METODOLOGI PENELITIAN
Oleh :
Akuntansi A
2020
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
pangsa asset, pangsa dana, dan pangsa kredit. Sedangkan hasil penelitian Mawardi
(2005) menujukkan Non Perfoming Loan (NPL), Biaya Operasional Pendapatan
Operasi (BOPO) mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap kinerja
profitabilitas perbankan (ROA).
Sedangkan Net Interst Margin (NIM) mempunyai pengaruh signifikan positif.
Rasio CAR mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Hasil penelitian Yuliani
(2007) menunjukkan variabel BOPO berpengaruh signifikan negatif, sedangkan CAR
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja Profitabilitas Perbankan. Variabel
LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja profitabilitas perbankan. Wisnu
Mawardi (2005) tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja 5
keuangan Bank Umum di Indonesia. Rasio-rasio yang digunakan pada variabel bebas
adalah CAR, NPL, NIM, BOPO. Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat
analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan latar belakang dan ruang lingkup di atas, maka dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan
perbankan?
2. Bagaimana pengaruh tata kelola perusahaan terhadap kinerja keuangan
perbankan ?
3. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan perbankan ?
5
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan
perbankan.
2. Untuk menganalisis pengaruh tata kelola perusahaan terhadap kinerja
keuangan perbankan.
3. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap kinerja keuangan perbankan.
6
1.6. Sistemmatika
Proposal penelitian ini dibagi menjadi lima bab dengan urutan penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah dari penelitian ini yang selanjutnya
dan manfaat penelitian. Pada bagian akhir bab ini akan disampaikan sistematika
penulisan.
Bab ini menguraikan tentang telaah teori dan penelitian terdahulu yang
melandasi penelitian ini. Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka
akan terbentuk suatu kerangka pemikiran teoritis dan penentuan hipotesis awal
Bab ini berisi tentang variabel dan definisi operasional variabel penelitian,
populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta
Bab ini menyajikan data penelitian dari hasil pengumpulan data, hasil penelitian
dari pengujian hipotesis, dan pembahasan mengenai hasil analisis dari objek
penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi dua bagian ; pertama merupakan kesimpulan yang diperoleh dari
7
BAB II
TELAAH PUSTAKA
hubungan antara variable, dengan tujuan untuk menerangkan dan meramalkan fenomena.
Teori digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai referensi untuk
menyusun instrumen penelitian dan memperjelas ruang lingkup atau konstruk variabel
1. pengertian bank
tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu
sama lainnya. Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi bank, serta
kepemilikan bank. Dari segi fungsi bank, perbedaan yang terjadi terletak pada
8
luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun jangkauan
pemilikan saham yang ada serta akte pendiriannya. Perbedaan lainnya adalah
dilihat dari segi siapa nasabah yang mereka layani apakah masyarakat luas atau
Menurut Kasmir (2013: 32-35) jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari
a) Bank Umum
b) Bank Pembangunan
c) Bank Tabungan
d) Bank Pasar
e) Bank Desa
f) Lumbung Desa
g) Bank Pegawai
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang
9
diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan
yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank
tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah sebagai berikut:
10
(4) BPD Jawa Timur
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte
pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk
keuntungan swasta pula. Contoh bank milik swasta nasional antara lain:
11
jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta
asing atau pemerintah asing. Jelas kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar
negeri.
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak
12
(7) Paribas BBD Indonesia
(10)Bank PDFCI
13
3. Pengertian Kinerja Keuangan Perbankan
Menurut Irham Fahmi (2012: 2), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang
dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menilai sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik
dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi
standar dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP
(General Accepted Accounting Principle), dan lainnya. Menurut Jumingan (2009:
239), kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai
bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran
penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia.
Menurut Rivai (2012: 459), penilaian kinerja perbankan meliputi seluruh aspek
operasional maupun nonoperasional bank tersebut. Kinerja bank menunjukkan
keberhasilan bank dalam menarik dana masyarakat dan menyalurkanya kembali
melalui pelaksanaan manajemen yang telah ditentukan. Jadi, dari berbagai pengertian
di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan bank adalah suatu gambaran
sampai mana tingkat keberhasilan yang dicapai oleh bank dalam kegiatan
operasionalnya.
Kinerja keuangan adalah gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh
perusahaan perbankan pada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perushaan
untuk menghasilkan keuntungan secara efektif dan efisien, yang dapat diukur
perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang
tercermin dalam laporan keuangan (Supriyono, 2011).
Menurut Bastian (2006), kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan rasio
profitabilitas yang terdiri dari ROA dan ROE. ROA merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
dengan memanfaatkan keseluruhan total aset yang dimiliki dan ROE digunakan
untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan bersih dengan
menggunakan modal sendiri.
Menurut Marsuki (2006), kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi
yang dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan
gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek
penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja menunjukkan sesuatu
14
yang berhubungan dengan kekuatan serta kelemahan suatu 20 perushaan. Kinerja
perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan.
Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan
sebagai dasar utnuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa yang akan
datang, seperti pembayaran deviden, upah, penggerakan harga sekuritas dan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmenya ketika jatuh tempo. Informasi
kinerja perusahaan terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan
potensi sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi
fluktuasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, disamping itu informasi tersebut
juga dapat berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan
dalam memanfaatkan tambahan sumber daya
Menurut Jumingan (2009: 239), kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi
yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran
penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia..
Jadi, dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
bank adalah suatu gambaran sampai mana tingkat keberhasilan yang dicapai oleh
bank dalam kegiatan operasionalnya.
4. Pengukuran Kinerja Keuangan Perbankan
Dalam menilai kinerja perbankan, dapat dilakukan dengan melihat laporan keuangannya.
Investor dapat melakukan analisis kinerja dengan melihat profitabilitas yang dihasilkan. Penilaian
ini dapat menggunakan rasio.Return On Assets.
Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
profitabilitas suatu bank. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar laba yang dapat
diperoleh dari seluruh aktiva yang dimiliki bank. Lukman Dendawijaya (2009: 120) menjelaskan
bahwa rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan aset.
Menurut Hanafi dalam Mawar Rohmah (2013: 18) “Return On Asset adalah rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan)
yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai aset tersebut”.
Menurut Brigham & Houston (2012: 148) ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
tingkat pengembalian total aset yang digunakan dan biasa digunakan sebagai indikator tingkat
profitabilitas.
15
Menurut Ponttie Prasnanugraha (2007: 17), ROA dapat digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Menurut Rivai (2013: 480), ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank
16
dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Informasi mengenai efisiensi bank yang
dijalankan akan terlihat pada ROA karena ROA menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan
secara rata-rata dari Rp 1,00 asetnya (Miskhin, 2008: 306). Darsono dan Ashari (2005: 57) juga
menjelaskan bahwa ROA menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Rasio ini memberikan ukuran lebih baik
atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa ROA merupakan rasio yang mampu
menggambarkan kemampuan efisiensi bank dalam menghasilkan laba/ keuntungan dengan
memanfaatkan aset yang dimiliki. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/DPNP/2011,
ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
Total aset
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perbankan
Dari berbagai penelitian sebelumnya, diperoleh kajian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja keuangan. Faktor-faktor tersebut antara lain: struktur
kepemilikan, ukuran perusahaan, good corporate governance, risiko, kesempatan
bertumbuh, CAR (Capital Adequacy Ratio), NIM (Net Interest Margin). 27 1)
Struktur Kepemilikan Menurut Sisca Christianty Dewi (2008: 48), struktur
kepemilikan dipercaya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi jalannya
perusahaan yang kemudian akan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Struktur
kepemilikan merupakan satu mekanisme corporate governance untuk mengurangi
konflik antara manajemen dan pemegang saham. Kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional adalah bagian dari struktur kepemilikan yang termasuk
dalam mekanisme corporate governance yang dapat mengurangi masalah
keagenan. 2) Ukuran Perusahaan Menurut Sri Nurul Fajri dalam Ludhfiana Rahayu
(2014: 22-23), ukuran perusahaan adalah suatu cara yang dapat mengklasifikasi
perusahaan dengan berbagai cara yaitu total aset, jumlah penjualan, jumlah tenaga
kerja, dan lain-lain. Semakin besar total aset maupun penjualan, maka akan
semakin besar pula ukuran sebuah perusahaan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Faiza Nur Rohmah (2013) ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap kinerja keuangan dibuktikan dengan signifikansi lebih dari 0,05. 3)
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) Penilaian terhadap faktor GCG
merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip
GCG. Untuk 28 mengatasi turunnya kinerja keuangan perbankan nasional,
17
pemerintah mengeluarkan paket kebijakan 8/14/PBI/2006 tentang pelaksanaan
GCG bagi bank umum. 4) Risiko Menurut Peraturan Bank Indonesia No.
13/1/PBI/2011, penilaian risiko merupakan penilaian terhadap risiko-risiko dalam
operasional bank. Profil risiko meliputi risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas,
risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan risiko
reputasi. Perusahaan dengan risiko yang besar akan memberikan insentif yang
besar pula kepada manajemen yang mengelola perusahaan agar pengelolaan
perusahaan dilakukan dengan baik. Pengelolaan yang baik akan menarik investor
untuk menanamkan dananya sehingga akan meningkatkan kinerja keuangan. 5)
Kesempatan Bertumbuh Pertumbuhan penjualan mencerminkan manifestasi
keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi
pertumbuhan di masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan juga merupakan
indikator dan daya saing dalam suatu perusahaan. Laju pertumbuhan perusahaan
akan mempengaruhi kemampuan mempertahankan keuntungan dalam mendanai
kesempatankesempatan pada masa yang akan datang (Barton dalam Okajaya
Kusuma Warenda, 2013: 7) 29 6) Penilaian permodalan merupakan penilaian
terhadap bank mengenai tingkat kecukupan permodalan bank. Penilaian
permodalan ini dapat diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). 7) Penilaian
rentabilitas merupakan penilaian terkait pencapaian pendapatan bank. Penilaian
rentabilitas ini dapat diukur dengan rasio Net Interest Margin (NIM)
2.1.2 Tata kelola perusahaan
19
2. Manfaat Tata Kelola Perusahaan
Menurut Adrian Sutedi (2011: 125-126), secara teoritis harus diakui bahwa
dengan melaksanakan prinsip tata kelola perusahaan ada beberapa manfaat yang
Indonesia.
20
Menurut The Organization for Economic Corporation and Development
(OECD), ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam penerapan
1) Transparency (Keterbukaan)
2) Accountability (Akuntabilitas)
3) Responsibility (Pertanggungjawaban)
korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Prinsip ini
4) Independency (Kemandirian)
21
Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa
5) Fairness (Keadilan)
unsur-unsur yang berasal dari dalam perusahaan dan merupakan unsur yang selalu
berikut:
a) Pemegang saham;
b) Direksi;
c) Dewan komisaris;
d) Manajer;
e) Karyawan/serikat pekerja;
22
g) Komite audit;
b) Transparansi
c) Accountability
d) Fairness
dari luar perusahaan dan unsur yang selalu diperlukan di luar perusahaan,
b) Investor
d) Akuntan public
f) Pemberi pinjaman
b) Fairness
c) Accountability
d) Jaminan hukum.
23
Menurut Sri Nurul Fajri dalam Ludhfiana Rahayu (2014: 22-23), ukuran
perusahaan adalah suatu cara yang dapat mengklasifikasi perusahaan dengan berbagai
cara yaitu total aset, jumlah penjualan, jumlah tenaga kerja, dan lain-lain. Semakin
besar total aset maupun penjualan, maka akan semakin besar pula ukuran sebuah
perusahaan.
Menurut Masud Machfoeds (1994) dalam Fitria Ingga (2015: 15) kategori
kekayaan bersih lebih besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan.
memiliki kekayaan bersih Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki
hasil penjualan lebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar.
kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan
perusahaan adalah ukuran besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari total aset
maupun penjualannya. Semakin besar total aset yang dimiliki maka menunjukkan
2 Pengukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diukur dengan berbagai macam cara seperti total
aset, jumlah penjualan, dan jumlah tenaga kerja. Dalam penelitian ini, ukuran
perusahaan diukur dengan logaritma dari total asset (Logtotal asset) yang
dimiliki perusahaan. Hal ini disebabkan karena besarnya total aset masing-
24
masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga
dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Rumus yang digunakan untuk mengukur
2.1.3 Likuiditas
1. Risiko Likuiditas
ditangani dengan baik, risiko tersebut bisa meningkat menjadi risiko solvabilitas
sektor usaha lain, bank menghadapi risiko likuiditas yang lebih besar. Risiko
a. Sisi Aset
b. Sisi Pasiva
Sumber dana bank sebagian besar berasal dari dana pihak ketiga dalam
bentuk tabungan dan deposito. Tabungan praktis bisa ditarik setiap saat.
sampai satu tahun). Jika penarikan dana oleh masyarakat lebih besar dari
keberlangsungannya.
Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2015), risiko likuiditas adalah risiko akibat
ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber
25
pendananaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
digunakan, tanpa menggangu aktivits dan kondisi keuangan bank. Risiko likuiditas
dapat melekat pada fungsional perkreditan (penyediaan dana), aktivitas treasury dan
investasi, dan kegiatan hubungan koresponden dengan bank lain. Sebagai contoh:
1) Bank tidak mampu memenuhi penarikan kredit oleh nasabah karena dana yang
2) Bank mengalami kalah kliring dan tidak dapat memenuhi kekurangan dana di Bank
Indonesia.
3) Bank tidak dapat memenuhi permintaan penarikan dana masyarakat yang terjadi
secara tiba-tiba.
4) Bank tidak dapat memperoleh pinjaman dari bank lain pada saat bank memerlukan
likuiditas.
Risiko likuiditas terjadi bila bank tidak mampu menyediakan dana tunai untuk
yang harus dilunasi dalam tempo lebih kecil dari satu tahun. Risiko likuiditas
(liquidity risk) adalah risiko yang mungkin dihadapi oleh bank untuk memenuhi
penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu. Faktor yang menyebabkan bank
karena adanya desakan kebutuhan likuiditas. Risiko likuiditas pada umumnya berasal
dari dana pihak ketiga, aset-aset dan kewajiban pada counter-parties. LDR adalah
rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima
umum berada pada kisaran 78-100%. Apabila LDR berada dibawah ketentuan BI
26
menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga
diatas 100% menunjukkan kredit yang disalurkan melebihi dari dana yang dihimpun
Menurut Syamsuddin (2007), semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin baik suatu
perusahaan, karena semakin tinggi rasio ini berarti jumlah kredit yang diberikan
meningkat, akhirnya ROA dan ROE pun ikut meningkat. Selanjutnya, Menurut
Muljono (2002), LDR yang rendah akan mengakibatkan bank dalam keadaan likuid
sehingga menyebabkan idle fund akibatnya profitabilitas (ROA dan ROE) rendah.
adalah LDR (Loan to Deposits Ratio). LDR mencerminkan kemampuan bank dalam
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rasio likuiditas dihitung dengan
Table 2.1
Penelitian Terdahulu
Analisis
27
X2 = Efesiensi arti terdapat berpengaruh
Operasi pengaruh yang terhadap kinerja
(BOPO) signifikan antara keuagan perpankan
X3 = Non variabel yang terdaftar di
Performing independen dan bursa efek
Loan (NPL) variabel Indonesia.
X4 = Net Interest dependen.) - Tahun penelitian
Margin - Capital Adequancy jaraknya sudah
(NIM) Ratio (CAR) lama, hal ini
X5 = Likuiditas berpengaruh memungkin sudah
(LDR) positif signifikan menunjukkan
terhadap Return perbedaan masa
On Asset (ROA). jauh berbeda.
- Efesiensi Operasi
(BOPO)
berpengaruh
negative signifikan
terhadap Return
On Asset (ROA).
- Non Performing
Loan (NPL) pada
penelitian ini
secara statistic
tidak berpengaruh
terhadap Return
On Asset (ROA).
- Net Interest
Margin (NIM)
berpengaruh
positif signifikan
terhadap Return
On Asset (ROA).
- Loan to Deposit
Ratio (LDR)
berpengaruh
positif signifikan
terhadap Return
On Asset (ROA).
- Dari kelima
variabel
independen yang
diuji pengaruhnya
terhadap variable
dependen (dalam
hal ini ROA),
diketahui bahwa
variabel
independen BOPO
mempunyai
pengaruh yang
paling besar dari
pada keempat
variabel lainnya
(satu variabel tidak
signifikan), yaitu
28
dengan koefisien
sebesar 3,404%.
Tanda minus (-)
menunjukan
bahwa BOPO
mempunyai
hubungan yang
berbanding balik
terhadap ROA.
Setiap rasio
kenaikan BOPO
1%, maka akan
berakibat turunnya
rasiao BOPO turun
sebesar 1% maka
akan
mengakibatkan
naiknya rasio ROA
sebesar 3,404%.
2 Analisis pengaruh efesiensi Y = kinerja Analisis -Mengenai objek -Dapat mengukur
operasi, risiko pasar, dan keuangan Regresi penelitian yang
perbankan kinerja suatu
modal terhadap kinerja Berganda digunakan dalam
X1 = Efisiensi
perusahaan
keuangan perbankan. (Anisa operasi penelitian. Analisa
Nursatyani,2011) (BOPO) data adalah bentuk perbankan,
X2 = Risiko kredit
sederhana agar
(NPL) menunjukan seberapa
X3 = Risiko pasar deskripsi objek
(NIM) efektif perusahaan
penelitian lebih
X4 = Modal (CAR)
muda dibaca. perbankan yang
Pembahasan dikelola.
bertujuan untuk
mencari makna yang
mendalam dan
implikasi hasil
analisis.
3 Pengaruh GOOD Y = kinerja Analisis -Dewan komisaris Menghasilkan
keuangan
CORPORATE Linier menghasilkan hipotesis yang
perbankan
GOVERNANCE dan X1= Dewan Berganda hipotesis yang berpengaruh positif
Komisaris
LEVERAGE terhadap kinerja berpengaruh dan signifikan.
X2= Komite Audit
keuagan perbankan yang X3= Leverage negative dan tidak
terdaftar di bursa efek signifikan. Hipotesis
Indonesia. (Elvina pertama di tolak.
Agustin,2019). Komite audit
memberikan
29
hipotesis yang
positif dan tidak
signifikan. Hipotesis
kedua di terima.
Leverage
memberikan
hipotesis yang
berpengaruh
negative dan tidak
signifikan terhadap
kinerja keuangan.
Hipotesis ketiga
ditolak.
4 Pengaruh risiko kredit dan Y = Kinerja Regresi Menunjukan bahwa -Rasio terhadap laba
likuiditas terhadap kinerja Keuangan Linier seluruh variabel sebelum pajak
keuangan perbankan pada perbankan(ROA) Berganda independen, risiko terhadap total asset
bank umum konvesional yang X1= Risiko Kredit kredit (NPL) dan -Rasio yang
terdaftar di BEI. (2012-2016) (NPL) risiko likuiditas memberikan
(Chairul Anam,2018). X2= Risiko (LDR) secara gambaran sejauh
LIkuiditas (LDR) simultan mana simpanan yang
berpengaruh dihimpun dapat
signifikan terhadap mendukung pinjaman
kinerja keuangan yang dikeluarkan.
perbankan (ROA). -Tahun penelitian
jaraknya sudah lama,
hal ini memungkin
sudah menunjukkan
perbedaan masa jauh
berbeda
5 Pengaruh penerapan Y = Kinerja Regeresi Analisis data dan Lebih memperhatikan
manajemen risiko Keuangan Linier pengujian hipotesis faktor-faktor yang
kredit,risiko pasar, risiko perbankan(ROA) Berganda tentang pengaruh mempengaruhi
likuiditas dan risiko X1= Risiko Kredit risiko kredit (NPL), kinerja perusahaan
operasional terhadap kinerja (NPL) risiko pasar (NIM),
keuangan perbankan (Yara X2= Risiko Pasar risiko likuiditas
Nurintan,2016). (NIM) (LDR), dan risiko
30
X3= Risiko operasional (BOPO)
LIkuiditas (LDR) terhadap kinerja
X4= Risiko keuangan (ROA)
Operasional pada perusahaan
(BOPO) perbankan yang
terdaftar di bursa
efek Indonesia (BEI)
periode 2011-2015.
Kinerja Keuangan
Ukuran Perusahaan
Perbankan
X2 (+)
(Y)
Likuiditas
X3 (+)
Keterangan :
X1 Y= Variabel X1 terhadap Y
X2 Y= Variabel X2 terhadap Y
X3 Y= Variabel X3 terhadap Y
31
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu diatas, maka
penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
2.4.1 Hubungan tata kelola perusahaan terhadap kinerja
keuangan perbankan pada perusahaan keuangan
Pengaruh dewan direksi.Dewan direksi merupakan organ
penting dalam perusahaan dan memiliki tugas dan tanggung jawab
secara penuh terhadap kepentingan perusahaan. Dewan direksi juga
memiliki tugas untuk membuat rencana strategis dan memstikan
berjalannya sistem dalam perusahaan. Peran yang dimiliki oleh dewan
direksi menjadikannya organ yang sangat penting bagi perusahaan
untuk menentukan arah kebijakan perusahaan. Perencanaan strategis
yang dibuat oleh dewan direksi akan menentukan peningkatan kinerja
suatu perusahaan. Dengan adanya dewan direksi yang berperan dalam
operasional perusahaan, maka akan meningkatkan kinerja perusahaan
yang akan terlihat dari peningkatan kinerja perusahaan dan dapat
dilihat dari kinerja keuangan perusahaan.
H1 = Dewan Direksi Independen berpengaruh positif terhadap
Kinerja Keuangan Perbankan.
2.4.2 Hubungan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan
perbankan pada perusahaan keuangan
Ukuran Perusahaan (Firm Size) adalah skala untuk menentukan
besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat diproksikan dengan
beberapa cara, antara lain total aktiva (Total Assets) dan total
penjualan (Total Sales) (Saemargani, 2015). Definisi tersebut
menjelaskan bahwa ukuran perusahaan merupakan skala
pengukuran yang menunjukkan besar atau kecilnya suatu
perusahaan melalui total aktiva dan total penjualan yang dimiliki
H2= ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
32
kinerja keuangan perbankan
2.4.3 Hubungan likuiditas terhadap kinerja keuangan perbankan
pada perusahaan keuangan
Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan membayar
utang jangka pendek tepat pada waktunya (Sartono, 2010: 116).
Nilai likuiditas yang rendah menunjukkan masalah dalam
perusahaan dan berakibat menyebabkan terjadinya penurunan
harga pasar dari saham perusahaan yang bersangkutan. Semakin
tinggi likuiditasini berarti semakin besar kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek (Sartono,
2010: 116).
Likuiditas adalah kemampuan sebuah perusahaan dalam
melunasi utang serta kewajiban jangka pendek yang dimiliki.
Utang jangka pendek perusahaan tersebut meliputi utang usaha,
pajak, dividen, dan lain sebagainya. Berdasarkan rumusan
masalah, tujuan penelitian serta landasan teori, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalahpenelitian Febry Naomi
(2015) perhitungan menggunakan current ratio, yaitu Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Likuiditas yang diproksikan
dengan Current Ratio berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap kinerja keuangan ynag diproksikan dengan Return On
Asset (ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
dari tahun 2011-2013.
H3= likuiditas berpengaruh posituf terhadap kinerja
keuangan.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Variable Penelitian dan Definisi Operasional Variable
3.1.1 Variable Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Return Saham. Return
Saham adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi dari dana
yang sudah diinvestasikan yang dapat dinikmati oleh investor.
3.1.2 Variable Indepeden
Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab
terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah:
a) X1 : Tata Kelola Perusahaan
b) X2 : Ukuran Perusahaan
c) X3 : Likuiditas
34
periode yang
menggambarkan kondisi
kesehatan keuangan
perusahaan.
Tata Kelola Dewan Komisaris adalah Jumlah Dewan Komisaris
Perusahaan Organ Perseroan yang
(X1) bertugas melakukan
pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai
dengan anggaran dasar
serta memberi nasihat
kepada Direksi.
35
(X3) yang digunakan untuk digunakan untuk menganalisa
menganalisa dan dan menginterpretasikan posisi
menginterpretasikan keuangan jangka pendek
posisi keuangan jangka (Munawir, 2001).
pendek (Munawir, 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐿𝐷𝑅 𝑥 100
𝑑𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎
2001).
36
a) Perusahaan manufaktur yang terdaftar dua Bursa Efek
Indonesia (BEI) secara berturut-turut selama periode 2017-
2019.
b) Perusahaan manufaktur yang memiliki kelengkapan data
yang dibutuhkan penelitian selama periode 2017-2019.
c) Perusahaan manufaktur yang memiliki laba bersih uang
positif selama periode 2017-2019.
37
kesalahanterhadap data yang telah diperoleh berdasarkan hasil
penelitian.
b) Coding
Merupakan tindakan untuk melakukan pemberian code atau
angka untuk memudahkan pengolahan data.
c) Tabulating
Tabulating yaitu pengelompokkan data dalam tabel yang telah
disediakan secara teliti dan teratur. Kemudian dihitung dan
dijumlahkan sampai berwujud dalam bentuk tabel yang berguna.
38
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data penelitian
memiliki distribusi normal atau tidak, yang dilihat dari nilai
residual dengan menggunakan uji Jarque-Bera (J-B). Dalam
penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan 𝛼 = 0,05. Dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitas p > 0,05, maka asumsi normalitas
terpenuhi.
b. Jika probabilitas p < 0,05, maka asumsi normalitas tidak
terpenuhi.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya. Jika data menyebar
jauh dari garis diagonal, maka model regresi dikatakan tidak
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011).
39
digunakan dalam pengujian heteroskedastisitas adalah sebagai
berikut (Ghozali, 2011):
H0 : tidak ada heteroskedastisitas
Ha : ada heteroskedastisitas
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika signifikansi < 5%,
maka H0 ditolak, artinya ada heteroskedastisitas, sedangkan jika
signifikansi > 5%, maka H0 diterima, artinya tidak ada
heteroskedastisitas.
40
Y = a + β1 X1 + β2 X2 + .... + βn Xn + e
Keterangan :
Y = Variabel Dependen
a = Konstanta
β1 ... β2 = Koefisien regresi varianel independen ke 1 sampai
ke n
X1 ... Xn = Variabel independen ke 1 sampai ke n
3.6.4 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat
(dependent variable), baik uji koefisien regresi secara bersama-
sama (serempak) (Uji-F) atau uji koefisien regresi secara individu
(parsial) (Uji-t). Selanjutnya dilakukan uji koefisien determinasi
(UjiR2) untuk mengetahui tingkat ketepatan perkiraan dalam
analisis regresi.
3.6.4.1 Uji –F (Uji Ketepatan Data)
Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau variabel terikat menurut Ghozali (2013).
Uji statistik F ini dilakukan untuk menunjukkan Profitabilitas,
Leverage, Likuiditas, dan Penilaian Pasar secara serempak
merupakan penjelas yang signifikan terhadap Return Saham.
Bentuk pengujiannya adalah:
1) Jika nilai probabilitas (F-statistic) ≥ 0,05 maka H 0 diterima
H1 ditolak, artinya secara serempak terdapat pengaruh yang tidak
signifikan dari Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, dan Penilaian
Pasar terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan Terbuka
di Bursa Efek Indonesia.
2) Jika nilai probabilitas (F-statistic) ≤ 0,05 maka H 0 ditolak
H1 diterima, artinya secara serempak terdapat pengaruh signifikan
41
dari Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, dan Penilaian Pasar
terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan Terbuka di
Bursa Efek Indonesia.
42
variabel- variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependennya, sebaliknya jika nilai R2 mendekati nilai nol (0)
maka kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependennya semakin lemah dan
terbatas.
43