79 383 1 PB
79 383 1 PB
4, September 2012
E-mail: enysuwarni@ymail.com
Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk that there was significant negatif correlation
memberikan gambaran hubungan Gaya between Teaching Style Elemantary,
Mengajar Dosen dengan Motivasi Belajar Intermediate, Advanced and Creative-evaluative
Mahasiswa di fakultas psikologi & Pendidikan with learning motivation students. It can be
Universitas Al Azhar Indonesia. Penelitian ini concluded that Teaching Style variable also
merupakan penelitian lapangan (field research) played important to increase student
dengan subjek yang diamati berbeda-beda motivations.
(cross sectional), dan bersifat kuantitatif.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan Keywords - Teaching Style, Learning Motivation
menggunakan kuesioner berupa skala. Teknik
analisis yang digunakan untuk mengolah data
penelitian yaitu validitas-reliabilitas, uji I. PENDAHULUAN
normalitas dan product moment. SPSS 16 .
Sampel penelitian yang dipakai adalah 79
mahasiswa . Hasil penelitian yang diperoleh
adalah terdapat ada hubungan yang negatif
P endidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
antara Gaya Mengajar Elementery, mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Intermediate, Advanced, dan creative – kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
evaluative dengan Motivasi Belajar Mahasiswa kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
di Fakultas Psikologi & Pendidikan Universitas keterampilan yang diperlukan dirinya dan
Al Azhar Indonesia Jakarta. Kesimpulan dari masyarakat. Menurut survei Political and Economic
hasil penelitian ini adalah Gaya Mengajar Dosen Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di
berkorelasi secara negative dengan Motivasi Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara
Belajar Mahasiswa. di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam.
Data yang dilaporkan The World Economic Forum
Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang
Abstrack - This research focused on describing rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari
correlation between Teaching Style with 57 negara yang disurvei di dunia
Learning Motivation of Education & Psychology (www.idonbiu.com/2009/10).
Al Azhar University students. Previous
researches showed significant negatif correlation Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat
between Teaching Style Elementary, memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan
Intermediate, Advanced, dan creative – data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks
evaluative with learning motivation students. Pengembangan Manusia (Human Development
This research was using learning motivation Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian
Scale and teaching style that developed by pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala
Bloom as data gathering instrument for 79 yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan
subjects. Using independent product moment manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174
for processing data analysis, the result showed negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol . 1, No. 4, September 2012 247
102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke- mahasiswa berdasarkan pendekatan konstruktif
109 (1999). Menurut survei Political and Economic (constructivist - approach) lebih menekankan pada
Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di pembelajar/mahasiswa (leaner-centered).
Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara
di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Pendekatan ini menyatakan pentingnya mahasiswa
Data yang dilaporkan The World Economic Forum sebagai individu secara aktif membangun
Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang pengetahuan dan pemahaman melalui bimbingan
rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari dari Dosen. Sebaliknya pendekatan pembelajaran
57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih langsung (direct instruction approach) menyatakan
menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia perlu pendekatan terstruktur dan berpusat pada
hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai mahasiswa. Dosen hanya memberikan arahan dan
pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. pengendalian. Harapan Dosen tinggi untuk
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di kemajuan mahasiswa, waktu maksimum yang
Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut dihasilkan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan
bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan tugas akademis, dan ada upaya-upaya Dosen untuk
nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena meminimalisasi pengaruh negatif dalam proses
kesadaran tentang bahaya keterbelakangan pembelajaran. Dengan kata lain dalam proses
pendidikan di Indonesia. Perasan ini disebabkan pembelajaran yang berpusat pada Dosen,
karena beberapa hal yang mendasar. Salah satunya mahasiswa akan pasif dalam proses pembelajaran.
adalah memasuki abad ke-21 gelombang Dosen banyak menekankan pada teori dan konsep
globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajuan yang perlu dipahami oleh mahasiswa, dan proses
teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan pembelajaran lebih berada dalam situasi kelas.
kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri Proses pembelajaran ini hanya mengembangkan
sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia unsur kognitif mahasiswa. Sedangkan proses
yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa,
membandingkan kehidupan dengan negara lain. menekankan pada keaktifan mahasiswa. Proses
pembelajaran pada mahasiswa diberikan dalam
Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam bentuk belajar memecahkan masalah, membuat
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia project and report, survey, kunjungan industri dan
untuk pembangunan bangsa. Rendahnya mutu studi lapangan. Pada mahasiswa akan berkembang
pendidikan menghambat penyediaan sumber daya unsur kognitif, psikomotor dan afektif. Apapun
manusia yang mempunyai keahlian dan metode yang diberikan oleh Dosen, yang menjadi
keterampilan untuk memenuhi pembangunan pertanyaan adalah bagaimana gaya mengajar Dosen
bangsa di berbagai bidang. Penyebab rendahnya dalam proses pembelajarannya ? Dosen lebih
mutu pendidikan di Indonesia antara lain pada berperan sebagai fasilitator, memberikan
masalah efektifitas, efisiensi dan standarisasi pengetahuan (transfer of knowledge) pada
pengajaran. Hasil survei ini menggambarkan mahasiswa. Mahasiswa dianggap mampu untuk
dampak terakhir dapat dirasakan sebagai output menjalankan tugasnya sebagai individu yang
pendidikan adalah rendahnya kompetensi sumber sedang menuntut ilmu. Ada empat Gaya
daya manusia Indonesia, khususnya dari lulusan pembelajaran Dosen muncul di saat mengajar
Perguruan Tinggi. Pertanyaan mendasar dari yaitu: (1). Dosen elementary, lebih memberikan
fenomena ini adalah bagaimana proses pendidikan understanding, comprehension dan memorizing
yang ada selama ini, khususnya pendidikan di pada mahasiswa. Cirinya adalah banyak
Perguruan tinggi? Banyak faktor penyebab menggunakan “what, when, where, penyampaian
rendahnya kompetensi lulusan Perguruan Tinggi, informasi, menjelaskan tugas, pekerjaan rumah, (2).
salah satunya adalah tingkat kemampuan Dosen Dosen intermediate , menekankan pada critical
dalam proses pembelajaran, tercermin dari gaya thinking and doing. Ciri dalam proses
mengajarnya. Aspek yang harus dimiliki seorang pembelajaran adalah menekankan pada how, why
Dosen dalam mengajar yaitu niat, tanggung jawab, and application, penjelasan, dialog, diskusi, kasus,
komitmen, kiat, giat dan doa untuk membawa presentasi. (3). Dosen advanced, dengan ciri
mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran. Bagi menekankan pada problem solving, why, analysis,
mahasiswa aspek yang melandasi mahasiswa untuk synthesis dan idea. Banyak membahas kasus,
belajar yaitu niat, minat, kiat, giat, komitmen dan proyek,survey, studi lapangan presentasi dan
tanggung jawab dan doa. Menurut Purwanto (2007) seminar.(4) Dosen creative-evaluative , mengajak
strategi pembelajaran yang diberikan Dosen pada mahasiswa untuk “ thinking out of the box.
248 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol . 1, No. 4, September 2012
Mengevaluasi, innovation, kasus, diskusi, 2. Tujuan, ialah apa yang diharapkan dari proses
penelitian, proyek, karya ilmiah, jurnal dan pembelajaran, merupakan seperangkat tugas
seminar. (Once.2008). Gaya yang diberikan Dosen atau tuntutan yang harus nampak dalam
saat mengajar akan dirasakan oleh mahasiswa. perilaku dan merupakan karakteristik
Berdasarkan interview kepada lebih kurang 20 kepribadian siswa.
