Anda di halaman 1dari 6

Devinta Berliana Puteri

19/446856/TP/12659
Pretest Asam Fitat
A. Alat dan Bahan
Alat :
 Erlenmeyer 50 ml
 Pipet ukur 10 ml
 Pipet ukur 1 ml
 Gelas beaker 1000 ml
 Gelas beaker 100 ml
 Tabung reaksi ulir
 Corong
 Propipet
 Vortex
 Spektrofotometer
 Timbangan analit
 Waterbath shaker
 Spatula
 Kompor listrik
 Kertas saring
 Alumunium foil
 Sentrifuge
 Oven
 Desikator
 Botol Timbang
Bahan :
 Tepung Kedelai mentah
 Tepung Kedelai rebus
 Tepung Tempe kedelai
 HNO3 0,5 M
 Akuades
 Na-fitat 0,056 mg/1 ml
 FeCl3 (mengandung ion besi 50μg/ml)
 Amil alkohol
 Amonium thiosianat
B. Cara Kerja
a) Penentuan Kadar Air

Pemasukkan botol timbang ke oven bersuhu 100◦C


selama 2 jam

Pemasukkan botol timbang ke desikator selama 10 menit

Penimbangan botol timbang kosong dengan timbangan


analit lalu mencatat massanya

Penimbangan botol timbang dengan masing-masing


sampel sebanyak 2 gram dengan timbangan analit lalu
mencatat massanya

Pemasukkan ke dalam desikator

Pengovenan botol timbang berisi sampel selama 24 jam

Pemasukkan botol timbang ke dalam deskator selama 10


menit

Penimbangan botol timbang + sampel dengan timbangan


analit lalu mencatat massanya

Pemasukkan ke dalam desikator

Pengovenan botol timbang berisi sampel sampai konstan

Penimbangan pada timbangan analit


Fungsi Perlakuan
 Pemasukan botol timbang ke dalam oven untuk menguapkan air yang
terdapat dalam botol sehingga tidak ada air dari proses pengovenan yang
dapat mengganggu analisa kadar air bahan.
 Pemasukan ke desikator agar uap air selama pengovenan dapat terserap dan
tidak mempengaruhi berat akhir serta mencegah botol yang
higroskopis/menguap
 Penimbangan botol untuk mengetahui berat botol timbang sehingga dapat
diketahui berat sampel sesungguhnya
 Pemasukan sampel pada botol timbang agar sampel dapat diovenkan lalu
langsung ditimbang beratnya.
 Pengovenan hingga berat sampel konstan (0.0002 gram) agar dapat
diketahui berat air yang hilang sehingga dapat diketahui kadar air dalam
bahan tersebut secara akurat

b) Pembuatan Kurva Standar

Na-fitat 0.056 mg/1 ml (BM=660.04g/mol)

Pengenceran menjadi rentang tertentu


Kel 1 : 0,8ml(Na-fitat)+ 0,2 ml(HNO3)
Kel 2 : 0, 6ml(Na-fitat)+ 0,4 ml(HNO3)
Kel 3 : 0,4ml(Na-fitat)+ 0,6 ml(HNO3)
Kel 4 : 0,2ml(Na-titat)+ 0,8 ml(HNO3)
Kel 5 :0 ml(Na-fitat)+1 ml (HNO3)

Penambahan 0.4 ml aquadest pada setiap tabung reaksi

Penambahan 1 ml FeCl3 pada setiap tabung reaksi


(mengandung ion besi 50 µg/ml)

Penutupan dan perendaman dalam air mendidih selama


20 menit

x
x

Pendinginan dengan air mengalir

Penambahan 5 ml amil alkohol dan 0.1 ml ammonium


thiosianat (100 g/L)

Penghomogenisasian dengan vortex 300 rpm dan


pendiaman selama 15 menit

Peneraan OD dengan panjang gelombang 465 nm

Fungsi Perlakuan
 Pengenceran menjadi rentang tertentu untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi terhadap absorbansi
 Penambahan FeCl3 sebagai sumber Fe pda sampel untuk mengendapkan
(terjadi presipitasi) senyawa asam fitat yang telah diekstrak dari sampel
 Pemanasan untuk mengoptimalkan presipitasi
 Penambahan amil-alkohol sebagai larutan blanko dan memberikan intensitas
warna merah pada larutan uji yang akan diamati menggunakan
spektrofotometer
 Penambahan ammonium thiosianat sebagai pelarut dimana akan membentuk
warna merah muda pada larutan sampel. Hal ini dikarenakan ion ferri fitat
yang tidak terikat dengan asam fitat akan bereaksi dengan ammonium
thiosianat dan membentuk warna merah muda
 Penghomogenisasian dengan vortex 300 rpm supaya larutan homogen
sebelum dilakukan peneraan
 Pendiaman selam 15 menit berfungsi untuk memisahkan larutan menjadi 2
fasa yang sama
 Peneraan OD (Optical Densitiy) dengan panjang gelombang 465 nm untuk
mengetahui absorbansi larutan pada panjang gelombang maksimalnya
c) Penentuan Kadar Fitat

0.1 g tepung kacang kedelai mentah, tepung kacang kedelai rebus, dan tepung
tempe kedelai

Penambahan 20 mL HNO3 0.5 M

Pengekstraksian sampel pada waterbath shaker pada suhu kamar selama 3 - 4 jam

Penyaringan menggunakan kertas saring

Ekstrak sampel

1 mL ekstrak sampel

Penambahan 0.4 mL aquadest

Penambahan 1 mL FeCl3 (Fe 50 µg/mL)

Penutupan dan pemanasan dalam air mendidih selama 20 menit

Pendinginan dengan air mengalir

Penambahan 5 mL amil alkohol dan 0.1 mL ammonium thiosianat (100 g/L)

Penghomogenisasian dengan vortex 300 rpm dan pendiaman selama 15 menit

Peneraan OD dengan panjang gelombang 465 nm

Fungsi Perlakuan
 Penambahan HNO3 0,5 N digunakan untuk mengekstrak asam fitat dari
dalam sampel karena merupakan pengekstrak yang efektif untuk asam fitat.
 Inkubasi di waterbath shaker selama 4 jam berfungsi untuk mengoptimalkan
ekstraksi.
 Penyaringan dengan kertas saring digunnakan untuk mendapatkan ekstrak
sampel secara sempurna.
 Penambahan aquadest berfungsi untuk mengencerkan ekstrak sampel.
 Penambahan FeCl3 berfungsi sebagai sumber Fe pada sampel untuk
mengendapkan (terjadi presipitasi) senyawa asam fitat yang telah diekstrak
dari sampel.
 Penutupan dilakukan agar senyawa volatile dalam sampel tidak menguap.
 Pemanasan dalam air mendidih berfungsi untuk mengoptimalkan presipitasi.
 Pendinginan dengan air mengalir dilakukan untuk mencegah reaksi
berkelanjutan.
 Penambahan amil-alkohol dilakukan sebagai larutan blanko dan
memberikan intensitas warna merah pada larutan uji yang akan diamati
menggunakan spektrofotometer.
 Penambahan ammonium thiosianat dilakukan sebagai pelarut dimana akan
membentuk warna merah muda pada larutan sampel. Hal ini dikarenakan
ion ferri fitat yang tidak terikat dengan asam fitat akan bereaksi dengan
ammonium thiosianat dan membentuk warna merah muda.
 Penghomogenisasian dengan vortex berfungsi untuk menghomogenkan
larutan sebelum dilakukan peneraan.
 Pendiaman selam 15 menit berfungsi untuk memisahkan larutan menjadi 2
fasa yang sama
 Peneraan OD (Optical Densitiy) dengan panjang gelombang 465 nm
berfungsi untuk mengetahui absorbansi larutan pada panjang gelombang
maksimalnya.

Anda mungkin juga menyukai