Anda di halaman 1dari 13

MINI RISET

MK. PENGANTAR EKO. MIKRO


PRODI S1 ILMU
EKONOMI
EKONOMI - FE

SKOR NILAI:

MINI RISET
DAMPAK COVID-19 TERHADAP UMKM DAN KOPERASI
MATA KULIAH – PENGANTAR EKONOMI MIKRO

Dosen Pengampu: Faisal R. Dongoran, M. Si., Dr.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5
1. Anisa Sanas (7212540009)
2. Muhammad Bagas (7213540016)
3. Reneva Manurung (7213240016)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Berkah
dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
mini riset pengantar ekonomi mikro ini. Adap pun makalah ini telah penulis usa
hakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada penulis sehingga penulis dapat
memperbaiki makalah mini riset ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga pembaca makalah ini dapat
mengambil hikmah dan manfaat dari makalah ini sehingga dapat memberikan
inpirasi terhadap pembaca.

Medan, November 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat............................................................................2
BAB ll. KAJIAN PUSTAKA
2.2 Kajian Teoritis......................................................................................3
2.3 Kerangka Berpikir................................................................................4
BAB lll. METODELOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................5
3.2 Subjek Penelitian.................................................................................5
3.3 Metode Pengumpul Data....................................................................5
BAB lV. PEMBAHASAN
4.1 Penurunan Omset UMKM dan Koperasi...........................................6
4.2 Pengaruh Covid 19 Terhadap Barang................................................7
4.3 Pengaruh Covid 19 Terhadap Modal.................................................7
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan.........................................................................................9
5.2 Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom
pernapasan akut corona virus 2 (severe acute respiratory syndrome corona virus 2
atau SARS-CoV-2). Virus ini merupakan keluarga besar Corona virus yang dapat
menyerang hewan. Ketika menyerang manusia, Corona virus biasanya menyebabkan
penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory
Syndrome), dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). COVID-19 sendiri
merupakan corona virus jenis baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada
tahun 2019 (Ilmiyah, 2020; Hui, et al., 2020). Karena itu, Corona virus jenis baru ini
diberi nama Corona virus disease-2019 yang disingkat menjadi COVID-19. COVID-19
sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global yang
berlangsung sampai saat ini.

Salah satu dampak dari pandemi COVID-19 ialah UMKM di Indonesia,


berdasarkan data dari kementerian koperasi yang menggambarkan bahwa 1.785
koperasi dan 163.713 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdampak
pandemic virus corona (COVID-19). Kebanyakan koperasi yang terkena dampak
COVID-19 bergerak pada bidang kebutuhan sehari-hari, sedangkan sektor UMKM
yang paling terdampak yakni makanan dan minuman.

Kementerian Koperasi dan UMKM mengatakan bahwa koperasi yang bergerak


pada bidang jasa dan produksi juga paling terdampak pada pandemi COVID-19. Para
pengelola koperasi merasakan turunnya penjualan, kekurangan modal, dan
terhambatnya distribusi. Sementara itu sektor UMKM yang terguncang selama
pandemi COVID-19 selain daripada makanan dan minuman, juga adalah industri
kreatif dan pertanian.