mahasiswa psikologi Universitas Al Azhar 3. Guru/dosen, ialah orang dewasa yang karena
Indonesia bahwa Gaya mengajar dosen membuat jabatannya secara formal selalu mengusahakan
mereka bisa menjadi malas belajar atau senang terciptanya situasi yang tepat sehingga
sekali untuk belajar. Kemungkinan yang terjadi memungkinkan terciptanya proses pengalaman
adalah apabila mereka menganggap bahwa gaya belajar (learning experience) pada siswa,
mengajar dosen memudahkan bagi mereka dengan mengerahkan segala sumber (learning
memahami materi perkuliahan akan memotivasi resources) dan menggunakan strategi
mereka untuk memiliki rasa ingin tahu yang lebih pembelajaran (teaching-learning strategis)
tinggi. Sebaliknya ketika mereka menganggap yang tepat. Proses pembelajaran dapat diartikan
bahwa cara mengajar dosen menyulitkan mereka sebagai suatu interaksi antara siswa dengan
dalam memahami materi perkuliahan, maka akan Dosen dalam rangka mencapai tujuan (Abin,
menurunkan motivasi untuk mengetahui lebih 1990).Dari definisi ini maka proses
banyak tentang materi perkuliahan. Hasil penelitian pembelajaran tidak hanya berlangsung satu
Suwarni, E (2008) menyimpulkan bahwa kesadaran arah (one way system) melainkan terjadi secara
pandangan positif pada umpan balik dari dosen, dan timbal balik (interaktif, two ways trafic system)
mahasiswa yang aktif mencari informasi baru, dimana kedua pihak berperan dan berbuat
merupakan aspek dalam motivasi belajar yang secara aktif di dalam suatu kerangka berpikir
signifikan, artinya aspek ini menjadi pendorong (frame of reference). Tujuan interaksi belajar
/memotivasi mereka untuk mencapai prestasi yang tersebut merupakan titik temu dan bersifat
baik dalam proses pembelajaran. Sedangkan hasil mengikat serta mengarahkan aktivitas dari
penelitian (Roebyantho,S.H 2008) menunjukkan kedua belah pihak.
ada hubungan antara minat membaca mahasiswa
terhadap materi yang disampaikan Dosen dengan 2.1 Model Mengajar
prestasi yang dicapai. Dari hasil penelitian ini
menggambarkan bahwa motivasi dan prestasi yang Menurut Joice and Well (dalam Gage dan Berliner,
diperoleh mahasiswa tidak terlepas dari gaya 1995) model mengajar berdasarkan orientasinya:
mengajar Dosen dalam proses pembelajaran. 1. Information procesing orientation, mencakup
Universitas Al Azhar Indonesia merupakan semua metode mengajar yang titik beratnya
Perguruan Tinggi yang akan mencetak individu mengembangkan kemampuan intelektual atau
mampu untuk berpikir kritis, dan menguasai bidang kognitif siswa dengan menggunakan proses-
ilmunya. Gaya mengajar Dosen dalam proses proses deduktif, pemecahan masalah.
pembelajaran menjadi suatu “core” yang perlu 2. Social interaction orientation, mencakup
dikaji secara jelas. Dari fenomena ini menjadi berbagai metode mengajar yang tujuannya
menarik untuk diteliti, dalam proses pembelajaran diarahkan kepada kemampuan kerjasama
yang telah dilakukan, apakah ada hubungan antara secara kooperatif, saling memahami dengan
gaya mengajar Dosen dengan motivasi belajar kelompok sosial yang ada dalam lingkungan.
mahasiswa? 3. Person orientation, mencakup metode
mengajar yang sasarannya memberikan
kesempatan perkembangan pribadi,
II. TINJAUAN PUSTAKA kreativitas, kehangatan atau vitalitas
(semangat hidup) setiap siswa.
Dalam proses pembelajaran Dosen sebagai figur 4. Behavior modification orientation, mencakup
pentransfer ilmu pada mahasiswa, memiliki tugas berbagai metode mengajar yang ditujukan dan
pokok antara lain ia harus mampu dan cakap dititik beratkan pada perubahan perilaku ke
merencanakan, mengevaluasi dan membimbing arah yang diharapkan guru/dosen.
