Anda di halaman 1dari 6

JKGT VOL.

2, NOMOR 1, JULY (2020) 8-13

(Tinjauan Pustaka)
Bahan Adhesif Restorasi Resin Komposit

Eko Fibryanto
Departemen Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia.
Email: eko_fibryanto@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Bahan adhesif merupakan salah satu faktor penting dalam restorasi resin komposit. Resin komposit
berikatan dengan jaringan gigi melalui bahan adhesif. Jaringan email dan dentin memiliki struktur yang berbeda sehingga
berpengaruh terhadap perkembangan bahan adhesif. Pengetahuan dan pemahaman tentang perkembangan bahan adhesif
dan prinsip ikatannya terhadap struktur gigi sangat diperlukan agar restorasi resin komposit dapat bertahan lama. Tujuan:
untuk memberikan pengetahuan tentang perkembangan bahan adhesif serta prinsip dasar ikatannya terhadap jaringan
email dan dentin.

Kata kunci: Bahan Adhesif, Dentin, Email, Resin komposit.

LATAR BELAKANG kapiler. Monomer resin berpolimerisasi dan


Resin komposit merupakan material berikatan dengan permukaan email. Mekanisme
restorasi adhesif sewarna gigi yang terdiri atas utama adhesi resin-email melalui pembentukan
polimer matriks resin, bahan pengisi (filler) resin microtags di permukaan email.5
inorganik dan silane coupling agent. Material ini Buonocore memperkenalkan asam fosfat
dapat berikatan dengan struktur gigi secara pertama kali dengan konsentrasi 85% dan dalam
mikromekanis serta mudah diperbaiki apabila perkembangannya berbagai konsentrasi telah
terjadi kerusakan.1,2 Resin komposit berikatan diujicobakan. Konsentrasi gel asam fosfat yang
dengan struktur gigi secara mikromekanis melalui digunakan berkisar antara 34-37%. Konsentrasi
penggunaan etsa asam dan bahan adhesif. Ikatan 37% yang umum digunakan.5,9 Derajat keasaman
dengan email melalui pembentukan resin tag, asam fosfat tersebut di bawah 1.9 Berbagai
sedangkan dengan dentin melalui pembentukan penelitian telah dilakukan guna mengetahui waktu
hybrid layer antara kolagen fibril dan bahan etsa yang optimal, namun hasil menunjukkan
adhesif. Hybrid layer merupakan suatu lapisan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara waktu
yang terbentuk oleh monomer resin yang etsa 15 dan 60 detik terhadap kekasaran
berinfiltasi diantara kolagen fibril dan permukaan, kekuatan ikat dan kebocoran. 5,10,6
hidroksiapatit.3,4 Gabungan polimer-kolagen akan Aplikasi etsa di email dan dentin dilakukan selama
menghasilkan ikatan yang kuat dan saling 15 detik. Konsentrasi etsa asam lebih dari 37%
menyambung antara bahan adhesif dan dentin, dapat mendenaturasi kolagen.6 Waktu pembilasan
terutama di dentin intertubular.5 Adhesi di dentin etsa dapat dilakukan selama 2-5 detik.4
lebih sulit untuk dicapai,2,5,6 karena dentin bersifat Nilai kekuatan ikat geser (shear bond
heterogen, vital, hidrasi dan dinamis. 2,4,5,7 Penulisan strength) resin komposit terhadap permukaan email
ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang dietsa asam fosfat berkisar di atas 20 mega
tentang perkembangan bahan adhesif serta prinsip pascals (MPa) hingga 50 MPa, tergantung metode
dasar ikatannya terhadap jaringan email dan dentin. uji yang digunakan.5,11–13 Kekuatan ikat ini
berperan sebagai retensi yang adekuat dan
Adhesi Email mencegah kebocoran di sekitar margin email dari
Resin komposit berikatan dengan jaringan suatu restorasi.5
gigi melalui bahan adhesif. Secara umum,
perbaikan struktur gigi dengan restorasi resin terdiri Adhesi Dentin
atas 3 tahap, yaitu: etsa asam, priming dan bonding, Konsep dasar adhesi resin komposit
meskipun saat ini tersedia pula self-adhesive resins. terhadap jaringan gigi berkembang di antara tahun
Asam fosfat (pH = 1) merupakan etsa yang paling 1980-an hingga 1990-an, dengan diperkenalkannya
banyak digunakan.8 Etsa asam berfungsi membuat teknik adhesi baru untuk jaringan dentin. Adhesi di
permukaan yang tidak rata di email dan dentin memiliki tantangan tersendiri. Bahan adhesif
meningkatkan energi bebas permukaan. Ketika berikatan dengan dentin secara mekanis dan
bahan adhesif yang mengandung resin kimiawi.5,14 Prinsip utama adhesi dentin adalah
diaplikasikan, resin berpenetrasi melalui aksi penetrasi monomer adhesif di antara kolagen fibril

