Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Argumentasi tentang Dinamika dan Tantangan


Pancasila sebagai Ideologi Negara serta Esensi dan
Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara”
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang Berjudul “PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA”.
Makalah ini berisi tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara, Argumen
tentang Tantangan terhadap Pancasila, Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara.
Penulisan makalah ini tidaklah lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada: Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Orang
tua kami yang selalu memberikan dukungan dan doa restu yang tak pernah berhenti, dan teman-
teman yang selalu memberikan masukan serta dukungan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami meminta
saran dan kritik yang membangun agar kedepannya kami dapat membuat suatu makalah yang
lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk pembaca.

Maumere, 22 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1Argumen tentang dinamika pancasila sebagai Ideologi negara
2.1.2 Argumen tentang tantangan pancasila sebagai Ideologi negara
2.2 Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ideologi Pancasila bukanlah ideologi dari seseorang atau sekelompok kecil bangsa
Indonesia yang diperuntukkan bagi seluruh bangsa Indonesia, tetapi merupakan suatu ideologi
dari, dan diperuntukkan bagi seluruh bangsa Indonesia. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila
tentu saja memiliki keterbukaan dan fleksibilitas dalam pelaksanaannya. Ideologi Pancasila
juga bukan suatu ideologi yang menjadi milik atau monopoli satu golongan saja, tetapi
merupakan milik seluruh golongan yang ada di Indonesia. Dengan demikian, ideologi
Pancasila harus dapat diterima dan dapat dilaksanakan oleh seluruh golongan yang ada di
Indonesia, berdasarkan situasi dan kondisinya. Dalam hal ini, ideologi Pancasila jangan
sampai dipergunakan untuk melindungi golongan tertentu, serta untuk menindas golongan
lainnya. Pancasila sebagai Ideologi Indonesia tidak lepas dari tantangan-tantangan ideologi
yang ada di dunia ini. Banyak sekali ideologi-ideologi yang berusaha untuk mengambil alih
Ideologi di Indonesia, seperti kejadian G 30S/PKI pada tahun 1965 yang berusaha untuk
menjatuhkan ideologi pancasila. Hal ini perlu di perhatikan bahwa ideologi merupakan suatu
pandangan mengenai cita-cita negara Indonesia. Tantangan yang harus dihadapi oleh seluruh
masyarakat Indonesia di era globalisasi ini adalah tantangan mengenai liberalis dan kapitalis
yang saat ini mulai menggerogoti kepercayaan masyarakat terhadap Pancasila. Saat ini
masyarakat Indonesia lebih pada masyarakat yang individualis dan lebih mementingkan
kepentingan individu. Contohnya kejadian yang terjadi mengenai kasus korupsi yang di
lakukan oleh para wakil rakyat Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya kepentingan
individu lebih di utamakan daripada kepentingan negara ini. Sementara saat ini produk lokal
mulai di kuasai oleh para kapitalis yang membuat sulitnya produk lokal untuk berkembang.
Oleh karena itu kita sebagai masyarakat harus mampu menyaring paham-paham dari luar,
sehingga paham tersebut tidak dapat mendegradasi ideologi yang sudah di bangun di Negeri
ini. Selain itu masalah lain yang menyangkut ideologi bangsa di Indonesia saat ini adalah
kerusakan karakter bangsa. Ancaman-ancaman baru mulai bermunculan yang berusaha untuk
merenggut para pemuda yang akan meneruskan bangsa ini kedepannya. Moralitas pemuda saat
ini lebih mencontoh bangsa barat dari pada membangun karakternya sendiri. Banyak Sekali
kasus yang mulai menghilangkan butir-butir dari nilai yang terkandung dalam pancasila.
Pancasila sekarang ini hanya sebagai pajangan tanpa pelaksanaan.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana argumentasi tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Ideologi
Negara ?
2. Bagaimana Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara ?
I.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, didapat tujuan penulisan, yaitu :
1.Untuk mengetahui argumentasi tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai
Ideologi Negara ?
2. Untuk mengetahui Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Argumentasi tentang Dinamika dan tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara

2.1.1Argumentasi tentang Dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara


Lebih dari 66 tahun yang lalu, sejarah Pancasila pada awal-mulanya dibentuk. Diawali
ketika pada tanggal 29 April 1945, kaisar Jepang sedang memperingati hari lahirnya. Penjajah
jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan terhadap bangsa Indonesia. Janji ini diberikan
dikarenakan Jepang yang sedang terdesak oleh tentara sekutu. Untuk mendapatkan simpati dan
dukungan bangsa Indonesia, bangsa Indonesia boleh memperjuangkan kemerdekaannya.
Untuk mengawalinya, jepang membentuk sebuah badan yang bertujuan untuk menyelidiki
usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Jepang memilih ketua (kaicoo) Dr.KRT. Rajiman
Widyodiningrat yang kemudian mengusulkan agenda sidang membahas tentang dasar negara
(Gunadarma Bab V). Pada tanggal 1 Juni, Ir. Soekarno pertama kali mengusulkan istilah
Pancasila sebagai dasar negara dan disahkannya Pancasila pada tanggal18 Agustus 1945
merupakan terobosan gemilang mengenai dasar negara oleh para foundingfathers pada masa
itu. Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa Indonesia
memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Pancasila
sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno; sebagaimana diketahui
bahwa Soekarno termasuk salah seorang perumus Pancasila, bahkan penggali dan memberi
nama untuk dasar negara. Dalam hal ini, Soekarno memahami kedudukan Pancasila sebagai
ideologi negara. Namun dalam perjalanan pemerintahannya, ideologi Pancasila mengalami
pasang surut karena dicampur dengan ideologi komunisme dalam konsep Nasakom. Pancasila
sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan pada kedudukan yang
sangat kuat melalui TAP MPR No. II/1978 tentang pemasayarakatan P-4. Pada masa Soeharto
ini pula, ideology Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik (Orpol) dan
organisasi masyarakat (Ormas).Pada masa era reformasi, Pancasila sebagai ideologi negara
mengalami pasang surut dengan ditandai beberapa hal, seperti: enggannya para penyelenggara
negara mewacanakan tentang Pancasila, bahkan berujung pada hilangnya Pancasila dari
kurikulum nasional, meskipun pada akhirnya timbul kesadaran penyelenggara negara tentang
pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.

2.1.2 Argumentasi tentang Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara


Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara
meliputi faktor eksternal dan internal. Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut:
a. Pertarungan ideologis antara negara-negara super power antara Amerika Serikat dan
Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Soviet
sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara super power.
b. Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologi
asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi.
c. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuan
teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara masif. Dampak
konkretnya adalah kerusakan lingkungan, seperti banjir, kebakaran hutan. Adapun faktor
internal meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang berorientasi
padakepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasila sering terabaikan.
b. Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap rezim yang berkuasa sehingga kepercayaan terhadap ideologi
menurun drastis.
1) Permasalahan Bangsa Yang Berkaitan Dengan Ideology Pancasila
Pancasila merupakan ideologi nasional, dasar negara, sumber hukum, dan pandangan hidup
bangsa indonesia oleh karena itu diperlukan tindakan yang nyata dari kita sebagai bangsa
Indonesia dalam bagaimana melaksanakan nilai nilai yang terkandung dalam ideologi dan lalu
yang kedua bagaimana nilai nilai tersebut dapat dilaksanakan oleh pribadi masing-masing
dalam kehidupan sehari hari secara individual, anggota masyarakat dan negara. Pancasila
sebagai dasar negara Republik Indonesia terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945,
pancasila sebagai ideologi nasional diatur dalam ketetapan MPR RI NO.:XVIII/MPR/1998,
Pancasila sebagai pandangan hidup dan sumber hukum diatur dalam Tap.MPRS RI NO. :
XX/MPRS 1966 jo. Tap. MPR RI NO.: IX/MPR/1976.Saat ini ajaran pancasila yang hakiki
sama sekali tidak sesuai dengan arus modernisasi yang masuk ke indonesia, hal ini disebabkan
oleh perkembangan ekonomi dunia yang cenderung kapitalistik, dimana hal tersebut tidak
sesuai dengan ekonomi pancasila yang berasakan ekonomi kerakyatan. Permasalahan ideologi
lainnya adalah datang dari masalah internal bangsa kita sendiri, sebagai contoh kejadian
perselisihan antar suku bangsa, perselisihan antar kampung, tawuran antar pelajar, tawuran
mahasiswa, konflik antar agama,Bahkan sampai dengan konfik ambon yang meng-isukan
konflik SARA, dan yang bahkan lebih parah lagi adalah beredar isu yaitu akan munculnya NII
(Negara Islam Indonesia).
Permasalahan-Permasalahan ini menunjukan bahwa usaha membangun kebersamaan dalam
kesatuan dan persatuan bangsa indonesia berdasarkan ideologi pancasila selama ini belum
berhasil sepenuhnya. Hal ini tentu saja mengancam kesatuan negara Republik Indonesia.
Dimana letak nilai dasar pancasila sebagai persatuan indonesia, jika masing-masing suku,
kelompok, atau organisasi mau membentuk kelompoknya sendiri dengan kepentingan
golongan pula bahkan ada isu akan terbentuknya Negara islam Indonesia. Ini adalah potret
tentang disintregrasi dan rekonsolidasi karena telah terjadi penyimpangan ajaran dan paham
yang dianut oleh masing masing pihak.
2) Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Diera Globalisasi
Sekarang ini di abad ke 21, kita hidup di zaman yang global atau era globalisasi. Proses
globalisasi yang menimbulkan tantangan dan ancaman bagi bangsa Indonesia dewasa ini
adalah desakan konsumetisme yang melanda kehidupan bangsa bagaikan tsunami. Globalisasi
membawa masyarakat dapat menyaksikan gedung-gedung menjulang dan hotel-hotel mewah.
Globalisasi mendorong mereka untuk mengunjungi mal-mal yang penuh dengan barang-
barang produk impor. Demikian juga dengan iklan-iklan televisi yang dibanjiri dengan produk-
produk sehingga membawa pada sikap konsumerisme. Saat ini Bangsa Indonesia dibuat
sebagai “bangsa importir” yang terpaksa hidup dari Barang-barang kebutuhan yang berasal dari
luar negeri. Dengan demikian masyarakat menjalani kehidupan yang palsu, karena masyarakat
dibuat hidup mewah walaupun sebenarnya miskin, karena produk yang dikonsumsi buatan
negara lain. Ancaman konsumerisme terletak dalam kenyataan bahwa kekuatan-kekuatan
perusahaan ekonomi merupakan pemegang kekuatan global yang mampu menjadikan
konsumerisme sebagai alat untuk mendatangkan keuntungan dengan mengeksploitasi kondisi
bangsa-bangsa miskin yang bergantung kepada kekuatan-kekuatan ekonomi global
tersebut.Dengan kata lain, konsumerisme menjadi alat untuk mempertahankan dominasi
kekuatan ekonomi global terhadap bangsa-bangsa yang menderita. Oleh karena itu, agar
masyarakat dapat hidup bebas sesuai dengan jati dirinya sepatutnya bangsa Indonesia bangkit
dari keterpurukan. Yakni dengan menggalang kekuatanuntuk mencegah konsumerisme dan
ketergantungan tersebut dengan membuat bangsa berorientasi kepada kerja yang produktif. Ini
berarti menumbuhkan etos kerja yang menjadi andalan masyarakat produktif. Melalui proses
itu bangsa Indonesia akan menghargai hasil Karyanya sendiri dan mempunyai kepercayaan diri
karena etos kerja adalah wujud yang mencerminkan perkembangan dan peningkatan harkat
bangsa sebagai manusia. Dengan meninggalkan bentuk kehidupan yang palsu dan semu itu,
bangsa Indonesia akan kembali sebagai bangsa yang sadar akan harkatnya sendiri untuk
mampu bersaing.
3) Penyebab Lunturnya Ideologi Pancasila Penyebab lunturnya ideology pancasila yang
merupakan tantangan berat dalam mengukuhkan ideologi pancasila adalah sebagai berikut:
a). Melemahnya Penghayatan terhadap Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila merupakan gagasan bangsa Indonesia yang merupakan kesatuan yang bulat
danutuh. Oleh sebab itu Pancasila disebut juga kepribadian bangsa Indonesia. Setiap negara
yangingin memantapkan jati dirinya pertama-tama harus mengetahui dan merumuskan
dengan jelas arah dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu diperlukan pandangan hidup.
Pancasila dijadikan pandangan hidup berbangsa dan bernegara sejak Proklamasi
Kemerdekaan tahun 1945. Penetapan pandangan hidup yang berdasarkan Pancasila ini
dilakukan berdasarkan kesepakatan dan kesadaran penuh bangsa Indonesia. Dengan
Pancasila, bangsa Indonesia telah mampu memecahkan berbagai permasalahan di bidang
politik, ekonomi dan budaya yang timbul dalam perubahan sosial budaya yang bersifat
global.
b) Pengaruh Unsur Budaya dalam Pemakaian Bahasa Indonesia
Bangsa Indonesia perlu mensyukuri dan sekaligus bangga karena memiliki bahasanasional
yang diakui, dipelajari dan dijadikan sebagai jati diri bangsa, khususnya dalam
berkomunikasi. Modernisasi dan globalisasi juga ikut mempengaruhi atau mungkin
mengubah berbagai unsur bahasa yang kita miliki, misalnya perbendaharaan kata, gaya
berbahasa dan struktur pembahasan yang digunakan. Ini semua menjadi tantangan agar kita
dapat membangun bahasa Indonesia tanpa menghilangkan ciri khas bahasa itu sendiri, yang
terbukti dapat mempersatukan berbagai suku, etnis dan agama di seluruh Indonesia.
c.) Berkurangnya Legitimasi Agama
Banyak sarjana Sosiologi dan Antropologi beranggapan bahwa ketika agama
berhadapandengan modernisasi, peranannya sebagai faktor legitimasi utama dalam
masyarakat akan tersisihkan dan digantikan oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
dibentuk oleh masyarakat itu sendiri atas dasar kemajuan ilmu pengetahuan. Gencarnya
modernisasi dan globalisasi, sedikit banyak telah mempengaruhi pola beragama dan
terhadap kepercayaan dalam masyarakat Indonesia. Menghadapi kenyataan ini,
agamadituntut dapat senantiasa menjawab tantangan global tersebut. Caranya dengan
menggali nilai-nilai dan melakukan redifinisi terhadap konsep-konsep beragama yang
dianggap tidak relevan lagi dengan tuntutan zaman. Namun bukan berarti kita mengubah
ajaran mendasar dari agama dan keyakinan yang kita anut selama ini.
d.) Dekadensi Moral dan Kekacauan Kemanusiaan
