Aliran Dan Pilar
Aliran Dan Pilar
1. Nativisme
Istilah nativisme berasal dari kata natie yang artinya adalah terlahir. Aliran Nativisme bertolak
dari Leibnitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor
lingkungan, termasuk faktor prndidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak
kelahiran.Lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak.
2. Empirisme
Aliran Empirisme atau aliran yang berdasarkan pada pengalaman bertolak dari Lockean
Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam perkmbangan manusia, dan
menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan
pembawaan tidak dipentingkan.
Contoh penerapannya:
1. ada dua anak lahir kembar, dan dari kecil mereka dipisahkan dan dibesarkan pada
lingkungan yang berbeda.Satu dari mereka dididik oleh keluarga yang kaya raya dan
disekolahkan di sekolah modern, dan yang satu dididik oleh keluarga miskin di sebuah desa.
Ternyata pertumbuhannya tidak sama.
2.Suatu keluarga yang kaya raya ingin memaksa anaknya menjadi pelukis. segala alat dibelikan
dan pendidik ahli didatangkan. Akan tetapi gagal, karena bakat melukis pada anak itu tidak ada.
Akibatnya dalam diri anak terjadi konflik, pendidikan mengalami kesukaran dan hasinya tidak
optimal.
3. Konvergensi
bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pemba
waan baik maupun pembawaan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjunya akan
dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan
penting.
Contoh penerapannya:
Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata.Pada anak
manusia ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungannya, anak berbicara dalam
bahasa tertentu.Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan pembawaan
bahasanya. Karena itu tiap anak manusia mula-mula menggunakan bahasa lingkungannya,
misalnya bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Indonesia, dan sebagainya. Kemampuan satu anak
dengan anak yang lain (yang tinggal dalam lingkungan yang sama) untuk mempelajari bahasa
mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan
perbedaan situasi lingkungan, biarpun lingkungan anak-anak tersebut menggunakan bahasa
yang sama.
4. Naturalisme
aliran ini berpendapat bahwa hakikatnya semua anak sejak dilahirkan adalah baik. Bagaimana
hasil perkembangannya sangat ditentukan oleh pendidikan yang diterimanya atu yang
mempengaruhinya. Jika pengaruh atau pendidikan itu baik, maka akan menjadi baiklah ia, akan
tetapi jika pengaruh itu jelek, maka akan jelek pula hasilnya.
Contoh penerapannya:
di keluarga itu orang tua membiarkan anak bermain lari-larian, tanpa dilarang. Jika ia terjatuh,
baru diberi pemahaman bahwa resiko bermain lari-larian adalah jatuh.
PILAR PENDIDIKAN
Nilai dalam keluarga
1. Learning To Know
Contoh penerapan nilai baik:
Orang tua membebaskan anaknya untuk mampu mengembangkan ilmu, merespon sumber
informasi baru dan memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran dimanfaatkan sekiranya
untuk dirinya sendiri.
2. Learning To Do
Seorang anak dilatih oleh oarng tua nya untuk melakukan sesuatu dalam situasi nyata yang
menekankan pada penugasan keterampilan, seperti berkenaan dengan kompetisi.
3. Learning To Be
Di dalam keluarga sebagai petunjuk arah bagi anak dengan membiasakan mampu bertindak
mandiri, membuat pertimbangan dan rasa tanggung jawab yang besar untuk membentuk jati
dirinya sendiri dalam menghadapi perkembanga zaman.
ASAS PENDIDIKAN
Nilai dalam Keluarga
LANDASAN PENDIDIKAN
Nilai dalam keluarga
1. Landasan Fisiologi
2. Landasan Sosiologi
a) Diadakannya kegiatan gotong royong membersihkan rumah.
b) Diadakannya jadwal membersihkan rumah dalam bentuk kelompok yang juga mengajarkan
gotong royong dan kerjasama kepada siswa.
3. Landasan Kultural
Orang tua harus memberi pengarahan kepada anak baik dan buruk nya pergaulan agar tidak
terjrumus akan hal-hal negative.
4. Landasan Psikologi
a) Adanya bimbingan dari orang tua dalam menyelesaikan masalah anak
b) Adanya penghargaan untuk anak yang berprestasi.
5. Landasan IPTEK
a) Orang tua sebagai penyedia system pembelajaran karena sekarang dengan adanya
kemajuan teknologi, proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru,
tetapi bisa juga menggunakan jasa pos Internet dan lain-lain.
6. Landasan Agama
Keluarga memberi pengetahuan tentang agama sedini mungkin untuk mendidik akhlak anak dan
membiasakan anak untuk selalu berbagi dengan sesama.
7. Landasan Sosial Budaya
Untuk mencapai tujuan perkembangan anak dalam aspek sosial-personal, keluarga
membebaskan anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan agar dapat meningkatkan proses
sosialisasi anak, antara lain metode reward and punishment.
8.