KEWIRAUSAHAAN
Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur KITA panjatkan ke hadirat Allah Swt. serta tidak lupa kepada
junjungan besar Nabi Muhammad SAW, karena atas hidayah-Nya akhirnya kita dapat
bimbingan untuk menjalani hidup dengan lebih baik.
Pada kesempatan ini juga, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah
ini, terutama kepada:
1. Muh. Yushar, SE., MSc. selaku dosen pengampu Matakuliah Kewirausahaan.
2. orang tua yang selalu memberikan dukungan moral kepada penulis;
3. semua teman-teman di kampus yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, yang telah
banyak memberikan dorongan dan semangatnya, sekali lagi terima kasih untuk semuanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentu masih banyak yang
kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca yang budiman demi perbaikan makalah ini ke depannya. Akhir kata
semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………............................................ i
KATA PENGANTAR………………………………………….………............................. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………............................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………............................……… 4
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………............................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………….............................. 5
1.3 TUJUAN………………………………………………………............................ 5
1.4 MANFAAT…………………………………………………................................ 6
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................................... 7
2.1 PENGERTIAN KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP).......................................... 7
2.2 TEORI KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)………………….……………........
8
2.2.1 Teori Sifat / Ciri-ciri Kepemimpinan………………………………………. 8
2.2.2 Teori Perilaku Kepemimpinan……………………………………………... 9
2.2.3 Teori Kepemimpinan Situasional……………………….……………….... 10
2.3 FUNGSI KEPEMIMPINAN…………………………………………………….. 11
2.4 TIPOLOGI KEPEMIMPINAN…………………………………………………. 11
2.5 HAKEKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN…………………………….…… 13
2.6 PROSES KADERISASI………………………………………………………… 16
2.7 PERAN KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)…………………………………... 17
2.8 PERANAN PEMIMPIN DALAM MENGENDALIKAN KONFLIK............... 18
2.9 DUA BELAS KEBIASAAN YANG MENGARAHKAN DIRI SENDIRI
(PERSONAL LEADERSHIP)................................................................................ 22
2.10 STUDI KASUS……………………………………………………………….. 23
BAB 3 PENUTUP........................ ....................................................................................... 25
3.1 SIMPULAN..........................................................................................................
25
3.2 SARAN................................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 27
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pegertian dari kepemimpinan (leadership);
2. Mengetahui macam-macam dari teori kepemimpinan (leadership);
3. Mengetahui fungsi dari kepemimpinan (leadership);
4. Mengerti akan hakekat pengambilan keputusan;
5. Mengerti akan proses pengkaderisasian pemimpin selanjutnya;
6. Mengetahui peran-peran yang dilakukan oleh kepemimpinan (leadership;
7. Mengetahu upaya yang dilakukan pemimpin untuk mengendalikan suatu konflik yang
timbul;
8. Mengetahui factor-faktor pembangun jiwa personal leadership
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Memperluas wawasan masyarakat tentang seluk beluk kepemimpinan (leadership) dan
personal leadership;
2. Mengajak masyarakat agar memiliki jiwa kepeimpinan (leadership);
3. Memberikan gambaran konsep tentang kepemimpinan (leadership) guna sebagai acuan
referensi.
BAB 2
PEMBAHASAN
d. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan
perkembangan;
e. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau
menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Budaya dan Ideologi, intensitas konflik dari sumber ini sering dihasilkan sdari
perbedaan politik, sosial, agama dan budaya. Konflik ini juga timbul dikalangan
masyarakat karena perbedaan system nilai
Konvergensi ( gabungan ), dalam situasi tertentu sumber- sumber konflik itu
menjadi satu, sehingga menimbulkan kompleksitas konflik itu sendiri. Konflik
dapat diibaratkan seperti api ysng dapat membakar dan menjalar kemana- man dan
memusnahkan jika tidak ditangani secara baik. Proses pengendalian konflik itu
bermula dari persepsi tentang konflik itu sendiri, apa komponennya dan bersumber
dari mana, kemudian menuju ke tahap realisasi, penghindaran, intervensi,
pemilihan strategidan implementasidan evaluasi dampak yang ditimbulkan oleh
konflik.
Untuk dapat mengatasi konflik-konflik yang ada pemimpin dapat memberikan
kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya
tentang kondisi - kondisi penting yang diinginkan, yang menurut persepsi masing -
masing harus dipenuhi dengan pemanfaatan berbagai sumber daya dan dana yang
tersedia
Meminta satu pihak menempatkan diri pada posisi orang lain, dan
memberikan argumentasi kuat mengenai posisi tersebut. Kemudian posisi peran itu
dibalik, pihak yang tadinya mengajukan argumentasi yang mendukung suatu
gagasan seolah - olah menentangnya, dan sebaliknya pihak yang tadinya
menentang satu gagasan seolah- olah mendukungnya. Setelah itu tiap - tiap pihak
diberi kesempatan untuk melihat posisi oaring lain dari sudut pandang pihak lain.