Dekadensi moral adalah melemahnya atau terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang
dan kebersamaan didalam diri manusia. Semua ini melahirkan manusia-manusia yang suka
merampas hak orang lain dan tidak mempedulikan nasib sesamanya.
e.) Perubahan Pola Perilaku dalam Pergaulan
Pola perilaku yang hingga saat ini masih ditemukan dan merupakan warisan
leluhurdiantaranya adalah kekeluargaan, musyawarah untuk mencapai mufakat dan gotong
royong. Semua ini menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa-
bangsa lain. Akan tetapi dengan semakin derasnya arus globalisasi mau tidak mau
kepribadian tersebutakan terpengaruh atau mungkin bisa dikatakan tercemar oleh corak
kebudayaan asing yang lebih mementingkan individualisme, formalisme, kontrak kerja
resmi dan lain sebagainya. Dalam menghadapi tantangan global, Selo Soemardjan
Menyatakan bahwa bangsaIndonesia membutuhkan unsur-unsur kepribadian sebagai
berikut.
• Kemampuan dan kebiasaan berpikir secara rasional dan realistis serta objektifdalam
menghadapi masalah-masalah yang dijumpai. Kemampuan ini menjadisarana untuk
bekerja secara sistematis, efisien dan efektif.
• Kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat dan warga negarauntuk
berperilaku yang tidak melanggar nilai-nilai sosial dan kaidah-kaidahhukum.
• Memiliki rasa harga diri dan kepercayaanpada diri sendiri untuk ikut serta dalamtata
masyarakat yang diwarnai dengan sistem bersaing.
• Memiliki pengetahuan yang luas dan suatu kehlian yang ditekuni secara profesional.
• Mempunyai cita-cita hidup yang ingin dicapai melalui segala jalan yang sah danetis yang
dapat dibenarkan.
4) Pemecahan Masalah Terhadap Tantangan Yang Dihadapi pancasila
Ditengah era modern dan globalisasi di dunia saat ini, indonesia merupakan negara yang
berlandaskan ideologi terbuka, dimana indonesia membebaskan setiap masyarakat untuk
berpendapat dan melaksanakan sesuatu sesuai dengan keinginannya masing-masing. Dalam
hal ini rakyat indonesia bebas dalam berpendapat dan mengeluarkan ide atau pendapat
pribadi, namun bebas dalam arti masih ada koridor- koridor hukum yang membatasinya
yang berlandaskan pancasila. Saat ini begitu banyak masalah yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia,khususnya yang timbul dari dalam negara ini sendiri. Sebagai beberapa contoh
adalah kejadian perselisihan antar suku bangsa, perselisihan antar kampung, tawuran antar
pelajar,tawuran mahasiswa, konflik antar agama, bahkan sampai dengan konfik ambon yang
meng-isukan konflik SARA, dan yang bahkan lebih parah lagi adalah beredar isu yaitu akan
munculnya NII (Negara Islam Indonesia). Ini adalah masalah besar yang Indonesia sedang
hadapi saat ini.
Cara penyelesaian konflik yang terjadi diatas antara lain adalah sebagai berikut :
1. Konflik tersebut dapat dihentikan oleh pihak ketiga dalam hal ini pemerintah dan aparat
penegak hukum yang memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah
pihak dengan memberikan sanksi yang tegas apabila kejadian seperti ini terjadi kembali.
2. Melakukan Musyawarah yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang
berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama tanpa merugikan kedua belah pihak.
3. Perlunya diberikan pemahaman dan pembinaan mental secara konsisten dan
berkesinambungan terhadap para warga suku bangsa di Indonesia terhadap
eksistensiBhinneka Tunggal Ika sebagai faktor pemersatu keanekaragaman di Indonesia,
bukan sebagai faktor pemicu perpecahan atau konflik.
4. Perlunya diberikan pemahaman kepada para pihak yang terlibat konflik bahwa masing-
masing pihak adalah sederajat dan melalui kesederajatan tersebut masing-masing anggota
suku bangsa berupaya untuk saling memahami perbedaan yang mereka punyai serta
mentaati berbagai norma dan hukum yang berlaku di dalam masyarakat.
5. Adanya kesediaan dari kedua belah pihak yang terlibat konflik untuk saling
memaafkandan melupakan peristiwa yang telah terjadi.
6. Lebih saling menghargai dan saling menghormati adanya perbedaan yang ada
diIndonesia.

2.2 Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara


1. Hakikat Pancasila sebagai Ideologi Negara
Hakikat Pancasila sebagai ideologi negara memiliki tiga dimensi sebagai berikut:
a.) Dimensi realitas; mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang
terkandungdalamdirinya bersumber dari nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakatnya.
Hal inimengandung arti bahwa nilai-nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai kehidupan
bangsa Indonesia sekaligus juga berarti bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijabarkan
dalamkehidupan nyata sehari-hari baik dalam kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat
maupundalam segala aspek penyelenggaraan negara.
b.) Dimensi idealitas; mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai
bidangkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini berarti bahwa nilai-nilai
dasarPancasila mengandung adanya tujuan yang dicapai sehingga menimbulkan harapan
danoptimisme serta mampu menggugah motivasi untuk mewujudkan cita-cita.
c.) Dimensi fleksibilitas; mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsang masyarakat
untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai dasar yang
terkandungdi dalamnya. Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka
karena bersifat demokratis dan mengandung dinamika internal yang mengundang dan
merangsang warganegara yang meyakininya untuk mengembangkan pemikiran baru, tanpa
khawatir kehilangan hakikat dirinya (Alfian, 1991: 192-195).

2.. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara


Urgensi merupakan pentingnya Pancasila sebagai Ideologi negara. Ideologi
dimaknaisebagai keseluruhan padangan, cita-cita, nilai dan keyakinan yang ingin mereka
wujudkandalam kenyataan hidup yang nyata. Pentingya Pancasila sebagai Ideologi negara bisa
dilihatdari fungsi Pancasila itu sendiri. Fungsi Pancasila sebagai Ideologi negara
Indonesiaadalahsebagai sarana pemersatu masyarakat, sehingga dijadikan prosedurkonflik,
dapat kita telusuri dari gagasan para pendiri negara Indonesia tentang pentingnya mencari nilai-
nilai bersama yang dapat mempersatukan berbagai golonganmasyarakat di Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku warga
negaraharus didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, kasus narkoba yang merebak di
kalangangenerasi muda menunjukkan bahwa preskripsi moral ideologis belum disadari
kehadirannya.Oleh karena itu, diperlukan norma-norma penuntun yang lebih jelas, baik
dalam bentuk persuasif, imbauan maupun penjabaran nilai-nilai Pancasila ke dalam produk
hukum yangmemberikan rambu yang jelas dan hukuman yang setimpal bagi pelanggarnya.
b. Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan silasila
Pancasila. Contohnya, kasus terorisme yang terjadi dalam bentuk pemaksaan
kehendakmelalui kekerasan. Hal ini bertentangan nilai toleransi berkeyakinan, hak-hak asasi
manusia,dan semangat persatuan.
BAB III
KESIMPULAN
1. Argumentasi tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara Dinamika
Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa Indonesiamemperlihatkan adanya
pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Unsur-unsuryang memengaruhi tantangan
terhadap Pancasila sebagai ideologi negara meliputi faktoryaitu faktor ekseternal dan faktor
internal yang berasal dari Indonesia sendiri.
2. Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi NegaraHakikat Pancasila sebagai ideologi
negara memiliki tiga dimensi sebagai berikut:
• Dimensi realitas
• Dimensi idealitas
• Dimensi fleksibilitas
Urgensi merupakan pentingnya Pancasila sebagai Ideologi negara. Ideologi dimaknaisebagai
keseluruhan padangan, cita-cita, nilai dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam
kenyataan hidup yang nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Muchji,Drs,H.MM.dkk. 2006. Pendidikan Pancasila.
Jakarta : Gunadarma.KBBI. (2012). Definisi ideology. Bahasa.ui.ac.id
Muchji, A et all. 2006. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Gunadarma.
Rini, D. 2011. Ideologi Pancasila Jurus Jitu Hadapi Tantangan. Jakarta:Bumi Aksara.
Global. politik.kompasiana.com terbit pada tanggal 16 Mei 2011.

Anda mungkin juga menyukai