Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh :
Andikha Yoram Imanuel Masadape NIM: 1801100
Segala puji saya haturkan kepada Allah SWT dan semoga hidayah dan
inayah selalu tercurahkan kepada saya sehinggah bisa menyelesaikan makalah ini.
Shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa umatnya dari alam yang tidak tahuan ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan. Saya berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah yang saya susun ini dapat berguna bagi
saya khususnya dan pembaca pada umumnya.
Adapun dalam penyususnan makalah ini terdapat berbagai kesalahan baik
dalam penulisan atau penempatan kata serta dalam mendefinisikan isi makalah.
Oleh karana itu kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Manado, 2021
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Variabel Independen Sistem Informasi.........................................................3
1. Pengertian..................................................................................................3
2. Peranan......................................................................................................3
3. Program-Program Yang Dirancang Dalam Sim Keperawatan..................3
B. Variabel Dependen integrated clinical pathway...........................................6
1. Definisi Integrated clinical pathway..........................................................6
2. Tujuan........................................................................................................7
3. Karakteristik..............................................................................................7
4. Penerapan ICP...........................................................................................8
5. Kelebihan...................................................................................................9
6. Kekurangan...............................................................................................9
BAB III ANALISA JURNAL................................................................................11
A. Analisa Jurnal Berdasarkan PICOT............................................................11
BAB IV PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk
meningkatkan kinerja serta mampu merumuskan kebijakan-kebijakan strategis
antara lain efisiensi dari dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus
mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif,
inovatif, efektif, efisien,menguntungkan juga tanggap terhadap perkembangan
IPTEK termasuk teknologi informasi. Teknologi ini disebut sistem informasi
manajemen yang pada pelaksanaannya terintegrasi dengan clinical pathway.
Dalam formulasi clinical pathway terdiri dari tindakan multidisiplin dan salah
satunya bidang keperawatan. Upaya realisasi penerapan clinical pathway dan
mengintegrasikannya dengan system informasi manajemen menjadi solusi bagi
proses pencatatan yang menyita waktu dan banyaknya dokumentasi yang harus
ditulis (paperbased documentation)\
Rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
mengalami perubahan orientasi nilai dan pemikiran. Untuk dapat bertahan
hidup dan berkembang di dalam lingkungan yang cepat berubah dan
kompetitif, rumah sakit harus mengubah paradigma pengelolaan rumah sakit ke
arah sudut pandang konsumen. Pendekatan mutu pelayanan dan kepuasan
pelanggan menjadi salah satu strategi penting yang tidak bisa diabaikan
(Suryani, 2008). Berbagai fakta menunjukkan adanya masalah serius dalam
mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena belum
adanya sistem pengendali mutu yang terbaik yang dapat diterapkan.
Pemahaman secara lebih mendalam tentang good governance merupakan salah
satu upaya terhadap perwujudan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu
(Azwar, 2009). Filosofi dari manajemen mutu menyebutkan bahwa cara paling
efektif dalam meningkatkan mutu adalah dengan mengurangi variasi (Cheah,
2000), namun variasi dalam tindakan medis untuk kondisi klinis yang sama
dipengaruhi oleh banyak hal, adanya perubahan kondisi klinis, kompleksitas
masalah klinis, perbedaan sumber daya institusi, dan kemampuan pasien
merupakan penyebab munculnya variasi medis. Integrated Care Pathway (ICP)
1
atau ClinicalPathway dikenal sebagai salah satu upaya atau instrument yang
dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan dengan mencegah
adanya variasi pelayanan yang tidak perlu (Ns, Yasman, & Kep, 2012)
Peranan Sistem Informasi Manajemen di dalam keperawatan adalah untuk
mendukung segala aspek dari praktik keperawatan itu sendiri. Termasuk di
dalamnya pemberian asuhan keperawatan,pendidikan, penelitian, dan
manajemen (McHaney, 2008). Clinical pathway merupakan perangkat
koordinasi dan komunikasi bagi para petugas yang terlibat dalam tatalaksana
pasien yang sama.Clinical pathway merupakan perangkat bantu untuk
penerapan standar pelayanan medik (evidence based clinical practice
guideline). Sitorus mengutip pernyataan Muller et al (2008) bahwa penerapan
clinical pathways merupakan sebuah pendekatan yang dapat digunakan dalam
rasionalisasi biaya tanpa mengurangi mutu. Metode ini merupakan model
manajemen pelayanan kesehatan yang telah banyak diterapkan rumah sakit di
berbagai belahan dunia. Pada tahun 2003 dilaporkan bahwa sebanyak 80%
rumah sakit di Amerika Serikat telah menerapkan clinical pathways (Sitorus,
2011). Care pathways merupakan “the heart of quality and patient safety”. Care
pathways menjadi sangat penting sebagai petunjuk “multidisciplinary teams” –
termasuk klinikan, para manajer dan pasien sampai pada tingkatan pelaksanaan
sehari-hari (Olsson, Hansson, & Ekman, 2009)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang akan dibahas
pada makalah ini ialah apakah ada pengembangan sistem informasi manajemen
keperawatan dengan integrated clinical pathway untuk meningkatkan kualitas
pelayanan
C. Tujuan
Untuk mengetahui apakah ada pengembangan sistem informasi
manajemen keperawatan dengan integrated clinical pathway untuk
meningkatkan kualitas
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Variabel Independen Sistem Informasi
1. Pengertian
2. Peranan
3
b. Standart Operating Procedure (SOP)
Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan
perawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP
merupakan aktifitas detail dari NIC.
c. Discharge Planning
Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat
perawatan setelah pasien dirawat darii rumah sakit. Dalam sistem,
discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat tinggal print
out yang selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan pasien pulang
d. Jadwal dinas perawat
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer,
sehingga penanggung jawab ruang tinggal melakukan print.
e. Penghitungan angka kredit perawat.
