Perilaku Sosial Masyarakat Petani Cirebon Yang Berpotensi Syirik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

Setia Budiyanti/ Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No.

2 (2018) 521-529

PERILAKU SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PETANI YANG


BERTENDENSI MENIMBULKAN SYIRIK DI TENGAH
KEHIDUPAN MASYARAKAT CIREBON

Setia Budiyanti
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
Jln. Pemuda No.32, Sunyaragi, Kesambi, Sunyaragi,
Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45132
Email: Setiabudiyanti77@gmail.com

DOI: 10.29313/tjpi.v7i2.3840
Accepted: July 10th, 2018. Approved: April 9th, 2019. Published: April 9th, 2019

ABSTRACT

This study aims to reveal in depth, whether sedekah bumi or mapag sri or other not to interfere with the system of
aqeedah as Muslims. The results of the research are: (1) General rituals, which are carried out either at certain times
or during planting activities, and are carried out on the consideration needed by farmers as needed for prayer every
time. This ritual is called tama beleq, and nyajen; (2) Rituals carried out during the preparation of planting and
during the maintenance of rice plants include: Mappa dendang, umbal and baritan; (3) Rituals conducted before the
rice harvest include; Prepegan, nyiwer, mapag sri, and seren taun; (4) The rituals carried out in planting shallots are:
Nyadil; and (5) Rituals performed before harvest and the sugarcane giling period, namely: Kawin tebu, and
bancakan or giling parties. All of these activities according to the rules of Islamic aqeedah are classified as acts of
shirk and such belief systems can be classified as sins that will never be forgiven.

Keywords: Socio-Cultural Behavior, Farming Society, Shirk.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengungkap secara mendalam, apakah sedekah bumi atau mapag sri atau lainnya ini
tidak sampai mengganggu sistem aqidah sebagai umat Islam. Hasil penelitiannya, yaitu: (1) Ritual yang bersifat
umum, yaitu dilakukan baik pada saat tertentu atau sepanjang kegiatan penanaman, dan dilakukan atas
pertimbangan dibutuhkan oleh petani sebagaimana dibutuhkannya do’a setiap waktu. Ritual ini disebut tama
beleq, dan nyajen; (2) Ritual yang dilakukan pada persiapan menanam dan selama pemeliharaan tanaman padi
meliputi: Mappa dendang, umbal, dan baritan; (3) Ritual yang dilakukan menjelang panen padi meliputi;
Prepegan, nyiwer, mapag sri, dan seren taun; (4) Ritual yang dilakukan dalam menanam bawang merah yaitu:
Nyadil; dan (5) Ritual yang dilakukan menjelang panen dan masa giling tebu yaitu: Kawin tebu, dan banjakan
atau pesta giling. Seluruh kegiatan tersebut menurut kaidah aqidah Islam tergolong tindakan syirik dan sistem
keyakinan seperti itu dapat tergolong dosa yang tidak akan pernah diampuni.

Kata Kunci: Perilaku Sosial Budaya, Masyarakat Tani, Syirik.

521
Setia Budiyanti/ Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 2 (2018) 521-529

PENDAHULUAN sebab itu, bagi para petani secara umum dan


khususnya di wilayah Kabupaten Cirebon,
Kegiatan pertanian yang dilakukan sebagian dari masyararakat tampaknya
oleh masyarakat di Indonesia, termasuk di masih memiliki suatu model keyakinan di
wilayah Cirebon, sudah dikenal sejak luar standar agama Islam (ajaran Islam). Di
dahulu. Berbagai komoditas tanaman tengah mereka, kekhawatiran atas rusaknya
dikembangkan sejak pemerintahan di tanaman dan gagal panen, serta harapan
Indonesia dilakukan oleh Hindia Belanda. untuk mendapatkan hasil panen yang
Beberapa tanaman utama yang berkembang maksimal, masih bergantung pada kekuatan
dari dulu sampai sa’at ini antara lain lain selain atas ilmu dan teknologi yang
tanaman padi, tanaman bawang merah, menjadi inovasi dalam bertani. Atas hal
tanaman tebu, disamping tanaman palawija tersebut, maka petani melakukan sejumlah
dan tanaman sayuran. Ketiga jenis tanaman ritual keagamaan dengan dalih mewujudkan
ini termasuk jenis tanaman unggulan dari rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
delapan jenis tanaman yang menjadi Tolak bala dan rasa syukur tersebut ada
tanaman unggulan di wilayah Kabupaten yang dilakukan secara individu dan ada juga
Cirebon. yang dilakukan secara bersama-sama.
Atas tuntutan teknis budidaya ini Kegiatan yang dilakukan bersama-sama dan
selanjutnya masing-masing petani pengelola, berkembang di berbagai desa umumnya
memiliki kebiasaan dan budaya yang dikatakan Sedekah Bumi atau Mapag Sri.
spasifik. Budaya petani padi berbeda dengan Berkaitan dengan hal tersebut, maka
budaya petani bawang merah, dan keduanya perlu dilakukan kajian secara mendalam,
juga berbeda dengan budaya petani tanaman apakah Sedekah Bumi atau Mapag Sri atau
tebu. Perbedaan budaya yang terjadi pada lainnya ini tidak sampai mengganggu sistem
para petani, hanya dipersatukan oleh satu aqidah sebagai umat Islam. Apabila Sedekah
kepentingan bahwa ketiganya merupakan Bumi atau Mapag Sri ini memiliki
bagian usaha dan sebagai matapencaharian keterpautan pada sesuatu kekuatan di luar
yang harus menguntungkan. Selain atas ke Maha Kuasan Allah swt., maka akan
dasar tujuan usaha, maka berbagai aktivitas menyebabkan tindakan tersebut tergolong
petani dipersamakan oleh agama dan syirik. Adapun tindakan syirik sebagaimana
keyakinan dalam kehidupannya. Demikian Allah berfirman dalam surat An-Nisa (4:48)
halnya dalam Islam, perilaku masyarakat “Allah tidak akan mengampuni dosa orang-orang
Islam memiliki kesamaan universal, berlaku yang menyekutukan Allah. Akan tetapi Allah
umum dan diterima masyarakat. Beberapa mengampuni dosa-dosa lainnya kepada siapa saja
perbedaan terjadi dalam kegiatan ritual yang Allah kehendaki. Siapa saja yang
ibadah maupun kehidupan sosial, menyekutukan Allah, ia benar-benar telah
disebabkan adanya madzhab atau faktor melakukan dosa yang sangat besar”.
lingkungan. Bentuk rasa syukur yang paling
Pemeluk Islam di Indonesia sangat sederhana, dengan mengucapkan hamdalah.
besar (hingga tahun 1980 mencapai Kita memuji Allah atas apa-apa yang Allah
88,09%), termasuk di Cirebon (M. Daud anugrahkan kepada kita. Do’a dapat
Ali. 1998:5). Perkembangan Islam di diucapkan dan boleh dilakukan secara sir
Cirebon, mengalami akulturasi secara (hanya dalam hati). Allah berfirman (Surat
intensif karena Cirebon sebagai pusat Al-Baqarah, 2:86), “Wahai Muhammad, bila
perkembangan kebudayaan, yang ditandai hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang
oleh adanya kesultanan dengan keratonnya. keberadaan-Ku , maka katakana bahwa Aku
Dengan demikian, dalam berbagai hal amat dekat dengan hamba-Ku. Aku kabulkan
kegiatan keagamaan, banyak diwarnai oleh orang-orang yang memohon kepada-Ku, dengan
ciri-ciri agama lain yang melekat. Oleh syarat mereka mau memenuhi perintah-Ku.

522
Setia Budiyanti/ Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 2 (2018) 521-529

Mudah-mudahan mereka selamat dari kesesatan”. dijalankannya. Adapun sebagaian orang


Maka berdo’a kepada Allah, baik atas sebab memandang, apabila sutu tindakan sudah
meminta ataupun menyampaikan rasa tergolong budaya, maka biarkan saja dan
syukur, tidak membutuhkan media dan budaya dianggap sebagai Hak Azasi Manusi
bentuk ritual tertentu, karena Allah itu amat (HAM) untuk dilakukan ataupun tidak. Hal
dekat. ini sejalan dengan pendapat para ahli Barat
Bersyukurlah kepada Allah dan dimana HAM semata-mata bersifat
Allah akan menambah nikmat kepadamu. antroposentrik artinya segala sesuatu
Adapun bersyukur kepada Allah termasuk berpusat pada manusia (Departemen
ritual Islam yang telah diatur metodenya. Agama RI. 1998/1999:46).
Pengubahan metode atau pencampur Di tengah masyarakat pedesaan
adukan metode ibadah menurut Islam terjadi bentuk-bentuk ritual agama yang
dengan budaya agama selain Islam maka hal berhubungan dengan kehidupan atau proses
itu termasuk menyekutukan Allah. mencapai dewasanya manusia, selalu diikuti
Perhatikan nasihat Lukman kepada anaknya dengan upacara-upacara (Munandar
yang dinukil oleh A.M. Saefuddin soelaeman. 1995:83). Dengan demikian,
(1996:157) “Hai anaku, janganlah kamu bentuk ritual apapun menjadi bagian sahih
mempersekutukan Allah, sesungguhnya dalam kehidupan sosial. Sedangkan kegiatan
mempersekutukan Allah adalah benar-benar ritual yang dilengkapi oleh bacaan-bacaan
kezaliman yang besar”. Alqur’an dan do’a, maka dianggap bagian
Namun demikian, petani, kebajikan Islam.
masyarakat dan pemerintah, senantiasa Permasalahan dalam penelitian ini
memandang sejumlah ritual tersebut yaitu: Berapa macam tindakan budaya yang
termasuk kategori ungkapan rasa syukur berindikasi syirik yang dilakukan oleh
yang dibenarkan oleh ajaran Islam, dan individu maupun kelompok masyarakat tani
termasuk budaya yang dibolehkan oleh di wilayah Cirebon? Seperti apa ritual yang
sistem nilai dalam masyarakat. sesungguhnya dilakukan, dalam upaya tolak
Dalam bidang pertanian, budaya bala dan pencarian barokah dalam usaha
berkembang sebagi upaya agar kondisi iklim tani padi, Bawang Merah, dan Tanaman
dapat berpihak sejalan dengan kebutuhan Tebu di wilayah Kabupaten Cirebon?
pertanaman. Demikian halnya, dalam
budaya pertanian, para petani berharap METODE PENELITIAN
terhindar dari sejumlah gangguan dan
ancaman hama dan penyakit tanaman. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan
Banyak dikalangan petani lalu memanjatkan Februari 2012 sampai bulan Agustus 2012.
do’a dan berbagai ritual dilakukan untuk Adapun tempat penelitian ini meliputi
keperluan tersebut. Mereka mengatakan wilayah Kabupaten Cirebon, khususnya di
do’a itu ditujukan kepada Tuhan Yang kawasan-kawasan sentra produksi tanaman
Kuasa, akan tetapi karena mereka sadar yang menjadi komoditas utama dalam
bahwa metodenya tidak berstandar Islam, penelitian. Sentra-sentra tersebut ini yaitu
maka mereka katakana kepada “do’a untuk tanaman padi menyebar luas pada wilayah
yang di atas”. Kecamatan Kapetakan, Gegesik, Kaliwedi,
Secara umum, budaya berkembang Susukan, Panguragan, Arjawinangun,
menuju aspek-aspek yang semakin Suranenggala, Ciwaringin, Palimanan,
memberikan kemudahan dan rasa nyaman. Klangenan, Dukupuntang, Beber dan
Budaya juga tidak stagnan, karena para Sedong.
intelektual berusaha mencari pembenaran Penyebaran tanaman Bawang Merah
atas apa-apa yang dilakukannya. Mampukah meliputi wilayah Kecamatan Losari,
rasionya mengikuti apa-apa yang Babakan, Gebang, Waled, Pabedilan,

523
Setia Budiyanti/ Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 2 (2018) 521-529

Astanajapura, dan Pangenan. Adapun Secara umum, wilayah Kabupaten Cirebon


penyebaran tanaman Tebu meliputi wilayah memiliki tingkat kelayakan yang tinggi
Kecamatan Lemah Abang, Astana Japura, untuk berbagai usaha pertanian.
Sedong, Beber, Greged, Talun,
Dukupuntang, dan Palimanan. Pertanian Sebagai Matapencaharian
Data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini berupa data sekunder dan data Kabupaten Cirebon memiliki luas
primer. Wawancara untuk mendapatkan baku lahan sebesar 97.965 Ha yang pada
data primer dilakukan kepada petani, tahun 2010 penggunaannya terdiri dari luas
masyarakat umum, tokoh masyarakat, dan lahan pertanian sebesar 71.182 ha dan lahan
para pihak yang memahmi akan lurusnya bukan pertanian seluas 28.343 ha. Lahan
aqidah islam. Ulama ini diharapkan pertanian terdiri dari lahan sawah sebesar
kompeten untuk menilai substansi dan 54.203 Ha, dan lahan bukan sawah seluas
bobot sutau acara ritual. Analisis data 16.979 Ha.
dilakukan secara deskriptif kualitatif, yaitu Di dalam Rencana Tata Ruang
suatu teknis yang menjelaskan seluruh Wilayah Kabupaten Cirebon Tahun 2011 –
proses atas peristiwa ritual yang dilakukan 2031 yang telah di tetapkan dalam Peraturan
dengan menelaah bagian-bagian isi atau Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 17
substansi, dimana bobot kegiatan bernilai Tahun 2011 disebutkan bahwa kawasan
syirik atau terdapat aspek berupa adanya peruntukan pertanian terdiri dari Kawasan
pandangan suatu kekuatan di luar kekuatan peruntukan tanaman pangan seluas 40.000
allah SWT, sehingga suatu acara di lauar hektar, hortikultura seluas 6.000 hektar,
sunnah nabi, dianggap sebagai bentuk ritual perkebunan seluas 8.000 hektar dan
agama. peternakan besar seluas 10 hektar dan
peternakan unggas seluas 15 hektar.
HASIL PENELITIAN Sumber daya lahan pertanian di
Kabupaten Cirebon berupa lahan-lahan
Keadaan Umum Wilayah Kabupaten pertanian yang produktif telah mengalami
Cirebon pengurangan sebagai akibat adanya kawasan
Wilayah Kabupaten Cirebon pemukiman penduduk, industri, sarana
merupakan bagian dari wilayah Provinsi transportasi dan sebagainya yang setiap
Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan ahun terus bertambah, pengalihan lahan
merupakan batas, sekaligus sebagai pintu sawah menjadi lahan bukan sawah dalam
gerbang Provinsi Jawa Barat di bagian tahun 2010 dan perkembangannya sejak
Utara. Bidang pertanian merupakan sektor tahun 1992.
utama dan strategis di Kapubaten Cirebon Struktur perekonomian Kabupaten
yang menyediakan pangan bagi penduduk Cirebon masih didiminasi oleh sektor
sehingga keberadaannya harus didukung pertanian. Berdasarkan data dari tahun 2006
dan dikembangkan diperlukan. sampai dengan 2010 (5 tahun), maka dapat
Secara umum penggunaan lahan di di gambarkan bahwa Kabupaten Cirebon
Kabupaten Cirebon berdasarkan data memiliki 5 (lima) komoditi unggulan yaitu :
statistik pertanian (SP Lahan) tahun 2010 Padi, Bawang merah, Mangga, Tebu dan
terdapat perubahan penggunaan lahan di Itik.
bandingkan dengan tahun 2009 yaitu adanya Berikut ini gambaran potensi dan
pengurangan dari lahan sawah menjadi peluang investasi di bidang pertanian,
lahan darat seluas 606 ha atau 1,11%. Lahan khususnya pada 3 komoditas tanaman:
bukan sawah bertambah sebesar 2.441
hektar 16,79%, dan lahan bukan pertanian
berkurang seluas 275 hektar atau (0,97%).

524
Setia Budiyanti/ Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 2 (2018) 521-529

Padi oleh guludan. Umumnya tanaman padi


ditanam dalam bentuk bibit, kemudian areal
Luas lahan yang tersedia di persawahan digenangi air, sehingga sistem
Kabupaten Cirebon untuk budidaya Padi pengairan menjadi kebutuhan penting.
yaitu ± 54.000 hektar, dengan rata-rata luas Sistem perawatan tanaman relative
tanam setiap tahunnya 84.624 hektar (IP sederhana, sehingga setelah pertanaman
rata-rata 200), dengan kapasitas produksi petani biasanya kurang beraktivitas.
sebesar 480.147 ton/tahun Gabah Kering Pemupukan dan penyiangan gulma
Giling (GKG). Lokasi andalan adalah dilakukan pada 2 minggu dan 4 minggu
Kecamatan Gegesik, Susukan, Kapetakan, setelah tanam, bertujuan agar tanaman
Kaliwedi, Dukupuntang, Arjawinangun, dapat tumbuh subur. Tanaman padi sudah
Klangenan, Sedong, Ciwaringin, menghasilkan bulir-bulir yang tua pada
Suranenggala, Palimanan, Panguragan, dan umur 100 hari dan sudah dapat dipanen.
Beber. Bawang merah ditanam pada
petakan dengan ukuran 2 m kali 5-6 m yang
Bawang Merah petakannya dibatasi oleh parit-parit berisi air
untuk menyiram selama pertanaman.
Luas tanam potensil Bawang Merah Bawang merah ditanam umbinya, dan
adalah ± 3.900 hektar dengan kapasitas dilakukan pemupukan serta penyiangan
produksi sebesar 40.000 ton/tahun. pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam.
Kecamatan andalan yaitu Waled, Losari, Tanaman bawang merah termasuk tanaman
Astanajapura, Pabedilan, Babakan, Gebang sensitive dan rentan terhadap berbagai
dan Pangenan. hama maupun penyakit. Sehingga, apabila
tanaman mampu bertahan hingga umur 40
Tebu hari, dianggap tanaman sudah melewati
masa kritis. Selama pertanaman, bawang
Luas areal potensial adalah ± merah sangat peka oleh air hujan yang dapat
8.061,239 hektar dengan kapasitas produksi melemparkan bakteri dari tanah dan
434.353,001 ton/tahun dengan produksi menempel pada daun, sehingga pada daun
hablur 141.801.213 ton/tahun. Lokasi timbul bercak-bercak putih dan bisa timbul
potensial yaitu di Kecamatan Astanajapura, bolong-bolog.
Lemahabang, Gebang, Babakan, Pangenan, Adapun tebu ditanam pada larikan-
Waled, Pasaleman, Pabedilan, dan Ciledug. larikan yang dikiri dan kanannya berupa
Pola investasi yang diharapkan adalah guludan. Guludan tersebut secara bertahap
kemitraan. diturunkan dan dijadikan tanah bumbunan.
Dalam perkembangannya, maka bagian
Budaya Bertani larikan yang ditanami bibit tebu menjadi
guludan, sedangkan tanah guludan menjadi
Berdasarkan kegiatan ini, terbangun parit-parit diantara pertanaman tebu.
bentuk-bentuk budaya secara spesifik sesuai Panjang guludan pertanaman, biasanya
dengan aktivitas dan perkembangan disesuaikan dengan kondisi sawah atau
tanaman yang diusahakan. Pekerjaan lahan yang dipergunakan. Banyak sedikitnya
pertanaman padi, bawang merah, dan kadar gula dalam tebu digunakan analisis
pertanaman tebu, secara umum dapat atau pengujian nilai rendemen. Rendemen
dikatakan sama. Namun demikian, beberapa tebu bernilai 8 artinya, dalam batang tebu
bagian teknis budidaya berbeda sesuai memiliki kandungan gula sebanyak 8%.
dengan jenisnya. Nilai rendemen 8 tergolong jenis tebu yang
Padi diusahakan pada petakan- berkualitas. Panen tanaman tebu dapat
petakan sawah yang disekelilingnya dibatasi

525
Setia Budiyanti/ Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 2 (2018) 521-529

dilakukan setelah pertanaman berumur 11- biasanya acara dibuka oleh pejabat
12 bulan. kecamatan, kemudian diakhiri dengan do’a.
Hal ini dilakukan sebelum mengarak
Ritualitas Bertendensi Syirik makanan berkeliling kampong. Di beberapa
desa, acara Mapag Sri dilakukan selama
Ritual pada Budidaya Padi sehari dan dua malam, sehingga malam
Pada budidaya tanaman padi, pertama digelar pertunjukkan wayangan
terdapat berbagai adat ritual yang dilakukan dengan tujuan menghibur para orang tua.
sejak persiapan pertanaman (pengolahan Pada malam kedua dilaksanakan pengajian
lahan), selama pemeliharaan tanaman, oleh tetua agama yang ditunjjuk.
hingga menjelang panen. Diberbagai daerah Nampaknya ritual ini seperti biasa-biasa saja
ritual ini memiliki nama tersendiri atau dan hal ini dianggap suatu kolaborasi antara
tergantung pada bahasa umum yang budaya dengan ritual agama Islam.
menjadi bahasa petani yang bersangkutan.
Demikian dalam melakukannya, ada yang Mappa Dendang
hanya satu jenis saja dan ada yang beberapa Mapag dendang merupakan ritual
kali dengan jenis ritual yang berbeda-beda. dimulainya pembajakan sawah sampai
Berapa jenis ritual yang dilakukan dengan waktu panen tiba. Mapag dendang
pada waktu awal dan selama pemeliharaan juga meliputi ritual penetapan hari tanam
tanaman padi meliputi: dengan bertanya terlebih dahulu kepada
dukun/orang tua.
Mapag Sri
Mapag Sri merupakan ritual sebagai Umbal
persembahan rasa syukur kepada Tuhan Umbal merupakan ritual pengusiran
karena alam telah demikian berdamai dan hama tikus pada tanaman padi. Umbal
memberikan panen padi. Mapag Sri dilakukan dengan cara menyimpan
termasuk yang paling popular dilakukan bungkusan di pinggir petakan sawah, yang
oleh aparat desa bersama masyarakat. biasanya berisi kembang dan sesaji serta
Mapag Sri pada umumnya dilakukan benda-benda lain. Sesajen ini semacam
menjelang tanam pada musim pertama formula khusus yang diminta dari orang
pertanaman padi (musim hujan pertama). pintar.
Panitia penyelenggara bisa oleh pejabat desa
atau kelompok tani, dan hanya dengan Baritan
memberitahukan bahwa pada hari tertentu
akan dilaksanakan Mapag Sri, maka pada Baritan merupakan ritual berupa
hari tersebut masyarakat mengikutinya. syukuran untuk menjauhkan atau
Mapag Sri diawali oleh suatu menghilangkan gangguan penyakit pada
upacara di sekitar desa, kemudian pertanaman. Pada sa’at menjelang
masyarakat berkumpul dengan membawa dilaksanakannya panen padi, nama jenis-
berbagai makanan (tumpeng), ada yang jenis ritualnya berbeda, dengan ritual-ritual
membawa beras, hasil palawija, maupun selama mempersiapakan pertanaman,
sayuran. Seluruh bawaan itu selanjutnya walaupun secara teknis kegiatannya ada
diarak berkeliling kampong dan berakhir di yang relatif sama, yaitu sebagai berikut:
desa kembali dengan memakan makanan
yang dibawa dan membagikan bahan Prepegan
makanan mentah lainnya.
Susunan acara Mapag Sri baisanya Prepegan dilakukan ketika
terdiri atas; Pembukaan oleh petugas yang menjelang panen padi. Ritual ini nerupakan
ditunjuk, sambutan oleh aparat desa, dan tanda bahwa panen akan segera dilakukan

526
Setia Budiyanti/ Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 2 (2018) 521-529

dan panen secara simbolis oleh pimpinan biasanya dilengkapi dengan do’a-do’a dalam
daerah dan diikuti oleh masyarakat lain. bahasa arab atau dalam bahasa daerah
bahkan dalam kalimat bahasa khusus.
Nyiwer Pekerjaan ini, dianggap efektif dalam
mengusir tikus dan dianggap sukses.
Nyiwer merupakan ritual sejenis
dilakukan pada saat menjelang panen padi. Kawin Tebu
Nyiwer ini dilakukan agar “Dewi Sri”
memberikan hasil panen yang banyak dan Ritual Kawin Tebu merupakan
memberikan keselamatan kepada orang- persembahan rasa syukur kepada Tuhan
orang yang melakukan pekerjaannya. karena alam telah demikian berdamai
memberikan panen. Pasangan remaja laki-
Sedekah bumi / Buar bumi laki dan perempuan dan pasangan tebu
jantan (dipola seperti ondel-ondel jantan)
Sedekah bumi disebut juga buar dan tebu betina (ditampilkan seperti
bumi, ritual ini merupakan rasa syukur atas perempuan) lalu disandingkan. Pasangan
panen-panen atau disebut syukuran hasil penganten remaja dan tebu, kemudian
bumi. diarak berkeliling bersama masyarakat yang
membawa sesajian dan berbagai hasil bumi
Seren Taun (padi, beras, jagung, kacang yanah, sayuran,
dll) mengikuti jalan yang sudah
Seren taun hampir sama dengan dipersiapkan. Sebelum berangkat, acara
sedekah bumi yaitu merupakan ritual digelar yang diikuti dengan sambutan oleh
syukuran untuk hasil pertanian yang telah pejabat pemerintah dan pimpinan pabrik
dipanen. Masyarakat yang terlibat adalah gula, serta diakhiri dengan do’a oleh tokoh
masyarakat setempat. agama setempat. Pemberangkatan bisa di
lakukan di Balai Desa atau di masjid dan
berakhir di lokasi pabrik gula. Ritual ini
Ritual pada Budidaya Bawang Merah dilakukan pada saat menjelang panen tebu,
menurut petani agar tebu memberikan hasil
Nyadil merupakan ritual syukuran panen yang banyak, rendemen gula tinggi,
40 hari pertanaman bawang, menurut dan memberikan keselamatan kepada para
kepercayaan petani adalah bentuk rasa petani yang bekerja. Bahkan, gula hasil
syukur kepada Allah swt karena kalau sudah pengolahan pertama suka dibagikan kepada
40 hari bawang yang selamat dianggap masyarakat. Oleh masyarakat, ritual kawin
sudah berada pada fase pertumbuhan yang tebu sebagai penarik wisatawan karena
aman dari gangguan hama dan penyakit. memberikan keramaian.

Ritual pada Budidaya Tanaman Tebu Banjakan atau Pesta Giling

Pemberian Wewangian atau Kemenyan Banjakan atau pesta giling, juga


merupakan ritual penganten tebu (kawin
Ritual untuk mengusir hama tebu) yang dilakukan pada saat proses
tikus/hama penganggu tanaman secara penggilingan perdana panen tebu. Dalam
umum. Ritual ini dilakukan dengan cara upacara ritual ini, biasanya banyak
menyediakan wewangian atau kemenyan melibatkan aparat Perusahaan Pabrik Gula
yang disimpan dalam petakan disekitar bersama Pejabat Pemerintah Kabupaten
tanaman. Wewangian dan kemenyan yang Cirebon, beserta petani dan masyarakat
diberikan dalam dupa (bakaran api), umum. Bahkan, dalam acara ini diramaikan

527
Setia Budiyanti/ Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 2 (2018) 521-529

oleh perdagangan oleh pedagang-pedagang berdo’a dengan kalimat-kalimat islami,


kagetan atau pedagang tumpah. karena berharap kebaikan dari Allah. Rasa
ketakutan manusia sebagaimana Allah
PEMBAHASAN firmankan pada Qur’an Surat Al-Baqarah
(2:155), “Wahai kaum mukmin, Kami pasti
Secara umum, para pelaku ritual menguji kalian dengan berbagai cobaan yang
terbiasa melakukannya karena beranggapan berupa rasa takut, kelaparan, kekurangan harta,
tindakan tersebut bukan syirik. Mereka jiwa, dan buah-buahan. Wahai Muhammad,
menyatakan bahwa yang dilakukan adalah berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
sebagai perwujudan rasa syukur kepada ikhlas menghadapi ujian”.
Allah. Sesungguhnya mereka telah Kesukaan masyarakat terhadap
mencampur adukan antara yang hak dengan ritual-ritual pada kegiatan pertanaman, yang
yang batil. Dalam setiap ritual, diyakini dilakukan sejak awal kegiatan pengolahan
sebagai sesuatu yang memiliki nilai luhur, tanah, memasuki pertanaman, selama
yaitu sesuatu yang berkaitan dengan Yang pemeliharaan tanaman, hingga panen, telah
Maha Agung, yang padahal tidak memiliki menjadi kesukaan. Sehingga, mereka senang
dasar sebagai ibadah sebagaimana kaidah melakukannya walaupun untuk hal itu
pokok dalam ibadah bahwa, “ibadah atau mereka harus mengeluarkan biaya. Tentang
perhambaan manusia kepada sesuatu itu asalnya hal tersebut, Allah berfirman dalam Qur’an
tidak ada, akan tetapi menjadi ada sejalan dengan Surat Al-Baqarah (2:165), “Ada manusia yang
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw menjadikan selain Allah sebagai Tuhan yang
beribadah kepada Allah swt”. mereka sembah. Mereka mencintai tuhan-tuhan
Kegiatan masyarakat tani yang itu seperti mencintai Allah…..”
bertendensi syirik meliputi kegiatan individu Cobaan-cobaan yang Allah
dan kegiatan bersama di tengah masyarakat. datangkan selama pertanaman, mereka
Kegiatan pemasangan sesajen secara imbangi dengan korbanan-korbanan yang ia
individu dilakukan setiap waktu sepanjang sanggupi, akan tetapi merekapun tetap
musim pertanaman selama dianggap mengharapkan ampunan dari Allah swt.
diperlukan. Sedanglan kegiatan ritual Mereka tidak sanggup menerima ujian
bersama dilakukan pada waktu-waktu sebagaimana ujian yang pernah diterima
tertentu. Dalam ritual bersama, kegiatan orang-orang beriman. Firman Allah dalam
senantiasa dipandu oleh tokoh yang Qur’an Surat Al-Baqarah (2:214) “Wahai
dianggap lebih paham mengenai sesuatu kaum muslim, apakah kalian mengira dapat
atau lebih memiliki otoritas berhubungan masuk surge sekedar kalian mengaku beriman,
dengan sesuatu. padahal belum datang cobaan kepada kalian
Dalam ritual-ritual sebagaimana di seperti cobaan yang telah menimpa orang-orang
atas, pada dasarnya mereka (petani dan mukmin sebelum kalian. Orang-orang mukmin
masyarakat), tidak siap menghadapi cobaan ditimpa malapetaka dan berbagai bencana.
yang datang dari Allah swt. Atas ketidak Mereka digoncang oleh berbagai gangguan orang-
siapan dan ketidak sabarannya, mereka orang kafir sehingga Rasul dan orang-orang
berusaha mencari perlindungan dengan mukmin yang menjadi sahabatnya berkata,
mencampur adukan permohonannya “Kapankah pertolongan Allah itudatang?”.
kepada selain Allah. Hal itu tercermin dari Wahai kaum muslim, ketahuilah bahwa
cara mereka, disatu sisi dia berdo’a kepada pertolongan Allah itu telah dekat”
Allah, sedang disisi lain mereka melakukan Bagi kita, sesungguhnya tidak jauh
metode yang diluar ketentuan sunnah Nabi. dan tidak lama, maka pertolongan Allah itu
Mereka mencari pembenaran melalui ada dan menghentikan ujian pada kita.
ucapan bahwa ini sekedar adat atau tradisi Maka orang-orang yang tidak sabar itu,
dan bukan agama, akan tetapi mereka sesungguhnya mereka telah menyelisihi dan

528
Setia Budiyanti/ Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7 No. 2 (2018) 521-529

amat meragukan terhadao Kuasa Allah, Profil Pertanian Kabupaten Cirebon.


meragukan bahwa hanya hak Allah yang (2010). Peternakan, dan Kehutanan
memiliki hak disembah. Pekerjaan- Kabupaten Cirebon. Dinas Petanian
pekerjaan itu tergolong mendu’akan Allah, Perkebunan,
naudzubillahi mindzalik. Mohammad Daud Ali. (1998). Hukum Islam.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
KESIMPULAN Mohamad Idris Ramulyo. (2004). Asas-asas
Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
Kegiatan–kegiatan ritual yang Munandar Soelaeman. (1995). Ilmu Sosial
dilakukan oleh masyarakat di bidang Dasar. Bandung: PT. Eresco.
pertanian, jenis dan sifatnya dapat Raharjo. (2004). Pengantar Sosiologi Pedesaan.
disimpulkan, bahwa: Ritual yang bersifat Bandung: Gadjah Mada University
umum yaitu dilakukan baik pada sa’at Press.
tertentu atau sepanjang kegiatan Soedjatmoko. (1995). Dimansi Manusia
pertanaman, dan dilakukan atas Dalam Pembangunan. Jakarta: PT.
pertimbangan dibutuhkan oleh petani Pustaka LP3ES Indonesia.
sebagaimana dibutuhkannya do’a setiap Syahidin, Buchari Alma, Munawar Rahmat,
waktu. Ritual ini disebut Tama Beleq, dan Toto Suryana, dan Aam
Nyajen; Ritual yang dilakukan pada Abdussalam. (2009). Moral dan
persiapan tanam dan selama pemeliharaan Kognisi Islam. Bandung: CV.
tanaman padi meliputi; Mappa Dendang, Alfabeta.
Umbal, dan Baritan; Ritual yang dilakukan
menjelang panen padi meliputi; Prepegan,
Nyiwer, Mapag Sri, dan Seren Taun; Ritual
yang dilakukan dalam pertanaman bawang
merah yaitu Nyadil; dan Ritual yang
dilakukan menjelang panen dan masa giling
tebu yaitu Kawin Tebu, dan Banjakan atau
Pesta Giling.
Seluruh kegiatan tersebut, menurut
kaidah aqidah Islam tergolong tindakan
syirik dan sistem keyakinan seperti itu dapat
ergolong dosa yang tidak akan pernah
diampuni. Hal tersebut menimpa pada
pelaku secara langsung dan akan
mempengaruhi berbagai pihak yang
member simpatik atau terlibat secara
material langsung maupun tidak langsung.

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Saefuddin. (1996). Fenomena


Kemasyarakatan. Refleksi Cendekiawan
Muslim. Yogyakarta: Dinamika.
Departemen Agama RI. (1998/1999). Islam
untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial dan
Politik. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam.

529

Anda mungkin juga menyukai