Anda di halaman 1dari 45

VALIDASI METODE PENGUJIAN

UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN


DLHK PROVINSI BANTEN
QA ( QUALITY ASSURANCE)
Jaminan Mutu

• Semua tindakan terencana,


sistematis, dan di demonstrasikan
untuk meyakinkan pelanggan
bahwa persyaratan yang di tetapkan
“akan dijamin” tercapai.
QC ( QUALITY CONTROL )
Pengendalian Mutu

Kegiatan untuk memantau,


mengevaluasi dan menindaklanjuti agar
persyaratan mutu yang ditetapkan
tercapai ( product, process, service,
inspection, testing, sampling,
measurement dan calibration)
Mengapa Laboratorium harus melakukan Validasi ?

Metode non standard

Metode yang dikembangkan sendiri di


laboratorium

Metode hasil modifikasi dari metode standard

Metode dari jurnal , diktat , text book dll


VALIDASI
• Adalah proses yang menunjukkan bahwa
prosedur laboratorium dapat diandalkan, dan
direproduksi oleh personil dalam melakukan
test / pengujian di laboratorium
TUJUAN

Untuk memastikan dan


mengkonfirmasi bahwa metode
analisis tersebut sesuai untuk
peruntukkannya,

Dengan memvalidasi suatu metode, maka


dapat diperkirakan tingkat kepercayaan
metode pengujian yang di gunakan
Hal yang perlu diperhatikan
• Keterbatasan biaya , waktu, dan personil
• Kepentingan laboratorium
• Kepentingan pelanggan
• Diutamakan untuk pekerjaan yang bersifat
rutin
Persiapan validasi
• Memiliki kompetensi
Personil • Pelaksanaannya dibawah bimbingan langsung
penyelia/MT

• Metode dapat di terapkan utk menguji parameter kualitas


lingkungan sebagaimana dalam BM ,MDL < BM
Metode pengujian • Metode yg di pilih adalah : bahan kimia ramah lingkungan ,
tahapan analisis sederhana dan minimisasi limbah.

• Kondisi akomodasi dan lingkungan hrs memenuhi


Kondisi akomodasi syarat pengujian metode yang sedang divalidasi
dan lingkungan • Lab. Harus memantau kondisi akomodasi dan
lingkungan

• Alat hrs mampu menghasilkan akurasi yang di


persyaratkan
Peralatan • Alat di kalibrasi
• Alat gelas yang di gunakan hrs klas A
Tahapan Validasi Metode
Akurasi metode
( method accuracy) Instrumen sensitivity Penentuan deteksi
dan presisi metode ( linearity ) ( MDL, LOQ dan LOL)
( method precision)

Uji repitabilitas
Control chart (repeatibility Test) dan
Efek Matrik
( presisi dan akurasi ) uji reprodusibilitas
( reproducibility Test)

Jika perlu , bandingkan


dengan metode
standard
VERIFIKASI METODE UJI

• Definisi Verifikasi metode uji adalah konfirmasi


ulang dengan cara menguji suatu metode dengan
melengkapi bukti-bukti yang obyektif, apakah
metode tersebut memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dan sesuai dengan tujuan.
• Verifikasi sebuah metode uji bermaksud untuk
membuktikan bahwa laboratorium yang
bersangkutan mampu melakukan pengujian
dengan metode tersebut dengan hasil yang valid
• Verifikasi bertujuan untuk membuktikan bahwa
laboratorium memiliki data kinerja
PARAMETER METODE UJI
Parameter yang harus dilakukan untuk memverifikasi
metode uji yaitu:
1. Ketelitian (Presisi)
2. ketepatan (accuracy)
3. Jangkauan Kerja Linear
4. Sensitivitas
5. Limit deteksi
Parameter yang harus dilakukan untuk validasi metode
uji yaitu selain 5 parameter diatas maka lakukan uji t dan uji
f dengan laboratorium eksternal yang sejenis dan
terakreditasi atau dengan metode lain yang terstandar baik
secara nasional maupun internasional
Akurasi
• Kedekatan antara hasil pengukuran dan nilai sebenarnya