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu dalam
proses pembelajaran ada komponen utama yaitu: 2.2 Gaya Mengajar
1. Siswa, dengan karakteristik yang dimilikinya,
baik dari dalam diri atau dari luar dirinya. Ada empat Gaya pembelajaran Dosen yang muncul
di saat mengajar yaitu:
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol . 1, No. 4, September 2012 249
Manusia itu sendiri yang dapat mempengaruhi W.S Winkel (1996) dalam bukunya psikologi
individu dalam belajar. Faktor-faktor yang berasal pengajaran menyatakan motivasi belajar adalah
dari dalam individu (intern), dapat digolongkan ke keseluruhan daya penggerak pisikis di dalam diri
dalam dua golongan: siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
1. Faktor-faktor fisiolgis, seperti adanya unsur- menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
unsur fisiologis yang menderita sakit atau memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi
cacat. mencapai suatu tujuan. Dikatakan “keseluruhan”,
2. Faktor-faktor psikologis. karena pada umumnya ada beberapa motif yang
bersama-sama menggerakan siswa untuk belajar.
Thomas F staton dalam sardiman A.M Jare Brophy (1988) mendefinisikan motivasi
menguraikan enam macam faktor psikologis, antara belajar siswa adalah kecenderungan untuk bekerja
lain: Motivasi, Konsentrasi, Reaksi, Organisasi, keras atau aktivitas yang disebabkan dengan suatu
Pemahaman, Ulangan. Disamping enam macam keyakinan bahwa mereka berguna (the tendency to
factor psikologis yang di uraikan oleh Thomas work hard on academic activities because one
F.Staton, (dalam Sardiman A. M, 2001) masih ada believes they are worthwhile). Dalam arti bahwa
yang mengklasifikasikan faktor-faktor psikologis siswa memiliki kecenderungan untuk menemukan
dalam belajar, yaitu: aktivitas akademik yang bermakna danberguna
1. Perhatian, maksudnya adalah pemusatan energi serta mencoba mendapatkan manfaat yang
pisikis yang tertuju kepada suatu objek diharapkan.
pelajaran atau dapat dikaitkan sebagai banyak
sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas 2.3.1 Fungsi motivasi belajar
belajar. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar.
2. Pengamatan, adalah cara mengenal dunia riil, “Motivation is an essential condition of learning”.
baik dirinya sendiri maupun lingkungan dengan Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada
segenap panca indera. motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan,
3. Tanggapan, adalah gambaran/berkas yang akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi
tinggal dalam ingatan setelah orang melakukan motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha
pengamatan. belajar bagi siswa.
4. Fantasi, adalah sebagai kemampuan untuk
membentuk tanggapan-tanggapan baru Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan
berdasarkan atas tangapan yang ada, atau dapat suatu tujuan sehubungan dengan hal tersebut ada
dikatakan sebagai suatu fungsi yang tiga fungsi motivasi:
250 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol . 1, No. 4, September 2012
kesempatan yang sama untuk menjadi subjek (Arikunto,2002) yang diperoleh melalui pengujian
penelitian. Teknik ini dipilih berdasarkan itemnya. Dengan menggunakan program SPSS
kemungkinan pelaksanaan dan kekuatan diperoleh hasil 40 item valid dari 53 item alat ukur
generalisasi yang dimilikinya. motivasi belajar. Dan 18 item valid dari 13 item
untuk alat ukur gaya mengajar dosen.