B. Identifikasi Masalah
a) Penurunan omzet bagi para pelaku UMKM dan koperasi.
b) Pengaruh Covid-19 terhadap pendistribusian barang.
c) Pengaruh Covid-19 terhadap permodalan UMKM dan Koperasi
C. Tujuan dan Manfaat
a) Untuk mengetahui dampak Covid-19 terhadap omzet UMKM dan Koperasi.
b) Untuk mengetahui dampak Covid-19 terhadap pendistribusian barang.
c) Untuk mengetahui dampak Covid-19 terhadap permodalan UMKM dan
Koperasi
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan antara
tingkat produksi sesuatu barang dengan jumlah input produksi yang digunakan
untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Fungsi produksi
menunjukkan sifat hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi
yang dihasilkan. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor
produksi jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami
perubahan. Juga teknologi tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor
produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja (Sukirno, 2009).
Teori harga pasar merupakan teori ekonomi yang menerangkan perilaku
harga pasar barang-barang atau jasa-jasa individual. Isi teori harga pasar intinya
ialah harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif tinggi rendahnya
ditentukan oleh permintaan pasar dan penawaran pasar (Reksoprayitno, 2000).
Harga pasar suatau komoditi dan jumlah yang diperjualbelikan ditentukan
oleh permintaan dan penawaran dari komoditi tersebut. Dengan harga pasar
dimaksudkan harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Analisi
permintaan dan penawaran digunakan untuk menggambarkan mekanisme pasar.
Tanpa campur tangan pemerintah, permintaan dan penawaran dengan
senidirinya akan mencapai keseimbangan harga dan jumlah komoditi yang
diperjualbelikan (Sugiarto, 2000).
Kurva penawaran menunjukkan jumlah barang yang bersedia dijual oleh
para produsen pada harga yang akan diterimanya di pasar, sambil
mempertahankan aagar setiap faktor yang mempengaruhi jumlah penawaran
tetap. Sedangkan, kurva permintaan menyatakan berapa banyak konsumen
besedia konsumen bersedia membeli karena harga per unit berubah (Pyndick,
2003).
B. Kerangka Berpikir
Timbulnya beragam permasalahan sangat berkaitan erat dengan
keberadaan Covid-19 yang mempengaruhi kegiatan UMKM dan Koperasi.
Menurunnya daya beli masyarakat dan adanya hambatan distribusi produk
barang dan jasa dari produsen ke konsumen karena adanya kebijakan PSBB
membuat para pelaku UMKM dan Koperasi mengalami kebangkrutan.
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi yang dipilih dalam pengerjaan penelitian ini adalah dirumah karena
pada saat ini tidak diperbolehkan melakukan penelitian diluar rumah disebabkan
oleh adanya Covid-19. Penelitian ini dilakukan pada, Senin 30 November 2020.

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah para
pelaku UMKM dan Koperasi.

C. Metode Pengumpulan Data


Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Penulis mengumpulkan dan mendeskripsikan semua fenomena-
fenomena yang terjadi akibat covid-19 dan dampaknya terhadapa bisnis UMKM yang
ada di Indonesia.
Selain itu, karena keterbatasan waktu dan materi terkait penelitian ini, penulis
mengumpulkan beberapa artikel yang terkait kemudian mengambil kesimpulan dari
beberapa artikel tersebut.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Penurunan Omzet Pelaku UMKM dan Koperasi


Sejak kemunculannya di akhir tahun 2019, virus Covid-19 telah menyebar di
seluruh dunia. Dengan cepatnya penyebaran Covid-19, dampak perlambatan ekonomi
global mulai dirasakan di dalam negeri. Mulai dari harga minyak bumi yang jatuh ke
arah terendah pada dua hari lalu, bursa saham yang terjun bebas, serta harga
komoditas lain seperti gas dan minyak sawit diperkirakan juga akan tertarik ke
bawah apabila permintaan tidak segera pulih (Kompas, 11 Maret 2020). Industri
pariwisata merupakan salah satu industri yang terdampak oleh penyebaran virus ini.
Ketua Bali Tourism Board (BTB)/ Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali,
Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan telah terjadi 40.000 pembatalan hotel
dengan kerugian mencapai Rp1 triliun setiap bulan (Kontan, 5 Maret 2020). Lesunya
sektor pariwisata memiliki efek domino terhadap sektor UMKM. Berdasarkan data
yang diolah P2E LIPI, dampak penurunan pariwisata terhadap UMKM yang bergerak
dalam usaha makanan dan minuman mikro mencapai 27%. Sedangkan dampak
terhadap usaha kecil makanan dan minuman sebesar 1,77%, dan usaha menengah di
angka 0,07%. Pengaruh virus Covid-19 terhadap unit kerajinan dari kayu dan rotan,
usaha mikro akan berada di angka 17,03%. Untuk usaha kecil di sektor kerajinan
kayu dan rotan 1,77% dan usaha menengah 0,01%. Sementara itu, konsumsi rumah
tangga juga akan terkoreksi antara 0,5% hingga 0,8% (katadata.co.id, 2 Maret 2020).
Padahal, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat
strategis dalam perekonomian Indonesia. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Indonesia tahun 2018 menunjukkan jumlah unit usaha UMKM 99,9%
dari total unit usaha atau 62,9 juta unit. UMKM menyerap 97% dari total penyerapan
tenaga kerja, 89% di antaranya ada di sektor mikro, dan menyumbang 60% terhadap
produk domestik bruto (Kemenkop dan UMKM, 2018).

Selama ini UMKM telah membuktikan kemampuannya bertahan dalam situasi


ekonomi yang sulit. Sebagian besar UMKM belum berhubungan langsung dengan
sektor keuangan domestik, apalagi global. Situasi tersebut menyebabkan UMKM

selama ini mampu bertahan terhadap krisis keuangan global seperti pada tahun
1998.
Meskipun telah diketahui ketahanannya dalam menghadapi perlambatan
ekonomi, terkait dengan kondisi terkini Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia
(Akumindo) Ikhsan Ingrabatun memperkirakan omset UMKM di sektor nonkuliner
turun 30- 35% sejak Covid-19 penyebabnya adalah penjualan produk ini
mengandalkan tatap muka atau pertemuan antara penjual dan pembeli secara fisik.
UMKM yang menjual produk non-kuliner menyasar wisatawan asing sebagai pasar
(Kompas, 10 Maret 2020). Himbauan dari Pemerintah mengenai social distancing
yang dicanangkan mulai tanggal 15 Maret 2020 juga diprediksi dapat berdampak
serius terhadap penyerapan produk UMKM. Maka dari itu, diperlukan perhatian lebih
dari pemerintah kepada sektor UMKM sebagai penggerak utama perekonomian
bangsa.

B. Pengaruh Covid-19 Terhadap Pendistribusian Barang


Menurut penjelasan Menteri Koperasi dan UKM yang disampaikan di
pertengahan Agustus 2020, bahwa 40% UMKM telah gulung tikar sebagai imbas sulit
mendapatkan modal kembali akibat Pandemi Covid-19. Angka ini muncul sebagai
dipengaruhi 2 faktor, yaitu: a) tutup karena tidak bisa mendistribusikan produk
barang atau jasa, dan b) tutup karena alasan mematuhi perintah PSBB dan
penjarakan sosial.
Hasil riset juga melaporkan bahwa sebanyak 19.93% dari total UKM yang ada,
mencoba untuk tetap bertahan di tengah pukulan Pandemi Covid-19 kendati
mengalami kesulitan modal. Untuk keperluan efisiensi, mereka terpaksa melakukan
PHK terhadap karyawannya sehingga jumlah produksinya juga menurun.

C. Pengaruh Covid-19 Terhadap Modal UMKM dan Koperasi


Riset dari Kemenkop UKM melaporkan bahwa sebanyak 20,01% UMKM
mengaku mengalami hambatan distribusi akibat kebijakan PSBB. Ceruk penurunan
akibat PSBB ini juga terjadi pada permintaan produk dan dialami oleh total 22,90%
UMKM.
Alhasil, berdasarkan riset terakhir ini total ada kurang lebih 62,84% UMKM
sebagai yang terkendala pandemi dengan indikasi keluhan terjadi pada sektor
distribusi, penurunan keuntungan penjualan dan kesulitan modal.
40% sisanya (37,16%), merupakan angka yang dilaporkan sebagai telah gulung
tikar. Ada beberapa sebab kemungkinan gulung tikar itu. Penyebab yang paling
dominan, adalah dipengaruhi ketiadaan permintaan dari pasar.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Semenjak Covid-19 ditetapkan berstatus pandemik, ada banyak sektor
ekonomi domestik dan global yang terkena dampak dari Covid-19. Dampak pandemic
yang paling terasa terjadi pada sektor usaha makro, mikro, dan menengah (UMKM).
Kondisi UMKM ditengah pandemi terus mengalami penurunan
kapasitas, mulai dari kapasitas produksi hingga penurunan penghasilan.

B. Saran
Perlu adanya kebijakan dalam rangka melindungi UMKM agar tetap bisa
kompetitif meskipun ditengah pandemi Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

Amri, A. (2020). DAMPAK COVID-19 TERHADAP UMKM INDONESIA. JURNAL BRAND, 123-
130.

Syamsudin, M. (2020, September Kamis). NU Online. Retrieved November Senin, 2020, from
NU Online Web site: https://www.nu.or.id/post/read/123247/dampak-pandemi-
covid-19-terhadap-umkm-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai