Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ardian Firmansyah

NIM : 205100301111051

Kelas : N

QUIS SATUAN OPERASI

1. Pada grafik psychrometric chart terdapat 5 garis sebagai konsep utama yaitu :

1. Garis Dry-Bulb Temperature (DB) yaitu garis vertical yang berawal dari sumbu garis
mendatar yang terletak di bagian bawah chart. DB adalah suhu udara ruang yang
diperoleh dari pengukuran slink psikrometer pada thermometer bulb kering.
2. Garis Wet-Bulb Temperature (WB) yaitu garis miring ke bawah yang berawal dari garis
saturasi yang terletak di bagian samping kanan chart. WB adalah suhu udara ruang
yang didapatkan dari pengukuran dengan Slink Psikrometer pada theremometer dengan
bulb basah.
3. Garis relative humidity (%RH) yaitu garis miring melengkung dari kiri bawah sampai ke
atas chart. %RH adalah perbandingan jumlah actual dan jumlah maksimal (saturasi) dari
uap air yang ada pada suatu ruang tertentu.
4. Garis enthalpy yaitu garis miring yang berasa dari bagian chart sebelah kiri yang mana
kemiringannya ke kanan bawah. Enthalpy adalah jumlah panas total dari campuran
udara dan uap aire di atas titik nol.
5. Garis Dew Point temperature (DP) yaitu garis lurus yang dimulai dari kiri chart ke kanan.
Suhu DP adalah suhu dimana udara mulai menunjukkan aksi pengembunan ketika
terjadi pendinginan.

2. Berikut beberapa dampak yang terjadi akibat fouling :


1. Peningkatan capital cost
heat exchanger dengan fouling yang tinggi akan menyebabkan pengurangan overall
coefficient heat transfer , dengan demikiandibutuhkan luas area perpindahan yang
lebih ( bila dibandingkan dengan fouling yang lebih rendah ). Luas HE yang lebih
besar mengakibatkan peningkatan cost.
2. Memerlukan energi tambahan,
energi tambahan sehubungan dengan peningkatanenergi pompa dan effisiensi
termodinamika yang rendah pada kondensasi dan siklusrefrigerasi.
3. Maintanance cost untuk antifoulant,
chemical treatment dan untuk pembersihan permukaan perpindahan panas yang
tertutup oleh fouling
Kemudian untuk menghindari terjadi fouling maka dapat diperhatikan beberapa
parameter seperti :
1. Pemilihan heat exchanger ( H E ) yang tepat , Penggunaan beberapa tipe HE tertentu
dapat mengurangi pembentukan fouling
2. Gunakan diameter tube yang lebih besar
3. Gunakan tube bundle dan heat exchanger cadangan . apabila penggunaan HE
untuk fluida yang berpotensi membentuk fouling  yang sangat ekstrim,
4. Gunakan U-Tube atau Floating head . Kelemahanan penggunaan U tube  adalah
kesulitan pembersihan pada bagian U.
Adapun contohnya yaitu pada perpindahan panas melalui dinding heat exchangers atau sebuah
refrigerator dan perlakuan panas pada steel forgings.

3. Gradien konsentrasi dapat mempengaruhi proses difusi. Gradien konsentrasi cenderung


menyebabkan terjadinya gerakan komponen ke arah yang menyamakan konsentrasi. Gerakan
inilah yang dimanfaatkan dalam operasi perpindahan massa. Secara matematis, hal ini
dinyatakan dengan rumus C = dC / dl. Dengan adanya gradient konsentrasi ini akan
menunjukan pencampuran bahan padat dan zat terlarut . Apabila partikel bergerak dari daerah
konsentrasi tinggi ke rendah, maka disebut difusi, dan jika di antara mereka ada penghalang
semipermeabel maka disebut osmosis. Contohnya adalah proses brining makanan yang
digunakan adalah prinsip gerak molekul sepanjang gradien konsentrasi. Jenuh garam "ditarik"
atas semua air dari produk, sehingga memungkinkan mereka untuk disimpan lebih lama.

4. Pada proses ditilasi, terdapat faktor yang mempengaruhinya, seperti suhu dan tekanan
udara. Semakin tinggi suhu udara, semakin mudah pelarut menguap. Demikian juga dengan
tekanan. Semakin rendah tekanan udara maka semakin tinggi laju penguapan pelarut.
Contohnya adalah dalam pembuatan minyak atsiri, dengan suhu dan tekanan udara yang
optimum maka akan didapatkan hasil ekstrak minyak atsiri yang maksimal. Adapun contoh lain
yaitu pada produksi minyak wangi dimana diperlukan tekanan dan suhu yang optimal. Adapun
faktor lain yaitu Pengadukan, Fungsi pengadukan adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi
antara pelarut dengan zat terlarut.

Anda mungkin juga menyukai