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka
kredit, dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian
dengan tenaga perawat. Disamping itu, kesempatan perawat untuk
menghitung angka kredit sangat sedikit. Sehingga penghitungan angka
kredit banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam
SIM Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat
sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses harian, mingguan atau
bulanan..
f. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.
Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input
perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk
pembuatan standar asuhan keperawatan.
g. Daftar NIC terbanyak
Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-
masing diagnosa keperawatan yang ada.
h. Laporan Implementasi
Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada
satu periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien.
Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif tentang kebutuhan
4
pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat dijadikan
alat bantu operan shift.
i. Laporan statistik
Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman
keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang
tersebut.
j. Resume Perawatan
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus
dicantumkan dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk
melihat secara global pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya, jika
pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan
dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam
data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan.
k. Daftar SAK
Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance
based nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar
asuhan keperawatan yang ada. Namun karena dokumen yang tidak
lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia. Dalam
sistem informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari
sistem yang telah dibuat.
l. Presentasi Kasus On Line
Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses
dalam ruangconverence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat
dapat dilakukan on line ketika pasien masih di rawat
m. Mengetahui Jasa Perawat
Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat
mengetahui jasa tindakan yang dilakukannya.
n. Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat
Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula masing-masing perawat
telah melakukan aktifitas keperawatan apa
o. Laporan Shift
5
Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan
yang akan dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan
dilaporkan pada masing-masing pasien.
p. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat
Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN
atau Kepala Ruang sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui
apakah seorang pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi atau belum
6
perawatan, alur kritis, alur perawatan terintegrasi atau peta perawatan), adalah
salah satu perangkat utama yang digunakan untuk mengelola kualitas
pelayanan kesehatan mengenai standardisasi proses perawatan (Ns et al., 2012)
4. Tujuan
5. Karakteristik
7
mendocumentasikan, monitoring, dan evaluasi dari perbedaan dan outcomes/
hasil,mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki.
6. Penerapan ICP
8
ICP.Tujuan komunikasi dan pendidikan adalah untuk memastikan
bahwa pesan yang tepat disampaikan kepada orang-orang yang tepat,
dengan cara dantempat yang tepat.
h. Review ICP secara teratur Ketika meninjau ulang (mereview) ICP
harus difokuskan kepada 3 pertanyan utama yaitu:
1) Penyelesaian ICP Apakah ICP digunakan pada kasus yang tepat?
Apakah ada informasi yanghilang? Apakah staf memerlukan
catatan sampingan yang tidak ada dalamICP?
2) Jenis variasi yang dicatat Apakah variasi yang ada dicatat? Apakah
staf paham bagaimana mencatat variasi tersebut?
3) Kepuasan staf Dapat dilakukan menggunakan kuesioner, tren apa
yang terlihat?
7. Kelebihan
8. Kekurangan
9
Penggunaan ICP Selain mempunyai kelebihan dalam penggunaan ICP,
perlu dicermati juga kekurangan yang ditemui dalam penerapan format
ICP ini, antara lain sebagai berikut:
a. Dokumentasi ICP ini membutuhkan waktu yang relative lama dalam
pembentukan dan pengembangannya.
b. Tidak terlihat proses keperawatan secara jelas karena harus
menyesuaikan dengan tahap perencanan medis, pengobatan, dan
pemeriksaan penunjang lainnya.
c. Format dokumentasi hanya digunakan untuk masalah spesifik, contoh
format ICP untuk bedah tulang tidak dapat digunakan untuk unit bedah
syaraf. Sehingga akan banyak sekali format yang harus dihasilkan
untuk seluruh pelayanan yang tersedia
10
BAB III
ANALISA JURNAL
A. Analisa Jurnal Berdasarkan PICOT
11
sistematis dalam suatu organisasi penyelenggara pelayanan
kesehatan ( rumah sakit) yang efisien.
O (Out Come) Clinical pathway dapat digunakan untuk memberikan
pelayanan keperawatan professional, dengan menghemat
waktu dan tenaga. Banyak rumah sakit telah memiliki
format perencanaan tindakan medis harian, format ini
disusun untuk tujuan rencana tindakan medis yang akan
diberikan kepada pasien secara periodik harian,
pengisiannya dilakukan oleh dokter residen dengan
supervisi dokter spesialis memberikan evaluasi terhadap
praktek yangdilakukan
T (Time) Pada jurnal ini tidak dijelaskan berapa lama waktu
penelitian di laksanakan
BAB IV
PENUTUP
12
A. Kesimpulan
E. Saran
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi supervisi kepala ruangan
perawat pelaksana melalui pelatihan khusus terkait dengan pemberian
clinical pathway agar dapat digunakan untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang profesional
DAFTAR PUSTAKA
13
Maria Yulita Meo. (2015). PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN KEPERAWATAN, Volume 3, No. 1 48-55.
14