Modul 1
Memahami PAUD HI
Penyusun:
2021
1
LEMBAR IDENTITAS
Penyusun:
Kontributor:
Perancang Pelatihan:
2021
2
KATA PENGANTAR
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dan bekerja sama dalam penyusunan Paket Pelatihan
SEAMEO CECCEP. Semoga cita-cita kita dalam mewujudkan PAUD dan
Parenting yang berkualitas di Asia Tenggara dapat tercapai dengan lebih
cepat.
3
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL 1
LEMBAR IDENTITAS 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
STANDAR KOMPETENSI 6
KOMPETENSI DASAR 6
POKOK MATERI/URAIAN 6
RANGKUMAN 14
LATIHAN 15
TUGAS 16
REFERENSI 18
4
Panduan Penggunaan Modul
10. Peserta diklat terlatih untuk lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan.
5
Setiap diklat terdiri atas materi-materi diklat yang dapat Anda baca, baik
secara online maupun offline dengan mengunduhnya terlebih dahulu.
Beberapa diklat mensyaratkan Anda untuk melakukan pre test dan post test.
Aktivitas-aktivitas yang ada di setiap diklat ini terdiri atas kuis, penugasan,
dan ujian akhir.
Materi-materi diklat dapat Anda unduh jika Anda ingin membacanya secara
offline. Lalu, klik materi yang ingin Anda unduh. Format materi diklat dapat
berupa file PDF atau file Word (Docx). Cara unduh materi akan berbeda-
beda bergantung dari pengaturan sistem pada komputer/laptop Anda.
Kompetensi Dasar
Pokok Materi/Uraian
6
Untuk menciptakan anak yang berkualitas, mereka perlu dibina sejak
usia dini. Kualitas anak yang baik tidak semata-mata hanya mementingkan
segi akademiknya saja. Namun, faktor lainnya pun perlu dikuatkan untuk
anak, seperti bahasa, agama, sosial, seni, budaya, dan lainnya yang tentunya
biasa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tahap
pengimplementasian awal dapat dilakukan oleh orang tua, salah satunya
dengan mengikutsertakan anak ke satuan PAUD.
1. Kurangnya pemahaman orang tua terhadap pola asuh anak yang benar;
Persoalan yang demikian itu tentu perlu diantisipasi agar anak tidak
dirugikan. Oleh karena itu, untuk menunjang aktivitas belajar anak-anak
usia dini yang lebih kondusif dan efektif, pemerintah merasa perlu untuk
melembagakan pendidikan ini secara formal. Awalnya, pada tahun 1960-an
mulai didirikan TK yang berstatus negeri di bawah Kemendikbud.
Selanjutnya, pada tahun 1988, Departemen Kesehatan berupaya
mengembangkan anak usia dini melalui program Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak (DDTKA). Kemudian, pada tahun 1999-an, pemerintah
membentuk Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di bawah
Departemen Pendidikan Nasional. Saat itulah, upaya PAUD mulai
berkembang dan mendapat respons yang positif dari masyarakat.
7
Seiring berkembangnya waktu, keberadaan PAUD semakin diminati
oleh orang tua dan masyarakat. Dengan begitu, kebutuhan ke-PAUD-an juga
akan meningkat dan bertambah. Namun, peningkatan kebutuhan tersebut
belum dapat dipenuhi secara keseluruhan, baik oleh lembaga penyelenggara
maupun pemerintah selaku pemangku kebijakan. Berdasarkan hal tersebut,
kebutuhan PAUD yang masih belum tercapai adalah sebagai berikut.
8
antaranya ada yang berupa undang-undang, perpres, dan peraturan menteri.
Untuk lebih jelas mengenai landasan hukum tersebut, berikut ini adalah
rinciannya.
Pasal 3 berisi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Pasal 28 berisi:
“Penyelenggaraan PAUD dapat dilakukan melalui tiga hal, yakni
1. pendidikan formal, seperti pada Taman Kanak-Kanak (TK),
Raudatul Athfal (RA), atau sederajat;
2. pendidikan nonformal, seperti Kelompok Bermain (KB), Taman
Penitipan Anak (TPA), atau sederajat;
3. pendidikan informal, yakni berbentuk pendidikan keluarga atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.”
Pasal 4 berisi:
“Arah kebijakan PAUD HI dilakukan melalui
1. Peningkatan akses, pemerataan, dan berkesinambungan serta
kelengkapan jenis pelayanan PAUD HI;
2. Peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan PAUD HI;
3. Peningkatan koordinasi dan kerja sama lintas sektor serta
kemitraan antarinstitusi pemerintah, lembaga penyelenggara
layanan, dan organisasi terkait, baik lokal, nasional, maupun
internasional;
4. Penguatan kelembagaan dan dasar hukum, serta pelibatan
masyarakat termasuk dunia usaha dan media massa dalam
penyelenggaraan pelayanan PAUD HI.”
9
“Yang termasuk satuan PAUD adalah
10
Dengan adanya landasan hukum tersebut, penyelenggaraan PAUD berbasis
PAUD HI diharapkan tidak lagi mengalami hambatan. Di samping itu,
landasan hukum juga memberikan arah yang jelas terhadap pengembangan
satuan PAUD di Indonesia. Para penyelenggara, pendidik, dan siswa PAUD
harus konsisten dalam melaksanakan konsep dan program PAUD HI sesuai
peraturan yang telah disebutkan di atas. Dengan begitu,
pengimplementasian PAUD HI akan tercapai dengan baik sesuai harapan
semua pihak.
PAUD HI itu sendiri adalah konsep yang lebih menekankan pada aspek
layanan yang menyeluruh dan tergabung dalam lintas sektor. Pemaknaan
pendidikan holistik dalam konteks PAUD HI adalah penanganan anak usia
dini secara utuh/menyeluruh yang menyangkut layanan pendidikan, gizi
seimbang, kesehatan, pengasuhan, dan perlindungan. Di samping itu,
pendidikan integratifnya adalah penanganan anak usia dini yang dilakukan
secara terpadu oleh berbagai pemangku kepentingan di tingkat masyarakat
dan pemerintah. Jadi, holistik dan integratif adalah pendekatan yang
memerlukan kesinambungan terpadu dan keselarasan layanan bagi anak
usia dini.
11
esensial anak yang beragam dan saling berkait secara simultan sistematis.
Adapun pengertian lanjutan, PAUD HI adalah program layanan intervensi
bagi anak usia dini dengan menyelenggarakan satuan PAUD untuk melayani
kebutuhan dasar anak secara simultan dan sistematis dalam pembinaan,
penyelenggaraan, dan pengelolaannya yang dilakukan secara terpadu dan
terkoordinasi (Hajati, 2018).
Dalam penyelenggaraan PAUD HI, hal itu tentu harus didasari pada
konsep dan tujuan yang jelas. Hal ini dilakukan agar kegiatan dan program
tersebut memiliki target dan pencapaian yang benar. Berikut ini adalah hal-
hal yang menjadi tujuan penerapan PAUD HI di lingkungan satuan
pendidikan tingkat usia dini.
Berdasarkan tujuan tersebut, secara rinci dapat dibedakan menjadi dua hal,
yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum, terselenggarakannya
PAUD HI adalah untuk mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas,
12
ceria, dan berakhlak mulia. Sementara itu, tujuan khususnya adalah
terlindunginya anak dari segala bentuk kekerasan, penelantaran, perlakuan
yang salah, dan eksploitasi di mana pun anak berada. Tujuan lain dari PAUD
HI adalah memberi kemudahan bagi semua anak Indonesia untuk dapat
mengakses jenjang PAUD (Siagian and Adriany, 2020). Oleh sebab itu,
pelaksanaan PAUD HI harus serius dilaksanakan secara simultan,
sistematis, menyeluruh, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk
menciptakan masa depan anak yang berkualitas dan kompetitif.
13
Rangkuman:
14
Dengan begitu, terselenggarakannya PAUD HI secara umum adalah untuk
mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak
mulia. Sementara itu, tujuan khususnya adalah terlindunginya anak dari
segala bentuk kekerasan, penelantaran, perlakuan yang salah, dan
eksploitasi di mana pun anak berada. Oleh sebab itu, pelaksanaan PAUD HI
harus serius dilaksanakan secara simultan, sistematis, menyeluruh,
terintegrasi, dan berkesinambungan untuk menciptakan masa depan anak
yang lebih berkualitas dan kompetitif.
Latihan
15
TUGAS
1.
KEGIATAN 1
Kompentensi Dasar : Memahami latar
belakang kemunculan PAUD HI di Indonesia
Waktu : 2 x 60 menit
Kegiatan :
2. KEGIATAN 2
Kompentensi Dasar : Memahami pengetahuan tentang
sumber dan dasar hukum keberadaan PAUD HI
Waktu : 2 x 60 menit
Kegiatan :
16
3.
KEGIATAN 3
Kompentensi Dasar : Memahami konsep dan
definisi yang berkaitan tentang PAUD HI
Waktu : 2 x 60 menit
Kegiatan :
4.
KEGIATAN 4
Kompentensi Dasar : Memahami apa saja tujuan keberadaan PAUD HI
Waktu : 2 x 60 menit
Kegiatan :
17
Referensi
Pdf Permendikbud No. 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD
18
19