Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan

Volume 13 Nomor 2, Juni 2021


e-ISSN 2549-8118; p-ISSN 2085-1049
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan

SUMBER INFORMASI BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN


MASYARAKAT TENTANG COVID-19
Muhamad Yunus*, Sastrawan Zakaria
Program Studi Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Universitas Qamarul Huda Badaruddin,
Turmuzi Badrudin, Bagu, Praya, Central Lombok Regency, West Nusa Tenggara 83371, Indonesia
*yunusmuhammadbagu@gmail.com

ABSTRAK
Pandemi corona virus disease 2019 (COVID-19) telah menyebar ke berbagai negara di dunia,
termasuk Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka penyebaran penyakit ini.
Berita dan informasi terkait COVID-19 mulai banyak beredar di berbagai media baik media massa
maupun media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sumber informasi yang
diakses dengan pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 di Kabupaten Lombok Timur. Penelitian
ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan desain cross-sectional terhadap 174 responden di
Kabupaten Lombok Timur yang diambil dengan teknik sampling probability proporsional size. Data
diperoleh menggunakan instrumen kuesioner pengetahuan Covid 19 yang sudah dilakukan validitas
dan reliabilitas dengan Alpha Croncbach 0,84, dan kuesioner diberikan secara online. Analisis
univariat dilakukan untuk mendeskripsikan katrakteristik sosiodemografi responden. Analasis bivariat
dilakukan untuk mengetahui hubungan sumber informasi dengan pengetahuan masyarakat
menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber informasi berhubungan
signifikan dengan pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 (p<0,05). Media sosial merupakan
sumber informasi yang paling banyak diakses oleh masyarakat. Televisi merupakan sumber informasi
yang paling banyak diakses oleh responden dengan pengetahuan COVID-19 yang baik.

Kata kunci: covid 19; informasi; pengetahuan

SOURCES OF INFORMATION RELATING TO COMMUNITY KNOWLEDGE ABOUT


COVID-19

ABSTRACT
The 2019 coronavirus disease (COVID-19) pandemic has spread to various countries in the world,
including Indonesia. Various attempts have been made to reduce the rate of spread of this disease.
News and information related to COVID-19 began to circulate in various media, both mass media,
and social media. This study aims to determine the relationship between the sources of information
accessed and public knowledge about COVID-19 in East Lombok Regency. This research is a
descriptive-analytic study with a cross-sectional design towards 174 respondents in East Lombok
Regency who were taken by using an probability proportional size sampling technique. The data were
obtained using a Covid 19 knowledge questionnaire instrument which had validity and reliability with
Cronbach Alpha 0.84, and the questionnaire was administered online. Univariate analysis was
conducted to describe the sociodemographic characteristics of the respondents. Bivariate analysis was
conducted to determine the relationship between information sources and public knowledge using the
chi-square test. The results showed that the source of information had a significant relationship with
public knowledge about COVID-19 (p <0.05). Social media is the source of information most accessed
by the public. Television is the source of information most accessed by respondents with good
knowledge of COVID-19.

Keywords: covid 19; information; knowledge

337
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 2, Hal 337 - 342, Juni 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PENDAHULUAN
Corona virus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit infeksi saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus corona jenis baru yaitu severe acute respiratory syndrome coronavirus
2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini pertama kali dilaporkan terjadi di Wuhan, Provinsi Hubei,
Tiongkok pada akhir Desember 2019 dan menyebar ke seluruh dunia dengan cepat. Kondisi
ini membuat World Health Organization (WHO), pada tanggal 11 Maret 2019, menetapkan
COVID-19 sebagai pandemi. Pandemi adalah kondisi penyebaran penyakit yang terjadi
serempak dan berdampak luas di seluruh dunia. Hingga Oktober 2020, pandemi COVID-19
telah menyebar ke 188 negara, tidak terkecuali Indonesia (WHO, 2020) .Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia melaporkan total kasus sebanyak 410.088 pada 31 Oktober
2020 (Kemenkes RI, 2020). Menurut Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat (NTB), kejadian
COVID-19 di NTB juga mengalami peningkatan. Total kasus hingga 31 Oktober 2020 adalah
3966 dengan 221 kasus kematian. Kabupaten Lombok Timur menyumbang sekitar 13% dari
total kasus COVID-19 di NTB dan angka ini diprediksi akan terus meningkat (Dinkes NTB,
2020)

Sejak kasus pertama teridentifikasi di Indonesia pada 2 Maret 2020, pasien terinfeksi COVID-
19 masih terus bertambah. Hal ini disebabkan oleh proses transmisi yang cepat, yaitu melalui
droplet dari pasien terinfeksi COVID-19. Droplet ini dapat terhirup dan masuk ke saluran
pernafasan seseorang saat pasien terinfeksi COVID-19 berbicara, batuk, atau bersin (Zhong et
al., 2020). Selain itu, menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi droplet tersebut
kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut juga menyebabkan seseorang dapat terinfeksi
COVID-19 (Moudy & Syakurah, 2020).Oleh karena itu, memakai masker, menjaga jarak, dan
mencuci tangan merupakan upaya pencegahan utama untuk menekan penyebaran virus corona
(Olaimat et al, 2020).

Berbagai upaya untuk menekan penyebaran penyakit ini terus dilakukan, meliputi pelacakan
kontak pasien, karantina mandiri, promosi penggunaan masker, jaga jarak, dan cuci tangan
dengan sabun, penguatan sistem kesehatan, serta penyediaan informasi yang akurat mengenai
COVID-19 (Olaimat et al., 2020). Survei yang dilakukan UNICEF di enam kota besar di
Indonesia menunjukkan sebagian besar responden telah mematuhi anjuran memakai masker
(71%) dan mencuci tangan (72%), sedangkan kepatuhan terhadap anjuran menjaga jarak
masih rendah (47%). Selain itu, masih terdapat 9,3% responden yang tidak melakukan anjuran
tersebut sama sekali. Hasil tersebut juga menunjukkan masih adanya kesalahan persepsi
terkait COVID-19 yang disebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat (KPCEN, 2020).
Selain itu, fenomena tersebut juga disebabkan oleh banyaknya informasi mengenai COVID-
19 yang tidak akurat dan akses masyarakat terhadap sumber informasi yang salah. Sumber
informasi mengenai COVID-19 yang dianggap terpecaya antara lain media televisi, koran,
radio, dan media online (Zaid et al., 2020)

Penelitian tentang tingkat pengetahuan terkait COVID-19 telah banyak dilakukan. Namun,
penelitian untuk mengetahui hubungan sumber informasi yang diakses masyarakat dengan
tingkat pengetahuan masih terbatas, terutama di Indonesia. Jenis penelitan ini adalah
penelitian cross-sectional study, yang melihat Peran penting informasi dalam meningkatkan
pengetahuan masyarakat menjadi dasar tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi informasi
terkait COVID-19 serta kaitannya terhadap tingkat pengetahuan masyarakat di Kabupaten
Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

338
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 2, Hal 337 - 342, Juni 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan rancangan cross-sectional
study. Penelitian ini dilakukan terhadap 174 orang di Kabupaten Lombok Timur, Nusa
Tenggara Barat. Teknik random sampling digunakan untuk memenuhi kebutuhan besar
sampel minimal sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian ini. Terdapat dua
variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Data pada kedua
variabel berjenis kategorik. Variabel bebas adalah sumber informasi yang dikategorikan
menjadi tiga, yaitu televisi, surat kabar, dan media sosial. Variabel terikat adalah tingkat
pengetahuan masyarakat yang dikategorikan menjadi dua, yaitu tingkat pengetahuan kurang
dan tingkat pengetahuan baik. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen penelitian
berupa kuesioner pengetahuan COVID 19 yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas
dan dinyatakan valid dengan Alpha Croncbach 0,84. Data yang telah terkumpul dianalisis
menggunakan program statistik STATA. Analisis data terdiri dari dua tahap. Analisis
univariat dilakukan dengan menyajikan deskripsi sosiodemografi responden seperti jenis
kelamin, tempat tinggal, dan pekerjaan. Analisis korelasi dilakukan melalui uji chi’s square
dengan tingkat kemaknaan p<0,05.

HASIL
Lebih dari setengah total responden (53,4%) dalam penelitian ini adalah wanita. Proporsi
responden berdasarkan lokasi tempat tinggal adalah 50.6% tinggal di perkotaan dan sisanya
(49,5%) tinggal di pedesaan. Sebagian besar responden bekerja sebagai petani (37,4%) dan
sebagian yang lain bekerja sebagai PNS (29,3%), buruh (19,5%), dan pegawai swasta
(13.8%).
Tabel 1.
Karakteristik Sosiodemografik (n=174)
Variabel f %
Jenis Kelamin
Perempuan 93 53,4
Laki-laki 81 46,6
Tempat Tinggal
Desa 86 49,4
Kota 88 50,6
Pekerjaan
Petani 65 37,4
Buruh 34 19,5
PNS 51 29,3
Swasta 24 13,8

Secara umum, mayoritas responden (80,6%) memiliki pengetahuan yang baik terkait COVID-
19. Hanya sebagian kecil responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang (19,5%).
Responden dalam penelitian ini menjadikan media sosial sebagai sumber informasi terkait
COVID-19 yang palig banyak diakses (47,1%), kemudian diikuti dengan televisi (39,7%) dan
surat kabar (13,2%).

Sebanyak 46,4% responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik terkait COVID-19
mengakses informasi melalui televisi, 43,6% responden mengakses informasi melalui media
sosial, dan sisanya (10%) mengakses informasi melalui surat kabar. Tabel 2 menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sumber informasi dan tingkat pengetahuan
responden terkait COVID-19 (p<0,05).

339
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 2, Hal 337 - 342, Juni 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 2.
Hubungan sumber informasi dengan pengetahuan terkait COVID-19 (n=174)
Pengetahuan
Sumber Informasi Kurang Baik p
f % f %
Televisi 4 2,29 65 37,5
Surat kabar 9 5,17 14 8 0,000
Media sosial 21 12 61 35,06

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden memilih mengakses media sosial
untuk memperoleh informasi terkait COVID-19, diikuti dengan televisi dan surat kabar. Hasil
ini sesuai dengan penelitian lain, dimana media sosial merupakan sumber informasi yang
paling sering diakses untuk memperoleh informasi terkait COVID-19, dan kecepatan
informasi yang tersedia dan kemudahan akses merupakan alasan seseorang lebih memilih
untuk mengakses informasi terkait COVID-19 melalui media sosial (Olaimat et al., 2020).

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan masyarakat. Meskipun media sosial menjadi sumber informasi yang paling
banyak diakses oleh responden dalam penelitian ini, proporsi terbesar dari responden
berpengetahuan baik adalah responden yang mengakses informasi terkait COVID-19 melalui
televisi. Hal ini disebabkan oleh adanya persepsi masyarakat bahwa, informasi yang
diperoleh dari televisi lebih akurat dan valid dibandingkan media sosial (Zhong et al., 2020).
Keakuratan informasi yang diperoleh berhubungan positif dengan tingkat pengetahuan
seseorang. Informasi yang akurat juga akan meningkatkan kepercayaan diri seseorang dan
kepercayaan terhadap sumber informasi (Mohamad et al., 2020).

Penelitian Farhana (2020) dilakukan di Bangladesh menunjuka besar dari masyarakat


menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi terkait COVID-19. Proporsi
terbanyak memiliki pengetahuan yang buruk tentang penularan dan timbulnya gejala serta
menunjukkan hasil yang positif persepsi pencegahan dan pengendalian COVID-19. Faktor-
faktor seperti profesi dan usia berkorelasi pengetahuan yang tidak memadai dan persepsi yang
buruk tentang COVID-19. Temuan studi ini menunjukkan signifikan kesenjangan
pengetahuan antara jumlah informasi yang tersedia tentang COVID-19 dan kedalaman
informasi pengetahuan di kalangan tenaga kesehatan dan orang umum, terutama tentang
modus penularan dan masa inkubasi COVID-19. Seiring ancaman global COVID-19 terus
berlanjut muncul.

Pengetahuan menurut Sutrisno (2014) adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang
tertentu. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks dan merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Overt behavior). Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan
seseorang. Pengetahuan yang diperoleh seseorang akan menimbulkan pengertian dan
pemahaman terhadap pengetahuan tersebut. Dengan memahami sesuatu hal yang dipelajari,
seseorang akan dapat mengadakan penilaian. Penilaian ini dapat positif atau negatif. Penilaian
yang positif akan menimbulkan sikap positif, yang akhirnya akan berpengaruh pada perilaku
positif terhadap sesuatu yang dipelajari.

340
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 2, Hal 337 - 342, Juni 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Menyangkut upaya untuk meningkatkan pertukaran informasi melalui dukungan elektronik


agar terselenggaranya manajemen sistem kesehatan yang lebih baik, aman dan dengan biaya
efektif dalam mendukung pelayanan kesehatan, surveilans kesehatan, literatur kesehatan, serta
pendidikan, pengetahuan, dan penelitian kesehatan, sehingga pentingnya pengetahuan petugas
kesehatan dalam menyampaikan informasi melalui teknologi informasi, guna emberikan
informasi yank baik dan benar (Soemitro, 2016). Nurislaminingsih (2020) Dari pemetaan
sederhana tersebut dapat diketahui bahwa kebutuhan pengetahuan tentang COVID-19 sangat
beragam. Kehadiran corona dalam waktu yang relatif cepat di era informasi seperti saat ini
juga berimbas pada cepatnya penyebaran informasi atau kabar apapun tentang virus
mematikan ini. Berita baru tentang corona seolah muncul setiap detik. Mulai dari
pengumuman resmi pemerintah, stasiun televisi, surat kabar online maupun cetak, hingga
kiriman pesan dari rekan melalui media sosial. Sifat era informasi ini tercermin dalam
perilaku masyarakat.

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan, pengetahuan berpengaruh terhadap sikap


dan tindakan individu sebagai usaha pencegahan COVID-19. Pemberian pengetahuan yang
spesifik, valid, dan tepat sasaran dapat meningkatkan perilaku usaha pencegahan masyarakat
terhadap infeksi COVID-19, sehingga perlu juga penyampaian informasi ini disampaikan
langsung oleh tenaga kesehatan (Moudy & Syakurah, 2020). Menurut penelitian, dokter dan
perawat merupakan sumber informasi paling terpercaya, tetapi tidak terlalu mudah untuk
diakses (Zhong et al, 2020). Tenaga kesehatan profesional dapat memanfaatkan media sosial
populer untuk memberikan informasi COVID-19 yang akurat, mengoreksi berita yang salah,
dan memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat dengan bahasa yang mudah dipahami.

SIMPULAN
Terdapat hubungan yang signifikan antara sumber informasi dengan tingkat pengetahuan
masyarakat di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Sumber informasi yang
paling banyak diakses oleh responden secara umum adalah media sosial. Namun, sumber
informasi yang paling banyak diakses oleh responden berpengetahuan COVID-19 yang baik
ialah televisi.

DAFTAR PUSTAKA
Dinkes NTB. Laporan Kasus COVID-19 Provinsi NTB (2020).
Farhana, K. M. (2020). Knowledge and perception towards Novel Coronavirus ( COVID 19 )
in Bangladesh. International Research Journal of Business and Social Science, 6(2).
Kemenkes RI. (2020). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
KPCEN. (2020). Memahami perilaku dan informasi tepat untuk mencegah penularan COVID-
19.
Mohamad, E., Tham, J.-S., Ayub, Hamzah, M. R., Hashim, H., & Azlan, A. A. (2020).
COVID-19 information sources and the relationship with attitudes in battling the
pandemic: a cross-sectional survey among the malaysian public. Journal of Medical
Intern Research.
Moudy, J., & Syakurah, R. A. (2020). Pengetahuan terkait Usaha Pencegahan Coronavirus
Disease (COVID-19) di Indonesia. Higeia Journal Of Public Health Research And
Development, 4(3), 333–346.
Nurislaminingsih, R. (2020). Layanan Pengetahuan tentang Covid-19 di Lembaga Informasi.

341
Jurnal Keperawatan Volume 13 No 2, Hal 337 - 342, Juni 2021 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

TIK Ilmeu, 4(1), 19–37.


Olaimat, A. N., Aolymat, I., Shahbaz, H. M., & Holley, R. A. (2020). Knowledge and
Information Sources About COVID-19 Among University Students in Jordan : A Cross-
Sectional Study. Frontiers in Public Health, 8(May).
Soemitro, D. (2016). Tantangan e-Kesehatan di indonesia. Jakrata: kemenkes RI.
Sutrisno, E. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia (6th ed.). Kencana: Jakarta.
WHO. (2020). Data COVID 19.
Zaid, A. A., Barakat, M., Al-Qudah, R. A., Albetawi, S., & Hammad, A. (2020). Knowledge
and awareness of community toward COVID-19 in Jordan: A cross-sectional study.
Systemic Review in Pharmacy, 11(7).
Zhong, Y., Liu, W., Lee, T., Huan Zhao, OfNursingd, B., & Ji, J. (2020). Since January 2020
Elsevier has created a COVID-19 resource centre with free information in English and
Mandarin on the novel coronavirus COVID- 19 . The COVID-19 resource centre is
hosted on Elsevier Connect , the company ’ s public news and information. Nurs
Outlook, 13(21).

342

Anda mungkin juga menyukai