Kewenangan pimpinan sebagai sumber kekuatan kelompok. Seorang manajer
yang bertugas memimpin suatu kelompok, untuk mengambil suatu keputusan, atau
memecahkan masalah secara efektif, perlu memiliki kemahiran menggunakan
kekuaasaan dan kewenangan yang melekat pada perannya.
Upaya Menghindari Konflik
Beberapa cara untuk mengatasi konflik menurut Nader and Todd, dalam salah
satu bukunya, The Disputing Process Law In Ten Societies, yaitu :
Bersabar ( Lumping ), yaitu suatu tindakan yang merujuk pada sikap yang
mengabaikan konflik begitu saja atau dengan kata lain isu- isu dalam
konflik itu mudah untuk diabaikan, meskipun hubungan dengan orang yang
berkonflik itu berlanjut, karena orang yang berkonflik kekurangan
informasi atau akses hukumnya tidak kuat;
Penghindaran ( Avoidance ), yaitu suatu tindakan yang dilakukan untuk
mengakhiri hubungannya dengan cara meninggalkan konflik, didasarkan
pada perhitungan bahwa konflik yang terjadi atau dibuat tidak memiliki
kekuatan secara sosial, ekonomi dan emosional;
Kekerasan atau paksaan ( Coercion ), yaitu suatu tindakan yang diambil
dalam mengataasi konflik jika dipandang bahwa dampak yang ditimbulkan
membahayakan;
Negosiasi ( Negotation ) ialah tindakan yang menyangkut pandangan
bahwa penyelesaian konflik dapat dilakukan oleh orang- orang yang
berkonflik secara bersama – sama tanpa melibatkan pihak ketiga.
Kelompok tidak mencari pencapaian solusi dan term satu aturan, tetapi
membuat aturan yang dapat mengorganisasikan hubungannya dengan pihak
lain;
Konsiliasi ( Conciliation ), yaitu tindakan untuk membawa semua yang
berkonflik kemeja perundingan. Konsiliator tidak perlu memeinkan secara
aktif satu bagian dari tahap negosiasi meskipun ia mungkin bisa
melakukannya dalam batas diminta oleh yang berkonflik. Konsiliator sering
menawarkan konstektual bagi adanya negosiasi dan bertindak sebagai
penengah;
Mediasi ( Mediation ), hal ini menyangkut pihak ketiga yang menangani/
membantu menyelesaikan konflik agar tercapai persetujuan;
Arbritasi ( Arbritation ), kedua belah pihak yang berkonflik setuju pada
keterlibatan pihak ketiga yang memiliki otoritas hokum dan mereka
sebelumnya harus setuju untuk menerima keputusannya;
Peradilan ( Adjudication ), hal ini merujuk pada intervensi pihak ketiga
yang berwenang untuk campur tangan dalam penyelesaian konflik, apakah
pihak- pihak yang berkonfllik itu menginginkan atau tidak.
Pendekatan berikut ini dapat digunakan sebagai kontribusi peran kepemimpinan
dalam mengendalikan/ menyelesaikan konflik :
Sanggup menyampaikan pokok masalah penyebab timbulnya konflik. Konflik tidak dapat
diselesaikan jika permasalahan pokoknya terisolasi. Konflik sangat tergantung pada
konteks dan setiap pihak yang terkait seharusnya memahami konteks tersebut.
Permasalahan menjadi jelas tidak berdasarkan asumsi, melainkan jika disampaikan dalam
pernyataan pasti.
Pendekatan dengan adanya konfrontasi dalam menyelesaikan konflik biasanya justru
mengarahkan orang untuk membentuk kubu. Untuk itu , bicarakan pokok permasalahan,
bukan siapa yang jadi penyebabnya.
Bersedia melatih diri untuk mendengarkan dan mempelajari perbedaan. Pada umumnya
kemauan mendengarkan sesuatu dibarengi dengan keinginan untuk memberi tanggapan.
Seharusnya kedua belah pihak berusaha untuk benar- benar saling mendengarkan
Sanggup mengajukan usul atau nasehat. Ajukan usul baru yang disadari oleh tujuan kedua
belah pihak dan dapat mengakomodasikan keduanya. Tawarkan juga kesediaan untuk
selalu dapat membantu perwujudan rencana- rencana tersebut
Meminimalisasi ketidakcocokan. Cari jalan tengah diantara kedua belah pihak yang sering
berbeda pandangan dan pendapat. Fokuslah pada persamaan dengan memppertimbangkan
perbedaan yang sifatnya tidak mendasar.
Dalam suatu organisasi, kerjasama yang kuat antara setiap anggota merupakan suatu
hal penting yang harus dimiliki agar terwujudnya tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena
itu kerjasama antara pimpinan dan bawahan perlu mendapat perhatian, agar pelaksanaan
aktivitas perusahaan berjalan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara gaya kepemimpinan
dan produktivitas kerja karyawan pada perusahaan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading
Company, Tbk.
Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis,
yaitu suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang
mempunyai hubungan erat dengan permasalahan yang akan diteliti dan dibandingkannya
dengan pengetahuan teori untuk merumuskan persoalan serta kemungkinan untuk mencari
pemecahannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner dan wawancara. Dan penelitian ini mengambil sample sebanyak tiga puluh orang
karyawan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk bagian produksi.
Pengukuran yang digunakan untuk membahas gaya kepemimpinan tersebut adalah yang
mengacu pada teori kepemimpinan Blake dan Mouton. Dimana pengukuran gaya
kepemimpinan tersebut berdasarkan pada: 1. Perhatian pimpinan terhadap manusia. 2.
Perhatian pimpinan terhadap tugas. Dilihat dari total nilai yang diperoleh menunjukkan
bahwa gaya kepemimpinan eksekutif. Sedangkan korelasi dengan menggunakan rank
spearman diperoleh sebesar 0,73. Hal ini menunjukkan bahwa antara variabel gaya
kepemimpinan dan variabel produktivitas kerja terdapat pengaruh positif yang kuat. Dan
koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 53,29 %. Ini berarti bahwa 53,29 % dari
produktivitas kerja dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan, sedangkan sisanya 46,71 %
dipengaruhi oleh faktor lainnya. Yang berarti hipotesis dapat diterima yaitu: Apabila gaya
kepemimpinan diterapkan sesuai dengan persepsi karyawan, maka produktivitas kerja
karyawan dapat meningkat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh
perusahaan sesuai dengan persepsi kerja dan dapat meningkatkan produktivitas kerja
karyawannya. Adapun saran yang diberikan penulis adalah agar perusahaan PT. Ultrajaya
Milk Industry and Trading Company, Tbk tetap mempertahankan gaya kepemimpinan yang
diterapkan yaitu gaya kepemimpinan eksekutif, karena gaya kepemimpinan tersebut sudah
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para karyawan, sehingga hal ini hubungan baik
antara pimpinan dan karyawan dapat terus terjalin dengan baik yang pada akhirnya akan
meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti
bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat)
dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader)
berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan kominikasi sehingga
orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dan setelah ditambah
akhiran “an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang mengepalai. Apabila dilrengkapi
dengan awalan “ke” menjadi “kepemimpinan” (leadership) berarti kemampuan dan
kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakuakan
tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi
awal struktur dan pusat proses kelompok (Inu Kencana, 2003). Jadi kepemimpinan adalah
aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu (Miftah, 1997).
Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara memimpinnya
menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga seorang pemimpin bertindak
sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan menganggap mereka itu sebagai
bawahannya dan merupakan alat atau mesin, tidak diperlakukan sebagaimana manusia.
Bawahan hanya menurut dan menjalankan perintah atasannya serta tidak boleh membantah,
karena pimpinan tidak mau menerima kritik, saran dan masukan. Tipe kepemimpinan
otokratis adalah kepemimpinan yang sama dengan tipe otoriter, yang mana dari
kepemimpinan ini, bawahan tidak berhak menyampaikan saran, pendapat, dan kritik. Dalam
kepemimpinan ini seorang pemimpin menganggap dirinya adalah segala-galanya yang
memiliki kekuasaan dan kewenangan atas anak buah sesuai dengan kehendaknya.
Kepemimpinan ini lebih identik dengan system satu orang yang berkuasa, yang
berhak menentukan kebijakan, berhak dalam mengambil keputusan terhadap suatu
permasalahan dalam organisasi. Kepemimpinan ini hanya dibatasi dengan undang-undang
saja.
3.2 SARAN
Sebaiknya dalam memimpin suatu organisasi kita tidak menggunakan tipe
kepemimpinan otokrasi karena tipe ini hanya berpusat kepada satu orang sehingga
komunikasi antara bawahan dan atasan tidak berjalan lancar. Sehingga dalam
kepemimpinanpun jarang sekali tipe ini berhasil untuk memajukan suatu organisasi atau
perusahaan, karena pemimpin dalam tipe ini hanya memperhatikan keputusannya sendiri,
tanpa mendengarkan saran dan kritik dari bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
James, Richard W. 2004. Personal Leadership. Cetakan 1. Diterjemahkan oleh: Kumala
Insiwi Suryo. Jakarta: Victory Jaya Abadi
Utami, Wiji. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan (Beserta Kasus-Kasus).
Edisi Revisi. Buku 2
Situs Internet
http://www.tugasku4u.com/2013/06/-kepemimpinan.html
http://www.scribd.com/doc/52329951/MANAJEMEN-KEPEMIMPINAN
http://teori-msdm.blogspot.com/2009/04/kepemimpinan-motivasi-kerja-dan-kinerja.html
http://njuntachi.blogspot.com/2012/03/peran-dan-gaya-kepemimpinan.html
http://repository.widyatama.ac.id/handle/10364/1084