Makalah Hakikat Ilmu Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

HAKIKAT ILMU PENDIDIKAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan


Pendidikan
20
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Hakikat Ilmu Pendidikan”. Penyusunan makalah ini di peruntukan demi
memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah ikut serta berpartisipasi dan meberikan dukungannya dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena
keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu kami
memohon maaf apabila dalam penulisan dan pengerjaan makalah ini terdapat
kesalahan atau ketidaksempurnaan. Kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun sebagai bahan perbaikan dimasa yang akan datang.

Kamis, 02 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1. Definisi Ilmu Pendidikan...........................................................................3
2.2. Unsur Ilmu Pendidikan..............................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
3.1. Kesimpulan..............................................................................................10
3.2. Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan


bermasyarakat, karena dalam bermasyarakat, kita tidak hanya harus pandai
berbicara melainkan kita juga harus mampu berperilaku baik kepada orang
yang lebih tua maupun kepada orang yang lebih muda. Sebagai calon tenaga
pengajar, diperlukan pengetahuan tentang definisi ilmu pendidikan itu sendiri
sebagai pedoman dalam membimbing peserta didik secara sistematis.
Didukung dengan adanya unsur-unsur filsafat ilmu sebagai landasan berpikir
agar kita terbuka dengan berbagai pertanyaan tentang ilmu namun tetap
mempertimbangkan kaidah dan norma yang berlaku. Karena pada dasarnya
pendidikan itu merupakan ilmu yang berkaitan dengan proses cara berpikir,
berperasaan, dan berperilaku seseorang, kita harus bisa memahami dengan
benar apa itu definisi dan unsur-unsur dari ilmu pendidikan maupun
pendidikan itu sendiri agar kita bisa lebih bertanggung jawab dalam
menjalaninya.

Untuk bisa memahami hal tersebut diperlukan yang namanya definisi,


tanpa adanya definisi kita tidak akan mengerti apa itu ilmu pendidikan,
karena definisi merupakan bentuk dari perumusan yang dibuat untuk
menjelaskan secara singkat tentang suatu hal agar lebih mudah untuk
dipahami, tanpa adanya penjelasan tersebut kita akan lebih sulit untuk
memahaminya.

Selain definisi penting juga untuk mengetahui unsur unsur yang


terdapat didalamnya, karena unsur sendiri bisa dibilang sebagai suatu fondasi
untuk bisa membangun penjelasan tersebut, tanpa mengetahui unsur unsur
dari hal tersebut kita tidak akan bisa memberikan penjelasan tentang suatu hal
kepada orang lain.

1
Oleh karenanya penting bagi kita untuk memahami tidak hanya
definisi saja melainkan unsur karena 2 hal tersebut saling berkaitan, tanpa
adanya unsur dalam pendidikan akan sulit bagi kita untuk menjelasan definisi
dari ilmu pendidikan dan juga pendidikan itu sendiri.

1.2 Rumusan masalah


1. apa definisi dari ilmu pendidikan dan pendidikan ?
2. apa saja unsur unsur yang terdapat di dalam ilmu pendidikan ?
3. apakah ilmu pendidikan dan pendidikan saling berkaitan ?

1.3 Tujuan pembahasan


Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk memberitahukan kepada
para pelajar apa sebenernya definisi dari ilmu pendidikan dan pendidikan,
unsur unsur yang terdapat di dalam pendidikan dan ilmu pendidikan, dan
keterkaitan antara pendidikan dengan ilmu pendidikan itu sendiri. Dan agar
para pelajar bisa lebih memahami dengan benar apa itu ilmu pendidikan dan
pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ilmu Pendidikan

Pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai suatu metode untuk


mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan
dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.

Ilmu secara umum dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang


sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan)
itu.

Ilmu pendidikan secara umum adalah suatu kumpulan ilmu


pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan memiliki metode-metode
tertentu yang ilmiah untuk menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala
perbuatan bantuan atau didikan yang diberikan oleh orang “dewasa” kepada
orang yang “belum dewasa” untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka
mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna bagi dirinya,
masyarakat dan Pencipta-Nya.

Ilmu Pendidikan atau Paedagogiek, berasal dari kata bahasa Yunani


Pedagogues, dan dalam bahasa Latin Paedagogus, yang berarti pemuda yang
bertugas mengantar anak ke sekolah serta menjaga anak itu untuk bertingkah
laku susila dan berdisiplin. Istilah itu lalu digunakan untuk pendidik
(pedagog) dan kemudian berkembang menjadi pedagogi perbuatan mendidik,
paedagogiek untuk i1mu pendidikan.

Ada beberapa definisi tentang ilmu pendidikan:

3
Menurut Prof. DR. M.J. Langeveld, Paedagogiek atau Ilmu
Pendidikan adalah suatu ilmu yang bukan saja menelaah obyeknya untuk
mengetahui betapa keadaan atau hakiki obyek itu, melainkan mempelajari
pula betapa hendaknya bertindak.

Menurut Prof. Brodjonegoro dan Drs. Soetedjo, Ilmu Pendidikan atau


Paedagogiek adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Dalam
arti yang luas paedagogiek adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-
soal yang timbul dalam praktek pendidikan.

Menurut DR. Sutari Imam Barnadib, Ilmu Pendidikan mempelajari


suasana dan proses-proses pendidikan. Ilmu yang membicarakan masalah-
masalah umum pendidikan secara menyeluruh dan abstrak. Paedagogiek
selain bersifat teoritis juga bersifat praktis. Untuk teoritis, diutamakan hal-hal
yang bersifat normatif, yaitu menunjukkan standar nilai tertentu. Sedangkan
praktis, menunjuk bagaimana pendidikan harus dilaksanakan.

Menurut Prof. DR. N. Driyarkara, Ilmu Pendidikan adalah pemikiran


ilmiah (pemikiran yang bersifat kritis, metodis dan sistematis) tentang realitas
yang kita sebut Pendidikan (mendidik dan didik). Kritis berarti bahwa orang
tidak menerima saja apa yang ditangkap atau muncul dalam benaknya, tetapi
semua pernyataan, semua afirmasi harus mempunyai dasar yang kuat. Orang
yang bersikap kritis, ingin mengerti betulbetul (tidak hanya membeo), ingin
mengalami sesuatu dengan seluk-beluknya dan dasar-dasarnya. Metodis
berarti bahwa dalam proses berpikir dan menyelidiki orang menggunakan
suatu cara tertentu. Sistematis berarti bahwa pemikir ilmiah itu dalam
prosesnya dijiwai oleh suatu ide yang menyeluruh dan menyatukan, 39
sehingga pikiran-pikiran dan pendapat-pendapat tidak tanpa hubungan,
melainkan merupakan kesatuan.

John Dewey mengartikan pendidikan sebagai proses pembentukan


kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional dalam
hubungannya dengan alam dan sesama manusia.

4
J. Rousseau mendefinisikan pendidikan sebagai suatu proses
pembekalan yang belum kita miliki ketika masa kanak-kanak namun kita
butuhkan ketika dewasa.

Melihat dari beberapa definisi di atas, jelaslah bahwa iImu pendidikan


itu sendiri tidak dapat dilepaskan dari makna pendidikan. Oleh karena itu
pula, ilmu pendidikan dapat diartikan sebagai ilmu tentang pendidikan.
Langeveld misalnya menyebut iImu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
yang praktis karena ilmu itu membicarakan perbuatan atau tingkah laku
manusia secara khusus, yaitu perbuatan mendidik, meskipun di dalamnya
terdapat banyak pembahasan mengenai hal-hal yang bersifat teoretis.

Pembahasan tentang pendidikan dan ilmu pendidikan menyangkut


ikhwal hakikat manusia yang menjelaskan kedudukan peserta didik dan
pendidik dalam interaksi pendidikan. Untuk pelaksanaannya dalam
pendidikan sangat bergantung kepada keyakinan ahli ilmu pendidikan yang
bersangkutan.

Paedagogiek Teoretis dan Paedagogiek Praktis

Ilmu Pendidikan (Paedagogiek) merupakan ilmu pengetahuan terapan


(praktis) mengenai perbuatan manusia, mendidik dan dididik, dan mempunyai
dua segi: teoretis dan praktis. Oleh karena itu, dibedakan menjadi pedagogik
teoretis dan pedagogik praktis.

Paedagodiek Teoretis tertuju pada penyusunan persoalan dan


pengetahuan sekitar pendidikan secara ilmiah, bergerak dari praktek ke
penyusunan teod dan penyusunan sistem pendidikan; dalam hal ini latar
belakang filsafat pun termasuk dalam pendidikan teoretis. Pedagogik Teoretis
mendorong orang untuk melakukan perbuatan mendidik sebaik mungkin,
demi keberhasilan dan kemajuan pendidikan. Dengan demikian, antara
pendidik dan peserta didik harus aktif belajar; yaitu menyadari benar segala
perbuatannya, mengetahui dengan tepat apa yang diinginkan, dan tujuan apa
yang mau dicapai dengan pendidikan serta kegiatan belajar mengajar.

5
Langeveld menyebut iImu· mendidik teoretis sebagai iImu
pengetahuan praktis normatif. Sebab, pada paedagogiek teoretis momen-
momen normatif dan nilai etis tidak bisa dilepaskan dari momen praktis. Jadi,
ada pengerahan pada tujuan-tujuan yang etis, bagaimana pendidikan itu
seharusnya dilakukan, dan apa yang ingin dicapainya.