Presisi
• Tingkat kedapatulangan suatu rangkaian hasil pengujian
diantara hasil hasil itu sendiri
Repeatibility
• Kedekatan antara hasil pengukuran yang berurutan untuk
besaran ukur yang sama yang dilakukan pada kondisi yang
sama ( kondisi tersebut hrs spesifik ; spt waktu, suhu,
kelembaban saat pengukuran dilaksanakan )
1. Ketelitian (Presisi)
• Ketelitian Presisi adalah ukuran yang
menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil
individual dari rata-rata jika prosedur
diterapkan secara berulang pada sampel-
sampel yang diambil dari campuran yang
homogeny.
• Presisi diukur sebagai simpangan baku atau
simpangan baku relatif (koefisien variasi).
• Precision dapat dinyatakan sebagai repeatability
(keterulangan) atau reproducibility (ketertiruan)
1. Ketelitian (Presisi)

• Presisi pengukuran kuantitatif dapat ditentukan


dengan menganalisis contoh berulang-ulang
(minimal 7 x pengulangan), dan menghitung nilai
simpangan baku (SD) dan dari nilai simpangan baku
tersebut dapat dihitung nilai koefisien variasi:

• Rumus Presisi :
1. Ketelitian (Presisi)
• Untuk melihat diterima atau tidaknya suatu data
dari aspek ketelitian maka dapat dilihat dari nilai
RSD analis dan RSD Horwitz. Jika RSD analis lebih
kecil dari RSD Horwitz maka data tersebut dapat
diterima. Sebaliknya, jika RSD analis lebih besar
dari RSD Horwitz maka data tidak dapat diterima.

• Dimana : C = Nilai rata-rata konsentrasi analat


Contoh Ketelitian
Tabel 3.2 Penentuan kadar Cu total dalam air
limbah dengan AAS.
• Karena dari hasil tersebut
No. Kadar Cu Total (mg/L) diperoleh RSD 0,275%,
1 5.55 maka metode uji tersebut
2 5.55 mempunyai presisi yang baik
3 5.57
4 5.52
5 5.54
6 5.55
7 5.57
8 5.54
9 5.54
10 5.56
Jumlah 55.49
Rata-rata 5.549
SD 0.015238839
RSD(%) 0.274623162
2. ketepatan (accuracy)
• Ketepatan (accuracy) adalah ukuran perbedaan antara harapan hasil tes
dan nilai referensi yang diterima karena metode sistematis dan
kesalahan laboratorium. Akurasi biasanya dinyatakan sebagai persentase.
Akurasi dan presisi bersama- sama menentukan Total kesalahan
analisis. Akurasi ditentukan dengan menggunakan bahan Bahan
Referensi Bersertifikat (CRMS)
• Rumus Accuracy

𝑋𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖(% 𝑅) = 𝑥 100%
𝑋𝑠

• Dimana :
Xrerata = nilai rerata
Xs = nilai sebenarnya (true value)

Contoh Diatas %R = 5.549 / 5.5 x 100% = 100.89 %


3. Jangkauan Kerja Linear
• Linearitas adalah kemampuan metode analisis
memberikan respon proporsional terhadap
konsentrasi analit dalam sampel.
• Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan
tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan
dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang
dapat diterima
• Linieritas metode dapat menggambarkan ketelitian
pengerjaan analisis suatu metode yang ditunjukkan oleh
nilai koefisien determinasi sebesar > 0,997 (Chan, 2004)
3. Jangkauan Kerja Linear
• Dalam perhitungan uji linieritas persamaan regresi
variabel terikat (Y) atas variabel bebas (X), terlebih
dahulu dicari persamaan regresi sederhana Absorbansi
(Y) dan Konsentrasi Cr (X1) yaitu:

Y = a + bX1

Ket :
Y = Variabel terikat.
X1 = Variabel bebas
a = Konstanta intersep
b = (slop/kemiringan) koefisien regresi Y atas X.
Harga Koefisien a dan b dapat dihitung dengan rumus :
3. Jangkauan Kerja Linear

R2 = ∑(Xi-Xr)2∑(Yi-Yr)2/∑(X-Xr)(Y-Yr))
Contoh Linieritas
• Data hasil pengukuran larutan standar Cu dengan AAS

No. Konsentrasi mg/L Absorbansi


1 0.5 0.0905
2 1 0.178
3 2 0.3379
4 3 0.4938
5 4 0.6438
6 6 0.9116
7 8 1.1315
8 10 1.2344

• Berdasarkan data Tabel 4.1 dibuat kurva kalibrasi seperti


ditunjukkan pada Gambar 4.2
Contoh Linieritas

Jika semua data digunakan untuk membuat kurva kalibrasi, maka R2


(koefisien korelasi) yang diperoleh yaitu 0,979 sehingga tidak memenuhi
syarat linieritas dimana R2 harus mendekati 1
4. Sensitifitas Penentuan kepekaan
• Kepekaan adalah konsentrasi analit minimum yang
memberikan %T = 1% atau nilai A = 0,0044
• Formula S = 0,0044 C1 / A1
• Alat dikatakan memiliki kepekaan yang baik bila S < 1,25 x
nilai S dari spesifikasi pabrik. Semakin besar nilai S maka
alat semakin kurang sensitive
• Kepekaan adalah respon alat per-unit konsentrasi
Dapat dilihat dari slope kurva kalibrasi
Formula
S = a = (A1 – b)/C1 , bila persamaan kurva kalibrasi A1 = C1 + b
S = A1/C1 , bila kurva kalibrasi melewati titik nol
Contoh Sensitifitas
N0 Konsentrasi C Absorbansi (A) S = (0.0044 X C)
1 0.6000 0.0983 A
2 0.6000 0.0963
3 0.6000 0.0961 S = 0.0044 X 0.6000
4 0.6000 0.0983 0.097033333
5 0.6000 0.0965
6 0.6000 0.0967 S = 0.0272071
Jumlah Data (n) 6
Rata-rata Ai 0.0970
Rata-rata Xi 0.6000 Sensitivitas percobaan = 0.027
Sensitivitas 0.027

Sensitivitas alat untuk Fe adalah 0,04A untuk 1% A (Sumber Manual alat)

Sensitivitas alat memenuhi syarat bila :

Sensitivitas percobaan ≤ 1,25 sensitivitas alat


0.027 ≤ 0.05
5. Limit Deteksi

Pengertian LOD dan LOQ


• Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit
dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih
memberikan respon signifikan dibandingkan
dengan blangko.
• Batas deteksi merupakan parameter uji batas.
• Batas kuantitasi merupakan parameter pada
analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas
terkecil analit dalam sampel yang masih dapat
memenuhi kriteria cermat dan seksama.
• Cara menentukan LOD dan LOQ ada tiga cara yaitu:
5. Cara menentukan LOD dan LOQ

1. Signal-to-noise
• Dengan menggunakan metode signal-to-noise,
puncak ke puncak kebisingan di sekitar waktu retensi
analit diukur, dan kemudian, konsentrasi analit yang
akan menghasilkan sinyal sama dengan nilai tertentu
dari kebisingan untuk sinyal rasio diperkirakan.
Kebisingan besarnya dapat diukur secara manual
pada printout kromatogram atau dengan auto-
integrator dari instrument. Sebuah sinyal-to-noise
ratio (S/N) dari tiga umumnya diterima untuk
memperkirakan LOD dan rasio signal-to-noise dari
sepuluh digunakan untuk LOQ. Metode ini biasanya
diterapkan untuk metode analisis yang
menunjukkan suara dasar
5. Cara menentukan LOD dan LOQ

2. Penentuan blanko
• Penentuan blanko diterapkan ketika analisis blanko
memberikan hasil standar deviasi tidak nol. LOD
dinyatakan sebagai konsentrasi analit yang sesuai dengan
nilai blanko sampel ditambah tiga standar deviasi dan
LOQ adalah konsentrasi analit yang sesuai dengan nilai
blanko sampel ditambah sepuluh standar deviasi seperti
yang ditunjukkan dalam persamaan berikut:

