Anda di halaman 1dari 15

FIQIH SHOLAT, SYARAT DAN RUKUN-RUKUN SHOLAT”

MAKALAH
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fiqih dan Ushul Fiqih
semester 1 jurusan pendidikan Bahasa Arab

Disusun Oleh:Kelompok 1

Fitriyanti Bobihu : 211032066


Iin Safitri Lasama : 211032055
Dian Rauf : 211032050
Nurul Mawadatul Warahma : 211032065
Fahri Makalunsenge : 211032048
Yayan A. : 211032058

DOSEN PENGAMPU :
Rulyjanto Podungge, LC, M.HI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN AMAI GORONTALO
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun dengan selesai. Shalawat serta salam tetap
tercurah pada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,keluarga,serta sahabat beliau,
yang selalu kita nanti syafaat Nya di hari kiamat nanti. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikiranya.
Dan harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepanya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………….. ………………………....…….i


KATA PENGANTAR………………………………………………...………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……….……………………………………………....….1
B. Rumusan Masalah ……………………………………….............……...1
C. Tujuan………………………………………………………..………….2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiqih........................................................................................3
B. Pengertian Shalat......................................................................................4
C. Macam-Macam Shalat..............................................................................5
D. Syarat-Syarat Shalat.................................................................................6
E. Rukun-Rukun Sholat................................................................................7

BAB III PENUTUP


A. A.Kesimpulan……….……………………………………….....……….8
B. B.Saran……….…………………………………………...…........…….8

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Ibadah merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia terhadap tuhannya dan
dengan ibadah manusia akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan di
akhirat nanti. Bentuk dan jenis Ibadah sangat bermacam-macam, seperti Sholat, puasa,
naik haji, membaca Al Qur’an, jihad dan lainnya.Sholat merupakan salah satu kewajiban
bagi kaum muslimin yang sudah baligh berakal, dan harus dikerjakan bagi seorang
mukmin. Sholat merupkan rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas
lima sendi (tiang) salah satunya adalah sholat, sehingga barang siapa yang mendirikan
sholat, maka dia telah mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan sholat,
maka ia meruntuhkan agama (Islam)

Sholat yang wajib harus didirikan dalam sehari semalam sebanyak 5 kali,
berjumlah 17 raka’at. Sholat tersebut wajib dilaksanakan oleh muslim baligh tanpa
terkecuali baik dalam keadaan sehat mapun sakit, dalam keadaan susah maupun
senang, lapang ataupun sempit. Selain sholat wajib yang lima ada juga sholat
sunnah.Dalam makalah ini penulis memberikan batasan makalah
tentang pengertian sholat, Syarat-syarat sholat, Rukun-rukun sholat,

2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah:
1. Pengertian Fiqih?
2. Macam-macam Shalat?
3. Pengertian Sholat ?
4. Syarat-Syarat Sholat ?
5. Rukun-Rukun Sholat?
2. TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini bertujuan :
• Memberikan informasi tentang Fiqih
• memberikan informasi dan pemahaman tentang pengertian sholat:
• Memberikan informasi tentang macam-macam shalat
• memberikan informasi dan pemahaman tentang syarat-syarat sholat;
• memberikan informasi dan pemahaman tentang rukun-rukun sholat;
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Fiqih
Kata tafsir dalam bahasa inidonesia berasal dari bahasa arab yaitu tafsir.
Kata tafsir sendiri berasal dari akar kata fassara. Ada beberapa pendapat ahli bahasa
dan ulama’ tafsir tentang makna tafsir secara etimologi, diantaranya: 1 Ibnu
Manzhur, dalam kitab Lisanal-‘arab menyebutkan bahwa kata fasara berarti bayan
(keterangan). Kata ini juga berarti kaifa al-mughti (membuka yang tertutup). Kata
tafsir berarti kasyful muradi anal-lafdi musykil (membuka atau menyingkap
maksud katakata yang sulit). Kata fasara juga berarti nadlaraal-Thayibuilaal-Mai
(penglihatan atau penelitian seorang dokter terhadap air) makna yang sama juga
digunakan untuk kata al-Tafsirah. Ada pendapat yang mengatakan bahwa al-
Tafsirah berarti :Fiqih berarti pahama atau mengerti. Arti ini dapat diambil dalam
pengertian ayat al-Qur’an dan Hadits di bawah ini:
91 ‫هود‬:‫َما نفقَهُ َكثِي ًْرا مِ َّما تتَقُ ْو ُل‬
Artinya : Kami tidak mengerti apa yang kamu katakan2
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an yang memiliki kata dasar
fiqh yang mempunyai arti paham.
Kata fiqh dalam al-Hadist juga ada yang mempunyai arti paham atau
mengerti, seperti hadist di bawah ini
‫خرا يفقهه في الدين‬
ً ‫ّللا به‬
ٰ ‫من يرد‬
Artinya : Siapa saja yang Allah menghendaki baik baginya, niscahya Dia
memberinya pemahaman tentang agama ِ

18Yasin, Hadi Sholikul, Fiqih Ibadah, Media Ilmu, Kudus, 2008. Hlm 6
2Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an Dan
Terjemahnya.., Hlm 259
‫الدي ِْن‬
ِ ‫ي‬ ْ ِ‫الل ُه َّم ف َِق ْههُ ف‬

Artinya : Ya Allah berikanlah pemahaman agama kepada Ibnu Abbas (do’a Nabi
untuk Ibn Abbas)

Dengan definisi atau batasan fiqh menurut istilah para Fuqaha ada
beberapa pandangan yang diantaranya :

‫العم بالا حكام الشرعية العملية‬

Artinya : Yakni pengetahuan (upaya mengetahui) norma hokum syar’i yang


berhubungan dengan perbuatan manusia

Difinisi ini menggambarkan bahwa fiqh itu sebuah ilmu yang salah
satu karakternya tidak pernah berhenti. Ilmu itu selalu berproses yang dalam ilmu
ushul fiqh kita kenal dengan istilah Ijtihad.

Ada juga ulama yang member batasan fiqh sebagai :


‫مجموعة ا ألاحكام العملية المشروعة في إلسالم‬
Artinya: Fiqh adalah koleksi hukum-hukum perbuatan yang disyari’atkan dalam
islam.

Difinisi kedua ini mengisyaratkan bahwa fiqh itu hasil ijtidah para mujtahid
yang berimplikasi bahwa fiqh itu telah selasai. Umat islam tenggal melaksanakan
hasil ijtihad paramuj tahid yang telah terangkum dalam karya-karya mereka3

B.Pengertian Shalat
Sholat menurut bahasa berarti do’a sedangkan menurut istilah adalah ibadah
yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam. Dalam pengertian lain Sholat juga merupakan salah
satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk ibadah yang
didalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan

3 Yasin, Hadi Sholikul, Fiqih Ibadah, …..Hlm 6


perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, serta sesuai
dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Basyahri
Assayuthi,30).

Dalam istilah ilmu fiqih. Shalat adalah suatu macam atau bentuk ibadah yang
diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu dengan Syarat-syarat
tertentu pula. Digunakan istilah shalat bagi idadah ini, karena didalamnya
mengandung do’a-doa’a, baik berupa permohana, rahmat, ampunan dan lain
sebagainya.4

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Sholat adalah Suatu
ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan
takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan.
Dalil-dalil yang mewajibkan shalat antara lain :
1. ‫واقيموا الصالة واتوا الزكاة واركعوا مع الراكعين‬
“Dan dirikanlah shalat, dan keluarkanlah zakat, dan tunduklah/ruku’
bersama-sama orang-orang yang pada ruku”. (QS. Al- Baqarah : 43)
2. ‫واقم الصالة ان الصالة تنهى عن الفحشآء والمنكر‬
“Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang
jahat (keji) dan mungkar”. (QS. Al-‘Ankabut : 45

Hendaknya perintah shalat itu ditanamkan ke dalam hati dan jiwa anak-anak
dengan menggunakan pendidikan yang cermat, serta dilakukan sejak anak masih
kecil.

C.Macam-Macam Shalat

Dilihat dari hukum Melaksanakannya, pada garis bersarnya Shalat dibagi


menjadi Dua Yaitu Shalat Fardhu dan Shalat Sunnah. Selantutnya Shalat Fardhu
dibagi Menjadi dua, Yaitu Fardhu Kifayah dan fardhu ‘ain. Demikian pula shalat

412 Drajat, Zakiah, Ilmu Fiqih I, Dana Bakti Wakaf, Yogyakarta, 1995.
Hlm71l
sunnah dibagi menjadi dua, Yaitu Shalat sunah Mu’akadad dan shalat sunnah
Ghairu Muakdah

a. Shalat Fardhu

Shalat fardhu disebut juga dengan shalat Wajib, Yaiu yang harus dikerjakan
dan tidak boleh ditinggalkan. Artinya jika dikerjakan mendapat pahala jika
ditinggalkan mendapat dosa.

