ETIKA PELAYANAN
PUBLIK
ETIKA PELAYANAN PUBLIK
Adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat dunia bagian timur
sangat menjunjung etika, moral, dan adab di dalam kehidupan
sehari-hari termasuk didalam berinteraksi dengan sesama
manusia, beribadah maupun aktivitas lainnya. Tidak terkecuali
didunia administrasi publik, etika dalam pelaksanaanya sangat
dibutuhkan administrasi publik sebagai salah satu acuan
didalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat. , sekaligus
dapat digunakan sebagai standar penilaian apakah perilaku
administrator publik dalam menjalankan kebijakan politik dan
pelayanan publik dapat dikatakan
2
baik atau buruk.
KODE ETIK PROFESI ADMINISTRATOR
seorang administrator telah mempunyai kode etik
profesi yang wajib untuk dilaksanakan agar setiap
administrator mempunyai landasan yang pasti
didalam bertindak dan mengambil keputusan
Supaya proses administrasi dapat mencapai tujuan
dengan efisien dan efektif, serta interaksi antara
administrator dengan masyarakat umum dapat
terbina secara harmonis
3
KELEMAHAN ETIKA PROFESI DI INDONESIA
5
8. Perlakukan semua orang dengan adil
9. Hindari tindakan apapun yang memajukan kepentingan
10. Pengungkapan informasi publik secara penuh dan jujur
11. Memiliki etos kerja yang kuat
12. Pertahankan objektivitas
13. Memberikan nasihat profesional yang baik kepada pejabat terpilih
14. Hindari penampilan yang tidak tepat
15. Transparansi informasi
16. Hindari penipuan dan pernyataan yang menyesatkan
6
PERMASALAHAN BIROKRASI
◉ Budaya paternalistik yang terjadi di masyarakat Indonesia
tidak bisa menjadi sensor bagi perilaku negatif yang muncul
dari hierarki yang berlebihan. Sebaliknya, budaya
paternalistik itu justru mengajarkan kepada para pegawai
untuk memberikan perlakuan istimewa kepada pimpinan.
Budaya paternalistik yang bercampur dengan struktur
birokrasi Weber memunculkan perilaku ABS (asal bapak
senang
7
PEMBENGKAKAN ANGGARAN
Pembengkakan anggaran terjadi disebabkan oleh pertama,
semakin besar anggaran yang dialokasikan untuk
melaksanakan sebuah kegiatan semakin besar pula insentif
yang dimiliki oleh agen pelaksanan. Kedua, dalam birokrasi
publik tidak ada hubungan yang jelas dan langsung antara
biaya dan pendapatan. Ketiga, proses perencanaan anggaran
terdapat tradisi untuk selalu memotong anggaran yang
diusulkan. Keempat, pembengkakan anggaran dalam birokrasi
juga difasilitasi oleh kecenderungan birokrasi mengalokasikan
anggaran atas dasar input 8
PROSEDUR YANG BERLEBIHAN
Birokrasi publik bukan hanya mengembangkan prosedur yang
rigid dan kompleks tetapi juga mengembangkan ketaatan
terhadap prosedur secara berlebihan. Menurut Weber prosedur
yang rigid bertujuan memberikan kepastian pelayanan.
Birokrasi dan pengguna layanan sangat memerlukan prosedur
namun jika berlebih menyebabkan over regulation serta
kecenderungan birokrasi untuk mengembangkan sistem kontrol
terhadap warga negara agar patuh pada aturan main dalam
kehidupan bernegara seperti yang dikehendaki oleh
pemerintah. 9
PEMBENGKAKAN BIROKRASI
Pembengkakan birokrasi dilakukan dengan
memperluas misi maka birokrasi dapat
memperluas cakupan kegiatannya dan
melakukan kegiatan diluar misinya.
Pembengkakan birokrasi dapat menyebabkan
tidak efektifnya peran lembaga tersebut serta
berdampak buruk pada kinerja pemerintah.
10
FRAGMENTASI BIROKRASI