Anda di halaman 1dari 9

UTS STUDI KEBIJAKAN DAKWAH

Nama : Rindi Septiana Widia


Nim : 1912030075
Jurusan : MD-B

Soal :

1. Jelaskan apa itu studi kebijakan dakwah, kenapa kebijakan dakwah itu mesti
dilakukan, bagaimana langkah langkahnya dgn memberikan sebuah contoh kebijakan
dakwah ?
Jawaban :
Studi adalah proses memperoleh data dengan cara melakukan penelitian melalui
wawancara dan observasi. Kebijakan bertujuan untuk mengambil keputusan untuk
memastikan keseragaman dan konsistensi. Jadi studi kebijakan dakwah yaitu proses
memperoleh data dengan cara melakukan penelitian melalui wawancara dan observasi
yang bertujuan untuk memastikan keseragaman dan konsistensi demi kemaslahatan
umat. Ketajaman dalam memperhitungkan kebijakan ini tergantung pada situasi dan
kondisi.
Kebijakan dakwah itu di lakukan untuk kemaslahatan umat. Kenapa mesti di lakukan?
Karena bertujuan sebagai alternatif dalam pemecahan masalah. Menurut saya suatu
kebijakan tidak akan pernah di ambil jika tidak ada masalah dalam suatu organisasi,
lembaga atau perusahaan.
Contoh kebijakan dakwah yang di lakukan oleh Abu Bakar Shiddiq :
a. Melanjutkan ekspedisi ke syiria
Sebelum wafatnya Rasulullah, beliau mengirimkan ekspedisi ke Syiria di
bawah pimpinan Usamah bin Zaid, putera dari Zaid bin Harits. Namun
Usamah mengurungkannya ketika dalam perjalanan mendengar berita
wafatnya Nabi. Maka melanjutkan ekspedisi ke Syiria merupakan prioritas
utama kebijakan Abu Bakar, keputusan tersebut ditempuh oleh beliau justru
ketika situasi dalam negeri sedang dilanda krisis sabilitas, sehingga
pengiriman ekspedisi ini sempat diusulkan para sahabat untuk ditarik kembali
ke Madinah untuk membantu mengatasi masalah dalam negeri seperti
memerangi orang-orang murtad, orang yang enggan membayar zakat serta
pemberontakan lainnya. Namun usulan para sahabat untuk menarik kembali
pasukan ke Madinah ditolak oleh Abu Bakar karena pengiriman tersebut
merupakan amanah Rasulullah SAW. Setelah 40 hari berperang melawan
orang-orang Romawi di Syiria, akhirnya ekspedisi Usamah meraih
kemenangan, keberhasilan ini menimbulkan opini positif bahwa Islam tetap
jaya, tidak akan hilang seiring dengan wafatnya Rasulullah.
b. Memberantas gerakan nabi palsu, kaum murtad dan pembangkang zakat
Di saat amanah pemerintahan baru saja diembankan kepada beliau, tiba-tiba
Madinah dikejutkan oleh gerakan-gerakan yang menggerogoti sistem Islam
yang meluas hampir ke seluruh semenanjung Arabia. Bentuk gerakan tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Kaum Murtad, Mereka adalah orang-orang lemah imannya dan masuk
Islam hanya formalitas saja. Kemungkinan mereka adalah kelompok
munafik pada zaman Nabi. Setiap ada kesempatan menghancurkan
kaum Muslimin, mereka melakukan gerakan. Mereka tidak berani
terang-terangan melakukan pemurtadan diri pada masa Nabi karena
kuatnya Islam saat itu. Peralihan kekuasaan dari Nabi ke Abu Bakar
mereka anggap saat yang tepat untuk melakukan gerakan tersebut.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa adanya orang-orang
murtad tersebut disebabkan karena mereka belum memahami benar
tentang Islam, mereka baru dalam taraf pengakuan, atau masuk Islam
karena terpaksa. Sehingga ketika Rasulullah wafat, mereka langsung
kembali kepada agama semula.
2) Gerakan Nabi Palsu, Seperti Musailamah al-Kazzab dari bani Hanifah,
al-Aswad al-‘Insi dari Yaman, Thalhah bin Khuwailid dari bani Asad
dan Sajjah dari Bani Tamin. Sebagian fenomena ini sudah muncul
pada masa Nabi, tetapi wafatnya Nabi mereka anggap sebagai
kesempatan untuk tampil terang-terangan.
3) Pembangkang Zakat, Kelompok ini berpendapat bahwa zakat itu
diberikan kepada Nabi SAW. dengan dalil khitab (objek informasi)
dalam ayat tentang zakat dikhususkan kepada Nabi. Oleh sebab itu,
setelah Nabi meninggal, hukum tentang zakat tidak berlaku lagi.
Setelah Abu Bakar mempelajari fenomena dan menyimpulkan bahwa
gerakan tersebut bermaksud untuk menghancurkan Islam dari akarnya.
Akhirnya, Abu Bakar memutuskan untuk menghadapi semua gerakan
itu dengan tindakan tegas.
Sikap tegas Abu Bakar dalam menghadapi pembangkang zakat tida
disetujui oleh sebagian kalangan yang berpendapat bahwa apa yang
mereka lakukan adalah hasil ta’wil mereka terhadap al-Qur’an, namun
Abu Bakar dengan berani dan tegas mengatakan, “Demi Allah,
andaikan mereka menolak untuk mebayar kepadaku tali pengikat unta
yang pada zaman Nabi mereka pernah membayarnya, aku akan
memerangi mereka karena hal tersebut”.
Akhirnya sahabat lain menerima sikap Abu Bakar tersebut dan
membela kebijakan beliau. Tindakan tegas ini mendatangkan kebaikan
yang sangat besar untuk kaum Muslimin. Abu Bakar mempersiapkan
pasukan besar yang terdiri dari sebelas regu. Masing-masing regu
dikepalai oleh para pahlawan Islam, dan kepada setiap pemimpin
ditentukan kearah mana mereka harus berangkat. Sebelum pasukan
diberangkatkan, Abu Bakar memberitahukan apa hak dan kewajiban
pasukan dan menulis pesan untuk mereka sebagai panduan dalam
memerangi para Murtaddin. Beliau juga meminta kepada pasukan agar
memaafkan mereka dan mengajak mereka kembali kepada Islam. Jika
mereka memnuhi ajakan tersebut, mereka tidak boleh diperangi. Jika
mereka menolak, mereka boleh diserang sampai mereka menyatakan
untuk kembali kepada Islam.
Dari tindakan tegas Abu Bakar terhadap kaum murtad, Nabi-nabi
palsu, dan pembangkang zakat menghasilkan :
a) Musailamah al-Kazzab terbunuh ditangan Wahsyi si pembunuh
Hamzah, pengikutnya dan orang-orang yang terpengaruh
dengan ajarannya melarikan diri.
b) Pasukan al-Aswad al-‘Ansi kalah dalam pertempuran
sedangkan dia sendiri dikabarkn telah terbunuh pengikutnya
pada malam wafatnya Rasulullah SAW.
c) Thalhah bin Khuwailid masuk Islam kembali dan menjadi
muslim yang baik. (4.) Sajjah at-Tamimiyah mengurungkan
niatnya untuk bergabung dengan Musailamah karena
mendengar pasukan Khalid sudah mendekat.
d) Dan pasukan lainnya melakukan operasi di seluruh Jazirah
Arabia, memberikan pengajaran kepada pembangkang dan
mengembalikan kepada Islam orang yang murtad.
c. Melakukan ekspansi wilayaH
Setelah masalah internal mulai tenang, Abu Bakar mencanangkan gerakan
dakwah ke luar Jazirah Arabia. Kawasan tersebut dapat dibagi dalam dua
kategori besar, yaitu kawasan Utara yang meliputi Bahrain, Qatar, Kuwait,
Irak serta kawasan Syam. Ekspansi ke wilayah Persia di bawah pimpinan
Khalid bin Walid . Dalam ekspansi ini (tahun 634 M), pasukan Islam dapat
menguasai dan menaklukkan Hirah, sebuah kerajaan Arab yang loyal kepada
Kisra di Persia. Daerah ini merupakan penyebaran bangsa Arab dari selatan,
namun mereka dijadikan pintu masuk penyebaran islam ke wilayah di belahan
timur dan utara. Ekspansi ke Romawi di bawah empat panglima perang, yaitu
Ubaidah, Amr bin Ash, Yazid ibn Sufyan dan Syurahbil. Ekspansi ke wilayah
Romawi yakni kerajaan Ghassaniyah, yang merupakan daerah protektorat
Romawi dan menjadi benteng pertahanan dari serbuan Persia.
d. Pengumpulan mushaf al-qur’an
Perang Riddah (perang melawan kemurtadan) di bawah kepemimpinan Khalid
ibnu Walid yang berlangsung alot, mengakibatkan banyak diantara sahabat
yang hafal al-Qur’an (Qurra‘) tewas. Karena keikut sertaan mereka dalam
perang tersebut
2. Jelaskan apa pentingnya dilakukan analisis kebijakan dakwah sebelum kebijakan
dakwah itu diambil, faktor apa saja yg mesti dianalisis bagaimana cara dan prosesnya
dgn memberikan sebuah contoh ?
Jawaban :
Analisis di lakukan untuk pengkajian, dimana kita tahu letak kelemahan, kekuatan
serta kita paham lebih detail mengenai hal yang akan diambil kebijakannya. Karena
analisis itu adalah proses pengkajian secara mendalam, utuh, dan menyeluruh
terhadap situasi dan keputusan yang di ambil.
Faktor yang di analisis :
Faktor internal
1) Kompentensi orang-orang/aktor-aktor dalam suatu masalah
2) Biaya, financial
3) Data, akurat atau tidaknya
4) Analisis manfaat/benefit
5) Analisis dampak, bisa positif maupun negatif

Faktor eksternal

1) Kebijakan melanggar atau tdiak


2) Pengaruh/terusik tdiak masyarakat setempat
3. Jelaskan apa saja yg menjadi kriteria kebijakan yg tepat dlm kegiatan dakwah,
hambatan apa saja yg sering ditemukan utk mencapai kriteria tersebut, kemudian
bagaimana kebijakan utk mengatasi hambatan tersebut dgn mengemukakan sebuah
contoh kasus kegiatan dakwah ?
Jawaban :
a. Rumusan sasaran dan tujuan harus jelas dan spesifik (tidak ambigu), Karena
tidak ada rumusan baku dalam merumuskan dan menetapkan kriteria, maka
kriteria dapat dipelajari. Sebelum menetapkan kriteria dalam pengambilan
keputusan, maka diperlukan pendefinisian permasalahan yang sangat, dan
perumusan sasaran yang lebih spesifik serta tujuan yang jelas dari apa yang
akan dicapai dari kegiatan memecahkan masalah publik. Kriteria dalam
analisis menggambarkan adanya aturan-aturan utama yang jelas dan harus
diikuti oleh analis kebijakan.
b. Bardach(2012) membagi kriteria tersebut menjadi 4 kriteria yaitu kelayakan
teknis, kemungkinan ekonomi dan keuangan. Viabilitas politik, dan
operabilitas Administratif.
c. Sedangkan, Dunn membaginya dalam 6 kriteria yaitu efektivitas, efisiensi,
kecukupan (adequacy), kenyamanan (equity), Responsivitas (responsiveness),
dan kelayakan (kepantasan).
4. Jelaskan apa yg dimaksud keputusan kebijakan operasional dakwah, berapa macam
bentuknya, dan apa yg harus dilakukan oleh pimpinan dakwah agar
operasionalisasinya berjalan dgn efektif dan efisien dgn memberikan sebuah contoh
Jawaban :
Keputusan kebijakan operasional yaitu petunjuk atau keputusan orang-orang dalam
organisasi. Yang mana intinya mengambil sebuah pernyataan dan menjelaskannya
pada anggota suatu organisasi, bagaimana mereka harus berbuat atau
mengoperasionalkan kebijakan pemimpin dalam situasi khusus yang sedang
berlangsung yang berpengaruh kepada semua orang baik internal organisasi atau pun
orang-orang yang di layani.
Bentuknya ada 5, yaitu :
a. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi
b. Pengambilan keputusan rasional
c. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman
d. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta
e. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang

Yang dilakukan oleh pemimpin agar operasionalnya berjalan dengan efektif dan
efisien adalah :
a. Identifikasi masalah dan ketidakjelasan, misalnya untuk meningkatkan
pendapatan perusahaan kita ingin menaikkan harga jual dari produk, jika
berhasil maka pendapatan akan naik tapi jika menyebabkan calon pelanggan
tidak mau beli maka pendpatan malah menurun.
b. Mengumpulkan informasi, misalnya kita bisa bertanya pada sales apakah
harga tersebut dapat diterima oleh calon pelanggan.
c. Membuat prediksi kemungkinan terjadi, seperti membuat anggaran kenaikan
pendapatan dengan harga baru pada setiap alternatif.
d. Mengambil keputusan dari alternatif-alternatif yang ada, seperti bisa juga
dengan harga yang lama tapi spesifikasi dikurangi sehingga mengurangi biaya
produksi.
e. Mengevaluasi hasil terhadap prediksi yang telah dibuat, bandingkan hasil
dengan prediksi yang kita buat dan lakukan evaluasi. Hal ini sangat penting
untuk mengetahui apakah keputusan yang kita ambil sudah tepat.
5. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan kebijakan dakwah, beri
contoh ?
Jawaban :
a. Faktor Politik
Dalam perumusan kebijakan kita memerlukan dukungan dari berbagai faktor
kebijakan (policy aktor), baik aktor – aktor dari kalangan pemerintah
(Presiden, menteri, panglima TNI dan lain-lain), maupun dari kalangan bukan
pemerintah (pengusaha, media massa, LSM dan lain-lain).
b. Faktor Ekonomi / Finansial.
Faktor ini perlu dipertimbangkan, terutama apabila kebijakan tersebut akan
menggunakan dana yang cukup besar atau akan berpengaruh pada situasi
ekonomi dalam negara/daerah, seperti yang kita ketahui bersama, sejak
diberlakukannya Otonomi Daerah kepada Kabupaten/Kota di Indonesia, sejak
saat itu pula semua daerah sudah berlomba-lomba untuk
membuat/memunculkan ide-ide baru dalam bentuk kebijakan tanpa
memperhatikan keuangan daerah, sehingga banyak pula daerah dalam
pelaksanaan anggaran mengalami defisit, dan jelas hal ini mempengaruhi
terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan masyarakat.
c. Faktor Administrasi / Organisatoris
Apakah dalam pelaksanaan kebijakan itu benar-benar akan didukung oleh
kemampuan administrative yang memadai, atau apakah sudah ada organisasi
yang akan melaksanakan kebijakan itu. Dalam kemampuan administrative
termasuk kemampuan Sumber Daya Aparatur yang melaksanakan kebijakan
pemerintahan, kadang kala banyak dipaksakan dengan Sumber Daya yang ada,
misalnya dengan terbukanya aturan untuk memperbolehkan daerah melakukan
pemekaran daerah, maka dengan segala usaha dan upaya yang ada Provinsi,
Kabupaten/kota untuk melakukan pemekaran, bayangkan saja sekarang saja
untuk Indonesia keadaan tahun 2013 sudah ada 34 Provinsi dengan 497
Kabupaten/Kota, tetapi pertanyaan yang timbul apakah Sumber Daya Aparatur
yang mendukungnya sudah sesuai dengan kompetensi (persyaratan) yang
sudah ditetapkan oleh aturan tersendiri. Kemudian apakah organisasi
pemerintah daerah yang dibentuk sudah mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mempunyai tugas pokok dan fungsi yang sesuai dengan
pembentukan organisasi (tidak tumpang tindih/overlaping). Apalagi sesuai
konsep reformasi birokrasi yang sedang diakbarkan mulai dari Pemerintah
Pusat sampai kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam penataan kelembagaan tidak boleh adanya tumpang tindih antara
organisasi yang satu dan yang lainnya, seandainya ini terjadi harus dilakukan
evaluasi kembali.
d. Faktor Teknologi
Apakah teknologi yang ada dapat mendukung penyelenggaraan pemerintahan,
apabila kebijakan tersebut kemudian diimplementasikan. Secara kenyataan
teknologi yang ada pada prinsipnya dapat mendukung kebijakan yang dibuat
oleh Pemerintah, tetapi kadang kala permasalahan adalah yang
mempergunakan teknologynya (SDM) tidak siap dengan teknology yang ada,
contoh sederhana perangkat komputer / laptop hanya dipergunakan
kebanyakan untuk mengetik, dan kalau dilihat kepada program-program yang
ada dalam perangkat tersebut mampu mengimplementasikan untuk kegiatan-
kegiatan/penciptaan lainnya tergantung kepada kesiapan SDA nya.
e. Faktor Sosial, budaya dan Agama
Apakah kebijakan tersebut tidak menimbulkan benturan sosial, budaya dan
agama atau yang sering disebut masalah SARA, seperti yang baru terjadi di
Kota Padang dalam rencana pembangunan Rumah Sakit SLAOM dan kegiatan
ekonomi, dikritik oleh masyarakat dan lembaga-lembaga masyarakat, karena
akan berpengaruh tegaknya agama Islam. Hal ini juga harus menjadi perhatian
Pemerintah Daerah, disatu sisi Pemerintah ingin memajukan daerah dan
meningkatkan ekonomi masyarakat dengan mendatangkan investor luar untuk
membangun daerah, dan disatu sisi masyarakat juga melakukan protes
terhadap rencana pembangunan tersebut, maka disinilah yang diperlukan
sekali Sinergi antara masyarakat dan pemerintah sehingga mempunyai
pemahaman dan persepsi yang sama dalam membangun daerahnya.
f. Faktor Pertahanan dan keamanan
Apakah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah atau Pemerintah
Daerah tidak akan mengganggu stabilitas keamanan negara/daerah, misalnya
dalam pembangunan gerbang batas negara/daerah yang kadang-kadang dapat
menimbulkan konflik antar daerah dan masyarakat, maka itu yang sangat
diperlukan disini adalah melakukan sosialisasi dengan berbagai pihak yang
terkait dan koordinasi antara negara dengan negara atau antara daerah yang
berbatasan.

Contoh :
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah salah satu kebijakan
pemerintah tahun 2005 yang dananya diperoleh dari Program Kompenasai
Pengurangan Subsidi (PKPS) BBM. Outcomes yang diharapkan adalah
membantu meringankan beban biaya pendidikan yang dikeliarkan orang tua
karena nilai penghasilan menjadi berkurang akibat kekurangan biaya
operasional sekolah yang selama ini menyebabkan terjadinya pungutan/ iuran
di luar SPP. Namun karean instrumen yang dipilih tidak tepat dan petunjuk
pelaksanaan yang tidak jelas, maka yang terjadi adalah output yang tercapai:
Sekolah – sekolah mendapatkan bantuan operasional, sedang outcomes –
pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan - tidak tercapai. Sekolah –
sekolah cenderung menggelembungkan RAPBSnya sehingga iuran tetap ada
dan beban orang tua dalam pembiayaan pendidikan tetap tidak berkurang,
bahkan pada beberapa kasus malah cenderung bertambah akibat kegiatan yang
diajukan oleh sekolah – sekolah pada RAPBS makin bertambah.

Anda mungkin juga menyukai