1) Shalat Fardhu ‘ain, yaitu sholat yang harus dikerjakan setiap orang. Shalat
ini sebanyak lima dalam satu hari satu malam. Mengingat sabda Rasulullah
saw, ketika ditanya seorang penduduk Najd tentang kewajiban-kewajiban
tersebut, yaitu shalat lima waktu dalam satu hari satu malam, beliau
bersabda

‫عبيدّللا‬
ٰ ‫ رواه ْالبُ َخارى المسلم وطلحه بن‬:‫الو ِم اللَّ ْيلَ ِة‬
ْ ‫ي‬ ِ ‫صلَ َوا‬
ْ ِ‫ت ف‬ َّ ‫س ال‬
َ ‫الخ َْم‬

Artinya : Shalat Lima (kali) dalam Satu hari Satu malam”.(HR. Bukhari dan
Muslim dari Thalhah bin ‘Ubaidilaah).

Sedangkan yang dimaksud shalat lima kali yaitu, shalat Dhuhur, shalat
‘Ashar, shalat Magrib, shalat ‘Isya’ dan shalat Subuh. Termasuk kedalam Shalat
lima Kali yaitu shalat Jum’at, yang menurut Jumhur Ulama, diwajibkan kepada
setiap orang laki-laki muslim, yang bukan budak, tidak bepergian atau sakit.

2) Shalat Fardhu Kifayah, yaitu shlat yang diajibkan kepada sekolmpok


kaum muslimin, yang apabila ada salah sorang atau sebagian dari mereka yang
mengerjakan, maka berarti telah lepas kewajiban tersebut dari mereka semua. Dan
jika tak ada seorangpun dari mereka yang mengerkan, maka berdosalah mereka
semua. Dalam hal ini para ilama sepakat bahwa shalat Janazah, hukumnya fardhu
kifayah.14

b. Shalat Sunnah
Shalat sunnah atau disebut dengan shalat tathawu’, shalat nawafil, shalat
manduh dan shalat muztahab, yaitu sholat yang dianjurkan untuk dikerjakan.
Artinya diberi pahala kepada yang mengerjakan dan tidak berdosa bagi yang
meniggalkan. Semua shalat selain shalat-shalat yang diwajibkan di atas, termasuk
dalam kategori shalat sunnah,

C.Syarat-syarat Sholat

Syarat menurut bahasa ialah alamat atau tanda. Sedangkan menurut istilah ialah
hal-hal yang menjadikan syahnya shalat, bukan merupakan bagian yang dilakukan
ketika shalat (hal-hal yang wajib ada atau terpenuhi bagi pelaku shalat.
Jelasnya syarat itu tidak meliputi rukun shalat, karena rukun adalah bagian yang
harus dikerjakan dalam shalat.
Adapun syarat-syarat wajib dan sahnya shalat, yaitu:
a.Syarat wajib Sholat
Syarat wajib shalat ada tiga, yaitu:

1. Islam, orang kafir tidak wajib shalat dan tidak pula mengqadha
shalat-shalat yang ditinggalkan selama ia kafir (ketika ia masuk
islam).
Berbeda dengan orang murtad (asalnya islam lalu berbalik memusuhi
islam), maka semua shalat fardhu yang ditinggalkan selama ia murtad,
wajib dibayar (diqadha) kalau nantinya masuk islam lagi

2. Baligh, maka bagi anak yang belum baligh baik pria maupun
wanita, tidak wajib shalat, tapi orangtua wajib menyuruhnya ketika
anak menginjak 7 tahun atau lebih, kalau sudah tamziy (mengerti
arah), atau dinantikan sampai lewat tamziy, bahkan setelah umur
10 tahun belum juga melaksanakan shalat (enggan shalat) maka
orangtua diperbolehkan memukulnya.
‫مروا أوالدكم بالصالة وهم أبناء سبع سنين واضربوهم عليها وهم أبناء عشر سنين‬
‫وفرقوا بينهم في المضاجع واذا زوج احدكم‬
“ Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat ketika menginjak usia 7 tahun,
dan pukullah mereka kalau meninggalkan (enggan) shalat (padahal)
umurnya telah mencapai 10 tahun. Dan pisahkanlah tempat tidur mereka
dan nikahkan mereka apabila telah sampai waktunya.” (HR. Ahmad, Abu
Daud dan Al-Hakim, Jami’ush shaghir jilid II/155)

3. Berakal sehat, maka bagi yang gila (akalnya tidak sehat) tidak wajib
shalat.

b.Syarat-syarat sahnya Sholat


Syarat sahnya shalat ada lima, yaitu:

1. Suci (suci dari hadas, haid dan nifas nifas).


Sabda Rasulullah Saw :
‫اذا اقبلت الحيضة فدعي الصالة‬: ‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم لفاطمة بنت ابي حبيش‬
“ Beliau berkata kepada Fatimah binti Abi Hubaisyi, “apabila datang
haid, tinggalkanlah shalat.” (HR. Bukhari)
‫ل يقبل هللا صالة احدكم اذا احدث حتى يتوضأ‬
“ Allah tidak menerima shalat seseorang di antara kamu apabila ia
berhadas hingga ia berwudhu” (HR. Bukhari Muslim)
2. Menutup aurat, orang yang akan shalat hendaknya mentup aurat
Firman Allah Swt :
‫يبني ادم خذوا زينتكم عند كل مسجد‬
“ Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid.” (Al-A’raf : 31).
3. Berdiri di tempat yang suci, maka tidak sah shalat seseorang yang
bagian tubuhnya atau pakaiannya terkena najis, baik ketika berdiri,
duduk tahiyat, rukuk atau sujud
4. Mengetahui bahwa waktu shalat telah masuk
5. Menghadap kiblat
Firman Allah Swt :
‫فول وجهك شطر المسجد الحرام وحيث ماكنتم فولوا وجوهكم شطره‬

“ Palingkanlah mukamu ke arah masjidil haram. Dan di mana saja kamu


berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (Al-Baqarah : 144)

D.Rukun-rukun sholat
Amalan-amalan yang dilakukan saat melakukan ibadah shalat, yaitu:

1. Niat, yaitu sengaja atau menuju sesuatu dibarengi dengan (awal)


pekerjaan tersebut, tempatnya di hati (diucapkan oleh suara hati).
Sabda Rasulullah saw :
‫انما العمل بانيات‬
“ Sesungguhnya segala amal itu hendaklah dengan niat” (HR. Bukhari
Muslim)

2. Takbiratul ihram, diucapkan bagi yang bisa mengucapkan dengan


lisannya
3. Berdiri tegak ,bagi yang kuasa ketika shalat fardhu. Boleh
duduk,atau berbaring bagi yang sedang sakit.[10]
4. Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at[11]
5. Sabda Rasulullah saw :
‫لصالة لمن يقرأ بفاتحة الكتاب‬
“ Tiadalah shalat bagi seseorang yang tidak membaca surat Fatikhah.” (HR.
Bukhari)

6. Ruku’ dengan tumakninah


Sabda Rasulullah Saw :
‫ثم اركع حتى تطمئن راكعا‬
“ Kemudian rukuklah engkau hingga engkau diam sebentar untuk rukuk”
(HR. Bukhari Muslim)

7. I’tidal dengan tumakninah


Sabda Rasulullah saw:
‫ثم ارفع حتى تعتدل قائما‬
“Kemudian bangkitlah engkau sehingga berdiri tegak untuk I’tidal” (HR
Bukhari Muslim)

8. Sujud dua kali dengan tumakninah


9. Duduk antara dua sujud dengan tumakninah
10. Duduk tasyahud akkhir dengan tumakninah
11. Membaca tasyahud akhir
12. Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir
13. Membaca salam yang pertama
14. Sabda Rasulullah saw:
‫تحريمها التكبير وتحليلها التسليم‬
“Permulaan shalat itu takbir dan penghabisannya salam.” (HR Abu Daud
dan Tirmizdi)
Sabda Rasulullah saw:
‫صلوا كما رأيتموني اصلي‬
“Shalatlah kamu sebagaimana kamu lihat saya shalat.” (HR Bukhari)
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

• Sholat adalah Suatu ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan


dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan.
• Syarat-syarat sholat ada dua yaitu sarat wajib dan syarat sah
• Syarta wajib shalat adalah islam, baligh dan berakal
• Syarat sah shalat adalah Suci (suci dari hadas, haid dan nifas nifas),
menutup aurat, berdiri di tempat yang suci, mengetahui waktu
masuk shalat dan tertib
• Rukun sholat adalah niat , Takbiratul ihram, berdiri tegak,
Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at, rukuk, I’tidal,
sujud, duduk diantara 2 sujud, Duduk tasyahud akkhir, membaca
tasyahud akhir, membaca sholawat nabi, membaca salam , tertib.

B.Saran
Makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu dalam penyusunan
makalah ini Penulis mohon kritikandan saran dari Bapak Dosen dan para
pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik

DAFTAR PUSTAKA
Azis, al saifulloh. 2005. Fiqih islam lengkap. Surabaya: terbit terang.
Sabiq, sayyid. 1982. Fikih sunnah 2. Bandung: PT al ma’arif.
Labib. 1993. Pelajaran shalat, doa dan wirid. Surabaya : Bintang usaha
jaya.
Rasjid, Sulaiman. 2015. Fiqh islam. Bandung : Sina baru algensindo
Abu abdillah, Syamsuddin. 2010. Terjemah fathul qarib. Surabaya : Mutiara
ilmu
Fatoni, Ade. 2013. Panduan lengkap rukun iman dan islam. Yogyakarta :
Buku pintar
Bakar, Abu. Risalah tuntunan shalat lengkap. Surakarta : Al-hikmah

Anda mungkin juga menyukai