8
JKGT VOL.2, NOMOR 1, JULY (2020) 8-13

yang terbuka oleh etsa asam.5,15,3 Syarat suatu Tabel 1. Strategi Adhesi Resin - Dentin5
bahan adhesif/ bonding dentin yang ideal, yaitu: Etsa (E) Primer (P) Bahan Bonding (B)
dapat berikatan dengan dentin dan mencapai Three-step Menghilangkan Berisi molekul Mengandung
kekuatan yang setara atau lebih dari kekuatan ikat Etch-and-
smear layer bifungsi monomer yang
Membuka kolagen (hidrofilik dan bersifat hidrofobik,
terhadap email, mencapai kekuatan ikat yang intertubular dan hidrofobik) seperti: Bis-GMA;
rinse
maksimal dalam waktu singkat, biokompatibel, peritubular Membungkus terkadang
E+P+B Membuka tubulus kolagen fibril mengandung
tidak mengiritasi jaringan pulpa, mencegah monomer hidrofilik
dentin Membentuk
kebocoran mikro, stabil dalam jangka waktu lama Menurunkan energi energi bebas dengan persentase
di lingkungan mulut, mudah diaplikasikan. 6 bebas permukaan permukaan yang yang kecil, seperti:
kompatibel HEMA
Demineralisasi jaringan dentin dapat terjadi pada dengan material Berpolimerisasi
proses karies dan proses ikatan resin-dentin (resin- restorasi yang dengan molekul
hidrofobik primer
dentin bonding). Ikatan resin-dentin terbentuk Berpenetrasi dan
sebagai retensi mikromekanis pada prosedur berpolimerisasi di
restorasi resin komposit ke jaringan dentin. Ikatan ruang interfibrilar
sebagai rangka hybrid
ini ditandai dengan penetrasi resin dan keterikatan layer
terhadap kolagen fibril yang terbuka pasca
Two-step Menghilangkan Berpenetrasi ke dalam tubulus dentin,
demineralisasi dentin. Demineralisasi terjadi smear layer membentuk resin tags
karena peran etsa asam atau monomer resin yang Etch-and- Membuka kolagen Aplikasi lapisan pertama di dentin yang telah
bersifat asam (self-etching primers/ adhesives). rinse intertubular dan dietsa, berperan sebagai primer, bertujuan
peritubular meningkatkan energi bebas permukaan dentin
Tujuan demineralisasi ini adalah membuka kolagen E + (PB) Membuka tubulus Aplikasi lapisan kedua berperan sebagai
fibril.8,16 dentin bahan bonding di teknik three-step, bertujuan
Menurunkan energi mengisi ruangan di antara kolagen fibril
Proses infiltrasi resin di antara jejaring bebas permukaan
kolagen dentin disebut hibridisasi (hybridization).
Lapisan yang terbentuk oleh karena infiltrasi resin Two-step Etsa di email dangkal Menggunakan bahan
Self-etching primer (SEP) tidak bonding yang sama
diantara serat-serat kolagen dan hidroksiapatit Self-etch menghilangkan smear layer, tetapi seperti di teknik
sebagai retensi mikromekanis dari restorasi resin (EP) + B memodifikasi dan membuka kolagen three-step/ etch-and-
intertubular 0,5-1 µm karena keasamannya
komposit ke jaringan dentin disebut sebagai hybrid (pH= 1,2-2)
rinse systems
layer.8,4,3 Hybrid layer yang ideal dikarakterisasi Smear plug disusupi monomer asam, tetapi Pembentukan resin
tag melalui penetrasi
dengan adanya jaringan kolagen yang dilekati dan tidak dihilangkan; beberapa monomer SEP
resin di mikroporus
berikatan kimia dengan dentin
diperkuat polimer.3 Terbentuknya hybrid layer SEP membuka jalan bagi penetrasi cairan yang dibentuk oleh
SEP
dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain: resin
demineralisasi jaringan anorganik dentin oleh etsa
One-step Etsa di email dangkal
asam, bahan adhesif/ bonding, kelembaban dentin, Memodifikasi smear layer
kolagen dentin dan peran enzim matriks Self-etch
Berupa larutan monomer fosfat, mendemineralisasi dan berpenetrasi di
ekstraselular.4,17 Perbedaan jarak antara kedalaman (EPB) dentin secara simultan, meninggalkan endapan di hybrid layer
demineralisasi dentin dan infiltrasi adhesif Membentuk lapisan adhesif yang tipis sehingga ikatannya lemah
Tidak kompatibel dengan resin komposit self-cure kecuali bila
menunjukkan bahwa ada kolagen yang terbuka di
sebelumnya dilapisi dengan bonding resin hidrofobik
hybrid layer.18
Saat ini, penetrasi resin ke matriks kolagen
secara ekstrafibrilar dan intrafibrilar masih sulit
terjadi. Resin tidak dapat berpenetrasi ke kolagen Bila gigi dipreparasi dengan bur atau instrumen
yang memiliki kandungan air. Ikatan antar lain, komponen residu organik dan anorganik
permukaan jaringan dentin dan resin memberikan membentuk smear layer, menutupi tubulus dentin
hasil yang beragam, karena adanya sisi mineral, dan membentuk smear plug serta menurunkan
resin dan kolagen yang kaya air.16 Matriks dentin permeabilitas dentin hingga 90%. Komponen dasar
terbentuk dari struktur supramolekul yang smear layer adalah hidroksiapatit dan kolagen yang
kompleks, sehingga hibridisasi tidak semudah itu akan terdenaturasi. Konsistensi kolagen yang
terjadi. Akibatnya adalah kebocoran melalui terdenaturasi adalah gelatin.5
mekanisme degradasi ikatan resin-dentin. Hal ini Smear layer dan smear plugs yang
terjadi karena kemampuan monomer yang lemah dihilangkan dengan asam akan meningkatkan aliran
dalam berinfiltrasi ke matriks organik dentin. 8 cairan ke permukaan dentin yang terbuka. Cairan
Degradasi hybrid layer dipengaruhi oleh faktor- dapat mengganggu adhesi karena resin yang
faktor, yaitu: enzim, suhu dan stress fungsional, bersifat hidrofobik tidak dapat berikatan dengan
kolagen yang terbuka tetapi tidak terinfiltrasi resin substrat yang bersifat hidrofilik, meskipun resin
dengan sempurna. Degradasi ini menyebabkan tags terbentuk di tubulus dentin.5
kegagalan ikatan antara bahan adhesif (resin) dan Setelah pemberian etsa asam, bahan adhesif
jaringan dentin, sehingga bond strength diaplikasikan di atas permukaan dentin yang
berkurang.16 lembab. Bila dentin terlalu kering, kolagen akan
Berbagai strategi perkembangan adhesi resin kolaps dan ikatan yang terbentuk inadekuat. Dentin
terhadap dentin dapat dilihat dari Tabel 1. gigi non vital juga tidak boleh dikeringkan

