Anda di halaman 1dari 5

TERAPI INHALASI UAP PANAS DENGAN MINYAK KAYU PUTIH TERHADAP

BERSIHAN JALAN NAFAS PADA ANAK DENGAN ISPA

ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai jumlah penduduk didunia yaitu
tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa dengan pertumbuhan
penduduk 1.49% per tahun. Tahun 2009 menunjukan bahwa angka kematian jiwa di
Indonesia mencapai 46% dan menurut data statistic Indonesia menyatakan bahwa terdapat
51.1% jiwa meninggal setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
pengaruh terapi inhalasi uap panas dengan minyak kayu putih terhadap bersihan jalan nafas
di wilayah Puskesmas Kota Bambu Selatan . Metode penelitian pre-eksperimen dengan pre-
post disign with one group.besar sampel yaitu sebanyak 62 responden dengan teknik
nonprobablity sampling jenis quota sampling. Hasil uji hipotesis Wilcoxon Signed Rank Test
pada kemaknaan (ɑ = 0,05) menunjukan bahwa nilai ρ-value = 0,000 < ɑ, yaitu 0,000<0,05
maka Ho ditolak Ha diterima artinya bahwa ada pengaruh terapi inhalasi uap panas dengan
minyak kayu putih dengan bersihan jalan nafas. Simpulan diperoleh data perbedaan antara
yang bermakna antara bersihan jalan nafas sebelum dan sesudah diberikan terapi inhalasi uap
panas dengan minyak kayu putih. Saran untuk peneliti selanjutnya menerapkan Standart
Operasional Prosedur (SOP) terapi inhalasi uap panas dengan minyak kayu putih
keperawatan di masa yang akan datang terkait bersihan jalan nafas pada pasien ISPA.

Kata kunci : Inhalasi uap panas , Bersihan jalan nafas


Daftar pustaka : 25 : (2006 – 2017)

A. PENDAHULUAN tahun (BKKBN,2013). Hasil survei


kesehatan nasional (Sukernas) pada
ISPA salah satu penyebab utama tahun 2008 menunjukan kematian
kematian. World Health akibat ISPA sebesar 28%, artinya 28
Organization memperkirakan insiden dari 100 jiwa dapat meninggal akibat
Infeksi Saluran Pernapasan Akut penyakit ISPA. Tahun 2009
(ISPA) di negara berkembang menunjukan bahwa angka kematian
dengan angka kejadian ISPA di atas jiwa di Indonesia mencapai 46% dan
40 per 1000 adalah 15%-20% menurut data statistic Indonesia
pertahun pada 13 juta anak di dunia. menyatakan bahwa terdapat 51.1%
Pada tahun 2000, 1,9 juta (95%) jiwa meninggal setiap tahunnya
anak di seluruh dunia meninggal (Statistik Indonesia,2010).
karena ISPA, 70 % dari Afrika dan Infeksi saluran pernapasan akut
Asia Tenggara (WHO, 2009). (ISPA) merupakan infeksi saluran
pernapasan yang meliputi saluran
Indonesia merupakan salah satu pernapasan bagian atas dan saluran
Negara yang mempunyai jumlah pernapasan bagian bawah. Penyakit
penduduk didunia yaitu tahun 2013 infeksi akut yang menyerang salah
jumlah penduduk Indonesia satu atau lebih bagian dari saluran
mencapai 250 juta jiwa dengan napas mulai dari hidung (saluran
pertumbuhan penduduk 1.49% per bagian atas) hingga jaringan didalam

1
paru-paru (saluran bagian bawah). usia 11 – 13 tahun yang mengalami
Penyebab dari ISPA terdiri dari penyakit ispa tertinggi dengan 15
bakteri, virus, jamur, dan aspirasi. responden (24%)
Bakteri meliputi diplococcus
pneumonia, pneuomococcus, Sumber : analisa data primer 2018
streptococcus, stapilococcus aureus,
hemophilus inlfluenza.Virus:
influenza, adenovirus, Jenis Kelamin F %
silomegavirus. Jamur: aspergilus sp, Laki – Laki 30 48%
Perempuan 32 52%
kandida albicans, histoplasma. Dan
Total 62 100%
aspirasi: makanan, asap kendaraan
bermotor, bbm (bahan bakar Berdasarkan tabel di atas di dapatkan anak
minyak), minyak tanah, cairan perempuan yang mengalami penyakit ispa
amnion pada saat lahir, benda asing tertinggi dengan 32 responden (52%)
biji-bijian (Irianto, 2014).
Sumber : analisa data primer 2018
B. METODELOGI PENELITIAN
Berdasarkan tujuan dan masalah Pendidikan
yang diteliti, peneliti ini termasuk Belum 18 29%
penelitian kuantitatif yang sekolah
menggunakan desain penelitian pra- TK 3 5%
eksperimen dengan pendekatan one SD 26 42%
group pra-post test design. SMP 15 24%
Rancangan one group pra-post test Total 62 100%
design adalah mengungkapkan Berdasarkan tabel di atas di dapatkan anak
hubungan sebab akibat dengan cara pendidikan yang mengalami penyakit ispa
melibatkan satu kelompok subjek. tertinggi pada anak SD dengan 26
Kelompok subjek diobservasi responden (42%)
sebelum dilakukan interversi (pre-
test), kemudian diobservasi lagi
Variable Frekuensi %
setelah interversi berupa penerapan
terapi inhalasi uap panas (Post-test). Padat 53 84,5%
Di puskesmas kota bambu selatan Tidak 9 14,5%
sebanyak 62 sampel padat
TOTAL 62 100%
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik responden
Sumber : analisa data primer 2018
Distribusi frekuensi karakteristik
responden berdasarkan (n = 62) Berdasarkan tabel di atas di dapatkan
warga kota bambu selatan memiliki rumah
yang padat yang mengalami penyakit ispa
Berdasarkan tabel di atas di dapatkan anak tertinggi dengan 53 responden (84,5%)
Variabel Frekuensi % Lubang Asap
Usia
2-4 tahun 14 23% Tidak baik 51 82%
5-7tahun 14 23%
Baik 11 18%
8-10 tahun 12 19%
11-13tahun 15 24% TOTAL 62 100%
14-15tahun 7 11%
Total 64 100%

2
terapi inhalasi uap panas dengan
Sumber : analisa data primer 2018 menggunakan minyak kayu putih.
Nilai value sebesar 0,000 ( < 0,05) maka
Berdasarkan tabel di atas di dapatkan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada
warga kota bambu selatan memiliki lubang perbedaan Bersihan Jalan Nafas sebelum
asap yang mengalami penyakit rumah ispa dan sesudah melakukan terapi inhalasi uap
tidak baik 51 responden (82%) panas dengan menggunakan minyak kayu
putih, sehingga dapat disimpulkan bahwa
intervensi berupa terapi inhalasi uap panas
Bahan bakar dengan menggunakan minyak kayu putih
masak berpengaruh terhadap Bersihan Jalan
Baik 47 76% Nafas pada pasien ISPA, yaitu terjadinya
Tidak baik 15 24% Bersihan Jalan Nafas yang signifikan
sesudah melakukan terapi inhalasi uap
TOTAL 62 100% panas dengan menggunakan minyak kayu
Sumber : analisa data primer 2018 putih.

Berdasarkan tabel di atas di dapatkan D. SIMPULAN


warga yang memiliki bahan bakar masar Simpulan yang didapat bahwa
yang baik 47 responden (76%) Karakteristik dari 62 responden penelitian
pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) di Puskesmas Kota Bambu
Analisis Bivariat Terapi inhalasi Uap Selatan,Usia responden 2-4 tahun
Panas dengan Minyak Kayu Putih sebanyak 14 , usia responden 5-7 tahun
terhadap Bersihan Jalan Nafas sebanyak 14 responden , usia 8-10 tahun
Table 5.4 sebanyak 12 responden , usia 11-13 tahun
Analisis bersihan jalan nafas Sebelum Dan sebanyak 15 responden dan usia 14-15
Sesudah terapi inhalasi uap panas dengan tahun sebanyak 7 , sebagian besar
minyak kayu putih tahun 2017 (N = 62) responden berjenis kelamin perempuan,
sebagian besar responden berpendidikan
N Mean Z Sig. (2- SD , sebagian besar responden memiliki
tailed) ventilasi tidak baik , sebagian besar
ρ-value responden memiliki lingkungan cukup
Post 62 26,50 -6,464 0,000 padat penduduk , sebagian besar responden
bersihan tidak memiliki lubang asap , dan
jalan responden memiliki bahan masak cukup
nafas baik
1. Teridentifikasi bersihan jalan nafas
sebelum dilakukan terapi inhalasi
Berdasarkan tabel menunjukan dari uap panas dengan menggunakan
perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test, minyak kayu putih pada pasien ispa
maka nilai Z yang didapat pada post terhadap frekuensi nafas yaitu rata-
bersihan jalan nafas sebesar -6,464 rata 30x/mnt, suara nafas Rochi,
dengan ρ-value (Asymp. Sig. (2-tailed). adanya penumpukan secret dan
Berdasarkan nilai rata-ratanya Bersihan terlihatnya pengunaan otot bantu
jalan nafas sesudah melakukan terapi nafas.
inhalasi uap panas dengan menggunakan 2. Teridentifikasi bersihan jalan nafas
minyak kayu putih ada pengaruh sesudah di lakukan terapi inhalasi
peningkatan bersihan jalan nafas uap panas dengan menggunakan
dibandingkan dengan sebelum melakukan minyak kayu putih pada pasien ispa

3
terhadap frekuensi nafas yaitu rata Nataprawira. Terapi Inhalasi Pada
rata penunrunan 19x/mnt, penurunan Asma Anak Sari Pediatri, Vol.4,
suara nafas vestikular, tidak adanya No.2.
penumpukan secret dan tidak terlihat
pengunaan otot bantu nafas. Brunner and Suddarth. (2007). Buku
3. Semakin sering dilakukan Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
terapi inhalasi uap panas dengan edisi 8 volume 2. Jakarta : EGC.
menggunakan minyak kayu putih
maka akan menurun kan bersihan Condemi JJ, Chervinsky P,
jalan nafas pada pasien infeksi Goldstein MF, dkk. 2012.
saluran pernafasan akut. Di tandai Fluticasone propionate poweder
dengan batuk menghilang , tidak administration through diskhaler
menggunakan otot bantu dan versus triamsolone acetonide
suara nafas menjadi normal aerosol administered through
metered-dose inhaler in patients with
E. SARAN persistent asthma. J Allergy Clin
Hasil penelitian ini dapat berguna Immunol ; 100-468-74.
dan bisa di aplikasikan dalam proses
belajar mengajar, terlebih pada Dinar Ariasti l, Sri Aminingsih2,
praktik lapangan, karena institusi Endrawati3. 2014. Pengaruh
pendidikan merupakan tempat yang Pemberian Fisoterapi Dada
paling efektik dalam Terhadap Kebersihan Jalan Nafas
mensosialisasikan Evidenced Based Pada Pasien Ispa Di Desa Pucung
Practictice, khususnya bagi calon Eromoko Wonogiri. “KOSALA”
perawat professional. JIK. Vol.2 No.2

F. DAFTAR PUSTAKA Hendra, Emil Huriani, 2011.


Arzu Ari, Ph.D., R.R.T., FAARC,I Pengaruh Mobilisasi Dan Fisioterapi
James B.Fink, Ph.D., R.R.T., Dada Terhadap Kejadian Ventilator
FAARC,Rajiv Dhand, M.D., FACP, Associated Pneumonia Di Unit
FCCP, FAARC. 2012.inhalation Perawatan Intensif
Therapy in Patients Receiving
Mechanical Ventilation: An Update. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008.
Volume 25, Number 0. Metode Penelitian Keperawatan dan
Teknik Analisi Dada Jakarta :
Badan Litbangkes. (2008). Laporan Salemba Medika.
Hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Nasional 2007. Justin. (2006). Hubungan Sanitasi
Depkes RI. Jakarta. Rumah tinggal Dengan Kejadian
Barry PW. 2008. In vitro Penyakit Pneumonia, Unhalu,
comparison of the amount Kendari
ofsalbutamol available for G. Kristinawati Andayani , dan
inhalationfrom different Supriyadi. 2014. Pengaruh
formulations used with different Pemberian Teknik Clapping dan
spacer devices.Eur Respir J; Batuk Efektif Terhadap Bersihan
10:1345-8 Jalan Nafas Pada Pasien Penyakit
Paru Obstruksi Kronik (PPOK) di
Bambang Supriyanto, Heda Melinda Bp4 Kota Yogyakarta. Surya
D Nataprawira 2002. Bambang Medika.
Supriyanto*, Heda Melinda D

4
Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan
Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Pernafasan.
Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai