Uji repitabilitas
Control chart (repeatibility Test) dan
Efek Matrik
( presisi dan akurasi ) uji reprodusibilitas
( reproducibility Test)
Presisi
• Tingkat kedapatulangan suatu rangkaian hasil pengujian
diantara hasil hasil itu sendiri
Repeatibility
• Kedekatan antara hasil pengukuran yang berurutan untuk
besaran ukur yang sama yang dilakukan pada kondisi yang
sama ( kondisi tersebut hrs spesifik ; spt waktu, suhu,
kelembaban saat pengukuran dilaksanakan )
1. Ketelitian (Presisi)
• Ketelitian Presisi adalah ukuran yang
menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji
individual, diukur melalui penyebaran hasil
individual dari rata-rata jika prosedur
diterapkan secara berulang pada sampel-
sampel yang diambil dari campuran yang
homogeny.
• Presisi diukur sebagai simpangan baku atau
simpangan baku relatif (koefisien variasi).
• Precision dapat dinyatakan sebagai repeatability
(keterulangan) atau reproducibility (ketertiruan)
1. Ketelitian (Presisi)
• Rumus Presisi :
1. Ketelitian (Presisi)
• Untuk melihat diterima atau tidaknya suatu data
dari aspek ketelitian maka dapat dilihat dari nilai
RSD analis dan RSD Horwitz. Jika RSD analis lebih
kecil dari RSD Horwitz maka data tersebut dapat
diterima. Sebaliknya, jika RSD analis lebih besar
dari RSD Horwitz maka data tidak dapat diterima.
𝑋𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖(% 𝑅) = 𝑥 100%
𝑋𝑠
• Dimana :
Xrerata = nilai rerata
Xs = nilai sebenarnya (true value)
Y = a + bX1
Ket :
Y = Variabel terikat.
X1 = Variabel bebas
a = Konstanta intersep
b = (slop/kemiringan) koefisien regresi Y atas X.
Harga Koefisien a dan b dapat dihitung dengan rumus :
3. Jangkauan Kerja Linear
R2 = ∑(Xi-Xr)2∑(Yi-Yr)2/∑(X-Xr)(Y-Yr))
Contoh Linieritas
• Data hasil pengukuran larutan standar Cu dengan AAS
1. Signal-to-noise
• Dengan menggunakan metode signal-to-noise,
puncak ke puncak kebisingan di sekitar waktu retensi
analit diukur, dan kemudian, konsentrasi analit yang
akan menghasilkan sinyal sama dengan nilai tertentu
dari kebisingan untuk sinyal rasio diperkirakan.
Kebisingan besarnya dapat diukur secara manual
pada printout kromatogram atau dengan auto-
integrator dari instrument. Sebuah sinyal-to-noise
ratio (S/N) dari tiga umumnya diterima untuk
memperkirakan LOD dan rasio signal-to-noise dari
sepuluh digunakan untuk LOQ. Metode ini biasanya
diterapkan untuk metode analisis yang
menunjukkan suara dasar
5. Cara menentukan LOD dan LOQ
2. Penentuan blanko
• Penentuan blanko diterapkan ketika analisis blanko
memberikan hasil standar deviasi tidak nol. LOD
dinyatakan sebagai konsentrasi analit yang sesuai dengan
nilai blanko sampel ditambah tiga standar deviasi dan
LOQ adalah konsentrasi analit yang sesuai dengan nilai
blanko sampel ditambah sepuluh standar deviasi seperti
yang ditunjukkan dalam persamaan berikut:
LOD = x + 3Sb
LOQ = x + 10 Sb
Dimana x adalah konsentrasi rata-rata blanko dan Sb adalah
standar deviasi dari blanko
5. Cara menentukan LOD dan LOQ
3. Kurva Kalibrasi
• Untuk kurva kalibrasi linear, diasumsikan bahwa
respon instrumen y berhubungan linier dengan
konsentrasi x standar untuk rentang yang terbatas
konsentrasi. Hal ini dapat dinyatakan dalam model
seperti y = bx + a. Model ini digunakan untuk
menghitung sensitivitas b dan LOD dan LOQ . Oleh
karena itu LOD dan LOQ dapat dinyatakan sebagai:
LOD = 3Sa/b
LOQ = 10 Sa/b
Sa adalah standar deviasi dan b slope
Contoh validasi metode pengujian
parameter Hg dengan AAS
IKP/ 7.2. IN HOUS METODE Hg CARA UAP DINGIN GBC Savant AA
1. Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi
Tabel .1 – Penentuan absorbansi berdasarkan konsentrasi larutan standar Hg
1 0,2218 15,374
2 0,2196 15,227
3 0,2145 14,874
4 0,2146 14,881
5 0,2149 14,898
6 0,2145 14,869
7 0,2155 14,938
Rata-rata 15,009
Sd 0,205
RSD 1,366
CV Horwitz 10,6430
0.67 CV Horwitz 7,131
Hasil RSD ≤ 0.67 CV Horwitz = Presisi Diterima
4. Ketepatan (Akurasi)
Tabel.3 – Penentuan akurasi pengujian logam Hg dengan CRM ERA = 15.1 µg/L
Konsentrasi LFM
No % Recovery
(µg/L)
1 16,455 108,97
2 16,596 109,91
3 16,596 109,91
4 16,682 110,48
5 16,590 109,87
6 16,518 109,39
7 16,489 109,20
Rata- Rata 109,67
Syarat Keberterimaan %R = 85 % - 115 % Akurat
5. Reprodusibilitas
Uji reprodusibilitas dilakukan oleh 2 analis menggunakan data LFMD, dengan
hasil seperti pada Tabel.4.
Tabel .4 – Penentuan reprodusibilitas pengujian logam Hg
M. RIZKI HILMI
Ulangan Konsentrasi
Absorbansi Konsentrasi (µg/L) Absorbansi
(µg/L)
1 0.2218 15.374 0.2165 15.013
2 0.2196 15.227 0.2175 15.077
3 0.2145 14.874 0.2163 14.996
4 0.2146 14.881 0.2170 15.044
5 0.2149 14.898 0.2177 15.095
6 0.2145 14.869 0.2172 15.057
7 0.2155 14.938 0.2179 15.105
Rata-rata 15.009 15.055
Standar Deviasi (SD) 0.2051 0.0407
RSD 1.3663 0.2705
Nilai Horwitz 10.6430 10.6380
Repitabilitas Analis 1
RSD ≤ 0.5 nilai Horwitz 1.3663 ≤ 5.3215
Repitabilitas Analis 2
RSD ≤ 0.5 nilai Horwitz 0.2705 ≤ 5.3190
Repitabilitas Diterima
Grand mean 15.0320
Standar Deviasi (SD) 0.1441
RSD 0.958
Nilai Horwitz 10.640
Reprodusibilitas :
RSD ≤ 0.67 nilai Horwitz 0.958 ≤ 7.129
Reprodusibilitas Diterima
6. Penentuan MDL
Penentuan MDL dilakukan menggunakan larutan spike 1,50 µg/L dengan hasil seperti pada
Tabel.5.1 dan Tabel.5.2
Tabel .5.1 – Penentuan MDL
Contoh uji +
Matriks contoh uji
No spike % Recovery
air sungai
1 0,0000 1,0770 103,67
2 0,0000 1,0342 99,55
3 0,0000 1,0330 99,43
4 0,0000 1,0220 98,37
5 0,0000 1,0562 101,66
6 0,0000 0,8791 84,62
7 0,0000 0,8122 78,18
Rata-rata 0,9877 95,07
Standar Deviasi 0,10054
RSD 10,1797
MDL 0,32
LoQ 1,005
CV Horwitz 16,0299
0.67 nilai Horwitz 10,74
RSD ≤ 0.67 CV Horwitz "Diterima
PerMenLH No 05
Baku Mutu = 2,0 µg/L Tahun 2014
Larutan Standar Konsentrasi (mg/L) ABS 1 ABS 2 ABS 3 ABS 4 ABS 5 ABS 6 ABS 7 ABS 8 ABS 9 ABS 10 SD
Std-1 2.0 0.0145 0.0145 0.0138 0.0142 0.0139 0.0146 0.0140 0.0144 0.0155 0.0146 0.0005
Std-2 3.0
Std-3 5.0
Std-4 7.0
Std-5 15.0
Std-6 20.0 0.2933 0.2929 0.2932 0.2928 0.2935 0.2937 0.2937 0.2930 0.2941 0.2935 0.0004
Evaluasi
SD12
Fhitung = 2 = 1.4124
SD2
Derajat kebebasan, df = n - 1 dan tingkat kepercayaan 99%, α = 0.01 maka Ftabel
= F(0,99; 9; 9) = 5.3510
𝑋1 − 𝑋2
𝑡=
𝑛1 − 1 𝑆12 + (𝑛2 − 1)𝑆22 1 1
𝑥(𝑛 + 𝑛 )
(𝑛1 + 𝑛2 − 2) 1 2
Uji F adalah uji perbandingan varian
𝑆22
𝐹= 2
𝑆1
Contoh : Sebuah contoh analisa sulfat dianalisa dengan dua laboratorium
bebeda dengan lingkup yang sama sama , dan memberikan hasil-hasil sebaga
iberikut:
Cara 1 Cara 2
X1 = 15,96 X2 = 15.87
s1 = 0,52 s2 = 0,49
n1 = 7 n2 = 7
t = 0.0673