9
JKGT VOL.2, NOMOR 1, JULY (2020) 8-13

berlebihan dalam prosedur adhesif dan harus 3. Generasi Ketiga


dikondisikan seperti dentin gigi vital (wet bonding), Prinsip generasi ketiga adhesif dentin adalah
jika tidak maka hasil ikatan yang terbentuk tidak tidak menghilangkan seluruh smear layer tetapi
kuat.6 memodifikasinya sehingga monomer asam (phenyl
Kelebihan air pasca pembilasan etsa asam P atau PENTA) dapat berpenetrasi. Hasil uji
dapat dihilangkan menggunakan sponge kecil atau laboratoris memuaskan, namun hasil uji klinis tidak
tip aplikator sehingga diperoleh dentin yang memuaskan. Ethylene diamine tetra acetic acid
lembab. Bila semprotan udara digunakan untuk (EDTA) dalam generasi ini digunakan dalam
mengeringkan dentin, sponge kecil basah dapat perkembangannya, untuk menghilangkan smear
diaplikasikan dipermukaan dentin yang kering. layer. Adapun kendala penggunaannya adalah
Semprotan udara ringan juga dapat digunakan EDTA dapat menghilangkan zat anorganik, namun
untuk menghilangkan kelebihan air di dentin. 6 tidak dapat menghilangkan zat organik di smear
Bahan adhesif/ bonding dentin (primer dan layer.5
bonding) diaplikasikan di permukaan dentin selama
15-20 detik, menggunakan brush atau tip aplikator. 4. Generasi Keempat
Gerakan agitasi atau mengusap ringan dapat Smear layer tidak hanya berfungsi sebagai
digunakan selama aplikasi untuk memfasilitasi ”diffusion barrier” untuk mengurangi permeabilitas
infiltrasi bahan ke permukaan dentin dentin, namun juga berfungsi sebagai penghalang
yang telah dietsa. Semprotan udara ringan selama bagi penetrasi bahan adhesif di dentin. Generasi
5-10 detik setelah aplikasi bahan adhesif berguna keempat adhesif dentin menggunakan etsa asam
untuk menguapkan pelarut bahan adhesif, baik dentin untuk menghilangkan smear layer. Generasi
yang menggunakan aseton maupun etanol.6 ini dikenal dengan teknik “total-etch” atau etch-
and-rinse (Gambar 1). Teknik ini terdiri atas 3
Perkembangan Bahan Adhesif (tiga) tahap, yaitu: penggunaan gel asam fosfat,
Bahan adhesif yang berkembang saat ini, aplikasi primer yang berisi monomer hidrofilik
bila ditinjau dari mekanisme perlekatan dan reaktif yang terlarut dalam etanol/aseton/air,
struktur yang dilekatinya dapat dikategorikan aplikasi bahan bonding resin yang mengandung
dalam beberapa generasi. atau tidak mengandung filler.5
Pelarut etanol/aseton/air dalam primer bertujuan
1. Generasi Pertama menggantikan cairan yang berasal dari matriks
Generasi pertama sistem bonding dentin dentin dan membawa monomer ke jaringan dentin
dikembangkan di akhir tahun 1950 dan awal tahun yang telah didemineralisasi dan jaring-jaring
1960, tersusun atas surface-active co-monomer kolagen.8 Bahan bonding mengandung monomer
NPG GMA (N-phenylglycine glycidyl yang bersifat hidrofobik, seperti: Bis-GMA,
methacrylate).6 Komonomer ini dapat berikatan dikombinasikan dengan molekul hidrofilik, seperti:
dengan kalsium di permukaan gigi, membentuk HEMA. Teknik untuk bonding dentin ini popular di
ikatan kimia yang tahan air. Kekuatan ikat material tahun 1990-an hingga saat ini.8,5
ini dengan dentin hanya berkisar 2-3 MPa. Secara
in vitro, hasilnya tidak memuaskan terutama saat
merestorasi lesi servikal non karies. 5

