Dosen Pengampu:
Torib Hamzah, S.Pd, M.Pd
NIP 19670910 200604 1 001
Disusun Oleh :
P27838121013
1C1
2.1 Lampu TL
Istilah TL adalah kepanjangan dari “Tube Luminescent” atau juga ada yang
menyebutkannya “Tube Lamp” yaitu lampu penerang yang berbentuk “Tube” atau
Tabung. Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita temukan 2 jenis Teknologi pada
Lampu TL (Tube Lamp) yakni Teknologi Fluorescent (Neon) dan Teknologi LED
(Light Emitting Diodes). Lampu TL Fluorescent memerlukan sebuah starter dan ballast
untuk menghidupkannya.
Starter pada lampu TL terdiri dari sebuah balon kaca kecil yang diisi dengan gas
mulia. Di dalam balon terdapat dua elektroda dwi logam sebagai filamen. Jarak antara
kedua elektroda tersebut diatur dengan jarak tertentu sehingga starternya akan menyala
pada tegangan 100-200 V. Starter berfungsi sebagai saklar penunda waktu (time
delay switch) yang dihubungkan pararel dengan dua kaki lampu TL. Bila lampu TL
dihubungkan pada jaringan tegangan PLN, maka dalam waktu singkat filamen starter
terhubung (menyala) dan kemudian memutuskannya lagi kalau lampu TL telah menyala
dengan stabil. Pada saat filamen terhubung, suatu arus besar akan mengalir dari jaringan
listrik lewat ballast, kemudian ke elektroda lampu, starter dan kawat elektroda lainnya,
untuk selanjutnya kembali menuju ke jaringan. Adanya arus ini akan membuat
elektroda-elektroda lampu berpijar dan mengeluarkan elektron-elektron.
Relay adalah sakelar (switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen electromechanical (elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak sakelar atau switch). Relay
menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan kontak sakelar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan relay yang menggunakan
elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan armature relay (yang berfungsi
sebagai sakelarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
4.1 Analisis
Pada percobaan kali ini kita akan mencoba merangkai lampu TL. Sebelum memulai
merangkai rangkaian lampu TL, sebelumnya kita diminta untuk memahami gambar
rangkaian yang telah dibuat. Kemudian, kita juga harus memeriksa keadaan komponen-
komponen yang akan digunakan dalam rangkaian tersebut, apakah komponen tersebut
dalam keadaan yang baik atau tidak dan apakah komponen tersebut dapat digunakan
dalam proses perangkaian lampu TL. Berbeda dengan rangkaian-rangkaian sebelumnya,
lampu TL merupakan lampu yang berbentuk seperti tabung hampa dengan kawat pijar
pada kedua ujungnya atau yang sering juga disebut dengan elektroda. Tabung tersebut
terbuat dari gelas yang dilapisi oleh lapisan fosfor dan didalam tabung tersebut diisi
dengan merkuri dan gas argon yang bertekanan rendah. Ketika dialiri arus listrik,
elektroda akan memanas dan hal ini menyebabkan elektron-elektron berpindah tempat
dari satu ujung ke ujung lainnya. Adanya energi listrik tersebut juga akan
mengakibatkan merkuri yang sebelumnya adalah cairan merubah menjadi gas,
perpindahan elektron seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya akan bertabrakan
dengan atom merkuri sehingga energi dari elektron akan meningkat ke level yang lebih
tinggi. Akibatnya elektron-elektron tersebut akan melepaskan cahaya saat energi
elektron-elektron tersebut kembali ke level normalnya. Perbedaan lampu TL dengan
lampu biasanya adalah lampu TL memerlukan sebuah starter dan ballast untuk
menghidupkannya sedangkan pada lampu LED biasa tidak memerlukannya. Fungsi dari
starter pada lampu TL adalah sebagai sakelar otomatis yang berfungsi membantu
memanaskan elektroda untuk proses pemindahan elektron-elektron di dalam tabung. Hal
uang perlu diperhatikan yaitu untuk memanaskan elektroda agar gas yang terdapat di
dalam tabung lampu TL dapat berpendar, diperlukan tegangan yang cukup tinggi hingga
400 Volt. Setelah proses penyalaan selesai, Bi-metal yang terdapat pada starter akan
terbuka (open). Dengan demikian starter dapat dilepaskan dari rangkaian lampu TL
karena penggunaan starter hanya pada saat penyalaannya saja. Sedangkan ballast yang
terdapat pada rangkaian lampu TL berfungsi sebagai pembatas besarnya arus dan
menstabilkan arus agar dapat mengoperasikan lampu TL pada karakteristik listrik yang
sesuai. Setelah perangkaian selesai dilakukan, diharapkan melakukan pengecekan ulang
terhadap rangkaian yang telah kita rangkai, hal ini diperuntukkan agar kabel sudah
terhubung dengan benar dan agar tidak terjadi kekeliruan pada saat pemasangan kabel.
4.2 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa dalam rangkaian lampu TL agar
dapat bekerja dan dapat menyala memerlukan starter dan ballast. Dari percobaan dapat
disimpulkan bahwa lampu TL yaitu lampu penerang yang berbentuk “tube” atau tabung.
Ballast pada dasarnya merupakan kumparan hambat (choke coil) yang berinti besi.
Starter dipasang sebagai sakelar otomatis yang bertugas untuk memanaskan elektroda di
kedua ujung lampu TL, dan ballast dipasang sebagai pengatur dan penyetabil arus.
Dikarenakan apabila tegangan yang masuk tidak sesuai dengan tegangan starter, maka
lampu TL akan meletup dan rusak. dengan terpicunya starter, membuat lampu TL
menyala. Dalam pembuatan rangkaian dari sakelar menuju lampu TL juga harus tepat
untuk menghindari short saat lampu dinyalakan.
4.3 Pertanyaan
1. Apa yang membedakan lampu TL dengan lampu-lampu biasanya ?
Jawab : Sinar dari lampu TL berasal dari ionisasi gas didalam tabung, ionisasi ini
mengakibatkan berpendarnya lapisan flouresensi didalam tabung, sedangkan lampu
lainnya sinar lampu berasal dari berpijarnya kawat wolfram didalam bohlam.
2. Mengapa lampu TL harus di berikan starter dalam menyalakannya lampu TL?
Jawab : Karena starter berfungsi sebagai saklar penunda waktu (time delay switch)
yang dihubungkan pararel dengan dua kaki lampu TL. Bila lampu TL dihubungkan
pada jaringan tegangan PLN, maka dalam waktu singkat filamen starter terhubung
(menyala) dan kemudian memutuskannya lagi kalau lampu TL telah menyala
dengan stabil. Fungsi starter di lampu TL adalah sebagai saklar otomatis yang
membantu memanaskan elektroda untuk proses pemindahan elektron-elektron.
Untuk memanaskan elektroda agar gas yang terdapat di dalam tabung lampu (TL)
dapat berpendar, diperlukan tegangan yang tinggi hingga 400 Volt. Setelah proses
penyalaan selesai, Bi-metal yang terdapat pada starter akan terbuka.
3. Apa fungsi trafo ballast tersebut?
Jawab : Ballast pada dasarnya merupakan kumparan hambat (choke coil) yang
berinti besi. Ballast pada lampu TL berfungsi untuk memberikan pemasangan awal
pada elektroda guna menyediakan elektron bebas dalam jumlah yang banyak dan
mencagah terjadinya peningkatan arus bunga api yang melebihi batas tertentu bagi
setiap ukuran lampu. Oleh karena itu, setiap lampu TL selalu memiliki sebuah
ballast yang direncanakan untuk daya, tegangan, dan frekuensi yang disesuaikan
dengan lampu TLnya masing-masing.
4. Bagaimana tindakan anda jika mengetahui lampu TL mengeluarkan suara saat
dinyalakan?
Jawab : Apabila terjadi hal semacam ini, maka perlu dilakukan troubleshooting
pada rangkaian. Sebelum melakukan proses troubleshooting, pastikan untuk
memutus sambungan dari sumber tegangan terlebih dahulu. Setelah itu periksa
secara visualisasi pada setiap sambungan mulai dari MCB, relay, terminal panel,
sakelar, ballast, dan juga starter. Setelah itu periksa dengan menggunakan
multimeter pada setiap komponen yang ada. Apabila telah menemukan kejanggalan
maka segera lakukan perbaikan dari komponen yang kurang tepat. Setelah itu
periksa kembali mulai dari MCB hingga ke lampu TL. Apabila semua komponen
sudah terangkai dengan benar, maka lakukan pengujian pada rangkaian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Foto Praktikum
GAMBAR KETERANGAN