Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Qishash dan Al-Qatlu

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Ahkam

Dosen Pengampu: Dr. Fuad Thohari M.Ag.

Disusun Oleh:

1. Revita Zelfania – 11200480000128

2. Gemmeli Rafi – 11200480000105

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Puji syukur kehadirat


Allah SWT, yang telah memberikan karunia kepada penulis. Sehingga penulis
mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Qishash dan Al-Qatlu”
sesuai dengan waktu yang penulis rencanakan. Makalah ini penulis buat dalam
rangka memenuhi salah satu tugas penilaian mata kuliah Hadits Ahkam. Dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini penulis berterima kasih kepada Bapak Dr.
Fuad Thohari M.Ag. selaku dosen mata kuliah.

Penulis sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah


wawasan pembaca. Penulis sebagai penyusun tidak pernah lepas dari kesalahan
dan kekurangan dalam menyusun makalah ini oleh karena itu, penulis mohon
maaf atas segala kekurangannya.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Dengan segala kerendahan hati, saran - saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatkan kualitas makalah
ini dan makalah - makalah lainnya pada waktu mendatang.

Jakarta, 9 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman judul.........................................................................................................i

Kata Pengantar.......................................................................................................ii

Daftar isi..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Qishash dan Al-Qatlu.................................................................6

B. Pembagian Qishash.......................................................................................7

C. Siapa yang berhak melakukan Qishash.........................................................7

D. Apa saja klasifikasi pembunuhan.................................................................7

E. Apa saja pembunuhan menurut hukum pidana positif..................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah dipahami secara umum bahwa syariat diturunkan oleh Allah dalam
bentuk hukum-hukum taklîfî, baik berupa perintah maupun larangan yang
ditujukan untuk mewujudkan dan melestarikan kemaslahatan umat manusia, baik
di dunia maupun di akhirat. Secara spesifik, pembebanan syariat bagi manusia
ditujukan kepada lima hal, yaitu pemeliharaan agama, jiwa, akal, keturunan, dan
harta. Ketika kelima hal pokok ini tidak terjamin atau terusik, maka kemaslahatan,
keselamatan dan perkembangan individu manusia, keteraturan sosial dan
kesejahteraan masyarakat menjadi mustahil didapatkan. Jadi, bila salah satu dari
lima unsur penting ini tidak terpelihara, akan lahirlah malapetaka bagi manusia.
Atas dasar ini, segala tindakan yang dapat mewujudkan dan memelihara lima
pokok ini harus dilakukan dan diperintah oleh agama, dan sebaliknya setiap
tindakan yang mengancam kelimanya diharamkan atau harus dihindarkan.

Tindakan pidana (jarîmah) yang mengancam lima unsur kemaslahatan


umat manusia tersebut terbagi kepada dua bentuk, yaitu: Pertama, tindak pidana
yang mengganggu kepentingan pribadi (haqq al-‘âdami); kedua, tindak pidana
yang mengganggu kepentingan publik (haqq Allâh). Yang pertama berhubungan
dengan kehormatan nyawa dan anggota tubuh manusia, dan yang kedua
berhubungan dengan kehormatan agama, keturunan, dan keamanan publik. Pada
prinsipnya dalam hukum pidana Islam, seluruh tindak pidana, baik yang
melanggar hak-hak pribadi individu maupun kepentingan umum, sebenarnya juga
melanggar hak-hak Allah SWT., sebab adalah hak Allah terhadap hamba-hamba-
Nya agar mereka menjauhi segala larangan-Nya. Penempatan jenis hukum pidana
Islam apakah hak manusia atau hak Allah semata hanya untuk melihat
kepentingan mana yang lebih dirugikan, dan siapa yang berwenang dalam proses
eksekusi terhadap pelaku tindak pidana.

4
B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini ada beberapa masalah yang akan dibahas, agar
pembahasan dalam makalah ini tidak jauh dari judulnya, baiknya kita
rumuskan masalah-masalah yang akan dibahas, antara lain :

A. pengertian Qishash dan Al-Qatlu?


B. pembagian Qishash?
C. siapa yang berhak melakukan Qishash?
D. apa saja klasifikasi pembunuhan?
E. apa saja pembunuhan menurut hukum pidana positif?

C. Tujuan Penulisan

A. untuk mengetahui maksud dari Qishash dan Al-Qatlu


B. untuk mengetahui pembagian Qishash
C. untuk mengetahui siapa saja yang berhak melakukan Qishash
D. untuk memperdalam klasifikasi pembunuhan
E. untuk menambah pengetahuan tentang pembunuhan dalam hukum pidana
positif

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Qishash dan Al-Qatlu

Secara etimologi, kata “qishash” (‫ ) لظاص‬merupakan kata jadian (mashdar)


dalam struktur bahasa Arab yang berasal dari fi‘il Madli ‫لض‬
َ yang berarti
mengikuti, mencari jejak, atau memotong. Sedangkan secara terminologi, qishash
berarti pelaku perbuatan (kejahatan) dibalas dengan perbuatan serupa. Misalnya,
membunuh dibalas bunuh atau melukai anggota tubuh orang lain dibalas dengan
melukai anggota tubuh yang sama. Qishash menurut Musthafa al-Khin dalam
bukunya, al-Fiqh al-Manhaji Ala Madzhab al-Imam al-Syafi‘i menulis, ”Qishash
adalah perbuatan (pembalasan) korban terhadap pelaku kejahatan yang setimpal,
seperti perbuatan pelaku tadi.
Sedangkan Al-Qatlu (pembunuhan) secara etimologi, merupakan bentuk
masdar ‫لتال‬, dari f‘il madzi ‫ لتم‬yang artinya membunuh. Secara terminologi,
pembunuhan didefinisikan sebagai suatu perbuatan mematikan; atau perbuatan
seseorang yang dapat menghancurkan dimensi kemanusiaan. Sedangkan menurut
Abdul Qadir ‘Audah, pembunuhan didefinisikan sebagai suatu tindakan seseorang
untuk menghilangkan nyawa; menghilangkan roh atau jiwa orang lain.

B. Pembagian Qishash

Menurut para ahli, perkataan “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“oicos” dan “nomos” yang berarti rumah dan aturan. Jadi, ekonomi adalah
aturan-aturan untuk menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah
tangga, baik dalam rumah tangga rakyat (volkshuishouding) maupun dalam rumah
tangga Negara (staatshuishouding).
Dalam bahasa Arab istilah ekonomi diungkapkan dengan kata al-Iqtisad,
yang secara bahasa berarti kesederhanaan dan kehematan. berdasarkan makna ini,
kata al-Iqtisad berkembang dan meluas sehingga mengandung makna ‘ilm al-

6
Iqtisad, yakni ilmu yang berkaitan dengan kesederhanaan atau membahas
ekonomi. Ali Anwar Yusuf memberikan definisi ekonomi. Menurutnya, ekonomi
adalah kajian tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan
sumber-sumber produktif yang langka untuk memproduksi barang dan jasa serta
mendistribusikannya.
Telah menjadi Sunnatullah bahwa setiap manusia hidup dalam suatu
kegiatan seperti yang disebutkan dalam pengertian ekonomi tersebut di atas,
memerlukan kerja sama. Tanpa ada kerja sama mustahil bagi manusia untuk hidup
secara normal. Kerja sama memiliki unsure take and give, membantu dan dibantu.
Salah satu aspek penting dalam melakukan kerja sama adalah dalam bidang
muamalah dalam bentuk kegiatan perdagangan, sewa menyewa, utang piutang,
dan sebagainya. Kegiatan ini menyerap 85% tenaga kerja yang ada.

C. Siapa yang berhak melakukan Qishash

Menurut para ahli, perkataan “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“oicos” dan “nomos” yang berarti rumah dan aturan. Jadi, ekonomi adalah
aturan-aturan untuk menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah
tangga, baik dalam rumah tangga rakyat (volkshuishouding) maupun dalam rumah
tangga Negara (staatshuishouding).

D. Apa saja klasifikasi pembunuhan

Menurut para ahli, perkataan “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“oicos” dan “nomos” yang berarti rumah dan aturan. Jadi, ekonomi adalah
aturan-aturan untuk menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah
tangga, baik dalam rumah tangga rakyat (volkshuishouding) maupun dalam rumah
tangga Negara (staatshuishouding).

E. Apa saja pembunuhan menurut hukum pidana positif

Menurut para ahli, perkataan “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“oicos” dan “nomos” yang berarti rumah dan aturan. Jadi, ekonomi adalah
aturan-aturan untuk menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah
tangga, baik dalam rumah tangga rakyat (volkshuishouding) maupun dalam rumah
tangga Negara (staatshuishouding).

7
BAB III

PENUTUP

8
A. KESIMPULAN

Pada dasarnya tujuan hidup setiap manusia adalah untuk mencapai


kesejahteraan, meskipun manusia memaknai kesejahteraan dengan perspektif
yang berbeda-beda. Sebagian besar paham ekonomi memaknai kesejahteraan
sebagai kesejahteraan material duniawi. Islam memaknai kesejahteraan dengan
istilah Falah yang berarti kesejahteraan holistik dan seimbang antara dimensi
material-spiritual, individual-sosial dan kesejahteraan di kehidupan duniawi dan
di akhirat.

Ekonomi merupakan bagian integral dari ajaran Islam, dan karenanya


ekonomi Islam akan terwujud hanya jika ajaran Islam diyakini dan dilaksanakan
secara menyeluruh. Ekonomi islam mempelajari perilaku ekonomi individu-
individu yang secara sadar dituntun oleh ajaran Islam, al-Quran dan Sunnah dalam
memecahkan masalah ekonomi yang dihadapinya.

DAFTAR PUSTAKA

9
Al-Hasani, Baqir dan Abbas Mirakhor (ed.), Essays on Iqtisad: The Islamic
Approach to Economic Problems, USA: Nur Coorporation, 1989.

Al-Kaaf, Abdullah Zaky, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, Bandung: Pustaka


Setia, 2002.

Karim, Adiwarman, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2006.

Nasution, Mustafa Edwin, et. al., Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta:
Kencana, 2007.

10

Anda mungkin juga menyukai