Berkaitan dengan uraian di atas, pengertian manusia sebagai animal


educandum itu mencakup perbuatan humanisasi, yakni. upaya menjadikan
anak didik manusia, paripuma dan berbudaya. Oleh sebab itulah, maka
perbuatan mendidik dan pedagogik teoretis itu sifatnya kreatif dan normatif.

Karena menyangkut upaya membangun pribadi anak manusia sesuai


dengan norma dan ideal tertentu, maka. Paedagogiek Teoretis juga disebut
sebagai Antropologi Praktis Normatif; yakni ajaran mengenai manusia yang
secara rasional dan sistematis memberikan wawasan mengenai perilaku
pendidikan dan anak didik dalam proses pendidikan; dan bagaimana
seharusnya pendidikan itu dilakukan, mengikuti norma-norma tertentu.

Paedagogiek Praktis tertuju pada cara-cara bertindak, bergerak dalam


situasi pendidikan tertuju pada pelaksanaan realisasi cita-cita (ideal) yang
telah tersusun dalam paedagogiek teoretis. Dalam hal ini teori mendahului
praktek.

Ilmu pendidikan tidaklah hanya tertuju pada kajian teoretis, atau


hanya melakukan kegiatan ilmiah teoretis, tetapi juga berupaya melakukan
perbaikan dan pengembangan praktek-praktek pendidikan, terutama yang
berkenaan dengan praktek-praktek pendidikan formal, yaitu praktek-praktek
pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah. Praktek-praktek pendidikan
dan pengajaran mencakup perencanaan, pelaksanaan kurikulum, supervisi dan
evaluasi, selanjutnya pengembangan kurikulum tentulah tid'ak lepas dari
konsep-konsep mendasar mengenai apa pendidikan itu. Proses
berlangsungnya belajar mengajar, tentu tidak dapat mengabaikan
konsepkonsep dasar pendidikan. Semua kegiatan dari perencanaan program
sampai pada evaluasi kemajuan dan hasil belajar siswa serta pengembangan
kurikulum dan program, merupakan lapangan "kajian pedagogik praktis.

6
Sebagai ilmu murni, ilmu pendidikan adalah teoretis yang
mengandung konsep-konsep proposional yang harus selalu diuji pada
kenyataan-kenyataan yang empiris, atau melalui praktek-praktek pendidikan,
yang kemudian secara sistematis disusun teori yang baru, baik teori
penemuan baru ataupun pengembangan dari teori yang sudah ada. Kegiatan
tersebut menghasilkan paedagogiek sistematis.

Kegiatan pendidikan dan analisis situasi pendidikan bukanlah sesuatu


yang baru, melainkan sudah berlangsung lama. Kenyataan ini membuka
kesempatan untuk melakukan kajian historis yang akan menghasilkan
paedagogiek historis. Baik kajian sistematis maupun historis adalah teoretis.

Disebutkan di atas kita telah mengenal adanya pedagogik teoretis dan


pedagogik praktis. Jika keduanya dihubungkan, maka teori berguna untuk
menambah pemahaman, pengertian tentang pendidikan sekaligus mengoreksi
perbuatan mendidik demi perbaikan dan penyempurnaan cara-cara mendidik,
dan juga dari pendidik sendiri. Dengan demikian, teori dipakai untuk
menuntun praktek. Sebaliknya, praktek pendidikan menghasilkan penemuan
baru, dan digunakan untuk mengoreksi, memperbaiki, menyempurnakan
teori.

Ilmu pendidikan menurut saya sendiri.

Ilmu pendidikan adalah salah satu metode untuk mengembangkan atau


menggali suatu pengetahuan yang ada pada diri seseorang dengan melakukan
berbagai percobaan dan riset yang dilakukan.

2.2 Unsur-unsur Ilmu Pendidikan

Filsafat sendiri diartikan sebagai disiplin yang mempelajari objek-


objek kemanusiaan secara menyeluruh (komprehensif), merangkum,
spekulatif rasional, dan mendalam sampai ke akarnya (radiks), sehingga
diperoleh inti hakiki dari objek yang dipelajari. Filsafat dibutuhkan manusia
dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam berbagai
lapangan kehidupan manusia, termasuk masalah kehidupan dalam bidang

7
pendidikan. Jawaban hasil pemikiran filsafat bersifat sistematis, integral,
menyeluruh dan mendasar. Filsafat dalam mencari jawaban dilakukan dengan
cara ilmiah, objektif, memberikan pertanggungjawaban dengan berdasarkan
pada akal budi manusia, demikian halnya untuk menjawab persoalan-
persoalan manusia dalam bidang pendidikan, (Jalaludin, 2007: 125)