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 79 mahasiswa dan 14 Dosen Jurusan 3.6 Metode Analisis
Healing Konseling, Jurusan Pendidikan anak Usia
Dini, dan Jurusan Psikologi. Data Dalam penelitian ini akan dipergunakan
berbagai uji statistik, baik dalam menganalisis uji
3.5 Instrumen Pengambilan Data coba alat pengumpulan data, metode analisis hasil
data utama. Uji statistik akan menggunakan
1. Alat Ukur Gaya Mengajar Dosen: Alat ukur perangkat lunak komputer SPSS 16.0 (Yamin &
yang digunakan untuk mengukur metode Kurniawan.2009)
mengajar Dosen diperoleh dari gaya mengajar
dosen pada mata kuliah yang diajarkan. Alat Sebelum kuesioner digunakan sebagai alat
pengumpulan data yang dipergunakan dalam pengumpul data dalam penelitian sesungguhnya,
penelitian ini adalah kuesioner, dalam bentuk maka dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas
skala. item. Pengujian validitas bertujuan untuk
2. Alat Ukur Motivasi Belajar: Alat pengumpulan mengetahui nilai diskriminasi item, yaitu berapa
data yang dipergunakan dalam penelitian ini besar nilai antar individu yang memiliki skor tinggi
adalah kuesioner, dalam bentuk skala. Alat dan skor rendah pada suatu kriteria. Pengujian ini
ukur ini merupakan salah satu jenis alat menggunakan teknik inter item consisteny, yaitu
pengumpulan data yang disampaikan kepada dengan menghitung korelasi skor item dengan skor
responden atau subyek penelitian melalui total item. Teknik statistik yang digunakan adalah
sejumlah daftar pernyataan tertulis yang formula korelasi Pearson’s Product Moment.
berhubungan dengan variabel penelitian. Sedangkan pengujian reliabilitas kuesioner dilihat
Metode ini merupakan self-report yang untuk melakukan seberapa jauh alat memberikan
digunakan karena kemudahan pelaksanaan, hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan
dimana subjek dapat mempertahankan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama.
anonimitasnya. Perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan teknik statistik Alpha Cronbach.
Alat ukur dalam penelitian ini terdiri dari Metode analis hasil data utama dalam rangka
pernyataan kuesioner isian dan tertutup (fixed menjawab masalah operasional dari penelitian,
alternative question), dengan bentuk skala Likert dipergunakan uji korelasi Pearson’s Product
yang dimodifikasi dengan empat alternatif pilihan Moment.
jawaban.
diberikan oleh dosen. Ia tidak mampu untuk Di dalam proses pembelajaran, membangun
memunculkan ide kreatifnya dalam menyelesaikan kepercayaan dan harapan positif pada mahasiswa
tugas dari dosen, dan motivasinya menjadi rendah. merupakan faktor penting yang berperan dalam
meningkatkan motivasi belajar. Mahasiswa
Dari keempat gaya mengajar yang di gunakan oleh mengetahui dan memahami sistem nilai yang ia
dosen yang korelasinya paling tinggi dengan peroleh dalam proses pembelajaran, dan ia yakin
motivasi belajar mahasiswa adalah gaya mengajar dan mempunyai tujuan yang jelas mengapa ia perlu
creative-evaluative. Hasil uji statistik dari mempelajari materi yang diberikan oleh dosen.
penelitian ini menunjukkan bahwa gaya mengajar
ini menjadi penentu paling dominan dibandingkan Jika dosen memberikan umpan balik, mahasiswa
dengan gaya mengajar yang lain. Artinya akan memanfaatkannya untuk mencari informasi
keterlibatan mahasiswa dengan potensi dan baru, dan rasa banggga dan puas akan muncul jika
kemampuan yang ia miliki ditambah dengan gaya mereka dapat menunjukkan prestasinya. Tampilan
mengajar dosen yang menekankan untuk berpikir : tingkah laku mahasiswa yang tidak takut pada
“out of the box” akan menentukan apakah kegagalan, akan mendorong mereka untuk
mahasiswa motivasi belajarnya akan naik. Untuk mencapai prestasi setelah diberikan umpan balik
mahasiwa yang menyukai tugas yang diperoleh oleh dosen. Oleh karena itu gaya mengajar yang
tidak hanya dari teori akan membuat ia tertantang digunakan dosen menjadi penting untuk
mengerjakan tugas tersebut. Dosen yang mengajar memunculkan motivasi belajar mahasiswa.
dengan gaya creative – evaluative perlu memetakan Motivasi belajar bagi mahasiswa merupakan daya
terlebih dahulu karakteristik mahasiswa yang penggerak untuk bertingkah laku dalam belajar.
kelolanya. Mahasiswa yang terbiasa dengan gaya Ketika daya pengggerak ini diperlukan dalam
mengajar ini akan menjadi mahasiswa unggulan proses belajar berarti tujuan dari bertingkah laku
dalam berfikir kreatif untuk memecahkan terarah pada pencapaian prestasi dalam proses
permasalahan yang dihadapinya. Selain gaya pembelajaran. Gaya mengajar Elementary
mengajar, hasil uji statistik menunjukkan ada mempunyai hubungan negatif dengan Motivasi
perbedaan motivasi belajar antara mahasiswa Belajar (- 0.256 < 0.05 ) menurut Kountur R (2005)
Program Studi Healing dan Konseling. Program ada hubungan antara Gaya mengajar dengan
Studi Pendidikan Anak Usia Dini, dan Program motivasi belajar, arah hubungan yang negatif. Jika
Studi Psikologi. Motivasi belajar mahasiswa gaya mengajar elementary diberikan mempunyai
Healing dan Konseling lebih tinggi dari pada hubungan dengan motivasi belajar. Gaya mengajar
motivasi belajar mahasiswa Program Studi Intermediate mempunyai hubungan negatif dengan
Pendidikan Anak Usia Dini dan Program Studi Motivasi Belajar (- 0.090 < 0.05 ) menurut Kountur
Psikologi. Motivasi belajar mahasiswa Program R (2005) ada hubungan antara Gaya mengajar
Studi Pendidikan Anak Usia Dini lebih tinggi dari Intermediate dengan motivasi belajar arah
pada motivasi belajar mahasiswa Program Studi hubungannya negatif. Jika gaya mengajar
Psikologi. Kondisi ini menunjukkan ada faktor Intermediate diberikan berhubungan dengan
yang menyebabkan terjadinya perbedaan tersebut. motivasi belajar. Gaya mengajar advanced
Menurut Wollfolk (1980) kondisi kelas yang dapat mempunyai hubungan negatif dengan Motivasi
meningkatkan motivasi belajar relatif terorganisasi Belajar (- 0.313 < 0.05 ) menurut Kountur R (2005)
dan bebas dari gangguan atau kekacauan. Selain itu ada hubungan antara Gaya mengajar dengan
dosen harus sabar dalam mengajar, dan ia mampu motivasi belajar, arah hubungan yang negatif. Jika
memberikan materi pelajaran dengan cara gaya mengajar elementary diberikan mempunyai
melibatkan mahasiswa untuk aktif dalam proses hubungan dengan motivasi belajar. Gaya mengajar
pembelajaran dan tugas yang diberikan. Dari hasil Evaluation mempunyai hubungan negatif dengan
observasi penulis, mahasiswa Program studi Motivasi Belajar (- 0.256 < 0.05 ) menurut Kountur
Healing dan Konseling memiliki rasa ingin tahu R (2005) ada hubungan antara Gaya mengajar
yang tinggi terhadap materi yang diajarkan di kelas Evaluation dengan motivasi belajar, arah hubungan
dan mau terlibat aktif dalam setiap tugas atau yang negatif. Jika gaya mengajar Evaluation
kegiatan yang diberikan oleh dosen. diberikan mempunyai hubungan dengan motivasi
belajar.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol . 1, No. 4, September 2012 255
[12] Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. [15] Woolfolk, A.E. 1995. Educational Psychology.
Bandung: C.V. Alfabeta Boston : Allyn and Bacon.
[13] Suwarni,E.2008. Hubungan Antara Persepsi [16] www.wikipedia.com
Terhadap Metode Mengajar Dosen Dengan [17] www.google.com
Motivasi Belajar mahasiswa UBM Jakarta. Jurnal [18] www.idonbiu.com/2009/10.latar-belakang-
Psibernetika. Vol 1, No 2, Hal: 1 - 21 ; ISSN: masalah-pendidikan-Indonesia
1979-3707
[14] Wahyuni I..2003. Hubungan Antara Persepsi
Terhadap Jurusan Psikologi Dengan Motivasi
Belajar Pada Mahasiswa Psikologi IAIN Sunan
Gunung Jati Bandung. Skripsi. Tidak diterbitkan