabila negara kuat,
karena ada jaminan yang melindungi warga negara dari negara yang kuat.
Tidak ada alasan bagi warga negara untuk menghindar dari kewajiban sebagai
bagian dari negara itu sendiri. Untuk itu, warga negara harus patuh, taat, loyal, dan
tunduk pada setiap regulasi yang dibuat oleh negara dalam upaya meningkatkan taraf
kehidupan bangsa.

B. Saran

1. Kita harus selalu mendukung kebijakan pemerintah, mematuhi peraturan hukum,


tidak main hakim sendiri, menghormati, dan menjungjung tinggi supremasi hukum,
2. Harus lebih menumbuhkan rasa pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa melalui
perwujudan sifat toleransi, kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah
3. Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Membangun kesadaran keamanan bersama yang terkoordinasi dengan aparat
keamanan/pemerintahan yang berada di sekitar wilayah tempat tinggal.
5. memaksimalkan peran lingkungan sosial yang paling kecil seperti RT/ RW.
Sebagai ujung tombak aparat negara, RT/RW bisa berperan optimal untuk
mengontrol setiap aktivitas di lingkungan masyarakat. Melalui peran lembaga kecil
ini, ancaman perpecahan bangsa bisa dicegah secara dini, bahkan potensinya
sekalipun.

Anda mungkin juga menyukai