2. Generasi Kedua
Generasi kedua adhesif dentin adalah
material fosfat-ester (phenyl P dan hydroxyethyl
methacrylate [HEMA] dalam etanol). Produk
generasi ini diperkenalkan pertama kali di Jepang
dengan nama Clearfil Bond System FC pada tahun
1978. Mekanisme perlekatan ini mengandalkan
reaksi antara gugus fosfat yang bermuatan negatif
dengan ion kalsium yang bermuatan positif di
smear layer. Kekuatan ikat generasi ini hanya
berkisar 1-5 MPa, masih jauh dari nilai klinis yang Gambar 1. Ikatan Resin ke Jaringan Dentin melalui Teknik
Etch-and-Rinse.5
diharapkan, yaitu: 10 MPa. Generasi ini tidak
membasahi dentin dengan baik, tidak berpenetrasi Aplikasi asam berfungsi menghilangkan
di smear layer secara menyeluruh sehingga tidak smear layer sebagian atau menyeluruh,
mencapai permukaan dentin guna membentuk mendemineralisasi dentin intertubular dan
ikatan ion ataupun resin tags di tubulus dentin. peritubular, membuka tubulus dentin dan kolagen
Pengujian in vitro selama 6 bulan mengecewakan.5 fibril, serta meningkatkan mikroporositas dentin
intertubular. Demineralisasi dentin oleh asam dapat
mencapai kedalaman 7,5 µm, tergantung tipe asam,

10
JKGT VOL.2, NOMOR 1, JULY (2020) 8-13

waktu dan konsentrasinya.5,6,15 Etsa asam tidah Komposisi SEP antara lain: monomer ester asam
hanya berfungsi mendemineralisasi, tetapi juga fosfat (10-MDP), 4-META dan phenyl-P. Self-
mengubah energi bebas permukaan (surface free etching-primer berbeda dengan asam fosfat dalam
energy).5 mendemineralisasi email dan kekuatan ikatannya
Prinsip dasar suatu ikatan atau kontak yang baik secara klinis tidak sekuat etsa asam fosfat. 5,9,6
adalah bahan adhesif harus mempunyai tegangan Teknik ini tidak sesensitif etch-and-rinse. Tipe
permukaan yang rendah dan substrat harus adhesif tidak berkorelasi dengan sensitifitas post-
mempunyai energi bebas permukaan yang tinggi. operatif.5,21–23
Hidroksiapatit mempunyai energi permukaan yang
tinggi, tetapi kolagen dan komposit mempunyai 7. Generasi Ketujuh
energi permukaan yang rendah. Dentin memiliki Generasi ini diperkenalkan di akhir tahun
dua substrat yang berbeda energi, yaitu: 2002 dan dikenal dengan istilah one-step self-etch
hidroksiapatit dan kolagen. Primer dalam teknik adhesives atau “all-in-one”. Generasi ini
etch-and-rinse bertujuan meningkatkan energi mengkombinasikan etsa, primer dan bahan bonding
permukaan dentin. Menurut Rosales-Leal et al. 19, dalam satu larutan agar aplikasinya mudah. 6 All-in-
terdapat korelasi antara energi permukaan dentin one adhesives mengandung uncured ionic
dengan kekuatan ikar geser.5 monomers sehingga dapat berkontak dengan
Sistem adhesif dengan teknik etch-and-rinse restorasi resin komposit secara langsung. Tipe ini
berhasil secara in vitro dan in vivo. Uji kekuatan bersifat seperti membran semi permiabel sehingga
ikat terhadap dentin berkisar 17-30 MPa, nilai yang dapat memicu degradasi hidrolitik ikatan resin-
hampir sama dengan email.5 Wilder et al. dentin. Beberapa monomer resin yang digunakan
membuktikan bahwa tingkat keberhasilan teknik terlalu bersifat hidrofilik sehingga rentan terhadap
three-step bonding mencapai 93% selama lebih dari degradasi.5
12 tahun, pengamatan dilakukan terhadap 100
restorasi.20 8. Generasi Kedelapan
Perkembangan nanoteknologi di bidang
5. Generasi Kelima kedokteran gigi memicu penemuan nanokomposit
Generasi ini dikenal dengan istilah two-step dan nano-adhesif yang mengandung nanofillers.
etch-and-rinse adhesives atau sistem “one bottle”. Bahan nano-bonding adalah larutan yang berisi
Istilah “one bottle” digunakan karena primer dan nanofillers guna memperkuat ikatan terhadap email
bahan bonding ada dalam satu botol. Etsa tetap dan dentin, absorbsi stres dan waktu penyimpanan
diperlukan dan digunakan terpisah. Kekuatan yang lebih lama. Jenis bahan adhesif ini dikenal
ikatan terhadap dentin hampir mendekati ikatan sebagai generasi ke delapan. Generasi ini
terhadap email secara in vitro, sehingga penelitian mengandung partikel silica berukuran nano dan
terarah untuk menyederhanakan prosedur adhesif. bersifat dual-cure.24
Produk generasi ini antara lain: One-step Plus Pada tahun 2010, Voco America
(Bisco, Inc), Prime & Bond NT (DENTSPLY memperkenalkan VOCO, Futurabond DC, suatu
Caulk), Adper single Bond Plus (3M ESPE), bahan adhesif nano-reinforced, self-cured, light-
OptiBond Solo Plus (Kerr Corporation), Excite cured dan dual-cured one-step, self-etch dalam satu
(Ivoclar Vivadent, Schaan, Liechtenstein), XP Bond sistem. Pabrik mengungkapkan bahwa kekuatan
(DENTSPLY Caulk).5,6 adhesif mencapai lebih dari 30 MPa, baik di dentin
dan email terhadap resin komposit.6
6. Generasi Keenam
Bahan adhesif generasi keenam 9. Generasi Adhesif Universal
diperkenalkan di akhir tahun 1990, yang dikenal Perkembangan terbaru di bidang kedokteran
dengan istilah two-step self-etch systems atau self- gigi adhesif adalah bahan adhesif Universal.
etching-primer (SEP).6 Self-etching-primer Generasi ini dikenal sebagai bahan adhesif “Multi
mengkombinasikan etsa dan primer, mode” atau “Multi purpose” karena dapat
memungkinkan monomer resin menembus digunakan dengan teknik etch-and-rinse, self-etch
(penetrasi) substrat dentinal melalui smear layer atau selective etch. Generasi ini dikembangkan
tanpa membilas etsa dan pengeringan, sehingga untuk mengatasi ketidakmampuan generasi bahan
mengurangi kemungkinan over-wetting atau over- adhesif one-step self-etch. Aplikasi bahan adhesif
drying yang berpengaruh terhadap adhesi. Air ini dapat digunakan bersama dengan atau tanpa
merupakan komponen SEP, penting bagi monomer asam fosfat.25,26
asam untuk mengionisasi dan demineralisasi. Oleh Methacryloyloxydecyl Dihydrogen
karena itu, dentin tetap lembab ketika aplikasi SEP phosphate (MDP) merupakan monomer asam
dan kolapsnya kolagen fibril dapat dihindari. hidrofilik yang banyak ditemukan pada adhesif
Kelembaban dentin terjaga namun SEP rentan generasi ini. Prinsip kerja dari monomer tersebut
terhadap degradasi hidrolitik.5 adalah terbentuknya ikatan ion antara gugus
karboksilat dan atau fosfat dari MDP dengan

11
JKGT VOL.2, NOMOR 1, JULY (2020) 8-13

kalsium dari hidroksiapatit, untuk membentuk Operative Dentistry. 6th ed. Singapore: Elsevier;
2012:118-33.
senyawa MDP-kalsium. Selain itu, bahan adhesif 6. Jensen M. Dentin bonding agents. In: Aschheim K, ed.
ini juga mengandung biphenyl dimethacrylate Esthetic Dentistry: A Clinical Approach to Techniques
(BPDM), dipentaerythritol pentaacrylate and Materials. Third Edit. S. Louis: Elsevier Inc.;
phosphoric acid ester (PEN-TA) dan kopolimer 2015:56-63.
7. Koirata S, Yap A. Bonding to enamel and dentin. In: A
asam polialkenoat, yang dapat meningkatkan ikatan Clinical Guide to Direct Cosmetic Restorations with
dengan struktur gigi. Komposisi lain yang Giomer. 1st ed. Leipzig: Dental Tribune International
terkandung adalah kombinasi monomer hidrofilik GmbH; 2008:62-6.
(hydroxyethul methacrylate /HEMA), hidrofobik 8. Bertassoni LE, Orgel JPR, Antipova O, Swain MV. The
dentin organic matrix - Limitations of restorative
(decandiol dimethacrylite /D3MA) dan intermediet dentistry hidden on the nanometer scale. Acta
(bis-GMA).25 Biomater. 2012;8(7):2419-33.
Beberapa pabrik juga menambahkan silane 9. Pashley D, Tay F. Aggressiveness of contemporary
dalam komposisinya agar dapat diaplikasikan untuk self-etching adhesives. Part II: etching effects on
unground enamel. Dent Mater. 2001;17(5):430-44
melekatkan resin komposit pada bahan lain, seperti: 10. Barkmeier WW, Erickson RL, Kimmes NS, Latta MA,
keramik/porselin, metal, zirconia dan resin Wilwerding TM. Effect of enamel etching time on
komposit. Berdasarkan hal tersebut, maka bahan roughness and bond strength. Oper Dent.
adhesif generasi ini dapat diaplikasikan pada 2009;34(2):217-22.
11. De Munck J, Van Meerbeek B, Satoshi I, et al.
restorasi direk maupun indirek.25,26 Microtensile bond strengths of one- and two-step self-
Keuntungan dari bahan adhesif ini adalah etch adhesives to bur-cut enamel and dentin. Am J
para klinisi dapat memilih melakukan prosedur etsa Dent. 2003;16(6):414-20.
atau tidak, berdasarkan kasus klinisnya. Contoh 12. Senawongse P, Sattabanasuk V, Shimada Y, et al. Bond
strengths of current adhesive systems on intact and
pada kasus dentin sklerotik dan untuk mendapatkan ground enamel. J Esthet Restor Dent. 2004;16(2):107-
ikatan yang kuat di email, maka etsa dapat 15.
dilakukan. Sebaliknya prosedur tanpa etsa dapat 13. Barkmeier WW, Erickson RL, Latta MA. Fatique limits
dilakukan pada kasus waktu kunjungan yang of enamel bonds with moist and dry techniques. Dent
Mater. 2009;25(12):1527-31.
singkat atau pasien anak-anak.25 14. Yoshida Y, Van Meerbeek B, Nakayama Y, et al.
Evidence of chemical bonding at biomaterial-hard
KESIMPULAN tissue interfaces. J Dent Res. 2000;79(2):709-14.
Tinjauan pustaka ini membahas tentang 15. Van Meerbeek B, Ionkoshi S, Braem M, et al.
Morphological aspects of the resin-dentin interdiffusion
perkembangan bahan adhesif kedokteran gigi dari zone with different dentin adhesive systems. J Dent
Generasi ke-1 hingga ke-8 dan Adhesif Universal Res. 1992;71:1530-40.
yang merupakan Generasi tersendiri. Bahan adhesif 16. Niu LN, Zhang W, Pashley DH, et al. Biomimetic
ini berkembang karena struktur dentin yang bersifat remineralization of dentin. Dent Mater. 2014;30(1):77-
96.
heterogen dan kekuatan ikat resin komposit 17. Liu Y, Tjaderhane L, Breschi L, et al. Limitations in
terhadap dentin lebih rendah daripada jaringan bonding to dentin and experimental strategies to
email yang bersifat homogen. Pemahaman prevent bond degradation. J Dent Res. 2011;90(8):953-
mengenai bahan ini penting agar tidak salah dalam 68.
18. Kermanshahi S, Santerre JP, Cvitkovitch DG, Finer Y.
penerapannya dan mendapatkan restorasi resin Biodegradation of resin-dentin interfaces increases
komposit yang bertahan lama. bacterial microleakage. J Dent Res. 2010;89(9):996-
1001.
KONFLIK KEPENTINGAN 19. Rosales-Leal JI, Osorio R, Holgado-Terriza JA,
Cabrerizo-Vílchez MA, Toledano M. Dentin wetting by
Tidak Ada four adhesive systems. Dent Mater. 2001;17(6):526-32.
20. Wilder Jr A, Swift E, Heymann H, Ritter A, Studervant
DAFTAR PUSTAKA J, Bayne S. A 12-year clinical evaluation of a three-step
1. Heymann H, Ritter A, Roberson T. Introduction to dentin adhesive in noncarious cervical lesions. J Am
composite restorations. In: Heymann H, Swift Jr E, Dent Assoc. 2009;140(5):526.
Ritter A, eds. Studervant’s Art and Science of 21. Browning W, Blalock J, Callan R, et al. Postoperative
Operative Dentistry. 6th ed. Singapore: Elsevier; sensitivity: a comparison of two bonding agents. Oper
2012:216-23. Dent. 2007;32(2):112-117.
2. Koirata S, Yap A. Overview of direct aesthetic 22. Wegehaupt F, Betke H, Solloch N, Musch U, Wiegand
restorative materials. In: A Clinical Guide to Direct A, Attin T. Influence of cavity lining and remaining
Cosmetic Restorations with Giomer. 1st ed. Leipzig: dentin thickness on the occurrence of postoperative
Dental Tribune International GmbH; 2008:55-6. hypersensitivity of composite restorations. J Adhes
3. Singh V, Misra A, Parthasarathy R, Ye Q, Spencer P. Dent. 2009;11(2):137-41.
Viscoelastic properties of collagen-adhesive composites 23. Burrow M, Banomyong D, Harnirattisai C, Messer H.
under water saturated and dry conditions. J Biomed Effect of glass-ionomer cement lining on postoperative
Mater Res A. 2015;103(2):646-57. sensitivity in occlusal cavities restored with resin
4. Trushkowsky RD. Composite Resin: Fundamentals and composite--a randomized clinical trial. Oper Dent.
Direct Technique Restorations. Third Edit. (Aschheim 2009;34(6):648-55.
K, ed.). St. Louis: Elsevier Inc.; 2015:83-9. 24. Kamble S, Kandasamy B, Thillaigovindan R, Goyal N,
5. Perdigão J, Swift E, Walter R. Fundamental Concepts Talukdar P, Seal M. In vitro Comparative Evaluation of
of Enamel and Dentin Adhesion. In: Heymann H, Swift Tensile Bond Strength of 6th, 7th and 8th Generation
E, Ritter A, eds. Studervant’s Art and Science of Dentin Bonding Agents. J Inter Oral Heal.
2015;7(5):41-43.

12
JKGT VOL.2, NOMOR 1, JULY (2020) 8-13

25. Sofan E, Sofan A, Palaia G, Tenore G, Romeo U,


Migliau G. Classification review of dental adhesive
systems: from the IV generation to the universal type.
Ann Stomatol (Roma). 2017;8(1):1-17.
26. Trevor Burke FJ, Lawson A, Green DJB, Mackenzie L.
What’s new in dentine bonding?: Universal adhesives.
Dent Update. 2017;44(4):328-40.

13

Anda mungkin juga menyukai