LOD = x + 3Sb
LOQ = x + 10 Sb
Dimana x adalah konsentrasi rata-rata blanko dan Sb adalah
standar deviasi dari blanko
5. Cara menentukan LOD dan LOQ
3. Kurva Kalibrasi
• Untuk kurva kalibrasi linear, diasumsikan bahwa
respon instrumen y berhubungan linier dengan
konsentrasi x standar untuk rentang yang terbatas
konsentrasi. Hal ini dapat dinyatakan dalam model
seperti y = bx + a. Model ini digunakan untuk
menghitung sensitivitas b dan LOD dan LOQ . Oleh
karena itu LOD dan LOQ dapat dinyatakan sebagai:
LOD = 3Sa/b
LOQ = 10 Sa/b
Sa adalah standar deviasi dan b slope
Contoh validasi metode pengujian
parameter Hg dengan AAS
IKP/ 7.2. IN HOUS METODE Hg CARA UAP DINGIN GBC Savant AA
1. Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi
Tabel .1 – Penentuan absorbansi berdasarkan konsentrasi larutan standar Hg

Larutan Standar Konsentrasi (µg/L) Absorbansi

Blako 0.0000 0.0000


std 1 1.0000 0.0140
std 2 2.0000 0.0270
std 3 3.0000 0.0440
std 4 5.0000 0.0700
std 5 7.0000 0.0940
std 6 10.0000 0.1470
std 7 12.0000 0.1670
std 8 15.0000 0.2140
std 9 17.0000 0.2400
std 10 20.0000 0.3000
Method Slope 0.01460
Intercept -0.00237
Correlation Determination (R) 0.9976
Correlation Coefficien ( r ) 0.9988
Batas keberterimaan r ≥ 0.995
Kesimpulan Linearitas Diterima
2. Linieritas dengan batas keberterimaan r ≥ 0.995
3. Ketelitian (Presisi)

Tabel .2 – Penentuan presisi pengujian logam Hg

No Absorbansi Konsentrasi (µg/L)

1 0,2218 15,374
2 0,2196 15,227
3 0,2145 14,874
4 0,2146 14,881
5 0,2149 14,898
6 0,2145 14,869
7 0,2155 14,938
Rata-rata 15,009
Sd 0,205
RSD 1,366
CV Horwitz 10,6430
0.67 CV Horwitz 7,131
Hasil RSD ≤ 0.67 CV Horwitz = Presisi Diterima
4. Ketepatan (Akurasi)

Tabel.3 – Penentuan akurasi pengujian logam Hg dengan CRM ERA = 15.1 µg/L
Konsentrasi LFM
No % Recovery
(µg/L)
1 16,455 108,97
2 16,596 109,91
3 16,596 109,91
4 16,682 110,48
5 16,590 109,87
6 16,518 109,39
7 16,489 109,20
Rata- Rata 109,67
Syarat Keberterimaan %R = 85 % - 115 % Akurat
5. Reprodusibilitas
Uji reprodusibilitas dilakukan oleh 2 analis menggunakan data LFMD, dengan
hasil seperti pada Tabel.4.
Tabel .4 – Penentuan reprodusibilitas pengujian logam Hg
M. RIZKI HILMI
Ulangan Konsentrasi
Absorbansi Konsentrasi (µg/L) Absorbansi
(µg/L)
1 0.2218 15.374 0.2165 15.013
2 0.2196 15.227 0.2175 15.077
3 0.2145 14.874 0.2163 14.996
4 0.2146 14.881 0.2170 15.044
5 0.2149 14.898 0.2177 15.095
6 0.2145 14.869 0.2172 15.057
7 0.2155 14.938 0.2179 15.105
Rata-rata 15.009 15.055
Standar Deviasi (SD) 0.2051 0.0407
RSD 1.3663 0.2705
Nilai Horwitz 10.6430 10.6380
Repitabilitas Analis 1
RSD ≤ 0.5 nilai Horwitz 1.3663 ≤ 5.3215
Repitabilitas Analis 2
RSD ≤ 0.5 nilai Horwitz 0.2705 ≤ 5.3190
Repitabilitas Diterima
Grand mean 15.0320
Standar Deviasi (SD) 0.1441
RSD 0.958
Nilai Horwitz 10.640
Reprodusibilitas :
RSD ≤ 0.67 nilai Horwitz 0.958 ≤ 7.129
Reprodusibilitas Diterima
6. Penentuan MDL
Penentuan MDL dilakukan menggunakan larutan spike 1,50 µg/L dengan hasil seperti pada
Tabel.5.1 dan Tabel.5.2
Tabel .5.1 – Penentuan MDL
Contoh uji +
Matriks contoh uji
No spike % Recovery
air sungai
1 0,0000 1,0770 103,67
2 0,0000 1,0342 99,55
3 0,0000 1,0330 99,43
4 0,0000 1,0220 98,37
5 0,0000 1,0562 101,66
6 0,0000 0,8791 84,62
7 0,0000 0,8122 78,18
Rata-rata 0,9877 95,07
Standar Deviasi 0,10054
RSD 10,1797
MDL 0,32
LoQ 1,005
CV Horwitz 16,0299
0.67 nilai Horwitz 10,74
RSD ≤ 0.67 CV Horwitz "Diterima
PerMenLH No 05
Baku Mutu = 2,0 µg/L Tahun 2014

10 MDL = 3,16 µg/L


Tabel .5.2 – Uji keberterimaan penentuan MDL
No Parameter Persyaratan Hasil Kesimpulan
1 RSD RSD ≤ 0.67 CV Horwitz 10,18 Memenuhi
2 Recovery 85 % - 115 % 95,07 Memenuhi
3 Spike 10 MDL > spike > MDL 3,16>1.5 >0,32 Memenuhi
4 S/N 2.5 - 10 9,824 Memenuhi
5 Baku Mutu MDL < Baku Mutu 0,32<2 Memenuhi

7. Penentuan Limit Of Linearity (LOL)


Tabel 6 – Perhitungan F Hitung dengan F Tabel

Larutan Standar Konsentrasi (mg/L) ABS 1 ABS 2 ABS 3 ABS 4 ABS 5 ABS 6 ABS 7 ABS 8 ABS 9 ABS 10 SD

Std-1 2.0 0.0145 0.0145 0.0138 0.0142 0.0139 0.0146 0.0140 0.0144 0.0155 0.0146 0.0005
Std-2 3.0
Std-3 5.0
Std-4 7.0
Std-5 15.0
Std-6 20.0 0.2933 0.2929 0.2932 0.2928 0.2935 0.2937 0.2937 0.2930 0.2941 0.2935 0.0004
Evaluasi
SD12
Fhitung = 2 = 1.4124
SD2
Derajat kebebasan, df = n - 1 dan tingkat kepercayaan 99%, α = 0.01 maka Ftabel
= F(0,99; 9; 9) = 5.3510

Batas keberterimaan: Fhitung < Ftabel = 1.4124 < 5.3510 Diterima

Kesimpulan: dengan tingkat kepercayaan 99 % maka kadar 1 µg/L – 20 µg/L


merupakan daerah rentang kerja metode pengujian Hg dan 20 µg/L merupakan
batas linieritas (LoL).
Validasi Metode Uji
Perhitungan Validasi Metode
Untuk perhitungan membandingkan hasil pengujian
dengan laboratorium eksternal yang telah di
akreditasi untuk lingkup yang sama
Teknik t-test (Uji-t)
Uji-t adalah teknik statistik yang digunakan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan
antara nilai yang diperkirakan dengan nilai hasil
perhitungan statistik.
Uji-t digunakan untuk mengukur perbedaan
mean dan keragaman dari dua kelompok data
yang berbeda secara statistik satu sama lain
serta percobaan dirancang secara acak
Rumus uji-t Separated Varians
1. Jumlah anggota sampel kesatu dan kedua sama (n1=n2) serta
data berdistribusi normal dan varians homogen, maka derajat
kebebasan yang digunakan adalah dk = n1 + n2 – 2.
2. Jumlah anggota sampel kesatu dan kedua sama (n1=n2) serta
varians tidak homogen, maka derajat kebebasan yang
digunakan adalah dk = n1 – 1 atau dk = n2 – 1.
3. Jumlah anggota sampel kesatu dan kedua tidak sama (n1 ≠ n2)
serta varians tidak homogen, maka derajat kebebasan yang
digunakan adalah selisih harga t tabel dengan dk = n1 – 1 dan dk
= n2 – 1 dibagi dua kemudian ditambah dengan harga t yang
terkecil.
4. Taraf signifikansi 1% atau 5%.
5. Kriteria pengujian adalah terima H0 dan tolak H1 jika thitung ≤
ttabel, tolak H0 dan terima H1 jika thitung > ttabel
Berikut adalah rumus uji-t separated varians
𝑥1 − 𝑥2
𝑡=
1 1
𝑠 𝑛 +𝑛
1 2

𝑋1 − 𝑋2
𝑡=
𝑛1 − 1 𝑆12 + (𝑛2 − 1)𝑆22 1 1
𝑥(𝑛 + 𝑛 )
(𝑛1 + 𝑛2 − 2) 1 2
Uji F adalah uji perbandingan varian
𝑆22
𝐹= 2
𝑆1
Contoh : Sebuah contoh analisa sulfat dianalisa dengan dua laboratorium
bebeda dengan lingkup yang sama sama , dan memberikan hasil-hasil sebaga
iberikut:

Cara 1 Cara 2
X1 = 15,96 X2 = 15.87
s1 = 0,52 s2 = 0,49
n1 = 7 n2 = 7

a. Apakah ada perbedaan antara s1 dan s2?


𝑆22
𝐹 = 2 = 1,1235
𝑆1
Lihat daftar uji F di bawah lajur n-1 =6 (karena s1 > s2) dan
baris n-1 =6 ,
Ditemukan F = 4.28. Karena 4.28 > 1,1235 maka deviasi-deviasi
standar tidak berbeda

b. Apakah kedua harga rata-rata berbeda secara berarti pada


tingkat 95% probalitas?

t = 0.0673

Lihat daftar uji t derajat kebebasan n1 + n2 -2 = 7 + 7 - 2 = 12,


ditemukan t untuk tingkat 95% probabilitas = 2,17881, karena
0.0673 < 2,17881, maka hipotesa nol benar dan perbedaannya
tidak berarti
Tabel Uji F
Tabel Uji t
Contoh validasi metode uji
Tabel : VALIDASI parameter Merkuri dengan Metode PENGUJIAN PARAMETER MERKURI
DALAM AIR DAN AIR LIMBAH DENGAN METODE HYDRIDE SSA GBC SAVANT AA

Data Merkuri (µg/l) Data Merkuri (µg/l) UPT


No
Laboratorium A Laboratorium Lingkungan
Analis A B
Tanggal pengujian 1 Agustus 2021 30 Juli 2021
1 14,96 16,54
2 15,67 15,83
3 15,88 15,48
4 16,38 16,27
5 16,45 15,07
6 16,16 16,07
7 16,24 15,81
1) Rata-rata 15,96 15,87
2)SD 0,52 0,49
3) RSD 3,26 3,09 Membaca Tabel t
4) 0.67 CV horwitz 7,03 7,04 Baris = n1 + n2 -2 = 7 + 7 - 2 = 12
PERHITUNGAN Kolom = 95 % (tingkat kepercayaan)
1) grand mean 15,91
2)SD 0,49 Membaca Tabel F
3) RSD 3,07 Baris = n1-1 = 7 - 1 = 6
4) 1 X CV horwitz 10,55 Kolom = n2-1 = 7 - 1 = 6
n 7 7
Hitung Tabel Kesimpulan
Uji F 1,124 4,28 (Tidak Berbeda)

Uji t 0,0673 2,17881 (PerbedaanTidak Berarti)

Anda mungkin juga menyukai