Terdapat 3 unsur ilmu pendidikan, ditinjau dari 3 cabang utama ilmu


filsafat, yaitu :

1. Metafisika (ontologi)
Ontologi adalah bagian filsafat paling umum, yang merupakan bagian
dari metafisika. Metafisika sendiri merupakan cabang filsafat yang
mempelajari penjelasan asal atau hakikat objek (fisik) di dunia. Metafisika
mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang meliputi segala realitas
dalam semua bentuknya, seperti pertanyaan akan eksistensi Tuhan, awal mula
alam semesta, dan sumber dari adanya realitas. Ilmu pendidikan membatasi
diri pada kajian yang bersifat empiris jika ditinjau dari segi ontologi. Objek
penelaah ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh
pancaindra manusia, hal-hal yang sudah berada di luar jangkauan manusia
tidak bisa dibuktikan secara metodologis dan empiris, sehingga tidak dibahas
oleh ilmu, sedangkan ilmu itu mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi
pada dunia empiris.

2. Epistemologi
Secara linguistik kata “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani
yaitu: “Episteme” yang berarti pengetahuan dan “Logos” berarti teori,
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan
lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta
pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Pengetahuan ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: cara
manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis
pengetahuan. Menurut epistemologi, setiap pengetahuan manusia merupakan
hasil dari pemeriksaan dan penyelidikan benda hingga akhirnya diketahui
manusia. Jacques Martain mengatakan, “ tujuan epistemologi bukanlah hal

8
yang utama untuk menjawab pertanyaan, apakah saya dapat tahu, tetapi untuk
menemukan syarat-syarat yang memungkinkan saya dapat tahu.” Sehingga
dapat disimpulkan bahwa epistemologi bertujuan menggali berbagai macam
sumber yang diperlukan untuk pengetahuan manusia.

3. Aksiologi
Menurut kamus bahasa Indonesia, aksiologi adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya
etika. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang
tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana manusia menggunakan
ilmu tersebut. Jadi hakikat yang ingin dicapai aksiologi adalah hakikat
manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan. Objek kajian aksiologi
adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu karena ilmu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral sehingga nilai kegunaan
ilmu itu dapat dirasakan oleh masyarakat. Dalam perkembangannya, ilmu
pengetahuan bagai pisau bermata dua yang dapat menimbulkan kemajuan
juga bencana bagi umat manusia. Oleh karena itu diperlukan aksiologi
sebagai pedoman etik dan moral suatu ilmu.

9
DAFTAR PUSTAKA

Serevina, Vina, dan Sri Matini Meilanie. 2019. Buku Ajar Landasan Ilmu
Pendidikan. Jakarta
Hendrowibowo, L. (1994). Kajian Ilmiah tentang Ilmu Pendidikan. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/86177-ID-kajian-ilmiah-tentang-ilmu-
pendidikan.pdf
Dardiri, A. (2005). Bahan Kuliah Semester Gasal Ilmu Pendidikan. Diakses dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/130936811/pendidikan/handout+-
+ILMU+PENDIDIKAN.pdf
Admin Padamu. (2016). Pengertian Ilmu Pendidikan dan Konsepnya. Diakses
pada 31 Agustus 2021, dari https://www.padamu.net/pengertian-ilmu-pendidikan-
dan-konsepnya
Sosiologis. (2018). Pengertian Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Diakses pada 31
Agustus 2021, dari https://sosiologis.com/pengertian-pendidikan
Hanurawan, F (2014). Filsafat Ilmu dalam Pendidikan. Diakses pada 31 Agustus
2021, dari http://fppsi.um.ac.id/?p=1632
Suminar, T. Tinjauan Filsafati (Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi)
Manajemen Pemebelajaran Berbasis Teori Sibernetik. Diakses pada, 31 Agustus
2021, dari
(https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/edukasi/article/viewFile/961/898
Amka. (2019). Filsafat Pendidikan. Sidoarjo: Nizamia Learning Center. Tersedia
dari (http://eprints.ulm.ac.id/6122/1/B2.%20Publikasi%20Buku%20Filsafat
%20Pendidikan.pdf

10
Universitas Krisnadwipayana. Metafisika. Dikses pada, 31 Agustus, dari
http://p2k.unkris.ac.id/id3/3065-2962/Metafisis_24536_p2k-unkris.html
Nuzulah, F, Moh Unis Yadri, Lailatul Fitria. Aksiologi Pendidikan menurut
Macam-macam Filsafat Dunia (Idealisme,, Realisme, Pragmatisme,
Eksistensialisme). Diakses pada, 31 Agustus 2021, dari
http://eprints.umsida.ac.id/573/1/aksiologi%20pendidikan.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai