NIM :190503095
1. Belkaoui :
Karakteristik Akuntansi ;
a.sebagai idiologi
Akuntansi merupakan bahasa perusahaan yang dapat berbicara sendiri tentang suatu
perusahaan/organisasi yang di laporkan. Sebagai bahasa, akuntansi memiliki ciri-ciri : a)
Simbol atau Sifat Lexical b) Tata aturan atau Grammatical Rules
Akuntansi telah menjadi sejarah di masa lalunya. Transaksi dicatat, dibukukan dan
dilaporkan melalui laporan keuangan. Data dan laporan historis inilah yang dijadikan
analisis dan dapat dijadikan alat prediksi keuangan untuk memahami kemungkinan-
kemungkinan yang timbul di masa mendatang.
Akuntansi diangaap dapat memberikan gambaran realitas ekonomi perusahaan pada saat
ini. Sistem akuntansi saat ini mengacu pada International Financial Report Standards
(IFRS).
Akuntansi merupakan sistem informasi yang memiliki siklus yang disebut accounting
cycle yang memroses bukti transaksi menjadi bentuk-bentuk yang dikenal sebagai
laporan keuangan.
f. sebagai komoditas.
Komoditi merupakan barang yang dijual kepada konsumen. Output akuntansi yang
berbentuk informasi adalah produk dari suatu “pabrik” dalam konteks ini merupakan
“sistem akuntansi”. Output ini dubutuhkan oleh masyarakat karena memberikan manfaat
yang besar, terutama bagi para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan.
Pendekatan non teoretis adalah suatu pendekatan pragmatis atau praktis dan pendekatan
kekuasaan.
a.pragmatic
Pendekatan pragmatik terdiri atas penyusunan suatu teori yang ditandai oleh
kesamaannya dengan praktik dunia nyata yang berguna memberikan solusi yang sifatnya
praktik. Pendekatan ini menekankan pada kepentingan praktik yang berusaha merumuskan
teori dan pengembangan prinsip akuntansi sesuai dengan kegunaannya untuk memecahkan
masalah praktik.
b.authoritarian
Teoritis :
a.deductive
b.inductive
Pendekatan induktif dalam penyusunan dari suatu teori diawali dengan observasi dan
pengukuran serta berlanjut pada kesimpulan umum. Penerapannya dalam akuntansi,
pendekatan induktif diawali dengan observasi mengenai informasi keuangan dari
perusahaan bisnis dan dilanjutkan dengan menyusun generalisasi dan prinsip-prinsip
akuntansi dari observasi tersebut berdasarkan kepada hubungan yang berulang
kembali. Pendekatan induktif untuk suatu teori mencakup empat tahap : Melakukan
pengamatan dan pencatatan atas hasil amatan. Menganalisis dan mengklasifikasi hasil
amatan untuk mendeteksi hubungan peristiwa yang telah terjadi berulang-ulang.
Menarik kesimpulan yang menunjukkan adanya hubungan peristiwa yang berulang.
Melakukan pengujian atas kesimpulan yang dibuat tersebut untuk mencari
kebenarannya.
c.ethical
Etis disebut juga etika, berkaitan dengan moral dan perilaku baik dan buruk .
Pendekatan etis dalam perumusan teori akuntansi harus ditekankan pada konsep
kewajaran, kejujuran, keadilan, dan kebenaran. Indikator kewajaran dalam akuntansi
menekankan bahwa hendaknya informasi akuntansi yang disajikan harus benar
(objektif dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum), adil dilihat dari
pendistribusian dan pengungkapannya.
d.sociological
e.economic
f.eclectic
Elektik artinya memilih di antara berbagai macam kombinasi pendekatan yang cocok
dan sesuai dengan standar yang bersangkutan, di mana pendekatan yang terbaik dan
yang paling relevan dengan kegunaannyalah yang akan dipakai. Pendekatan ini
menurut Rosyidi pada hakikatnya adalah hasil dari usaha-usaha yang dilakukan oleh
kalangan profesi dan pemerintah sebagai bentuk partisipasinya terhadap
perkembangan prinsip akuntansi.
3. Pendekatan Lain dalam Perumusan Teori Akuntansi atas dasar decision usefulness
information :
Teori ini didasarkan pada permasalahan yang timbul berkenaan dengan konsep
akuntansi yang berdasarkan biaya historis, bahwa konsep biaya historis tidak relevan
dengan penilaian akuntansi dengan harga pasar atau pendekatan nilai sekarang
terhadap harga wajar. Kegunaan keputusan informasi akuntansi mengandung
komponen-komponen yang perlu dipertimbangkan oleh para penyaji informasi
akuntansi agar cakupan yang ada dapat memenuhi kebutuhan para pengambil
keputusan yang akan menggunakannya
b.decision maker orientation
Proprietary Theory
Konsep ini dimulai dari persamaan akuntansi ∑A - ∑L = P, di mana pemilik
merupakan pusat kepentingan. Aset diasumsikan dimiliki oleh pemilik dan liabilitas
adalah utang pemilik. Konsep ini disebut konsep kekayaan karena selama umur
perusahaan nilai perusahaan sama dengan investasi awal dan investasi tambahan
ditambah akumulasi laba bersih dikurangi pengambilan oleh pemilik. Teori ini paling
baik diadaptasi oleh perusahaan perorangan. Tetapi juga cocok untuk perusahaan
persekutuan.
Dalam konsep ini laba bersih perusahaan tidak langsung merupakan laba bersih bagi
pemegang saham, karena yang dianggap sebagai pemilik adalah pemegang saham dan
kreditor. Pendapatan dan beban tidak langsung merupakan kenaikan dan perununan
dari modal pemegang saham.
Teori ini berdasarkan pada persamaan Asset = Restriction of Asse (aset = pembatasan
terhadap aset). Aset mencerminkan jasa prospektif dari mana atau unit operational.
Liabilitas mencerminkan pembatasan atas aset tertentu atau aset umum. Modal yang
diinvestasikasikan mencerminkan baik pembatasan secara hukum maupun keuangan
dari penggunaan aset. Jadi modal yang diinvestasikan tersebut harus dijaga supaya
utuh, kecuali jika diperoleh wewenang khusus untuk melakukan likuiditasi sebagian
atau seluruh modal tersebut.
Teori ini merupakan konsep yang lebih luas dibandingkan dengan konsep-konsep
yang lain, tetapi tidak didefinisikan secara baik dalam lingkup dan aplikasinya.
Menurut teori ini perusahaan adalah suatu institusi sosial yang beroperasi untuk
kepentingan banyak pihak. Dalam bentuknya yang paling luas pihak-pihak ini
meliputi pemegang saham, kreditor, karyawan, konsumen, pemerintah dan
masyarakat umum. Oleh karena itu bentuk yang paling luas ini disebut juga social
theory of accounting.
Konsep ini terletak di antara proprietary theory dan entity theory. Persamaan
Akuntansi menurut konsep ini adalah Asset – Specific Equities = Residual Equity.
Yang dimaksud dengan specific equities adalah klaim oleh kreditor dan modal
pemegang saham preferen.
Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memberikan informasi yang lebih baik
kepada pemegang saham biasa dalam membuat keputusan investasi. Dalam suatu
perseroan terbatas, nlai sekarang dari saham biasa terutama tergantung pada
pengharapan dividen di masa depan.
Ekuitas spesifik adalah kewajiban dan saham preferen. Dalam kebanyakan kasus,
untuk perusahaan, ekuitas residual setara dengan ekuitas saham biasa. Hanya dalam
hal ekuitas saham biasa dihapuskan ekuitas saham preferen akan menjadi ekuitas
residual. Persamaan akuntansi ini mengungkapkan ketergantungan ekuitas residual
pada nilai aset dan ekuitas spesifik. Investor menginginkan informasi untuk
memprediksi penerimaan kas masa depan sebagai hasil dari hubungan mereka dengan
perusahaan tertentu. Staubus menyatakan bahwa penerimaan kas masa depan investor
bergantung pada:
1.The firm’s monetary capacity to disburse cash. Berkaitan dengan kepemilikan uang
tunai perusahaan pada saat investor berharap untuk dibayar. Laporan keuangan dapat
memberikan dasar untuk memprediksi jumlah kas masa depan.
2.The management’s willingness to pay investors. Informasi tentang hal ini dapat
diperoleh secara tidak langsung dengan informasi mengenai kebutuhan kas
perusahaan untuk penggantian maupun ekspansi, persyaratan utang. Laporan
keuangan membantu investor memastikan kesediaan perusahaan untuk mengucurkan
uang tunai kepada mereka.
3.The legal priority of the investor’s claim. Informasi dapat diperoleh oleh investor di
luar laporan keuangan.